Minggu, 29 Januari 2023

SEKILAS MENGENAL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Oleh ; Ahmad Kurnia, SPD,MM.(Dosen tetap STBA JIA Bekasi) 

Dalam manajemen pembelajaran ada berbagai jenis strategi pembelajaran salah satunya pembeljaran kontekstual. Urgensi Pembelajaran Kontekstual me Pembelajaran kontekstual bukan sebuah model dalam pembelajaran. Pembelajaran kontekstual lebih dimaksudkan suatu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih mengedepankan idealitas pendidikan sehingga benar-benar akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien. Idealitas pembelajaran dimaksudkan melaksanakan proses pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada upaya pemberdayaan siswa bukan penindasan terhadap siswa baik penindasan secara intelektual, social maupun budaya.

 A. PENDAHULUAN

P

embelajaran yang efisien Istilah efisien dalam pembelajaran tentunya tidak sama dengan kata efisien dalam ilmu menejemen. Efisien biasanya seringkali disandingkan dengan kata efektif. Dalam ilmu menejemen, efektif berarti berhasil guna sedangkan efisien berarti berdaya guna. Secara terminologis, efisien diartikan sedikitg biaya atau waktu tetapi memperoleh hasil secara optimal, biaya minimal, hasil maksimal.

Problem Pembelajaran Problem dalam kajian ilmu penelitian seringkali didefinisikan adanya kesenjanagan antara harapan (yang dicita-citakan) dengan kenyataan (yang dihasilkan). Dengan demikian perlu ada upaya untuk lebih mengarah kepada sesuatu seperti yang diharapkan. Idealisme pembelajaran adalah ingin memberdayakan atau membimbing siswa agar memiliki sikap dan perilaku yang baik, jika pembelajaran justru melahirkan perilaku guru yang kasar, angkuh, manakutkan bagi siswa serta melahirkan proses penindasan berarti pembelajaran itu mengandung problem. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan dari seberapa jauh guru mampu mengeliminir atau menyelesaikan problem pembelajaran. Semakin sedikit problem pembelajaran yang muncul selama proses pembelajaran akan semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu sebaliknya Guru dan Kurikulum Berbicara guru dan kurikulum berarti membicarakan hubungan atau keterkaitan secara sinergis antara guru dengan proses penyampaian materi pelajaran. Dalam realitas sistemik kurikulum merupakan komponen dalam pendidikan atau pembelajaran yang tidak boleh dinafikan. Kurikulum merupakan acuan (materi) yang perlu dipahamkan kepada siswa sehingga benar-benar terjadi perubahan dalam diri siswa baik perubahan aspek kognitif, affektif maupun psikomotorik.

 B. TEORI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALBuku ini akan memuat berbagai hal yang memuat kritik dan solusi proses pembelajaran agar pembelajaran benar-benar berjalan sebagaimana mestinya sehingga benar-benar mampu merubah atau memberdayakan potensi yang ada dalam diri siswa baik potensi intelektual (kognitif), potensi moral kepribadian (affektif) dan potensi ketrampilan mekanik (psikomotorik). Diakui atau tidak realitas pembelajaran cenderung berjalan secara statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada kemandulan intelektual" siswa. Dalam proses pembelajaran seringkali muncul suasana yang tidak nyaman, menakutkan, stress bagi iowa. Kenyataan menyebabkan rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya siswa sulit menerima materipelajaran Ertentu. Sebenarnya tidak ada materi pelajaran yang sulit, hanya psikologis yang negatif maka siswa akhirnya merasa kesulitan dalam am memahamai materi pelajaran tertentu

Salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran tidakaa lain harus dilakukan melalui pembelajaran kontekstual yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan cara-cara yang lebih manusiawi dan selalu menyesuaikan dengan dinamika perkembangan siswa maupun dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemahaman tentang Sistem ring didefinisikan suatu bangunan atau organisasi/lembaga yang terdiri dari berbagai sub komponen/ emen, yang saling berinteraksi, berinterdependensi, dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka akan menganggu komponen lainnyaserta menganggu kualitas kinerja dari organisasi tersebut. Yang masuk kategori sistem dianataranya manusia, mobil, rumah, lembaga sekolah, proses pembelajaran dan amsih banyal lahgi yang tidak mungkin disebut dalam buku ini. Banyak para ahli pendidikan mengatakan bahwa pendidikan adalah merupakan sistem terbuka (open system). Artinya proses pendidikan sangat ditentukan oleh perkembangan atau dinamika perkemban gan dari luar pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan harus mampu merespon perkembangan dan dinamika yang ada diluar pendidikan, misalnya dinamika budaya, sosial, teknologi dan politik.

C. Teori Belajar Behavioristik

Proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori belajar. Ada beberapa jenis aliran atau faham yang dapat dijadiakn inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran. Salah satu aliran  teori humanistik kaitannya dalam proses pembelajararn Secara umum teori humanistik itu lebih melihak sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik. Inti dari teori behavioristik tereak pada upaya memahami perilaku secara total yang akhirnya muncullah cabang ilmu pengetahuan Psikologi Humanistik. Istilah Psikologi humanistik mulai diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi sekitar tahun 1960-an dengan bekerja sama dengan tokoh teori psikoanalisa Abraham Maslow yang terkenal dengan kebutuhan dasar (basic needs).

Tokoh teori humanistik yang terkenal adalah Abraham maslow dan Carl Roger. Karya monumental Maslow antara lain : Toward a psikology of Being (1962), Relegious and Peak Experience (1964), The psikology of Science: A Reconnaissance (1966), Motivation and personality (1970) diar per Inti pikiran Maslow antara lain (a) individu sebagai keseluruhan (b) tidak relevan pemahaman manusia melalui penyelidikan hewan (c) manusia pada dasarnya memiliki pembawaan (d) pada hakekatnya manusia itu memiliki potensi kreatif (e) Menekankan yan Sepe kesehatan psikologi manausia. 

D. Pembelajaran Menurut Teori Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi inteletual yang erdiri dari tahapan (a) pengetahuan (kowledge) (b) Pemahaman (comprehention), (c) Penerapan (aplication), (d) analisa (analysis), (e) sintesa (sinthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional/akal. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemamapuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu teori kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek.

E. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

Constructivism merupakan teori dari Piaget, Contructivism juga bagian dari teori kognitif. Teori kognitif dalam belajar memiliki perbedaan dengan cara pandang teori konstruktivisme. Dimana menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dariu lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada didalam masyarakat. Konsekuensinya pembelajaran harus mampu meemberikan pengalaman nayata bagi siswa. Sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori kontruksitivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan. Belajar bukanlah proses teknologisasi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi hanus juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual. Contoh ketika guru menyampaikan /mengajar materi sholat, tidak cukup hanya menjelaskan materi norma-norma tentang sholat semacam syarat dan rukun sholat, tetapi juga harus menjelaskan dan membangun penghayatan makna sholat dalam kehidupan. Sehingga akhirnya siswa dan msyarakat benar-benar mampu memberikan jawabana secata akademik tentang bunyi ayat Inna shilata tanha anil fakhsa walm ungkar (Sholat adalah mencegah perbuatan daregiatani yang fakhsa' dan mungkar). Teori kontsruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang harus bersifat kolektiv atau kelompok. Proses sosial masing- masing siswa harus bisa diwujudkan. Asri Budiningsih dalam buku Pembelajaran Moral menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada dalam diri siswa Didalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan, tata tingkah laku dan sikap diantara sesama manusia. Konsekuensinya, sisiwa harus memiliki ketrampilan untuk menyesuaiakan diri (adaptasi) secara cepat

F. Kesimpulan

Berdasarkan dari teori yang saya pelajari dari buku pembelajaran secara kontekstual dan hubungan dengan psikolog komunikasi dengan mata kuliah saya yaitu adalah bahwa peran seorang pengajar sangat penting untuk menerapkan beberapa metode terbaru dengan cara mengajar yang jauh lebih baik dengan tujuan mengembangkan pemikiran siswa yang lebih mendukung dengan cara yang baik pula yaitu mengajak siswa untuk berpikir lebih idealisme dan kritis disamping menjadikan siswa yang pro-aktif juga mengembangkan daya pikir yang sehat dan mental yang bagus kedepannya untuk para siswa.

SUMBER ; M. Saekhan Muchith S.Ag., M.Pd., Pembelajaran Kontekstual (Cetakan Pertama, Desember 2007), RaSAIL media grup  

 

Sabtu, 28 Januari 2023

Mengenal Pendidikan usia dini di Denmark

disunting: Ahmad  Kurnia,SPd,MM.

A.  Mengenali Apa Yang Menjadi Pembawaan Alami Kita

1.    Wabah Stres

Selama bertahun tahun kita melihat meningkatnya masalah yang berkaitan dengan level kebahagian orang-orang di seluruh dartan Amerika Serikat. Banyak orang tua yang terlalu kompetitif dengan diri sendiri, dengan anak-anaknya, dan dengan orang tua lain tanpa menyadari apa yang akan terjadi. Kita merasa tertekan untuk berprestasi agar anak-anak kita berprestasi, melakukan yang terbaik di sekolah, dan mewujudkan ide bagaimana seharusnya anak yang sukses, bagaimana seharusnya orang tua yang sukses. Lkevel stress sering naik dan kita merasa dihakimi oleh orang lain dan oleh diri kita sendiri. Sebagian dari inim adalah sifat alami manusia.

2.    Memiliki Pembawaan Alami Kita

Kadang kita lupa bahwa mengasuh anak, layaknya seperti cinta, adalah kata kerja. Perlu usaha dan kerja untuk memberikan hasil yang positif. Ada banyak kesadaran diri yang perlu dilibatkan untuk menjadi orang tua yang baik. Kita perlu melihat apa yang dilakukan ketika lelah, stress, dan ditarik sampai ambang batas. Tindakan ini disebut default setting “pembawaan alami”. Pembawaan alami adalah tindakan dan reaksi yang kita lakukan ketika terlalu lelah untuk memilih cara yang lebih baik.

“Sometimes we forget that parenting, like love, is a verb”

B.       P Untuk Play “Bermain”

“Kegiatan bermain sering kali dianggap sebagai pelarian atau jeda dari kegiatan belajar yang sesungguhnya. Namun, bagi anak-anak, bermain adalah kegiatan belajar yang sesungguhnya”. – Tuan Rogers. Play bagaimana kita bisa membebaskan anak-anak untuk bermain lebih banyak. Bermain mengajari merekamketangguhan. Dan, ketanghguhan sudah terbukti menjadi satu dari factor paling penting dalam memprediksi kesuksesan pada orang dewasa. Kemampuan untuk “bounce back”, mengelola emosi, dan menghadapi stress adalah kunci untuk hidup sehat pada orang dewasa. Kita mengetahui bahwa ketangguhan sengat baik untuk mencegah kecemasan dan depresi, dan inilah yang ditanamkan oleh orang Denmark kepada anak-anak mereka sejak dini. Dan, salah satu cara mereka melakukannya adalah dengan menempatkan pentingnmya bermain.

“ Bermain bebas mengajarkan anak-anak untuk meredakan kecemasan”.

 Di Denmark tidak ada penekanan untuk pendidikan atau olahraga tertentu, tetapi lebih pada anak keseluruhan. “ Kebahagiaan sejati tidak datang hanya dari pendidikan yang baik”.

 Dalam psikologi, dorongan internal ini dikenal sebagai locus of control “ pusat kendali”. Orang yang memiliki pusat kendali diri percaya bahwa mereka mempunyai kekuatan untuk mengendalikan hidupnya ndan hal-hal yang terjadi pada mereka.

Memberi anak ruang untuk belajar dan tunbuh. Anak-anak bisa melakukan dan mencoba hal-hal baru, juga memberi mereka ruang untuk membangun kepercayaan mereka sendiri.

Tips Untuk bermain

1.    Matikan TV. Matikan TV dan alat elektronik!imajinasi adalah bahan yang penting dalam bermain untuk mendapatkan da0mpak yang positif.

2.    Ciptakan lingkungan yang bisa memperkaya

Penelitian menunjuk0an bahwa lingkungan yang kaya akan sensori digabungkan dengan bermain akan memfasilitasi perkembangan kortikal di otak.

3.    Gunakan seni

Otak anak-anak berkembang ketika mereka menggunakan seni. Oleh karena itu, jangan tunjukkan bagaimana melakukannya-sediakan saja bahan-bahan untuk karya seni dan biarkan mereka berkreasi secara spontan.

4.    Biarkan mereka menjelajahi di luar

Ajaklah mereka keluar sebanyak mungkin untuk bermain di alam hutan, pantai, di manapun.

5.    Bermain dengan anak-anak yang berbeda usianya

Ini meningkatkan zona perkembangan optimal, membiarkan seseorang untuk memfasilitasi pembelajaran yang lain, membantu setiap anak untuk mendapatkan level baru secar alami.

6.      Biarkan mereka bebas dan lupakan rasa bersalah

Semakin banyak anda membiarkan mereka mengendalikan permainan mereka sendiri, menggunakan imajinasi dan melakukannya sendiri, maka hasilnya akan lebih baik.

7.      Bersungguh-sungguh

Jika anda ingin bermain dengan anak, anda harus seratus persen tidak berpura-pura dalam apa yang anda lakukan.

8.      Biarkan mereka bermain sendiri juga

Bermain denagn mainan mereka adlah cara untuk memproses pengalaman baru, konflik, dan kejadian sehari-hari dalam hidup mereka.

9.      Buatlah rintangan

Cobalah membangun rintangan dengan bangku kecil dan matras atau dengan alat lain menciptakan ruangan di rumah sehingga anak-anak bisa bergerak dan menggunakan imajinasi mereka.

10.  Ajak orang tua lain bergabung

Ajak orang tua lain bermain dalam permainan ssehat. Semakin banyak orang tua yang mempraktekannya, semakin banyak anak-anak yang bisa bebas bemain bersama dari aktivitas yang bebas dari campur tangan orang dewasa.

 

11.  Hindari campur tangan terlalu cepat

Cobalah untuk tidak menghakimi anak lain dengan terlalu kejam dan campur tangan terlalu cepat karena anda hanya melindungi anak-anak dari yang lain.

12.  Bebaskan

Biarkan anak anda melakukan sesuatu denagn cara mereka sendiri. Ketika anda merasa perlu untuk “menyelamatkan” mereka, ambil langkah mundur dan tarik napas. Ingat bahwa mereka belajar beberapa keterampilan penting yang akan mereka bawa sepanjang hidup.

 Untuk Autentisitas

 “Tidak ada warisan yang paling berharga daripada kejujuran”, William ShakepeareBagi orang Denmark, kenyataan dimulai denagn sebuah pemahaman dari emosi kita sendiri. Mengenali dan menerima semua emosi sejak dini, bahkan yang paling sulit sekali pun, membuat anak menjadi lebih mudah untuk mengatur strategi bagi semua masalahnya. Autentisitas akan mencari ke dalam hati dan insting kita untuk menemukan apa yang benar bagi kita dan keluarga serta tidak takut untuk mengikutinya.

Pola pikir permanen “fixed mindset” vs pola pikir yang berkembang “growth mindset”. Temuan Dweck menunjukan bahwa anak-anak yang mempunyai pola pikir permanen “fixed mindset”, yang secara terus-menerus diberi tahu bahwa mereka cerdas, cenderung hanya peduli terutama pada bagaimana mereka akan menilai : cerdas atau tidak cerdas. Mereka menjadi takut untuk menggunakan banyak usaha karena hal tersebut membuat mereka merasa bodoh. Mereka percaya bahwa jika anda mempunyai kemampuan, anda tidak perlu melakukan banyak usaha, dan mereka takut untuk mencoba terlalu keras dalam melakukan ssuatu yang akan membuat mereka kehilangan status sebagai “anak cerdas”.

Anak-anak dengan pola pikir yang berkembang “growth mindset”, akan berlaku sebaliknya, cenderung peduli pada pembelajaran. Mereka yang mendorong untuk focus pada usaha daripada kecerdasan akan melihat usaha sabagai hal yang positif. Orang dengan pola pikir berkembang lebih baik dalam beradaptasi untuk bekerja sama dalam tim dan menyelesaikan tantangan tanpa stress.

 Tips untuk Autentisitas :

1.      Hindari menipu diri sendiri

Pertama dan terutama, jujurlah dengan diri sendiri. Belajarlah untuk melihat kehidupan anda secara nyata. Bisa mendeteksi dan mendefinisikan emosi anda sendiri dan apa yang benar-benar dirasakan adlah tonggak sejarah yang besar.

2.      Jawablah dengan jujur

Jika anak anda menanyakan sesuatu, berilah mereka jawaban yang jujur. Tentu saja jawaban anda harus sesuai dengan usia anak dan sesuai dengan level pemahaman mereka. Anak-anak adalah detector kebohongan yang luar biasa, dan mereka bisa merasa tidak stabil jika anda memberikan kepalsuan.

3.      Gunakan contoh dari masa kecil anda

Menceritakan masa kecil akan memberikan mereka pemahaman yang lebih baik terhadap siapa anda dan memberikan mereka tahu bahwa situasi mereka normal, bahkan jika mereka takut, senang, atau sedih.

4.      Ajarkan kejujuran

Bicarakan kepada anak tentang pentingnya kejujuran dalam keluarga anda. Buatlah hal ini menjadi sesuatu yang berharga. Biarkan mereka tahu bahwa anda menekankan pentingnya kejujuran daripada hukuman untuk perilaku yang tidak baik.

5.      Bacakan cerita yang mencakup semua emosi

Bacakan semua jenis cerita kepada anak-anak anda. Jangan takut apabila tidak semuanya mempunyai akhir bahagia.

6.      Gunakan pujian untuk proses

Ingatlah bahwa pujian yang paling berarti dan berguna adalah yang berdasarkan pada kualitas, bukan kuantitas. Pastikan pujian itu focus pada proses atau usaha yang dilakukan anak-anak dan bukannya pada kemampuan bawaan

7.      Jangan gunakan pujian sebagai respons standar

Jangan berlebihan memuji untuk hal yang terlalu mudah. Ini akan mengajari anak anda bahwa dia hanya pantas dipuji ketika menyelesaikan suatu tugas dengan cepat, mudah, dan sempurna.

8.      Focus pada usha-usaha dan berusahalah sungguh-sungguh

Berhati-natilah memuji untuk kegagaln atau kesalahan. Dengan focus kepada usaha yang dilibatkan dalam belajar, kita membuat pola pikir berkembang. Pola pikir ini membantu dalam segala aspek kehidupan, dari kejra sampai hubungan.

9.      Ajari anak-anak untuk tidak membandingkan dirinya dengan yang lain

Mereka perlu menyadari dengan sendirinya bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk sebuah proyek atau jika mereka merasa bisa melakukan lebih.

10.  Tekankan pandangan unik dan asli dari anda dan anak anda dengan mengatakan “bagiku”

Cobalah untuk menambahkan “bagiku” setelah sebuah kalimat untuk menekankan pemahaman bahwa pengalaman yang anda miliki dari suatu situasi tertentu tidak harus sama dengan pengalaman.

 R Untuk Reframing “Memaknai Ulang”

 Optimisme Realistis. Optimis realistis menyaring informasi negative yang tidak perlu. Mereka belajar untuk menghilangkan kata-kata dan kejadian negative serta mengembangkan kebiasaan menerjemahkan situasi ambigu ke dalam sikap yang lebih positif. Dengan memaknai ulang apa yang kita katakana menjadi sesuatu yang lebih suportif dan lebih tidak definitive, kita sesungguhnya mengubah cara dalam merasakan sesuatu. Allan Holmgren, psikolog Denmark yang terkenal, percaya bahwa realitas kita diciptakan dalam bahasa yang kita gunakan. Semua perubahan melibatkan perubahan pada bahasa. Sebuah masalah hanyalah menjadi masalah kalau dia dianggap sebagai masalah.

 Reauthoring “Menulis Ulang”.  Memaknai ulang atau menulis ulang bukan tentang membuang kejadian negative dalam hisup kita, melainkan tentang menempatkan sesuatu yang kurang penting di sana dan lebih banyak focus pada aspek yang kita sukai. Dengan membicarakan dan memelihara aspek positif dari perilaku yang tidak menyenangkan, kita juga membantu anak-anak kita focus pada alur cerita yang lebih baik.

 Tips untuk memaknai ulang :

1.      Perhatikan sisi negative anda

Cobalah untuk memperhatikan dan melihat seberapa sering anda menggunakan kenegatifan untuk melihat situasi. Cobalah mengusahakan cara yang berbeda dalam melihat sesuatu yang membuat anda sedih, seperti ketakutan atau kecemasan.

2.      Latihan memaknai ulang

Pikirkan seberapa realistis pikiran anda dan cobalah mengubah frasanya.

3.      Gunakan lebih sedikit bahasa yang mengungkung

Cobalah menghilangkan hitam dan putih dan membatasi bahasa. Saya benci ini, saya cinta itu, saya selalu, saya tidak pernah, saya seharusnya, saya tidak seharusnya, saya seperti ini, dia seperti itu, dan seterusnya.

4.      Cobalah mengeksternalkan bahasa. Pisahkan tindakan dari orangnya.

Daripada mengatakan “dia pemalas” atau “ dian agresif” cobalah melihatnya sebagai isu eksternal dan bukan bawaan

5.      Tulis kembali deskripsi anak anda menjadi lebih penuh kasih

Buatlah daftar kualitas dan perilaku paling negative dari anak anda, dan tulislah kembali dalam sebuah kalimat.

6.      Gunakan bahasa yang suportif

Bantu anak anda dengan menggunakan bahasa yang mendukung daripada bahas yang menghakimi. Ajukan pertanyaan untuk membantu mereka mengidentifikasi emosi di balik aksi merka.

7.      Gunakan humor

Jalin kebersamaan dengan anak anda dan cerahkan situasi dengan humor, untuk membantu meletakkan sesuatu pada perspektif yang baru. Namun hati-hati untuk tidak menyangkal perasaan atau pengalaman anak.

 E Untuk Empati:    “Hal terbaik dan tercantik di dunia tidak bisa dilihat ataupun disentuh, tetapi harus dirasakan dengan hati”. – Helen Keller

 Empati adalah dorongan berharga yang membantu kita untuk bertahan di kelompok. Menusia tidak bisa bertahan tanpa empati dan solidaritas. Empati adalah salah satu factor paling penting untuk menjadi pemimpin, pengusaha, manajer yang sukses, dan juga membuat bisnis yang sukses.

 Tips untuk empati :

1.      Memahami gaya empati anda sendiri

2.      Memahami orang lain

Praktikan memahami orang lain daripada mempermalukan dian.

3.      Melihat dan mencoba mengenali emosi.  Bantu anak anda melihat emosi orang lain seperti mengalaminya sendiri tanpa menghakimi

4.      Baca, baca, baca.  Penelitian menunjukan bahwa membacakan cerita untuk anak meninhgkatkan level empati mereka.

5.      Meningkatkan hubungan yang penuh arti.  Cobalah gunakan empati untuk memperbaiki beberapa hubungan anda. Mempunyai hubungan yang retak telah terbukti menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis.

6.      Jadilah rapuh. Cobalah untuk menjadi pendengar yang lebih baik dan jangan takut menjadi rapuh. Ini adlah hal yang menghubungkan dan bisa kita lakukan.

7.      Carilah empati dari orang lain

Kelilingi diri anda dengan teman-teman dan keluarga yang ingin mempraktikan empati juga kebaikan.

 N Untuk No Ultimatum “Tanpa Ultimatum”

 “lebih baik menaklukan diri sendiri daripada memenangi seribu pertarungan”- Buddha

 Empat gaya pengasuhan :

1.      Otoriter : orang tua ini banayk menuntut dan tidak responsive.

2.      Berwibawa : orang tua jenis ini juga menuntut, tetapi responsive.

3.      Permisif : orang tua ini sangat responsive, tetapi kadang menuntut perilaku matang dari anak mereka, lebih tergantung pada kemampuan anak dalam mengatur diri sendiri.

4.      Tidak terlihat : orang tua jenis ini tidak responsive atau menuntut, tetapi tidak sampai menyia-nyiakan. Anak-anak dari orang tua yang tidak terlihat biasanya payah di semua area.

 

Tips untuk no ultimatum :

1.      Inagtlah untuk membedakan perilaku dari anaknya. Tidak ada anak yang buruk, hanya perilakunya yang buruk, juga pengasuhan yang buruk.

2.      Hindari perebutan kuasaJika anda tidak mencari kekuasaan, anda tidak akan menemukannya. Selalu berpikir sebauh solusi, bukannya bagaimana aku bisa menang.

3.      Jangan salahkan anak. Ambil tanggung jawab untuk anda sendiri, dan cobalah untuk melakukannya lebih baik lain kali

4.      Cobalah untuk melihat bahwa anak-anak pada dasarnya baik. Anak seharusnya memang mendorong batas dan menguji aturan. Mereka tidak nakal dan manipulatif. Ini adalah cara merka tumbuh.

5.      Ajari anak andaPandu mereka, rawat mereka, dan didik mereka. Jangan hanya menghukum dan melihat mereka butuh disiplin lebih banyak.

6.      Memaknai ulang. Belajar bagaimana memaknai ulang dan mengajari anak anda untuk melakukan membuat semua orang lebih peduli dan lebih bahagia.

7.      Ingat, semuanya bisa berbalik kepada anda. Kebaikan melahirkan kebaikan. Keburukan melahirkan keburukan. Kehilangan kendali melahirkan kehilangan kendali dan ketenangan melahirkan ketenangan.

8.      Libatkan suami.  Satu saja orang tua yang mengikuti gaya berwibawa dan tetap santai, dia akan membuat perbedaan berarti. Namun dua lebih baik.

9.      Periksa ultimatum andaTulislan semua ultimatum yang anda gunakan sehari-hari

10.  Selalu pikirkan usia anak anda. Setiap usia anak mempunyai “tema” tentang apa yang bisa anda harapkan dari perkembangannya. Anak-anak bukanlah orang dewasa dalam versi mini.

11.  Terima semua jenis perasaan.  Terima semua perasaan anak anda, apakah dia dalam suasana hati yang anda inginkan atau tidak.

12.  Ingat, protes adalah respons terhadap sesuatu.  Ingatlah bahwa protes adalah satu cara untuk berkomunikasi. Ini juga berarti tanda tumbuh mandiri.

13.  Tempatkan perilaku pada konteks.  Apakah ada perubahan pada anak anda yang mungkin mengarah ke perubahan perilaku?

14.  Ketahui yang membuat anda meledakPenting untuk mengetahui apa yang mendorong anda. Di titik mana anda akan menyerah, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan diri anda sendiri ketika sampai di sana?

15.Tunjukkan bahwa anda mendengarkan.  Pastikan anak-anak tahu bahwa anda mendengarkannya. Sebagai contoh, ketika dia meminta sesuatu, penting untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia didengar atau dimengerti bahkan jika permintaannya tidak bisa dipenuhi.

 T Untuk Togetherness “Kebersamaan” Dan Hygge “Kenyamanan

 “Tim yang bagus akan menjadi yang terhebat ketika anggotanya cukup percaya satu sama lain untuk mengubah saya menjadi kami”.- Phil Jackson

 Riset menunjukkan bahwa salah satu predictor teratas dari kesejahteraan dan kualitas kebahagiaan adalah waktu berkualitas dengan teman dan keluarga. Jika kita tahu bahwa kita mempunyai orang yang bisa diajak bicara atau diminta pertolongan pada waktu sulit, kita lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup tanpa tumbang.

 Tips untuk kebersamaan dan Higge

1.      Ambil sumpah HiggeBuatlah grup dengan seluruh keluarga pada pertemuan selanjutnya untuk berpikir bukan tentang “saya”, melainkan tentang berada pada momen tersebut dan mencoba membantu membuat acara berjalan tanpa konflik dan kontroversi.

2.      Nikmati momen bersama.  Cobalah untuk tidak terlalu banyak membahas atai bicara hal negative tantang orang lain. Semua harus ada pada momen bersama.

3.      Latihan preframing “antisipasi makna”.  Siapkanlah diri anda dan keluarga untuk acara pertemuan keluarga sehingga anda akan mendapatkan banyak manfaat dari sana tanpa memakai kacamata minus untuk dunia dan keluarga.

4.      Bersenang-senang bersama.  Ketika seluruh keluarga menghabiskan waktu bersama, bermain games, di dalam dan diluar ruangan, yang bisa diikuti oleh setiap orang, kesampingkan pilihan pribadi anda dahulu dan keluarlah serta bersenang-senanglah

5.      Buatlah nyaman.  Buatlah atmosfernya nyaman dengan lampu yang hangat, proyek kerajinan rumahan, dan dekorasi, serta makanan dan minuman yang anda siapkan bersama.

6.      Berhentilah mengeluh.  Setiap kali anda ingin mengeluh, lihatlah bagaimana anda bisa membantu. Ini saja, jika setiap ornag setuju atau melakukannya, membuat perbedaan besar pada level kebahagiaan yang anda bagikan sebagai keluarga.

7.      Praktikkan memaknai ulang jika anda stress.  Memaknai ulang adalah alat yang kuat, dan semua hal bisa dimaknai ulang.

8.      Buat segalanya sederhana.  Gangguan mengalihkan kita dari higge, yang memang tentang mengapresiasi hal-hal dasar dan rill. Buatlah sederhana.

9.      Tetaplah hadir dan doronglah anak-anak anda untuk tetap hadir juga. Gunakan lebih sedikit mainan, TV, smartphone, dan tablet. Ini seharusnya dihindari dalam pertemuan sehingga anak-anak juga bisa lebih hadir bersama. Mainkan permainan tradisional sebagai gantinya.

10.  Tetap terhubung.  Cobalah untuk belajar dan mempraktikkan agar mempunyai waktu santai bersama. Belajar untuk higge bersama, anak-anak anda akan menurunkannya, yang akan membuat hubungan keluarga semakin baik secara umum.

11.  Doronglah bermain.  Ajaklah anak-anak yang besar untuk bermain bersama dengan anak-anak yang lebih kecil di “kehidupan yang sebenarnya”, bukan di alat elektronik.

12.  Dukung pengembangan tim.  Atur lebih banyak aktivitas pengembangan tim untuk anak-anak dalam mendorong mereka bekerja sama.

13.  Ungkapkan dan bagikan.  Ketika anda jatuh atau dalam momen sulit, ungkapkan dan bagikan kepada teman-teman baik yang anda sayangi dan percayai.

14.  Buatlah grup ibu-ibu.  Carilah ibu lain dalam lingkungan anda dan bentuklah jaringan dukungan.

15.  Ajari anak-anak anda bahwa keluarga adalah tim.  Daripada “every man for himself”- selamatkan diri sendiri- doronglah setiap orang untuk mendukung tim keluarga, dan tunjukkan kepada anak-anak peran apa yang bisa mereka mainkan, bagaimana mereka bisa membantu dan kontribusi dalam macam-macam proyek atau aktivitas.

16.  Rayakan kebersamaan setiap hari.  Ingat bahwa hygee tidak terbatas pada pertemuan keluarga besar. Ini bisa didapatkan hanya dengan satu atau dua orang.

17.  Bernyanyilah!  Sepertinya konyol! Ini benarpa -benar berhasil! Ini menyenangkan dan sangat hyggeligt. Mengapa membatasi nyanyian khusus ketika liburan? Anak-anak pasti menyukainya, dan orang dewasa juga.

SUMBER : Jessica Joelle Alexander Dan Iben Dissing Sandahl, 2018 The Danish Way Of Parenting, PT Bentang Pustaka, Yogyakarta

 

 

 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *