Rabu, 28 November 2012

THE ASCENT OF MAN : "LOWER THAN THE ANGELS"

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang diberi kumpulan bakat yang membedakannya dengan hewan, sehingga manusia adalah pencerah dari dunia dan pencari alam serta hewan yang ada dimana-mana.
Setiap hal di dunia penuh dengan adaptasi yang pasti dan menarik dimana mereka menyesuaikan dengan lingkungannya. Tetapi alam sebagaimana jutaan tahun dari evolusi biologis tidak memasukkan manusia pada tiap lingkungan yang spesifik. Manusia adalah satu-satunya yang tidak mengunci ke dalam lingkungannya sendiri. Imajinasinya, alasannya, kehalusan emosionalnya dan pemikirannya membuat hal ini mungkin baginya untuk tidak menerima lingkungan, tetapi melakukan perubahan terhadap lingkungannya.  Terlihat dari serangkaian penemuan, dari waktu ke waktu manusia telah membuat kembali lingkungannya yang menjadi berbeda dari evolusi, hal ini merupakan evolusi budaya.
Manusia membuat rencana dan penemuan-penemuan baru dengan memasukkan bakat-bakat yang berbeda bersama-sama sehingga penemuan-penemuannya menjadi lebih halus dan lebih tajam sebagaimana manusia belajar mengkombinasikan bakatnya ke dalam cara-cara yang lebih komplek dan lebih tepat, sehingga penemuan-penemuan besar dari masa ke masa dan budaya yang berbeda di dalam teknik, ilmu pengetahuan, seni menampilkan peningkatan secara lebih kaya dan lebih komplek dengan segala kemampuan manusia.
Dalam setiap masa atau tingkatan terdapat satu titik tekan (turning poin), yaitu satu cara baru dari melihat dan mengukur koherensi dunia. Tiap budaya berusaha untuk memperbaiki visinya, ketika ditransformasikan oleh suatu konsepsi baru, baik alam maupun manusia.
Sejarah pemikiran manusia merupakan sesuatu yang terbuka dari bakat-bakat yang berbeda. Sehingga hal-hal yang terjadi dalam perjalanan melalui sejarah intelektual merupakan suatu perjalanan individu sampai pada puncak yang tinggi dari peningkatan manusia. Manusia meningkat dengan bakat dan kemampuannya serta apa yang diciptakan pada monumen-monumen untuk tingkatan dalam pemahamannya terhadap alam dan dirinya sendiri.
Cerita masa lalu digunakan untuk memasukkan penciptaan manusia ke dalam satu usia emas dan satu pandangan yang indah dan penuh legenda yang berawal dari penciptaan manusia itu sendiri sebagaimana Charles Darwin menuangkannya dalam The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871). Dimana jutaan tahun yang lalu di Afrika ditemukan fosil dari ciptaan yang telah menjadi manusia, yang ditemukan perbedaan-perbedaan antara kerangka manusia dengan perkembangan dari tengkoraknya, sehingga diharapkan bahwa hewan-hewan dari savana juga berubah secra drastis. Evolusi manusia dimulai ketika iklim Afrika berubah menjadi kering; daun-daun menyusut, hutan-hutan menjadi kurus yang berubah menjadi savana.
Salah satu organ tubuh manusia yang paling informatif pada manusia terletak pada kepalanya. Kepala meninggalkan satu fosil yang tetap, sehingga dapat menjadi bahan penyelidikan, tidak seperti organ-organ tubuh lainnya yang lembut yang telah mengalami perubahan pertumbuhan. Kepala (tengkorak) memberikan beberapa petunjuk jika dilihat dari ukurannya. Jumlah dari tengkorak fosil yang diketemukan di Afrika Selatan dalam lima puluh tahun terakhir telah memberikan karakteristik-karakteristik dari kepala (tengkorak) ketika hal ini telah menjadi seperti manusia. Tengkorak ini merupakan tengkorak sejarah dan dinamakan Taung.
Selain itu dalam penemuan fosil, gigi biasanya selalu sebagai pembuka rahasia.  Dari hal tersebut menunjukkan bahwa tengkorak yang diketemukan telah mencari makan dengan tangannya dan bukan dengan mulutnya. Bukti dari gigi juga telah mengimplementasikan bahwa ia bukan pemakan daging mentah. Selain itu adanya penciptaan tangan merupakan hal yang paling sering dilakukan untuk membuat alat untuk memotong daging dan membunuh hewan.
Dari hasil pemikiran dalam kerja ilmu pengetahuan. Bagaimana bayi menjadi cekatan, pengamat, pemikir, penyadar, mampu untuk memanipulasi dalam pikirannya simbol-simbol bahasa, matematika, seni, geometri serta sajak dan ilmu pengetahuan? Bagaimana perkembangan dan peningkatan  manusia membawa hewan-hewan tersebut mulai meningkatkan penelitian ke dalam kerja alam, ilmu pengetahuan, dimana tidak diketahui bagaimana bayi Taung mulai hidup, walau secara keseluruhan hal ini dapat menjadi penilaian secara keseluruhan dari perjalanan hidup manusia berawal.
Setiap tindakan manusia berawal dari beberapa bagian pada saat manusia itu ada.  Apakah bakat fisik yang membedakan manusia dengan hewan? Contoh ketika seorang atlit berlari atau melompat. Ketika atlit pelari cepat mendengar pistol, respon pertama yang dilakukan sama dengan respon pada rusa  yaitu lari. Tetapi terdapat perbedaan yang utama, pelari tidak dalam keadaan takut, karena suara tembakan adalah pistol permulaan dan dilakukan dengan sengaja dan tindakannya adalah untuk mengeksplorasi batas-batas kekuatan yang dimilikinya.
Kepala lebih dari sekedar symbol imajinasi manusia. Kepala merupakan kumpulan pandangan hidup manusia ke depan yang mengarahkan pada evolusi budaya. Perubahan dalam gigi merupakan tanda terpisahnya garis yang membawa manusia pada awal permulaannya.
Saat ini terdapat kekosongan dalam catatan fosil dari lima sampai 10 juta tahun yang lalu, yang mana kekosongan yang tersembunyi tersebut merupakan bagian yang paling membangkitkan sejarah, ketika garis hominid terpisah dari garis siamang modern, yang mungkin dalam kurun waktu 5 juta tahun tersebut justru yang menghubungkannya dengan manusia.
‘Sepupu manusia’ bukan terdapat dalam garis langsung dengan manusia tetapi pada Australopithecus sebagai vegetarian. Australopithecus Robustus  adalah mirip seperti manusia dan garisnya tidak membawa kepada garis lain, hewan ini telah punah. Bukti bahwa ia tinggal pada tumbuh-tumbuhan terlihat pada giginya, dimana gigi-giginya tersusun dengan baik bahwa ia mengunyah akar-akar yang dimakannya.
Seperti pada garis manusia lebih jelas rahangnya yang mungkin seekor pemakan daging, dan merupakan garis yang terdekat dengan yang disebut ‘missing link’ atau rantai yang hilang, Australopithecus Africanus, satu dari sejumlah kerangka fosil yang diketemukan di Transvaal dan bagian lain di Afrika. Dari hasil temuan-temuan tersebut dikatakan bahwa dua juta tahun yang lalu otak telah lebih besar dibandingkan pada saat itu.
Dengan memiliki otak yang lebih besar, nenek moyang manusia membuat dua penemuan besar, pertama berupa bukti yang dapat dilihat dan kedua bukti inferensia. Penemuan yang dapat dilihat adalah Australopithecus  membuat alat-alat batu yang belum sempurna bagi  pemakan daging untuk menyerang dan memotong binatang, dan untuk jutaan tahun berikutnya, manusia dalam evolusi lebih lanjut tidak merubah jenis alatnya, ini merupakan penemuan fundamental.
Penemuan lain adalah dari sisi sosial, diasumsikan dengan dengan aritmetika yang lebih halus. Tengkorak dan kerangka dari Australopithecus  yang diketemukan saat ini dalam jumlah yang banyak yang menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka mati sebelum menginjak usia dua puluh tahun, artinya terjadi banyak anak yatim. Untuk itu pasti ada organisasi sosialnya, dimana anak-anak diasuh dan diadopsi, dan membuat bagian dari komunitas, juga dalam pemahaman umum dididik. Hal ini merupakan langkah yang besar menuju pada evolusi budaya.
Suatu tempat jutaan tahun yang lalu, manusia telah membuat suatu perubahan dalam alat-alatnya, yang merupakan inti untuk beberapa perbaikan biologis dalam pandangan selama periode ini, khususnya pada otak pusat yang mengontrol tangan, dimana secara biologis dan budaya penciptaannya menjadi lebih menarik dengan membuat alat-alat yang lebih baik dalam proses pembuatan dan pemakaiannya.
Perkembangan dari kemampuan yang lebih baik dalam jenis ini dari penggunaan dari api bukan merupakan fenomena yang tertutup, sebaliknya bahwa riil dari evolusi biologis maupun budaya merupakan elaborasi dari tingkah laku yang baru. Dari hasil peninggalan barang-barang yang berupa peralatan untuk bertindak menunjukkan tampilan tindakan orang tersebut dan adanya perubahan dalam peralatan menampilkan perubahan dalam tingkah laku dan kemampuan.
Tiap hewan dan khususnya manusia merupakan satu struktur yang sangat terintegrasi, semua bagian harus berubah bersama-sama sebagaimana perubahan tingkah lakunya. Evolusi dari otak, mata, kaki, tangan, gigi dan keseluruhan kerangka manusia membuat suatu gambaran dalam satu pemahaman bahwa bagian-bagian tersebut terdapat bakat khusus manusia. Evolusi-evolusi tersebut telah membuatnya seperti apa adanya, lebih cepat dalam evolusi dan lebih kaya serta fleksibel dalam tingkah laku dibandingkan dengan hewan lain. Manusia bukanlah satu-satunya ciptaan yang paling mengagumkan, sebelumnya ada mamalia dan dinosaurus. Tetapi manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh hewan lain, yaitu suatu kemampuan sendiri yang dapat membuatnya lebih kreatif. Setiap hewan pasti meninggalkan bekas dari apa yang di tinggalkan, tapi manusia meninggalkan dari apa  yang diciptakannya.
Perubahan dalam makanan merupakan hal penting dalam mengubah spesies selama lebih dari 50 juta tahun. Berawal dari Australopithecus   yang merubah kebiasaan primata yang vegetarian menuju omnivora yaitu pada homo erectus, Nethertal dan homo sapiens yang memakan beberapa daging.
Konsekuensi dari evolusi manusia adalah pencapaian yang lebih jauh dalam cara-cara yang tidak langsung untuk mendapatkan makanan dari sumber-sumber seperti hewan-hewan besar yang tidak dapat ditangkap dengan serangan yang brutal dan lapar. Hal tersebut membuktikan adanya seleksi alam sehingga hal ini mengembangkan kemampuan penuh manusia untuk menangguhkan kepuasan dari keinginannya dan secara tidak langsung berpengaruh pada perluasan penyediaan makanan, yang tentunya membantu mengembangkan tindakan sosial dan komunikasi.
Kebudayaan manusia yang sifatnya terbesar dimulai pada Zaman Es terakhir, yang mana terjadinya pada ratusan atau bahkan 50.000 tahun, dengan diketemukannya alat-alat yang menunjukkan pada bentuk-bentuk yang mengagumkan dari perburuan.
Manusia memiliki fleksibilitas pemikiran dalam mengetahui penemuan-penemuan kedalam komunitasnya sehingga manusia dapat tetap tegar dalam kerasnya kehidupan di zaman es. Ini terbukti dengan telah terjadinya perubahan besar dimana manusia tidak lagi tergantung pada tumbuhan dan hewan. Kekerasan berburu pada bidang es memaksa manusia untuk mengubah strategi dengan alternative yang lebih baik dengan mempelajari, mengantisipasi dan pada akhirnya mengadopsi kebiasaan. Sebagaimana manusia menjadi kurang atraktif untuk mengejar satu hewan walau besar, alternatifnya mengumpulkan, memindahkan, dipelihara dan disimpan sebagai gudang makanan yang bergerak.
Langkah transhumant dari kehidupan merupakan budaya dari fossil sekarang dan hampir punah. Orang-orang yang masih hidup dengan gaya ini adalah suku Lapps yang terdapat di utara Scandinavia yang mengikuti rusa kutub sebagaimana mereka lakukan selama Zaman Es.
Terdapat perbedaan fundamental antara adaptasi budaya dengan adaptasi biologis. Adaptasi rusa kutub merupakan adaptasi budaya yang dapat Lapps ubah dengn mudah di masa yang akan datang, seperti membangun rumah dari kulit, begitupun Lapps dan garis keturunan manusia pada mereka juga mengalami sejumlah adaptasi biologis. Perbedaan-perbedaan biologis muncul diantara kelompok-kelompok manusia. Kita menamakan perbedaan tersebut dengan perbedaan rasial, dimana mengartikannya bahwa mereka tidak dapat mengubah kebiasaan atau habitat.
Perbedaan biologis diantara komunitas yang berbeda merupakan skala yang sederhana. Lapps tidak tinggal dengan adaptasi biologis, tapi dengan penemuan yang menggunakan imajinasi dari kebiasaan rusa kutub dengan menjadikan rusa kutub sebagai binatang penarik dan dengan hasil ciptaannya, suku Lapps telah berhasil bertahan hidup pada zaman es dengan melakukan penemuan terhadap api.
Api merupakan symbol dari perapian dan ketika homo sapiens mulai meninggalkan tanda berupa cap tangannya tiga puluh ribu tahun  yang lalu, perapian sudah ada gua-gua. Manusia datang ke gua, tinggal di dalamnya kemudian membuat lukisan binatang, tinggal di tempat-tempat yang gelap, rahasia, tersembunyi dan sulit dijangkau, mengapa? Kata yang dapat diungkapkan adalah magis, tp magis bukanlah sebuah kata jawaban, karena magis yang dalam hal ini tidak menjelaskan apapun. Magis hanya menjelaskan bahwa orang yang mempunyai kekuatan, tetapi kekuatan apa? Hal inilah yang ingin diketahui sebenarnya kekuatan apa yang pemburu percaya yang mereka dapatkan dari lukisan-lukisan tersebut.
Lukisan-lukisan gua merupakan hasil cipta ulang dalam hidup pemburu sebagai satu penglihatan sejarah, kita melihatnya ke dalam sejarah masa lalu . bagi pemburu, mereka akan melihat secara keseluruhan kepada masa depan dalam arah yang berbeda. Lukisan-lukisan gua bertindak sebagai satu jenis imajinasi. Mereka mengarahkan pikiran  dari apa yang dilihat pada apa yang diduga. Gambar datar hanya berarti sesuatu pada  mata sebab pemikiran masuk ke dalam gambar tersebut dan bergerak, satu realitas dengan kesimpulan yang mana tidak secara nyata dapat terlihat, tapi terimajinasi.
Seni dan ilmu pengetahuan keduanya merupakan tindakan manusia yang unik, diluar dari jangkauan yang dapat dilakukan oleh binatang. Disini terlihat bahwa mereka diarahkan dari kemampuan manusia yang sama, yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan masa depan, meramalkan apa yang terjadi dan merencanakan untuk mengantisipasinya dan memindahkan isi kepala dari dinding yang gelap di sebuah gua ke layar televisi misalnya.
Orang yang membuat peralatan dan orang yang membuat lukisan adalah melakukan hal  yang sama, mengantisipasi masa depan sebagai cara yang dapat manusia lakukan, menduga apakah yang akan terjadi dimasa yang akan datang dari apa yang ada disini sekarang. Terdapat banyak bakat yang unik pada manusia, tapi pada hakikatnya, dasar dimana semua pengetahuan tumbuh, terbentang kemampuan untuk melukiskan kesimpulan-kesimpulan dari apa yang dilihat pada apa yang kita lihat, untuk memindahkan pemikiran kita melalui ruang dan waktu dan untuk mengetahui diri kita sendiri pada waktu yang lampau pada langka-langkah ke masa sekarang. Semua lukisan dari gua-gua tersebut tercipta dari tangan yang seolah-olah mengatakan “Ini adalah tanda Saya, ini adalah Manusia”
SUMBER :http://nurina-ayuningtyas.blogspot.com/2012/02/ascent-of-man-vol1.html

Sabtu, 24 November 2012

Sarjana dan Intelektualitas

Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya.

Pendidikan semestinya bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa dan berimplikasi kuat pada proses empowerment (pemberdayaan). Hal ini perlu ditegaskan kembali, karena tingkat mendidikan yang meningkat ternyata tidak selalu inheren dengan tingkat pemberdayaan, dan karenanya tidak inheren pula dengan tingkat kemandirian. Sebaliknya, kadang-kadang meningginya tingkat pendidikan malah berimplikasi pada makin meningkatnya ketergantungan kepada pihak-pihak lain.

Mencerdaskan kehidupan bangsa sebenarnya sudah menjadi tujuan utama bangsa kita yang termaktub dalam pembukaan UUD 45. Upaya ini ditempuh melalui pendidikan nasional.

Dalam upaya mencerdaskan bangsa pendidikan seharusnya dipandang sebagai alat perjuangan pencerahan manusia. Sebagai alat perjuangan pencerahan manusia maka minimal ada tiga aspek yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan. Pertama, Aspek iman, yang berorientasi pada proses pembentukan keyakinan manusia akan penciptanya (spiritualitas). Kedua, Aspek kognisi, yang berorientasi pada perubahan pola pikir (intelektualitas). Ketiga, Aspek affeksi, yang berorientasi pada perubahan sikap mental dan perilaku (mentalitas).

Dengan dimilikinya minimal tiga aspek dalam wacana pendidikan kita, maka seseorang yang berpendidikan dipandang sebagai seorang yang telah mengalami peningkatan iman, ilmu dan mental. Proses ilmu adalah garis vertikal yang mengarah ke atas, proses moral adalah garis akar ke dalam jiwa, sementara proses mental adalah garis horisontal. Semakin meninggi ilmu akan semakin mendalam garis moral, serta semakin melebar garis mental. Inilah yang disebut dialektika antara ilmu, mental dan moral pada proses kepribadian seseorang.

Meningkatnya ilmu pengetahuan semestinya akan membuat yang bersangkutan semakin lapang jiwanya, semakin luas bathinnya dan semakin arif kepribadiannya. Namun ternyata tidak selalu demikian. Seseorang yang lebih tinggi kapasitas pengetahuannya belum tentu lebih bijak dan arif perilakunya. Pada kenyataannya sering kita temui seorang yang lebih tinggi kedudukannya yang notabene lebih mapan kapasitas intelektualnya, lebih tinggi strata keilmuannya menjadi lebih picik pikirannya, tidak lebih arif kebijaksanaannya dan menjadi otoriter kekuasaannya. Kita selayaknya gelisah, untuk apa kita himpun informasi dan ilmu sebanyak ini kalau ia malah meningkatkan akses kita ke kemungkinan dosa, karena yang kita ketahui itu -karena sesuatu dan lain hal- tidak bisa atau terpaksa tidak kita kerjakan.

Minimal ada dua permasalahan mendasar pendidikan kita, yaitu Pendidikan Spiritual dan Pengangguran Terdidik. Pendidikan spiritual permasalahannya adalah tidak seimbangnya antara porsi pendidikan spiritual dengan pendidikan intelektual dan mental. Akibatnya bisa kita lihat dengan semakin mengakar mendaunnya budaya korupsi, manipulasi, monopoli, oligopoli, kolusi dan segala macam kejahatan birokrasi dinegeri ini. Jika dikorelasikan dengan tingkat pendidikannya, pelaku kejahatan tersebut bukanlah orang-orang yang bodoh. Dari kualitas kejahatannya tentu pelakunya bukan orang sembarangan, pastilah orang-orang pintar, pandai dan minimal pernah mengenyam persekolahan modern.

Kenakalan remaja dan kenakalan orang tua yang semakin menjadi-jadi serta kejahatan fisik maupun moral bahkan gabungan keduanya semakin merajalela, merupakan bukti lemahnya kekuatan spiritual yang dimiliki sebagian masyarakat kita. Lemahnya kekuatan spiritual ini menjadikan masyarakat kita mudah putus asa dan cenderung menghalalkan segala cara demi kepentingan materi sesaat. Mereka tidak berpandangan jauh ke depan, dimana masa depan bukan berarti hanya masa dewasa dan masa tua tetapi menyangkut pula masa kematian dan masa pasca kematian. Dan yang cukup memprihatinkan adalah pendidikan kita belum mampu merubah sikap perilaku anak didik sesuai dengan target pendidikan yaitu mempertinggi budi pekerti dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pengganguran terdidik merupakan masalah berikutnya yang cukup serius. Pengangguran ibarat hantu yang sangat menakutkan bagi masyarakat kita. Tidak peduli bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan ataupun bagi masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi. Masalah pengangguran selalu dikaitkan dengan masalah pendidikan. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin dewasa dan semakin mampu berfikir alternatif. Sehingga sangat menjadi sorotan dan ironis jika sang penganggur itu adalah sarjana (intelektual) dimana seharusnya ia sudah mampu berfikir alternatif. Pendidikan yang semula diharapkan mampu mengangkat status sosial tetapi malah menjadi beban dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan tak jarang para sarjana mengalami kegamangan dalam masyarakat.

Jika dicermati lebih lanjut jumlah pengangguran semakin tahun semakin meningkat, apalagi ditengah keterpurukan ekonomi seperti saat ini. Pola ini menjadi menarik untuk dikaji, karena sarjana yang seharusnya mampu berfikir alternatif untuk menjadikan dirinya mandiri ternyata tidak demikian adanya. Ini menunjukkan sistem pendidikan kita belum mampu menjadi rahim yang melahirkan lulusan berjiwa enterpreneurship. Akibatnya mereka cenderung untuk mengandalkan lowongan pekerjaan dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja. Dunia pendidikan kita terjebak pada kata “How to use”, sehingga melahirkan produk sarjana konsumtif tidak kreatif. Lembaga-lembaga pendidikan akhirnya berfungsi sebagai pabrik-pabrik penghasil tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Kondisi ini diperparah lagi dengan penerjemahan tujuan pendidikan yang menyesatkan. Penerjemahan tujuan pendidikan secara tidak sadar selalu dibawa pada aspek / orientasi lapangan kerja, memperoleh kursi dimana, gajinya berapa, fasilitasnya apa, dan sebagainya. Dengan demikian ketika produk sarjana ini dihadapkan pada realita kesempatan kerja yang sempit mereka tidak mampu untuk berfikir alternatif memanfaatkan ilmu dan sumber daya yang ada menjadi sesuatu yang produktif.

Simpul dari tulisan ini bahwa memang tidak ada jaminan bahwa berkembangnya kepribadian seseorang menjadi sarjana akan paralel dengan perkembangan kepribadian dan tingkat moralnya. Tidak ada jaminan bahwa membengkaknya jumlah sarjana berarti semakin terawat dan eksis pula nilai kebenaran dalam kehidupan masyarakat. Jadi untuk apa melakukan pengembaraan intelektual dan pergulatan pemikiran menjadi sarjana jika membuat jarak semakin jauh dengan Al-Khalik, Sang Pencipta ?. Ironisme yang memprihatinkan.

Menjawab ironisme tersebut diperlukan langkah sistematik dan konsisten dengan melakukan reorientasi sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang akan dikembangkan harus mampu mewadahi tiga dimensi dasar kehidupan manusia, yaitu dimensi ruhiyah (moralitas/spiritualitas/agama), dimensi fikriyah (intelektualitas) dan dimensi mental untuk dapat dimanage secara proporsional dan seimbang. Semoga dimasa yang akan datang semakin banyak dihasilkan sarjana-sarjana multidimensional, yaitu sarjana dengan kapasitas mental, moral dan intelektual. Wallahua’lam bishawab. ÿ

Teknik Membuat Resensi Buku

by : Sudaryono Ahmad*
~dan…kebahagiaan akan berlipat ganda  jika dibagi dengan orang lain~
 (Paulo Coelho dalam novel “Di Tepi Sungai Piedra”)

BERUNTUNG orang yang suka membaca buku. Mereka yang  gemar membaca buku akan terbuka wawasannya, tidak  kuper dan cupet pandangan. Mereka akan mengerti  informasi selain yang dipikirkannya selama ini, begitu  juga referensi dan pengetahuannya akan bertambah luas.  Inilah sebenarnya investasi berharga sebagai modal  untuk mengarungi kehidupannya. Orang yang menyukai aktivitas membaca, biasanya mereka tidak akan terjebak  dalam pola berpikir sempit ketika menghadapi  problem-problem penting yang terjadi di dunia. Dalam  kehidupan nyata juga berpeluang besar punya potensi  dan kecenderungan yang bijak dalam mensikapi  kejadian-kejadian keseharian di sekitarnya.  
Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja tak cukup. Mereka perlu memiliki ketrampilan lagi yaitu ketrampilan meresensi buku (berbagi bacaan).
Sebelum melangkah kepada teknik ringkas meresensi buku, ada beberapa hal penting mengapa resensi perlu dibuat. Tujuannya, diantaranya sebagai berikut,
  1. Membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud (karena buku yang diresensi biasanya buku baru) atau membantu mereka yang memang tidak punya waktu membaca buku  sedikitpun. Dengan adanya resensi, pembaca bisa mengetahui gambaran dan penilaian umum terhadap buku tertentu. Setidaknya, dalam level praktis keseharian, bisa dijadikan bahan obrolan yang bermanfaat dari pada  menggosip yang tidak jelas juntrungnya.
  2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang  diresensi. Dengan begitu, pembaca bisa belajar bagaimana semestinya membuat buku yang baik itu. Memang, peresensi bisa saja sangat subjektif dalam menilai buku. Tapi, bagaimanapun juga tetap akan punya manfaat (terutama kalau dipublikasikan di media cetak, karena telah melewati seleksi redaktur). Lewat buku  yang diresensi itulah peresensi belajar melakukan  kritik dan koreksi terhadap sebuah buka. Disisi lain, seorang pembaca juga akan melakukan pembelajaran yang sama. Pembaca bisa tahu dan secara tak sadar akan menggumam pelan “Oooo buku ini begini…. begitu”setelah membaca karya resensi.
  3.  Mengetahui latarbelakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. Sisi Undercovernya. Kalaupun tidak bisa mendapkan informasi yang demikian, peresensi tetap bisa mengacu pada halaman pengantar atau prolog terdapat dalam sebuah buku. Kalau tidak, informasi dari pemberitaan media tak jadi soal.
  4. Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya  penulis lain yang sejenis. Peresensi yang punya “jam  terbang” tinggi, biasanya tidak melulu mengulas isi buku apa adanya. Biasanya, mereka juga menghadirkan karya-karya sebelumnya yang telah ditulis oleh pengarang buku tersebut, kalau tidak, biasanya juga menghadirkan buku-buku karya penulis lain yang  sejenis. Hal ini tentu akan lebih memperkaya wawasan pembaca nantinya.
Bagi penulis buku yang diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya. Karena tak jarang peresensi memberikan kritik yang tajam baik itu dari segi cara dan gaya kepenulisan maupun isi dan substansi bukunya. Sedangkan, bagi penerbit bisadijadikan wahana koreksi karena biasanya peresensi juga menyoroti soal font (jenis huruf) mutu cetakandsb.

Nah, untuk bisa meresensi buku, sebenarnya tidaksesulit yang dibayangkan sebagian orang. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan siapa saja yang akan membuat resensi buku asalkan mereka mau. Diantaranya;
TAHAP PERSIAPAN

Memilih jenis buku : Tentu setiap orangmempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadiminat atau sesuai dengan latarbelakang pendidikan kita. (hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus). Ini terkait dengan ” otoritasilmiah”. Hal ini tidak berarti membatasi ataumelarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi,hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang tukang sayur.
Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran.Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).

Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut;
  •          Judul Karya Resensi
  •          Judul Buku :
  •          Penulis :
  •          Penerbit :
  •           Harga :
  •          Tebal :
TAHAP PENGERJAAN

 Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal  penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi  seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.

Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi  buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal;
  1.   Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
  2. Tentukan judul yang menarik dan“provokatif”
  3. Membuat ulasan singkat buku.
  4. Ringkasan garis besar isi buku.
  5. Memberikan penilaian buku. (substansi  isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
  6. Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
  7.  Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
  8. Mengkoreksi karya resensi.
  9.  Editing  kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap dan penilaian  peresensi terhadap buku tersebut.
TAHAP PUBLIKASI
  1. Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang  aman bagi peresensi.
  2. Menyertakan cover halaman depan buku.
  3. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur. 
Demikian ulasan sekilas mengenai teknik sederhana meresensi buku. Pada intinya, persoalan meresensi buku adalah soal berbagi (ilmu). Setelah membaca buku,biasanya kita bahagia karena memperoleh wawasan baru. Dengan begitu urusan meresensi buku juga bisa berarti kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sungguh mulia bukan !.
 *Penulis lepas, kini bekerja sebagai konsultan diJakarta. Kolumnis @ gmail.com

Selasa, 20 November 2012

INFO DOSEN PENTING SEKALI

 Penting sekali kita pahami yang terkadang kita (dosen baru) kurang informasi dan bingung mana yang harus didahulukan untuk melengkapi administrasi dan kewajiban dan hak kita. selain mengajar. Dibawah ini ada beberapa ketentuan wajib dipahami dan butuh aksi cepat untuk melengkapi profesi kita yang penyunting unduh dari kopertis.

A.  TENTANG DOSEN
  1. UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
  2. UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Penjelasannya)
  3. PP No 37 tahun 2009 tentang Dosen
  4. PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
B. TUNJANGAN DOSEN
  1. PP no. 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan profesi Guru dan Dosen, tunjangan khusus Guru dan Dosen serta tunjangan kehormatan Profesor
  2. Keppres no. 9 Tahun 2001 tentang Tunjangan Dosen
  3. Pepres 65 Tahun 2007 tentang Tunjangan Dosen
  4. Permendiknas 19 Tahun 2009 tentang Penyaluran Tunjangan Kehormatan Profesor
  5. Permendiknas 18 Tahun 2008 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Dosen
  6. Permenkeu 164/PMK.05/2010 tentang Tata cara pembayaran tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen, serta tunjangan kehormatan profesor
C. Batas Usia Pensiun Guru Besar
  1. Permendiknas 09 Tahun 2008 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil yang Menduduki Jabatan Guru Besar/Profesor dan Pengangkatan Guru Besar/Profesor Emeritus
  2. SE Dirjen Dikti no. 769/E/T/2011: Perpanjangan BUP bagi PNS yang mempunyai jabatan fungsional Guru Besar/Profesor
  3. SE Dirjen Dikti no.739/E/C/2011 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensun bagi PNS yang menduduki Jabatan Akademik Guru Besar/Profesor
  4. SE Dirjen Dikti no.306/E/C/2011 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki Jabatan Akademik Guru Besar/Profesor
D. NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional)
Semua dosen baik dosen tetap, dosen honorer maupun dosen Luar Biasa WAJIB memiliki NIDN
Pengajuan NIDN Baru harus dilenkapi dengan dokumen penunjang yang lengkap:
  1. Scan KTP
  2. SK dosen tetap
  3. Surat pernyataan dosen tetap
  4. Ijazah
  5. SK jabatan fungsional akademik (bila sudah memiliki)
Syarat Permohonan NIDN
Surat Edaran Direktur Diktendik 11 Oktober 2011 tentang Kebijakan Baru NIDN
Penelusuran Data Dosen

E. BEBAN KERJA DOSEN, BEBAN KERJA NORMAL DOSEN
  1. Pedoman Beban Kerja Dosen 2010
  2. Lampiran beban kerja Dosen
  3. Beban Kerja Normal
  4. Petunjuk Pemakaian Perangkat Lunak Laporan Beban Kerja Dosen versi 7 Juni 2010, Ditjen Dikti Kemendiknas tahun 2010
  5. Aplikasi Beban Kerja Dosen (BKD) update terbaru (27 Januari 2012) di sini
  6. Rubrik (Lampiran Beban Kerja 2010) yang disempurnakan
F.  1. PEMBINAAN KARIER JABATAN DOSEN (Materi Sosialisasi Tahun 2011)
Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
» Prof Suparna – Pembinaan Karir Dosen
» Form Dupak Dosen
» Resume PAK, Surat Pernyataan Dosen dan Daftar Hasil Perhitungan Peer Reviewers
» Edaran Dikti tentang Pengisian Surat-Surat Pernyataan dan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Dosen
Blanko DP3 2010
PERSYARATAN & MEKANISME PENGUSULAN CALON GURU BESAR
PERSYARATAN MELIMPAH/ALIH TUGAS/ALIH FUNGSI

F. 2. Pengusulan Kenaikan Jabatan Akademik Dosen Online
  1. Portal Sistem Penilaian Angka Kredit Dosen : http://pak.dikti.go.id/portal/
  2. Pedoman Operasional AK 2009
  3. Validasi Karya Ilmiah
  4. Surat Edaran 71936/A4/KP/2011 tentang usul Jabatan Fungsional Dosen jenjang Lektor Kepala dan Guru Besar
  5. Surat Edaran Dirjen Dikti no. 24/E/T/2012: Kebijakan Layanan Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen
  6. Surat Edaran Direktur Diktendik no. 64/E4.3/2012 : Penilaian Angka Keredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen
  7. Surat Edaran Dirjen Dikti no. 2050/E/T/2011: Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal
  8. Surat Edaran Direktur Diktendik no. 1037/E4.3/2011: Usul Kenaikan Pangkat/Jabatan
  9. Surat Edaran Dirjen Dikti 2002/Dl.3/C/2008: Pengisian Surat-surat Pernyataan dan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Dosen (DUPAK) (situs lain)
  10. Rumpun Ilmu
  11. Kepmendiknas 36/D/O/2001: Petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen (pdf, situs asli). Lampiran: I IIa IIb IIc IId IIe III IV; antara lain Lampiran IIe: Rasional perhitungan jumlah jam kerja per minggu
  12. Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BKN: 61409/MPK/KP/1999 dan nomor 181 tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999: petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional dosen dan angka kreditnya (html). Lampiran: 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
  13. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999: Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya. Lampiran: I II III
G. BEASISWA
1. Beasiwa Dikti:

  1. Dalam Negeri
  2. Luar Negeri
  3. Beasiswa unggulan Kemdiknas
  4. Panduan Beasiswa Unggulan Kemdiknas Tahun 2011
  5. Beasiswa Unggulan Dikti Panduan BU Dikti 2012
  6. Website Beasiswa Terpadu Dikti
  7. Website Pendaftaran Beasiswa Luar Negeri Dikti
  8. Indonesian-Germany Doctoral Scholarship (IGDS)
  9. PEDOMAN SANDWICH 2012
  10. Surat Penawaran Program SAME (d/h Program PAR)
  11. Panduan Program SAME
  12. Presentasi Pengelolaan Beasiswa LN
  13. Pedoman Beasiswa Luar Negeri Dikti
  14. Juknis Pengelolaan, Penyaluran dan Pertanggung-jawaban Beasiswa Luar Negeri Dikti
  15. Mekanisme Pencairan BLN
  16. Form A disini (revisis tahun 2012)
2. Info Beasiswa S1/S2/S3 dalam dan luar negeri (di luar Dikti )
  1. http://www.beasiswaonline.net/
  2. http://dikti.org/scholarship/
  3. http://scholarship-positions.com/
  4. http://motivasibeasiswa.org/
3. INFO BPPS
  1. Pedoman BPPS 2012
  2. brosur BPPS 2012
  3. Term Of Reference BPPS ( TOR )
  4. Website BPPS online
  5. Manual Pendaftaran (panduan pendaftaran)
  6. Juknis Beasiswa Dalam Negeri Dikti
H. STUDI LANJUT/TUGAS BELAJAR
  1. Tugas Belajar dan Ijin Belajar
  2. Pembayaran Tunjangan Profesi bagi Dosen yang Studi Lanjut dengan Biaya Sendiri
  3. Lampiran Pernyataan Studi Lanjut Biaya Sendiri
  4. Studi lanjut bagi PNS Dosen dalam kaitannya dengan kenaikan jabatan, kepangkatan, sertifiksi Dosen, dan evaluasi beban kerja Dosen, oleh Trisno Zuardi,SH.,MM, Kepala Bagian Mutasi Dosen, Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan Nasional
  5. Edaran DIKTI Nomor 23327/A4.5/KP/2009 Perihal Penegasan Dari Aspek Kepegawaian Tentang Dosen Yang Tugas Belajar Dan Kaitannya Dengan Sertifikasi Dosen
  6. Petunjuk dari Depdiknas untuk Dosen yg Sedang/Akan Melaksanakan Tugas Belajar
  7. SK Direktur Ditnaga No. 1185.1/D4.4/2010, 10 Mei 2009: Penetapan Standar Biaya Program Beasiswa Magister/Doktor (S2/S3) Luar Negeri (dapat unduh pula di sini)
  8. Surat edaran kepala Biro Kepegawaian no 4159/A4.3/KP/2010 tanggal 27 Januari 2010 tentang Pedoman pemberian tugas belajar dan ketentuan BATAS USIA penerima beasiswa(ITEM 8: USIA 37-55 TAHUN SAMPAI 2015 MASIH OK )
  9. Penjelasan dari Pejabat Kepala Biro Kepegawaian Kementrian Pendidikan Nasional melalui surat nomor: 29253/A4.5/KP/2010 tanggal 15 April 2010 tentang pembayaran tunjangan profesi dosen yang studi lanjut atau biaya sendiri (swadana).
  10. Permendiknas 48 Tahun 2009 tentang Pedoman pemberian tugas belajar bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional atau http://www.kemdiknas.go.id/media/101932/permen_48_2009.pdf
  11. Persiapan Studi di Luar Negeri
  12. Prosedur pengurusan keberangkatan karyasiswa ke luar negeri
  13. Panduan pengurusan keberangkatan dosen pelajar
  14. Panduan belajar ke Perancis, Jerman, Jepang, Inggeris dan Amerika
I. a. Informasi Hibah Penelitian
J.  Untuk Dosen DPK Kopertis
Contoh Rekap Presensi Dosen PNS-dpk
Pengisian LP2P Tahun 2010 Bagi Dosen PNS DPK.
Surat Keterangan Aktif Mengajar dan Rekapitulasi Kehadiran Dosen DPK.
Persyaratan dan Jadwal Usulan Kenaikan Pangkat Golongan

K.  ALAMAT PPI, Contoh Monev, PDLN, Penyetaraan Ijazah :
  1. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia, total 57 (klik catatan kaki akan dapat link masing-masing)
  2. Bagi dosen yang studi lanjut S2 dan S3 baik di dalam maupun di luar negeri, wajib melaporkan perkembangan studinya setiap 6 (enam bulan) sekali ke PTN/Kopertis.
  3. Contoh pengisian borang Monev, Sedangkan Lampiran kemajuan studi, berformat bebas (narasi) dikemas menjadi file doc atau pdf
  4. Layanan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar NEgeri (PDLN) On-Line
  5. Penyetaraan Ijazah LN online
  6. Penilaian Ijazah Luar Negeri (jadwal penyerahan berkas)
  7. Pemberitahuan tentang pentingnya SP (Surat Persetujuan) Setneg RI bagi Dosen PNS yang melaksanakan tugas belajar di Luar Negeri
  8. Alamat Atdikbud Data ATDIK
L.  GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL
  1. Kepmendiknas No. 178/U/2001: Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi (pdf)
  2. Lampiran Kepmendikbud yang berisi Daftar jenis gelar akademik Sarjana, Magister dan Sebutan Profesi
  3. Surat Penataan Nomenklatur Program Studi Psikologi, Komunikasi, Komputer dan Lanskap (sudah ada ketentuan baru tentang pemakaian gelar ke 4 prodi ini )
  4. Rumpun Ilmu atau;
  5. Lampiran Buku 3 Serdos 2011 (Lampiran) Lampiran 4 tentang Koding Rumpun, Sub Rumpun dan Bidang Ilmu. Prodi yang terletak di satu Sub Rumpun (dengan dua nomor pertama sama mis 421 dengan 42x ) dianggap linear
M.  INFO SERDOS
a. Dasar Hukum :
1. UU. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Penjelasannya)
2. UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (situs asli)
3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No. 37 tahun 2009 tentang Dosen 62KB doc/zip
5. PP No. 41 Tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen, serta tunjangan kehormatan Profesor.
6. Permendiknas no. 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untu Dosen (situs asli)
7. Permendiknas no. 108/P/2009 tentang PT Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, sudah dibatalkan oleh Kepmendikbun no.053 TAHUN 2012 tentang Perguruan Tinggi Penilai Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen
8. Kemenkowasbangpan No 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya (html)
9. Permendiknas No. 20 Tahun 2008 tentang Penetapan inpassing pangkat dosen bukan PNS yang telah menduduki jabatan akademik di PTS dengan pangkat PNS (situs asli)

b. Web Serdos Online
http://serdos.dikti.go.id/

c.  Materi Pengisian Sistem Aplikasi Serdos Online Tahun 2011

  1. Paparan Pemantapan Sistem Serdos 2012
  2. Paparan Buku I Sosialisasi Serdos Tahun 2012
  3. Paparan Buku II Sosialisasi Serdos Tahun 2012
  4. Paparan Buku III Sosialisasi Serdos Tahun 2012
  5. Cek Kemiripan DD peserta
  6. Aspek Pembaharuan Sistem Online 2012
  7. Perguruan Tinggi Penilai Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen
  8. Buku Panduan Sistem
  9. Panduan Sistem
  10. Serdos Online Tahun 2011
  11. Pembaharuan Sistem Serdos 2011
  12. Prosedur Operasional Baku (POB) Serdos Integratif 2011
  13. Presentasi_PanduanSerdosOnline_Asesor
  14. Panduan Serdos online untuk Asesor
  15. Presentasi_PanduanSerdosOnline_PTPS
  16. Presentasi_PanduanSerdosOnline_PTU
  17. Presentasi_SerdosOnline_Penilai
  18. Petunjuk untuk Penilai (atasan, sejawat, mahasiswa)
  19. Presentasi_SerdosOnline_Peserta
d.  Buku Panduan Serdos

  1. Pedoman Serdos 2012 Buku I Naskah Akademik
  2. Pedoman Serdos 2012 Buku II Penilaian Portofolio
  3. Pedoman Serdos 2012 Buku III POB Tatalaksana Serdos Terintegrasi
  4. Lampiran Pedoman Serdos 2012 Buku III
  5. Buku 1 Serdos 2011
  6. Buku 2 Serdos 2011
  7. Buku 3 Serdos 2011
  8. Buku 3 Serdos 2011 (Lampiran)
N.  ANGKA KREDIT DOSEN
Pedoman operasional perhitungan angka kredit dosen 2010 atau
http://www.dikti.go.id/dmdocuments/PEDOMAN%20OPERASIONAL%202009_New.pdf
a. Dasar Hukum :
  1. Kepmenkowasbangpan No. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang jabatan fungsional Dosen dan angka kreditnya
  2. Keputusan Bersama No.61409/MPK/KP/99 dan 181 tahun 1999 tentang Petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional Dosen dan angka kreditnya
  3. Kepmendiknas No. 36/D/O/2001 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan Dosen
b. MATERI SOSIALISASI ANGKA KREDIT DOSEN TAHUN 2010
  1. Pemahaman penulisan karya ilmiah agar memenuhi kepatutan serta kaitannya dengan usulan kenaikan jenjang kepangkatan, oleh Prof. Dr. Ir. Koesmawan, M.Sc, MBA.DBA., Guru Besar Bidang Manajemen-STIE Ahmad Dahlan
  2. Penjelasan pedoman operasional penilaian angka kredit, kenaikan jabatan fungsional dosen ke Lektor Kepala dan Guru Besar, oleh Harry H.B. Mailangkay, Tim Penilai Jabatan Akademik, Kopertis Wilayah III, Jakarta
  3. Presentasi KABAG TU dan Form JJA 2010 atau Baca di Sini
  4. Penjelasan Teknis Pengusulan Jabatan Akademik dan Angka Kredit Dosen
  5. Mengetahui status proses usulan Jabatan Fungsional Guru Besar dan Lektor Kepala Kemendiknas dan Kemenag
Caranya di menu vertikal sebelah kanan di bawah tulisan Search ada kotak Search Type dan Search Stiring. Data terbaru Jafung seorang dosen bisa didapat via masukkan nama ( Dosen PTS/PTN/DPK ) atau masukkan NIP ( untuk Dosen PTN/DPK ).
Contoh:
  1. Set Search Type di posisi nama, masukkan nama contohnya Jeni Kamase ( tanpa gelar ) ke kotak Search Stiring, lalu klik submit akan keluar status Jafung terbaru Dosen ybs, dari situ bisa ketahui apakah usulan sudah berhasil atau belum.
  2. Set Search Type di posisi nip, masukkan nip dosen ybs ke kotak Search Stiring, contohnya saya masukan 131653991 keluar data Jafung terbaru Pak Ir. Sjukri. Seluruhnya 3.439 nama dihimpun mulai dari tgl 01 April 2010 sampai 01 September 2010, update setiap tanggal satu.
c.   MATERI SOSIALISASI ANGKA KREDIT DOSEN TAHUN 2011
Kelengkapan Dokumen Penilaian Karya Ilmiah
http://www.kopertis4.or.id/file/koordinatorkopwil4.doc
Methode Penelitian dan Cara Penulisan Karya Ilmiah oleh Bambang Suryawam
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2009/06/pak-penelitian-kopertis.pdf
Validasi Karya Ilmiah
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2011/03/validasi-karya-ilmiah.pdf
Dalamnya terdapat Surat Edaran Dirjen Dikti No. 190/D/T/2011 tentang Validasi Karya Ilmiah, Surat Edaran Koordinator Kopertis 3 No. 147/L3/Kp/2011, salinan Permendiknas no. 17 tahun 2010, lampiran 1 format lembar pengesahan hasil validasi Karya Ilmiah, lamp 2 adalah Form Fakta Integritas.
Syarat, Pertimbangan dan Persetujuan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen oleh Kopertis 8
http://www.kopertis8.org/attachments/article/122/Guru%20Besar.pdf
ada contoh cara hitung kelebihan angka kredit


d. Inpasing
Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS

Pengertian Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS = Penyetaraan pangkat untuk dosen bukan PNS yang telah memiliki Jabatan Akademik dengan Pangkat Dosen PNS
 
Tujuan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS (Dosen Tetap Yayasan) :
1) Dasar untuk menentukan besarnya pembayaran tunjangan profesi dosen
2) Perlakuan yang sama antara dosen bukan PNS dengan dosen PNS
3) Penetapan masa kerja dalam jabatan
 
Bagi dosen bukan PNS masa kerja dihitung mulai dari tgl sk pengangkatan pertama.
Contoh: seorang dosen tetap yayasan memiliki sk inpassing bertanggal 01 Juni 2010 dengan masa kerja 20 tahun 3 bulan dihitung mulai dari sk pengankatan pertama, maka total masa kerja pada saat mengikuti serdos 2011 adalah 20 tahun 3 bulan ditambah masa kerja dari 01 Juni 2010 s/d 01 April 2011 (setiap perhitungan masa kerja pada tahun berjalan adalah s/d 01 April) = 20 tahun 3 bulan ditambah 9 bulan = 21 tahun
 
4) Salah satu kriteria urutan peserta adalah daftar urut kepangkatan ( DUK )
5) Salah satu persyaratan serdos adalah memiliki sk inpassing pangkat.
6) Dosen bukan PNS yang telah inpassing pangkat dapat mengajukan angka kredit untuk kenaikan pangkat berikutnya
7) Kenaikan pangkat berikutnya paling sedikit 2 tahun dalam pangkat terakhir
8)  Kenaikan pangkat menyebabkan kesejahteraan dosen makin terjamin karena tunjangan profesi dosen yang diterima semakin banyak.  
 
Untuk itu bagi dosen PTS yang belum sempat melaksanakan inpassing pangkat, BERGEGASLAH PAK-BU DOSEN.

Ini persyaratannya :
1) Memiliki kualifikasi akademi minimum yang diperoleh melalui pendidikan tinggi terakreditasi sesuai bidang keahliannya yaitu:
a) lulusan program magister untuk program diploma/sarjana
b) lulusan program doktor untuk program pascasarjana
2) Menduduki jenjang jabatan akademik berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang
 
Kelengkapan Administrasi:
1) Salinan/fotokopi sah (legalisir) ijazah terakhir, bagi lulusan LN ijazahnya harus disetarakan Dikti
2) Salinan/fotokopi sah SK pengangkatan pertama dan penetapan angka kreditnya
3) Salinan/fotokopi sah SK dan PAK jenjang jabatan akademik yang dimiliki saat ini
4) Salinan/fotokopi sah SK dan PAK jenjang jabatan akademik sebelumnya
>>>
Bagi dosen PTS yang sudah memiliki SK inpassing pangkat pada saat mengusulkan kenaikan pangkat berikutnya,
perlu lampirkan :
1) Surat pengantar dari pimpinan PTS
2) Fotokopi sah sertifikat pendidik
3) Fotokopi sah sk inpassing pangkat
4) Fotokopi DP3 2 tahun terakhir yang disahkan oleh pimpinan PTS
5) Fotokopi sah SK dan PAK jafung dosen (JFD) terakhir
6) Bukti telah menyampaikan laporan BKD semester …
>>>
Format dan cara pengisian DP3 dapat diunduh disini
 
Produk Hukum Terkait :
Permendiknas No. 20 tahun 2008 tentang Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS
 
Buat Bacaan :
Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS.ppt/Paparan inpassing

O.  Prosedur dan Mekanisme Pengusulan Jabatan fungsional Dosen bisa baca di :
Pembinaan Karier Dosen terbitan tahun 2007 oleh Trisno Zuardi, kepala bagian mutasi Dosen
http://eeunri.files.wordpress.com/2008/03/workshop-2007-kopi.ppt
Kepmen 074/U/2000: Tata cara tim penilai dan tata cara penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen


P.  PEDOMAN AKREDITASI BERKALA ILMIAH
  1. Permendiknas no. 22 Tahun 2011: Terbitan Berkala Ilmiah (versi scan, situs asli)
  2. SK Dirjen Dikti no. 49/Dikti/Kep/2011: Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah (versi scan, situs asli)
  3. Surat Edaran Direktur P2M no. 1313/E5.4/LL/2011: Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah (situs asli)
  4. E-Journal Dikti
  5. Panduan Penggunan E-Journal
  6. Daftar Jurnal Terakreditasi Tahun 2009-2011
  7. Daftar Jurnal Terakreditasi Periode II tahun 2011 ( masa laku 5 tahun sejak ditetapkan)
  8. Daftar Jurnal Terakreditasi Periode I tahun 2011 (masa laku Agustus 2011-Agustus 2016)
  9. Daftar Jurnal Terakreditasi Tahun 2008-2010
  10. Daftar jurnal yang sudah terakreditasi Dikti : Periode II tahun 2010: http://dikti.go.id/tatalaksana/upload/SKD/kepdirjen_64a.pdf
    http://dikti.go.id/tatalaksana/upload/SKD/kepdirjen_64a_lamp.pdf
  11. Daftar jurnal yang sudah terakreditasi Dikti : Periode I Tahun 2010 Download File: SK Akreditasi Berkala Ilmiah Periode I tahun 2010 Download File: Lampiran SK
Q.  Kriteria Jurnal Internasional

R.  Kumpulan Jurnal
Direktori Situs terkait Komputasi ( 655 situs )
16 Jurnal Nasional online
Garda Rujukan Digistal, berisi jurnal domestik, tugas akhir mahasiswa, hasil penelitian dosen
E-learning Perguruan Tinggi Indonesia
Directory Open Access
Alamat situs direktori yang berisi jurnal-jurnal yang bersifat gratis
Journal Open Access
Alamat situs jurnal yang bersifat gratis untuk diunduh/download atau dibaca

S.  Journal International (GRATIS)
Citeseer (ribuan paper jurnal bidang computer science)
Directory of Open Access Journal
PubMed Central (free digital archive of biomedical and life sciences)
Google Scholar (citation index, abstak dam fulltext)
Mirror Scientific Data di LIPI (mirror di LIPI untuk jurnal ilmiah internasional)
DBLP Bibliography
Libra Academic Search
JSTOR Scholarly Journal Archieve
Biomed Central (the Open Access Publisher)
Highwire Press Stanford University
UC Berkeley on iTunes U (Materi kuliah gratis dari UC Berkeley)
MIT Opencourseware (Materi kuliah gratis dari MIT)
Patent Searching (Pencarian Dokumen Paten)
Ilmukomputer.Com (mulai banyak paper ilmiah yang diupload)
http://www.springerlink.com/home/main.mpx ( engineering subject)
http://www.jstage.jst.go.jp/browse ( Japan science and technology information aggregator, electronic )
http://www.tthomastelford.com/journals ( Institution of Civil Engineers)
http://www.journals.aip.org/( American Institute of Physics )
http://www.publish.aps.org/( Americah Physical Society)
http://www.pubs.acs.org/about.htm ( American Chemical Society )
http://www.epubs.siam.org ( Society for Industrial and Applied Mathematics )
http://www.particlephysics.ac.uk/
http://www.scidac.gov/physics/physics.html
http://www.doaj.org/
http://www.pubmedcentral.nih.gov/
http://www.informatik.uni-trier.de/~ley/db/
http://highwire.stanford.edu/
http://ocw.mit.edu/
http://www.pcug.org.au/~rossco/patentsearching.htm
http://www.cogsci.soton.ac.uk/psycoloquy/
http://www.rcpsych.ac.uk/publications/juornals.aspx
http://www.ssrn.com/
SpringerOpen(Free)Journal
http://www.springeropen.com/journals
eBooks and eJournals in Computer Science
http://www.springerlink.com/computer-science/books/
http://www.springerlink.com/computer-science/journals/
SClmago Journal and Country Rank
http://www.scimagojr.com/journalsearch.php
Internasional Journal Sciencedirect
http://www.sciencedirect.com
Thomson Reuters Science Wacth
http://sciencewatch.com/
A Wiki for Call For Papers
http://www.wikicfp.com/cfp/
Academia.edu – Share research
http://www.academia.edu/
Online Academic Skills Resources
http://www.lc.unsw.edu.au/olib.html#7

Web khusus pencari E-learning dokumen (pdf, ppt, doc) seperti bahan presentasi atau materi kuliah
http://www.eldoxea.com/ (beta version)
Top 100 Tools 2011

T.  20 best websites to download  free e-book
E-books free
Portal Esfindo e-learning gratis , Kata pengantar e-buku gratisbuku lengkapnya (ukuran file 12MB )
SimilarSitesearch

U. Kumpulan Tesis, Disertasi dan Jurnal Online di Internet
Kumpulan Buku Online di Internet

V. Academic Dictionaries and Encyclopedias
http://en.academic.ru/

W. Plagiat
Cara mengacu kepustakaan dan plagiarisme
Plagiarism: http://luk.tsipil.ugm.ac.id/plagiarism
Plagiarism & Academic Integrity
http://www.lc.unsw.edu.au/plagiarism/index.html

X. Peringkat Perguruan Tinggi Indonesia
QS Asian University Rankings 2011
QS Stars 2011 in Indonesia
WEBOMETRICS July 2011
Thomson Reuters 2011
Versi 4icu January 2012 , Top 100 South East Asia Webometrics Terbitan Januari 2012
 
Y. Free Online Course Materials
- MIT (Massachusetts Institute of Tecnology)OpenCourseWare
http://ocw.mit.edu/index.htm
- MIT-OCW mirror:
http://ocw-mit.dikti.go.id
- The Chronicle of Higher Education
http://chronicle.com/section/Home/5/
- The National Academies Press
http://www.nap.edu/about.html
- Khanacademy
http://www.khanacademy.org/
https://www.youtube.com/user/KhanAcademyBahasaInd


Z. Academic Conferences Worldwide (Info Seminar di Seluruh Dunia Termasuk di Indonesia)
http://www.conferencealerts.com/index.htm
Untuk Seminar Nasional/Internasional di Indonesia:
http://www.conferencealerts.com/indonesia.htm
Z1. Call For Papers dan International Conferences
http://Research-Conferences.com
Z2. Kumpulan peraturan pendidikan tinggi
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur.htm

Z3. Lain-Lain
Direktori Perguruan Tinggi Indonesia
Portal Informasi Pendidikan Tinggi
Daftar Perguruan Tinggi Swasta Indonesia menurut Provinsi
Melihat status akreditasi prodi
Daftar Perguruan Tinggi Kedinasan di Indonesia
Data base Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta se Indonesia
Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia
Perguruan Tinggi Agama Islam se Indonesia
Direktori Doktor Indonesia
Indonesia Higher Education Network, jaringan komputer antar Perguruan Tinggi Indonesia
Pusat teknologi informasi dan komunikasi pendidikan
Jejaring Pendidikan Nasional
Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Zona Perguruan Tinggi
Southeast Asian Education Networking
SEAMEO SEAMOLEC (Southeast Asian Minister of Education Organization, Reginal Open Learning Centre)
Portal-Unesco


sumber : http://www.kopertis12.or.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *