Sabtu, 28 April 2012

SURAT INSPIRASI

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
 
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
 
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
 
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
 
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Selasa, 24 April 2012

Pentingnya Mengenal 4 Karakter Dasar Manusia (Menurut Florence Litteur's Personality Plus) Dalam Mendidik Anak

Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Sifat-sifat  tersebut  adalah sanguinis, plegmatis, melankolis, dan koleris.  Mengapa kita perlu  memahami 4 karakter dasar manusia tersebut dalam mendidik anak? Mari kita simak... :)
 
Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu
saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya (dikutip dari ahli.wordpress.com).

Seorang  anak masih mudah ditebak,  tanpa perlu menggunakan tes, untuk bisa mengetahui kepribadian dasar mereka. Sebagai  orangtua, kita  perlu  mengetahui kepribadian dasar buah hati kita. Hal ini akan sangat  berguna. Manfaat  tersebut antara lain:


1. Tahu  bagaimana memperlakukan mereka.
Misalnya  kita  memiliki anak yang sanguinis, dimana ciri-ciri dasar mereka adalah  suka berbicara dan sangat ekspresif. Beberapa orang tua merasa khawatir, saat  mengetahui buah  hatinya sangat  cerewet. Jangan sampai  kita membanding-bandingkan dengan orang  lain, biasanya saudara kandungnya, yang  cenderung  pendiam, dengan mengatakan,”Kamu bisa nggak  seperti kakakmu, pendiam, dan nggak suka bikin keributan.” Atau   dengan banyak  melarang anak yang sanguinis untuk  bicara. Jangan sampai larangan-larangan kita melukai buah hati kita, dan harus menjadi “orang lain”. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan kedewasaan sang anak. Akan lebih baik  bila kita mengarahkan “kekurangan”  sang anak tersebut menjadi  sebuah kelebihan yang bermanfaat bagi  dirinya  dan orang  lain, serta demi kebaikan masa depan sang anak. Misalnya, dengan mengajarkan mereka kata-kata  yang  baik, mengajari  mereka menasihati, menghindarkan mereka dari kata-kata yang kasar (yang bisa menyakiti orang lain),  mengajari mereka untuk  berbicara dengan lembut (tidak dengan membentak), sehingga nantinya saat  mereka dewasa, mereka menjadi anak yang baik dalam bertutur kata dan bertindak.

2. Mengenal  potensi dan bakat  anak
Untuk poin yang kedua  ini, saya  akan mengambil  karakter melankolis. Kebanyakan anak melankolis memiliki bakat-bakat di bidang  seni, misalnya bermain piano, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi. Hobi mereka cenderung  sesuatu yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik. Bila kita memiliki buah  hati yang bersifat melankolis, akan lebih  baik bila kita mengarahkan bakat  mereka. Bila  buah hati kita suka  menulis, akan lebih baik bila kita mendukung mereka dan membantu  mereka agar bisa mengembangkan bakat  mereka. Kita bisa  membelikan mereka buku-buku  cerita   yang mendidik, memberikan ruang  belajar khusus, tidak  melarang mereka melakukan hobi mereka (yang baik), dan memberikan dukungan terhadap hal-hal baik yang mereka suka. Anak melankolis cenderung suka menyendiri. Tentu  saja bila kita terlalu banyakmereka menyendiri akan memberikan dampak  yang tidak baik bagi masa depan mereka, misalnya mereka bisa  tumbuh  menjadi  anak  yang anti-sosial.  Semua bakat mereka akan menjadi sia-sia bila mereka tidak memiliki  teman (yang bisa diajak  saling belajar), tidak berani tampil, males bersosialisasi, dan berbagai sifat-sifat  anti-sosial  lainnya. Maka kita harus mengarahkan mereka  agar  mereka mau bersosialisasi,  misalnya dengan mengajak mereka jalan-jalan keliling kampong (agar bertemu dengan tetangga dan anak-anak lain), meminta mereka bergabung  dalam organisasi sosial dan agama, mengikutkan mereka dengan bimbingan belajar yang bersifat non-privat, mendorong mereka untuk  berani  tampil (ikut lomba-lomba dan pentas seni), dan masih  banyak  lagi.  Siapa tahu meski buah  hati anda termasuk orang-orang melankolis yang  bisa populer  (karna karya-karya  hebat mereka) seperti  orang-orang  sanguinis (yang memang mudah terkenal karena cerewet dan suka bersosialisasi).

3. Membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh
Anak  yang “bossy” (berlagak seperti bos dan suka mengatur),  adalah sifat   yang dimiliki oleh anak koleris. Bukan sifat yang buruk  memang, semua tergantung bagaimana kita mengarahkan mereka. Akan menjadi buruk bila mereka menjadi susah diatur, dan maunya  ngatur melulu tanpa pertimbangan  yang matang dan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kedewasaan yang utuh yang saya maksud adalah kedewasaan dimana anak bisa menyesuaikan dengan segala lingkungan sosial dan segala pribadi manusia.  Karena tidak mungkin pribadi anak bisa bertumbuh  dengan baik bila dia memiliki 100 persen dari  sifat dasar mereka. Semua orang yang ingin bisa diterima oleh setiap orang  harus  belajar untuk memiliki dan minimal memahami karakter yang  lain. Itulah  pentingnya bersosialisasi dan bimbingan dari orang  tua. Jadi meskipun buah hati kita berkarakter koleris, tetap belajar memahami perasaan orang lain seperti anak melankolis, tetap bisa belajar tersenyum meski hati sedang  gundah seperti anak sanguinis, meski suka mengatur dan cenderung  ingin “berkuasa, namun tetap “cinta damai” seperti anak  plegmatis.
Untuk bisa menjadi  pribadi  yang  dewasa seperti itu, selain mengetahui kekurangan mereka, mereka juga  harus belajar menghilangkan atau minimal mengontrol “kekurangan mereka.

4. Mengendalikan kekurangan 
Menghilangkan kekurangan yang ada di dalam diri  kita hampir tidak  mungkin, karena setiap orang  pasti memiliki  kekurangan. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengendalikan kekurangan. Misalnya sifat pemarah, banyak  bicara,  dan terlalu pendiam. Kita bisa mengendalikannya  dengan marah yang  masih memakai akal sehat, banyak  bicara yang   kata-katanya bisa  memberikan manfaat  bagi  diri sendiri serta orang  lain, dan pendiam yang  bisa memberikan suasana damai kala  terjadi pertengkaran.  Bagaimana pun caranya, kita harus mengajak buah  hati kita pentingnya bersosialisasi dan membimbing mereka. Cara terbaik untuk bisa  mengendalikan kekurangan seseorang  adalah dengan belajar menerima kekurangan setiap orang. Cara terbaik bisa menerima kekurangan setiap orang adalah  dengan belajar memahami setiap orang. Dan cara terbaik untuk bisa memahami setiap orang adalah dengan cara bersosialisasi. Tentu saja buah  hati kita masih sangat  membutuhkan bantuan dan bimbingan kita untuk bisa memiliki kedewasaan yang utuh.

SUMBER : http://lagu2anak.blogspot.com/

Mengapa Mengenal Karakter Anak Sejak Dini Sangat Penting?


Pentingnya Mengenal 4 Karakter Dasar Manusia (Menurut Florence Litteur's Personality Plus) Dalam Mendidik Anak

Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Sifat-sifat tersebut adalah sanguinis, plegmatis, melankolis, dan koleris. Mengapa kita perlu memahami 4 karakter dasar manusia tersebut dalam mendidik anak? Mari kita simak...

Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya (dikutip dari ahli.wordpress.com).

Seorang anak masih mudah ditebak, tanpa perlu menggunakan tes, untuk bisa mengetahui kepribadian dasar mereka. Sebagai orangtua, kita perlu mengetahui kepribadian dasar buah hati kita. Hal ini akan sangat berguna. Manfaat tersebut antara lain:

CARA MENDIDIK ANAK YANG SALAH

Cara Mendidik Anak Yang Salah - Masa depan anak adalah tanggung jawab orang tua bagaimana cara mendidiknya dari awal. Namun untuk mendidik anak tidaklah mudah. Karena setiap anak memiliki perbedaan dengan pemikiran orang tua. Anak ingin happy, dolan dan semua tersedia. Untuk itu kita harus bersabar dan kita harus mengerti apa kemauan sang anak. Kalau memang mengarah kepada yang tidak benar kita ingatkan.

Jangan sampai anak menjadi stes atau terkekang. Itu membuat anak akan lari.
Berikut ini ada 5 cara mendidik anak yang dianggap salah, seperti dikutip dari Times of India

Tidak ada waktu
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak pernah menyediakan waktu dengan anak-anak. Setidaknya menanyakan kegiatan mereka apa saja disekolah. Komunikasi dengan anak penting, karena jika mereka punya masalah, akan disampaikan ke Anda dan masalah itu bisa cepat diselesaikan.

Terlalu royal memberi hadiah
Sebaiknya Anda tidak terlalu mudah memberikan anak hadiah apalagi jika tidak didukung prestasi yang baik di sekolah. Anda boleh-boleh saja memberi mereka hadiah, tentunya dengan memberi pengertian apabila prestasi di sekolah bagus, minimal nilai pelajaran mereka baik.

Membandingkan-bandingkan
Banyak orang tua yang membandingkan anak mereka dengan orang lain, baik itu saudara, teman atau teman sekelas. Kondisi itu akan membuat mereka semakin merasa tidak layak. Anda harus tahu, setiap anak memiliki kemampuan berbeda, jadi lebih baik Anda memberi motivasi dan dukungan terhadap potensi yang ada padanya.

Terlalu dibebani
Anak juga butuh istirahat dan dicharge. Ibarat baterai, kegiatan yang padat setelah sekolah seperti les, kursus dan lainnya sudah cukup membebani mereka. Jadi, berilah mereka waktu menyalurkan hobi, apakah olahraga, mendengarkan musik atau bahkan tidur.

Terlalu menuntut
Ujian adalah saat-saat paling tidak menyenangkan bahkan menjadi beban bagi anak-anak. Semakin terbebani karena Anda menuntut nilai yang bagus, kondisi ini bisa membuat mereka semakin stres. Seharusnya, yakinkan anak Anda dan motivasi mereka bahwa nilai jelek bukan akhir dari semuanya, karena masih ada kesempatan lain.

Sumber http://si-dudut.blogspot.com/

[Renungan Motivasi] Ilmu Paling Berharga Tanpa Guru


Di jaman dahulu ada seorang tua di kota Basra – Iraq yang memiliki seorang anak laki-laki yang cerdas, ganteng dlsb, - anak harapan orang tua. Untuk memenuhi harapan orang tua ini, anak tersebut dikirim ke kota Bagdad – menempuh perjalanan sekitar 545 km dengan berjalan kaki – untuk bisa belajar dengan ulama terkenal saat itu. Karena jauhnya perjalanan ini, anak tersebut baru pulang setelah seluruh ilmu yang dimiliki oleh sang guru diajarkan kepadanya selama bertahun-tahun kemudian.

Ketika dia pulang, ayahnya yang sudah semakin tua menungguinya di depan pintu. Karena kerinduan yang luar biasa dipeluknya erat-erat anak satu-satunya yang disayanginya ini, kemudian si ayah bertanya : " Apa yang sudah kamu pelajari dari sang guru selama bertahun-tahun ini ?". Anaknya menjawab, bahwa dia sudah diajari seluruh ilmu yang dimiliki oleh sang guru – kemudian dia menjelaskan detilnya.

Setelah anaknya selesai menjelaskan semuanya, sang ayah berkata : "Gurumu baru mengajarkan ilmu yang dia bisa ajarkan, segera kamu balik menemui dia lagi untuk minta ditunjukkan jalan ilmu yang tidak bisa dia ajarkan…".

Maka sang anak yang patuh ini, balik menempuh perjalanan 545 km lagi untuk menemui sang guru. Ketika bertemu sang guru dan menyampaikan pesan ayahnya, sang guru yang masyhur tersebut langsung paham apa yang dimaksudkan oleh ayah dari sang murid ini.

Sang guru berkata : "aku punya 300 ekor kambing di sekitar sini, kamu kumpulkan kambing tersebut dan kamu bawa ke Jabal Kumar" , kemudian dia melanjutkan "kamu jangan balik kesini, kecuali kambing tersebut telah menjadi 1000 ekor".

Maka dengan susah payah pemuda berilmu ini mengumpulkan 300 ekor kambing yang bertebaran di sekitar kediaman sang guru. Lebih susah lagi dia harus menggiring 300 ekor kambing ini, menempuh perjalanan sekitar 150 km untuk sampai ke Jabal Kumar.

Setiap saat sebagian kambing sudah berjalan ke arah yang benar, yang lainnya berlarian menyebar atau bahkan ke arah balik ke Bagdad. Maka perlu waktu berbulan-bulan untuk bisa membawa seluruh kambing ini sampai ke Jabal Kumar.

Berbulan-bulan pula pemuda ini tidak bertemu dengan manusia lain, temannya hanya kambing-kambing yang dia tidak mengerti bahasanya dan kambing-kambing-pun tentu tidak mengerti bahasa dia. Setiap kali dia rindu untuk berbicara, dia menjadi seperti orang gila yang berbicara dengan kambing.

Ternyata dalam kesunyian tidak berbicara dengan siapapun inilah pemuda tersebut mulai belajar ilmu yang tidak bisa diajarkan itu. Dia berusaha memahami alam, dimana ada rumput, dimana ada air, dimana dia bisa berteduh dari panas, dengan apa dia menghangatkan tubuh di waktu dingin dlsb.

Dia juga belajar berinteraksi dengan makhluk lain tanpa harus berbicara. Dia menjadi paham apa kemauan para kambing ini, dan para kambing-pun nampaknya menjadi paham apa arahan pemuda yang kini telah menjadi penggembala tersebut.

Setelah dua tahun berlalu, kambing-kambing inipun telah mencapai seribu. Waktunya kini menggiring balik 1000 kambing menempuh perjalanan 150 km menuju kota Bagdad. Hanya saja perjalanan balik ini menjadi jauh lebih ringan karena adanya komunikasi tanpa bicara dengan para kambing tersebut, dan si pemuda juga telah belajar ilmu yang tidak bisa diajarkan oleh siapapun.

Perjalanan pemuda mulai dari mengumpulkan 300 kambing yang bertebaran, menggiringnya untuk menempuh perjalanan panjang menuju Jabal Kumar, menjadikannya 1000 kambing – itulah esensi dari perjalanan para entrepreneur.

Calon entrepreneur harus bisa mengumpulkan seluruh resources yang berserakan, kemudian mengarahkan resources tersebut untuk menggapai tujuan yang dia hendak capai. Mengumpulkan dan mengarahkan resources ini bukan jalan yang mudah, karena meskipun mereka manusia – mereka punya keinginan sendiri-sendiri.

Meskipun resources tersebut dari bangsa yang sama yaitu manusia dan juga berbicara dengan bahasa yang sama, tidak jarang terjadi miskomunikasi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Mayoritas kerjasama usaha justru gagal karena gagalnya komunikasi antar para pihak ini. Ketika komunikasi ini gagal, para pihak-pun akan saling menyalahkan dengan ungkapan yang umum "lebih mudah bicara dengan kambing dari pada dengan dia…!".

Hanya bila komunikasi berjalan mulus, semua pihak bisa saling memahami keinginan dan kebutuhannya, mendengarkan satu sama lain, menyepakati arah yang sama dlsb – usaha baru bisa berjalan menggapai tujuannya.

Sebesar apapun usaha ini nantinya, asal para pelakunya bisa saling belajar sesuatu yang tidak bisa diajarkan oleh siapapun, dalam hal trust, understanding, kesamaan visi dlsb. usaha insyaAllah akan mudah dikendalikan. Kriteria untuk melihat hasil dari kerjasama ini juga mudah, yaitu ketika 300 ekor kambing telah menjadi 1000 ekor kambing !. InsyaAllah.

Suka Duka Guru Sekolah Luar Biasa


Mengajar anak berkebutuhan kuhuss bukan perkara yang mudah. Diperlukan pendidikan dan keterampilan khusus agar dapat menangani mereka. Namun selain pendidikan dan keterampilan khusus, diperlukan juga yang namanya “Ketulusan, kesabaran, dan rasa mengasihi”.

Uning Taufiqi seorang guru honor Sekolah Luar Biasa di Kota Pontianak yang hampir satu tahanu mengajar anak berkebutuhan khusus ini berbagi pengalamannya sebagai guru yang mengajar kelas B atau anak-anak yang tuna rungu. Ia mengajar keterampilan kepada anak-anak berkebutuhan khusus ini seperti mengajar memasak,menjahit, dan lain sebagainya.

Uning Taufiqi menceritakan bahwa latar pendidikannya bukanlah dari jurusan SLB tetapi jurusan Umum. Sebelum ia mengajar di SLB, ia sempat mengajar di sekolah umum beberapa tahun. Bagi dirinya gaji yang didapatkan sangat kecil berbanding usaha yang ia tekuni yaitu berwirausaha. Namun karena merasa terpanggil dan merasa sangat diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus, dan sangat puas melihat anak berkebutuhan khusus bisa mandiri. Maka ia putuskan untuk mengajar di SLB.

“Kalau disekolah umum itu ya seperti pada umumnya, bisa dibilang tidak punya keistimewaan kita disana, banyak-banyak guru lain. Kalau disini kita betul-betul diperlukan oleh anak-anak untuk membuat mereka mandiri terutamanya. Kalau dukanya, karena memang saya dari dulu umum jadi komunikasinya masih agak kurang dan itu memang mungkin perlu waktu saya bisa memahami betul-betul apa yang dimau mereka.” Ujarnya saat ditanya perbedaan mengajar di sekolah umum dengan SLB.


Uning mengakui sebelum mengajar di SLB ia tidak mendapatkan pelatihan khusus untuk menangani anak berkebutuhan khusus. Tetapi berdasarkan niat tulus dan tekad yang kuat, pelatihan untuk menangani anak berkebutuhan khusus ia dapatkan melalui internet.

Diceritakannya anak yang tuna wicara dan tuna rungu ini secara akal mereka sempurna tetapi komunikasinya sangat kurang. Sehingga informasi yang didapatkan anak sangat kurang. Jadi sebagai guru harus banyak berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus agar dapat memberikan informasi yang seharusnya didapatkan oleh anak. Tetapi Uning tidak menafikan bahwa dia juga mendapatkan pelatihan yang diselenggarakn oleh dinas pendidikan, sekolah maupun dari pemerintah pusat.

Kata Uning : “Kami harus banyak dengan mereka itu sebenarnya ngobrol, berbicara, masukan kata-kata jadi biar mereka itu paham kalau misalnya garam rasanya asin. Kadang mereka ada yang belum tau,karena pernah merasa tapi tidak tau namanya itu garam. Itu bikin kita semakin semangat untuk belajar dan berkomunikasi dengan mereka”.

Menurut Uning, anak berkebutuhan khusus ini lebih tertarik pada pelajaran keterampilan dari pada teori. Karena sebenarnya yang diperlukan mereka adalah keterampilan untuk kemandarian mereka sendiri. Praktek lebih mereka perlukan ketimbang teori.

Uning berbagi tips bagi yang ingin mengajar di SLB yaitu harus ada panggilan hati. Apabila tidak ada panggilan hati mungkin tak akan ada cinta, tak akan ada sepenuh hati mengajar anak,dan penerimaan anak-anak kurang, karena kurang mencintai. Untuk mengajar di SLB harus benar-benar da keyakinan kalau dia itu terpanggil untuk mengajar di SLB, sabar dan punya ketertarikan minat untuk membantu anak yang berkebutuhan khusus serta jangan ada jarak dengan anak-anak. Kadang Uning juga berkirim pesan singkat dengan anak didiknya. Hal itu dilakukan agar sang anak mendapatkan kosa-kata baru.

Sementara itu Sulastri yang juga guru di SLB ini mempunyai latar belakang pendidikan khusus SLB di Universitas 11 Maret . Sejak dari SMA, ia memang mempunyai cita-cita untuk menjadi guru di SLB. Sulastri mengajar di SLB sejak 14 tahun yang lalu. Mengajar di kelas C atau Tuna Grahita yaitu individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan..

Sulastri berbagi pengalaman suka dukanya menjadi guru di SLB yaitu ketika mengajar tetap tidak bisa diterima anak didiknya, hal itu membuatnya sebagai guru merasa sedih. Sementara sukanya walaupun kemajuan sang anak hanya sedikit tapi itulah kemajuan yang paling terbesar.

Senada dengan Uning Taufiqi, untuk mengajar anak berkebutuhan khusus ini diperlukan juga panggilan hati. Selain itu Sabar, Ikhlas dan harus mengerti karakter anak seperti apa.

Suara Kedua guru tersebut bisa didengar disini

Jumat, 20 April 2012

DISKUSI KELOMPOK


A. PENGERTIAN
Cara belajar siswa aktif berperan dalam strategi belajar mengajar, indicator terhadap tinggi rendahnya kadar CBSA dalam kegiatan belajar mengajar ialah:
1.          Prakarsa siswa secara spontan dalam mengemukakan pendapat secara berani dalam kegiatan belajar mengajar
2.          Keterikatan siswa pada tugas (on the task) sebagai lawan dari off the task (kecenderungan menghindari tugas)
3.          Belajar dari pengalaman langsung (experiental learning)
4.          Kefasilitatoran guru dalam proses belajar mengajar
5.          Variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar
6.          Kualitas interaksi antarsiswa, baik secara intelektual maupun secara social emosional.
Dilihat dari indicator yang terakhir ini, maka diskusikelompok merupakan pilihan yang tepat pada strategi belajar mengajar. Di dalam diskusi kelompok siswa belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengaktualisasikan diri, percaya diri, dan sebagainya.

Diskusi
a)      Membandingkan pendapat kelompk
b)      Diskusi kelas
c)       Mengarah kan

Metode pengambilan keputusan:
a.       Disetujui semua kelompok
b.      Suara terbanyak
c.       Kelompok minoritas
d.      Otoritas, dan
e.      Pendapat rata-rata

 Partisipasi
Tindak lanjut Mencatat dan sumbang merumuskan pendapat keputusan

B. CIRI-CIRI KELOMPOK
Kelompok yang dimaksud dalam strategi belajar mengajar ini adalah dynamic group (kelompok dinamik) yang mempunyai lima ciri pokok sebagai berikut:
1. Interaksi. Anggota-anggota kelompok terikat pada pokok pembicaraan tertentu. Diskusi dalam kelompok berjalan lancar dan bermutu jika ditunjang dengan sumber-sumber informasi seperti buku, surat kabar, rekaa atau nara sumber
2. Tujuan. Suatu kelompok diskusi mempunyai tujuan bersama yang jelas
3. Kepemimpinan. Tingkah laku yang tampak dalam fungsi kepemimpinan itu ialah:
a.             Prakarsa insentif), mengemukakan pendapat tentang apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya di dalam kelompok
b.            Menyumbangkan informasi, memberi informasi yang relevan guna membantu kelompok menyelesaikan masalah
c.             Pendapat, yaitu memberi pendapat tentang sesuatu yang dibicarakan atau yang dikerjakan
d.            Klarifikasi, memperjelas dan mempertegas kembali pendapat anggota lain sehingga setiap anggota memahami dengan jelas
e.            Kontrol, meyakinkan bahwa pekerjaan telah terlaksana sebagaimana mestinya pada tahaptahap tertentu
f.              Standar, mengemukakan tolok ukur atau patokan untuk mengidentifikasikan kualitas dari urunan pendapat dan partisipasi anggota
g.             Harmonisasi, mengurangi ketegangan atau konflik yang muncul dalam kelompok
h.            Perangkuman, yaitu meninjau ulang dan menyimpulkan apa yang telah dilakukan
i.               Regulasi, menjaga adanya giliran berbicara yang telah merata di antara anggota kelompok.
4. Norma. Setiap anggota kelompok terikat pada norma-norma tertentu, ketaatan pada normanorma akan membuat kelompok lebih kohesif dan efisien.
5. Emosi. Untuk membina perasaan-perasaan positif setiap anggota harus mengakui kehadiran sesamanya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELOMPOK
Dari pemahaman cirri-ciri kelompok di atas ada beberapa factor yang mempengaruhi kelompok, antara lain:
1.       Anggota yang sok tahu yang selalu tidak setuju dan tidak menyetujui pendapat orang lain dan suka memerintah
2.       Anggota yang suka bicara terlalu banyak sehingga anggota lain bersifat pasif dan hanya berfungsi sebagai pendengar
3.       Kepopuleran anggota. Anggota yang popular paling sedikit dikalangan anggota kelompok yang menjadi favorit anggota kelompok
4.       Status social anggota. Perlu dikembangkan sikap saling menghargai dan saling mempercayai
5.       Perasaan Ragu. Interaksi antar anggota dapat terhambat jika ada anggota yang ragu mengemukakan pendapatnya karena terlalu memperhitungkan reaksi orang lain terhadap apa yang akan dikemukakannya.
6.       Merasa rendah diri. Sehingga mudah tersinggung jika dikritik
7.       Anggota yang selalu siap membantu baik dalam memberikan informasi, saran atau tenaga yang diperlukan
8.       Besarnya kelompok. Interaksi dalam kelompok dipengaruhi juga oleh banyaknya anggota dalam kelompok.

D. DISKUSI KELOMPOK DALAM PBM
Menurut Joyce Cs, tujuan-tujuan pengajaran yang dapat dicapai melalui diskusi kelompok, digambarkan sebagai berikut:
·         Penghargaan terhadap martabat manusia dan komitmen terhadap kemajemukan Pandangan yang konstruktif terhadap pengetahuan Kebebasan sebagai siswa
·         Komitmen terhadap inkuiri sosial
·         Kedisiplinan berinkuiri
·         Kefektifan memproses dan memimpin kelompok
·         Afiliasi kehangatan hubungan antar pribadi

Diskusi Kelompok
  1. Tahapan Instruksional
  2. Tujuan Ingin (nutrunant)
Untuk mengoptimalkan ketercapaian tujuan-tujuan tersebut, scenario kegiatan belajar mengajar dapat disusun sebagai berikut:
  1. Tujuan pengjaran.
  2. Metode diskusi kelompok kecil
  3. Kegiatan Siswa Syntax (Aliran Kegiatan)
  4. Kegiatan Guru
  5. Catatan

CERAMAH BERVARIASI


A. Pengertian
Ceramah merupakan satu-satunya metode yang konversional dan masih tetap digunakan dalam strategi belajar mengajar dan metode pengajaran yang sangat sederhana. Pada dasarnya ceramah murni cenderung pada bentuk komunikasi satu arah.
Apabila guru menyampaikan informasi kepada siswa maka guru berfungsi sebagai transmitter dan siswa sebagai receiver. Dikatakan terjadi communication gap (kesenjangan komunikasi) jika pesan tidak diterima sama sekali oleh receiver dan miscommunication (kesalahan komunikasi). Jika pesan diterima tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh transmitter.
Untuk mengurangi kesalahan tersebut, maka ceramah dilakukan sebagai berikut:
1.          Penceramah, dalam hal ini guru, harus menguasai dengan sungguh-sungguh bahan ceramahnya
2.          Sistematika ceramah mempunyai urutan yang logis
3.          Penyampaian bahan secara jelas, antara lain dengan komunikasi dua arah
4.          Kemampuan menggunakan bahasa yang tepat.

B. Keunggulan Dan Kelemahan Ceramah Sebagai Metode Pengajaran
1)         Hemat dalam penggunaan waktu dan alat
2)         Mampu membangkitkan minat dan intusias siswa
3)         Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarnya. Mendengar dapat terjadi dalam tiga bentuk:
a.       Pertama, mendengar secara marginal yaitu mendengar sambil memperhatikan hal-hal lain, misal mendengar sambil membaca Koran
b.      Kedua, mendengar evaluatif yaitu mendengar sambil menilai informasi yang didengar menurut sudut pandang pendengar
c.       Ketiga, mendengar proyektif yaitu mendengar denganmenempatkan diri pada jalan pikiran sipembaca sehingga informasi yang didengar diterima dan dipahami dari sudut si pembicara
4). Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber
5). Mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa.

Kelemahan-kelemahan Metode Ceramah
a.       Ceramah cenderung pada pola strategis ekspesitorik yang berpusat pada guru
b.      Metode ceramah cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan pencatat.
c.       Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah.

C. UNSUR-UNSUR CERAMAH BERVARIASI
Disebut ceramah bervariasi karena dalam strategi ini terdapat beberapa komponen yaitu:

1. Variasi Metode
Ceramah murni hanya efektif 15 menit setelah itu diganti dengan metode Tanya jawab atau metode diskusi kelompok. Dengan demikian interaksi belajar mengajar menjadi bervariasi (lihat gambar di bawah ini) tidak membosankan.

2. Variasi Media
Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses belajar mengajar. Untuk itu media pengajaran divariasikan sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio) dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu. Alternatif variasi media dapat disusun sebagai berikut:
a.       Media audio – media visual-media audio
b.      Media audio-psychomotor
c.       Media visual-media audio-media visual
d.      Media visual-perabaan-penciuman

3. Variasi Penampilan
a.       Variasi gerak. Dalam menyampaikan ceramah guru tidak terpaku pada tempat tertentu, gerakannya disesuaikan dengan bahan ceramah dan situasi kelas
b.      Variasi isyarat/mimik. Isi ceramah tidak hanya disampaikan melalui kata-kata tetapi juga melalui mimik guru
c.       Variasi suara. Variasi tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya diucapkan setiap kata dan keras lemahnya memberikan nilai tersendiri dalam berkomunikasi melalui ceramah.
d.      Selingan diam. Dalam menyampaikan ceramah perlu diberi kesempatan kepada siswa untuk meresapkan makna ceramah
e.      Kontak pandang
f.        Pemusatan perhatian

4. Variasi Bahan Sajian
a.       Contoh-contoh verbal
b.      Anekdot

Daftar Pustaka :
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta Tahun 2002 STRATEGI BELAJAR MENGAJAR



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *