Selasa, 30 November 2010

Wahai Dosen, Mana Tulisanmu?

Oleh Amin Musthofa*)

BERGERAK di dunia kepenulisan secara kritis merupakan ciri khas mahasiswa. Semangat menggelora untuk menghasilkan karya tulis yang baik terus menyala dalam diri mahasiswa. Terbukti, karya mahasiswa terus menghiasi dunia media massa. Bahkan tulisan mahasiswa kerap sangat berbeda dari tulisan lain, karena dilakukan dengan motivasi sangat tinggi. Publik pun memberikan sambutan meriah dengan kegemuruhan aktivisme mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis yang baik dan berkualitas.

Karya tulis mahasiswa tidak hanya beredar di berbagai media massa, tetapi juga di buletin, jurnal, dan buku. Tidak sedikit karya mereka berkapasitas tinggi, bahkan sangat inspiratif dalam dunia pergolakan.

Tulisan mahasiswa makin hangat karena mendapatkan apresiasi tinggi dalam berbagai kajian dan wacana perdebatan antara dunia kampus. Jaringan lintas kampus itu yang membuat ide kritis makin menyebar dalam ragam pergerakan sosial yang terjadi.

Pertanyaannya sekarang, mana karya tulis para dosen? Kalau mahasiswa begitu aktif, sedikit sekali dosen yang aktif dalam menulis karya di media, jurnal, bahkan buku. Kerisauan ini bahkan diakui oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang melihat para dosen masih miskin tulisan dan minim kualitas tulisan dalam penelitian.

Rata-rata dosen lebih banyak mengejar setoran, tanpa ada perenungan dan pemaknaan kritis atas fakta sosial di sekeliling.

Kalau kita lihat di media massa, hanya orang-orang itu yang menghiaskan tulisan mereka di media massa. Dosen yang lain mana? Ternyata yang lain lebih banyak mengejar proyek atau sekadar kejar setoran dalam mengajar. Jebakan proyek terlihat sekali dari para dosen sehingga semangat menulis mereka menurun. Jebakan proyek yang menjanjikan kekayaan telah menyita waktu dosen dalam menganalisis keilmuan, sehingga sibuk dengan berbagai pelaporan proyek yang terus dikejar. Selesai satu proyek berganti dengan proyek lain, yang terus berganti-ganti.
 Menggiurkan Di berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, jebakan proyek memang sangat menggiurkan. Tak lain karena perguruan tinggi tekemuka begitu dekat dengan jaringan kekuasaan. Jaringan kekuasaan sangatlah mendekatkan dunia dosen untuk ikut serta dalam berbagai proyek negara. Atau, juga dengan berbagai perusahaan sehingga memanfaatkan jaringan proyek perusahaan besar.

Itu jelas menjanjikan kekayaan melimpah. Terbukti, para dosen lebih banyak berlomba-lomba membeli mobil terbaru.

Areal parkir kampus sekarang dipenuhi mobil baru para dosen yang makin waktu kian banyak.
Ada juga seorang dosen yang hanya menghabiskan waktu untuk mengajar. Mereka tipologi dosen pasif yang pasrah dengan kondisi, tanpa gejolak keilmuan dalam diri. Tipologi itu gampang-susah karena mereka memang pasif dalam dunia pemikiran dan pergerakan.

Dosen model itu masih memegang tradisi normatif bahwa mengajar mendapatkan pahala besar. Hanya dengan mengajar, mereka seolah-olah mendapatkan pahala melimpah. Model dosen itu masih ada di sebagian kampus. Walaupun rata-rata mereka adalah generasi masa lalu yang kebetulan menjadi dosen saat itu.

Melihat kondisi dosen yang miskin karya tulis itulah, layak jika kita menggugat para dosen yang begitu asyik mengajar dan memberikan tugas ke mahasiswa. Seharusnya para dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam menggerakkan dunia keilmuan dan kepenulisan. Tetapi sering kali malah dosen yang harus berguru pada mahasiswa. Itulah yang harus diakui para dosen. Karena, fakta memang berbicara demikian.
Sedikit Sekali Menurut pendapat Eko Prasetyo (2008), para dosen, bahkan yang lulusan luar negeri sekalipun, sedikit sekali yang bisa mengobarkan semangat intelektualisme dan semangat kepenulisan pada mahasiswa. Eko pun merasa kesulitan mencari mitra diskusi ketika diundang dalam berbagai acara seminar di berbagai kampus terkemuka di Indonesia. Dia sedih karena kemandekan intelektualisme dan kepenulisan kampus yang mengakibatkan para mahasiswa makin lesu dalam menggerakkan dunia diskusi dan makin lumpuh dalam menggerakkan semangat pembebasan melalui media kepenulisan.

Beberapa saat terakhir ini, pada saat sertifikasi merebak, para dosen hanya mengejar tulisan untuk syarat sertifikasi. Bukan sebagai gejolak intelektual yang menjadi penyemangat mahasiswa. Itu terbukti karena setelah tulisan terbit atau beredar, tulisan para dosen itu tak lagi terdengar atau bahkan sepi dari gagasan yang pernah dilontarkan. Mereka kembali sibuk dengan berbagai proyek yang menanti. Itu menimbulkan keprihatinan mendalam.

Dalam konteks ini, menarik apa yang dilakukan dosen terkenal, Jalaluddin Rahmat. Dosen satu itu tipe pemikir dan penulis yang mengharuskan diri menulis buku, minimal terbit satu dalam setahun. Target itu selalu dia penuhi, bahkan sering melebihi target. Setahun dia bisa menulis lima buku sekaligus. Itu dia akui dalam berbagai forum diskusi di berbagai kampus di Indonesia untuk membakar semangat menulis para dosen.

Menarik pula yang dilakukan Prof Yudian, yang berani menerbitkan buku dalam bahasa Inggris untuk khalayak kampus di Yogya. Dia juga menerbitkan autobiografi intelektual yang sangat menarik, bahkan yang pertama di dunia kampus di Indonesia. Kini, saatnya dosen berguru kembali.

Menjejakkan kaki di kampus, sekali lagi, bukan untuk menumpuk kekayaan, melainkan menjadi resi keilmuan yang terus mentransformasikan nilai kemanusiaan. (51)

*) esais dan peneliti sosial, tinggal di Pati  

Sabtu, 20 November 2010

PILIHAN SULIT

Silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang hidupmu. Disaat menuju jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa dan mahasiswinya: “Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”
 
Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.
 
DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis. Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.
 
DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting ! Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi! Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi ! Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.
 
Sampai pada akhirnya di atas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya. Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua
 
Mahasiswa dan mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa atau mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu. Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, “Silahkan coret satu lagi!”
 
Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
 
Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.
 
Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?
Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.
 
Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.”

SEBENARNYA, KEHIDUPAN BAGAIKAN BAWANG BOMBAI, JIKA DIKUPAS SESIUNG DEMI SESIUNG, ADA KALANYA KITA DAPAT DIBUAT MENANGIS

=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 285-287. ISBN 978-6028-686-938.

Kamis, 18 November 2010

"Kebohongan Seorang Ibu"

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar"

KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, aku tidak penat"

KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!"

KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"

KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya ada duit"

KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : "Aku tak biasa tinggal negara orang"

KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan"

KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu..!" Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi... Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

KISAH TUKANG AIR DAN TEMPAYAN

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang Dari mata air ke rumah majikannya, tempayan itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sunggh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.""Kenapa?" Tanya si tukang air."Kenapa kamu merasa malu?""Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi." Kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya.

Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

SUMBER : REPUBLIKA

"Seandainya Obama...bagi Indonesia dan dunia?"

Bukankah  Jakarta tanpa Obama juga macet, boss!”, ungkapku sambil tersenyum mengejek temanku yang terlehat lelah matanya karena terlalu banyak kampus tempat dia mengajar….”Bukan Obama hebat banget  bisa mempengaruhi pekerjaan kita seharian ini..he..he dan secara ekonomi-pun entah apa yang diuntungkan dengan kehadiran presiden kulit hitam pertama Amerika”

Seandainya Kemitraan sejajar dengan Indonesia?

Kehadiran obama heboh sampai temanku sehabis ngajar berpendapat :” be…sok gila,  ada obama, gua sulit keluar  untuk ngajar ke Uhamka, macrret Jakarta..!!!

Itulah obrolan kecil seiring dengan hari pahlawan  jangan-jangan selain memberi bintang kehormatan kepada Ibunda Obama ini berlanjut memberikan gelar pahlawan dan menyematkannya menjadi jalan dimana keluarga Obma pernah tinggal.  Padahal Pak Harto-pun sedikitpun tidak ada jasanya bagi yang pernah kecewa kepada Orde Baru, padahal orang Indonesia ini terkenal pemaaf seperti kita memaafkan para imperialisme Belanda, Jepang, Spanyol, dll  dan neo-imperialisme AS, atau melupakan dukungannya terhadap zionisme Israel. Jangan –jangan bangsa ini sedang mengalami krisis harga diri dengan bersimpuh dibawah bayang-bayang hegemoni negeri yang punya rencana konspirasi  menancapkan kekuatannya di Asia, kata para analisis media.

Jangan-jangan "Bang Berry" sendiri sedikitpun tidak bermaksud ke jakarta begitu hanya sekedar bernostalgia saja ke jakarta dan ketempat kelahirannya yang juga tidak masuk agenda kunjungannya ke Asia yang batal terus dan civitas akademika UI akan dikunjungi hari ini untuk kuliah umum Obama yang didampigi PM Australia. Bahkan sekedar berkunjung ke SD-nya dulu pernah belajar.

“Barry, singgahlah meski cuma sekejap.” Itulah harapan ratusan murid SDSN Menteng 01 Jakpus dimana Presiden AS Barack Obama pernah bersekolah. Meski hingga kini belum ada pemberitahuan kemungkinan Obama mampir, pihak sekolah tetap melakukan persiapan. Gudangnya para aktivis-pun diam seribu basa mengikuti dunia yang terbungkam oleh pesona Obama yang ingin mencerahkan para calon menteri dan birokrasi Indonesia, bahkan para Rector-pun diundang dan hanya orang tertentu yang bisa hadir dengan orasi ilmiah sang hero dunia ini.

BUKTINYA : Persingkat kunjungannya
Para ahli mengatakan, abu vulkanik dapat mengakibatkan malapetaka pada mesin pesawat jet seperti Air Force One.
 Maka Para pejabat Pemerintah AS, Selasa malam, mengatakan, kunjungan singkat Obama yang tidak sampai 24 jam itu akan dipersingkat lagi dua jam. Acara Obama di Indonesia
  1. Acara peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, terpaksa akan dibatalkan.
  2. Ceramah umum di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, juga akan dimulai sedikit lebih awal.
  3. Berdasarkan rencana semula, agenda Obama pada hari kedua ini adalah berkunjung ke Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, lalu ke Kampus UI dan TMP Kalibata.
  4. Dari Kalibata, Obama langsung ke Bandara Halim PerdanakKusuma untuk kemudian meninggalkan Indonesia menuju Korea Selatan menghadiri KTT G-20. Kunjungan 10 hari Obama ke Asia yang dimulai di India pada 6 Sempter lalu akan berakhir di Jepang pada 14 November mendatang.
BIASA : Pro kontra
Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama ke Tanah Air menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Bahkan sejumlah mahasiswa dan organisasi massa berbasis agama dijadwalkan akan menyambut orang nomor satu Negeri Adidaya ini dengan aksi unjuk rasa.Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani  (detiknews.com, 10/11/2010)  menganggap wajar ada sejumlah kelompok masyarakat yang menolak kedatangan Obama, tentu semua beralasan. "Pro kontra terjadi karena simbolisasi Presiden Amerika yang menimbulkan konflik di Afganistan, Irak, Palestina. Hal ini yang menjadi Amerika ditolak," beber Muzani.

Dengan entengnya,  Duta Besar Amerika Serikat William P Turchrello mengaku bahwa tak mempermasalahkan banjirnya demonstrasi saat kedatangan Barack Obama di Indonesia. "Ini poin demokrasi, sekarang di Indonesia ada demokrasi, beberapa orang suka, beberapa orang tidak suka, tidak apa-apa (Okezone, (8/11/2010) . Mengenai pembakaran Bendera Amerika yang kerap terjadi di Tanah Air, dia juga mengatakan hal tersebut tidak masalah, begitu pula saat ditanya mengenai ancaman aksi terorisme.
"Sekarang Indonesia sudah aman, tidak apa-apa," imbuhnya. Seperti diketahui, Presiden Obama dipastikan akan tiba di Indonesia hari ini, setelah dua kali rencana kunjungannya batal. Obama direncanakan akan berada di Indonesia selama dua hari.
Yang demo, Sehari jelang kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM UI), menggelar demo di depan Stasiun KA Universitas Indonesia, kemarin. Rencananya Obama akan memberikan kuliah umum di kampus ini tepatnya hari ini. Sekitar 50-an mahasiswa terlibat dalam demo  yang diwarnai dengan  aksi menginjak-injak bendera AS dan membakar foto Presiden AS. “Tolak kedatangan Obama ke Indonesia,” teriak Kevin Dian, salah satu demonstran.

Berdasarkan pantauan, penjagaan oleh TNI dan Polri di kampus UI seluas 300 an hektar itu sudah dimulai sejak kemarin. Aparat menutup 16 titik pintu masuk ke UI. Sejumlah senjata berat juga tampak di sudut kampus termasuk di lapangan bola. Kemungkinan Obama akan datang ke kampus ini menggunakan helikopter dan mendarat di lapangan bola. Meski demikian kegiatan belajar mengajar di kampus ini tetap berlangsung.

Sementara HTI dengan Ribuan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi damai menolak kedatangan Presiden Barack Obama, Minggu (7/11/2010). Lokasi demo dari sekitaran Bundaran HI mengarah ke Kedubes AS di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sedari awal telah menolak segala bentuk penjajahan ..untuk mengigatkan silahkan dicek di UUD. Maka untuk seorang obama yang jelas jelas penjajah negeri muslim untuk apa kita menerimanya. Demo ini adalah wujud kesadaran bahwa setiap muslim bersaudara maka kepedulian itu nyata terlihat dari penolakan kedatangan seseorang yang jelas jelas memusuhi umat Islam. Lagi pula HTI dalam aksi damainya tadi siang juga melakukan penggalangan dana untuk saudara saudara di merapi, mentawai inilah bukti bahwa HTI tidak lupa terhadap saudara yg saat ini terkena musibah...Mari beranilah untuk membuka mata dan pikiran , menerima kebenaran lihatlah jangan pura-pura tidak tahu fakta pada kenyataannya amerika telah mengambil banyak kekayaan negeri ini,cepu, blok natuna, freeprot. Kerjasama yang terbentuk hanya merugikan indonesia. jika anda mengaku peduli terhadap negeri ini maka tolak , tolak, tolak obama. Beranilah menerima kebenaran..karena saat kau mnerima kebenaran dirimu bukanlah pengecut tetapi pemberani.

 Lain mahasiswa dan HTI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta agar kaum muslimin Indonesia tidak menolak kedatangan Presiden AS Barack Obama. Penolakan ini bertentangan dengan etika Islam juga etika diplomasi internasional.

"Saya berharap, jangan ada kaum muslimin Indonesia yang menolak kedatangan Obama di Indonesia. Selain bertentangan dengan etika Islam juga bertentangan dengan etika diplomasi internasional," kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi (http://www.detiknews.com/, 15/3/2010). lebih lanjut, Menurut Hasyim, tidak ada aturan dalam Islam untuk menolak tamu, apalagi  dalam kapasitas diplomasi internasional. Rasulullah SAW mengajarkan 'berhubungan diplomatik' dengan agama lain termasuk Yahudi.Lanjut Hasyim, Obama telah menunjukkan kemauan baik dalam memperbaiki hubungan AS dengan dunia Islam, sekalipun hasilnya belum maksimal. Sementara, Hasyim juga mengeritik upaya pemberantasan teroris jika hanya untuk menyenangkan AS. Pemberantasan teroris seharusnya dilakukan untuk kepentingan nasional dan kemanusiaan.

Hasyim menambahkan, belakangan terdengar suara-suara yang mau meminta hadiah dari pemberantasan terorisme. Menurutnya pemberantasan terorisme harus berdasarkan proses hukum, bukan karena iming-iming. "Sungguh merendahkan martabat bangsa, dan dugaan saya Amerika pun akan mencibir kita. Sungguh, sifat cari muka serta sifat inlander harus segera kita tinggalkan demi martabat bangsa," tegasnya.

MIMPI KALI : "Seandainya Obama"
Seandainya kedatangan obama bisa memperbaiki persepsi tentang pengelolaan Freeport yang hanya 9% disumbangkan kenegeri pemiknya, seandainya keberadaan Freeport lebih meningkatkan kesejahteraan penduduk pribumi bumi Papua, bukan tujuan kehadirannya  lain yang ingin merubah ekspor dari AS menjadi no 1 kita ketahui Amerika Serikat hanya mengekspor barang seharga 6 miliar dolar AS (antaranews.com) ke Indonesia setiap tahun, sehingga menjadikannya pasar terbesar ke-37 bagi Amerika, demikian keterangan dari Kamar Dagang AS.

Banyak seandainya Obama yang katanya  mau singgah ke Al-Azhar mengucapkan dua kalimah syahadat seperti Agama ayahandanya  dan seandainya dukungan ke Israel dicabut sebagai bukti ingin memperbaiki hubungan baik dengan kaum muslimin dunia, Obama masih mendapat dukungan kuat di Indonesia, sekalipun kepercayaan pada dia telah merosot di negara Muslim lain sejak ia berpidato di Kairo, Mesir, Juni 2009.

Perang yang lama dilancarkan AS di negara Muslim --Afghanistan dan Irak-- telah telah membuat dia kehilangan dukungan di kalangan umat Muslim, dan tak ada kemajuan dalam perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang juga menggerogoti dukungan buat dia Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya  kembali memberikan nuansa berbeda dan menyejukan umat Islam dengan mengucapkan Assalamualaikum dalam jumpa pers di Istana Merdeka. ketika menjawab CNN tentang bagaimana cara Amerika Serikat merangkul masyarakat muslim. Ditegaskannya, langkah AS tidak akan fokus terhadap masalah keamanan. Namun, kata Obama, untuk merangkul masyarakat muslim adalah lewat tukar-menukar tenaga pengajar dengan negara muslim. Nantinya, lanjut dia, masyarakat AS dan Barat dapat memahami budaya muslim secara lebih komprehensif.

Tentu saja seandainya para petinggi negeri ini tidak mengap-mengap memohon kehadiran ”My hero Obama” untuk pencitraan kalau Indonesia mendunia dalam Konferensi Pers antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dimulai. Bahkan  konfrensi pers kemarin bapak SBY menyebut Rakyat Indonesia menanti kedatangan Obama."Kita kedatangan tamu dari Presiden Obama yang saya undang. Kedatangan Presiden Obama sangat dinantikan rakyat Indonesia," kata SBY dalam pidatonya di Istana Merdeka kemarin, Jakarta, Selasa (9/11). Dalam sambutannya SBY juga menyebut kedatangan Obama yang pertama kali ini merupakan kehormatan bagi rakyat Indonesia. Seperti diketahui, Obama sudah tiga kali merencanakan datang ke Indonesia. Yang ketiga kali inilah akhirnya Obama datang ke Indonesia.

Seandainya penyambutan my hero ini tidak berlebihan sehingga teap harga diri bangsa ini terjaga dan pak SBY-pun masih kebanggaanku karena akupun memilihnya dan aku konsisten dengan pilihanku ini yang terbaik dan tidak mengecewakanku, baik buruk dan mengap-mengap sekalipun tetap pak SBY my heroku, bukan sang Barak. Sekali lagi terlalu berlebihan dibanding menerima presiden atau kepala negara lain saat berkunjung ke Indonesia. Seharusnya, pemerintah Indonesia tidak perlu melakukan hal semacam itu, "Karena semua presiden atau kepala negara itu sama. Pemerintah harus mengoreksi diri," sebagaimana yang dilansir wakil ketua komisi I tubagus Hasanuddin (http://www.primaironline.com/) Perlakuan istimewa oleh pemerintah Indonesia terlihat dari penyambutan Presiden George W Bush tahun 2006. Penyambutan tersebut dilakukan secara berlebihan dan dilakukan di Istana Bogor. Juga pasukan yang dikerahkan untuk berjaga-jaga hampir tiga perempat kekuatan yang dimiliki Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya.

Juga kedatangan Obama di Indonesia hari ini, semua persiapan dilakukan jauh-jauh hari. Di Bandara Halim Perdanakusuma, pasukan pengamanan dan kendaraan tempur disiagakan.Dari sisi peliputan oleh media massa, juga terlihat hal yang mencolok. Wartawan dari berbagai media cetak, elektronik dan televisi dibagi-bagi atau dikelompokkan menjadi beberapa bagian, tidak seperti kedatangan Perdana Menteri Australia Julia Gillard Lalu bagaimana dengan kedatangan Presiden Austria yang dijadwalkan hari ini berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden SBY.

Pemerintah Indonesia tidak seolah tidak peduli dengan segala tetek bengek untuk melakukan penyambutan, pengamanan, peliputan dan sebagainya terhadap kedatangan Presiden Austria tersebut, padahal sama-sama seorang presiden. Apakah Amerika Serikat negara besar, berpengaruh sehingga ada perlakuan khusus atau istimewa dari Indonesia?

Seandainya temanku yang mau mengajar di Uhamka tidak kena macet dan jakarta seperti biasa saja menyambutnya, saya yakin Indonesia teap indonesia siapapun tidak boleh ada yang macam-macam dan tidak lebay dibuatnya. ” siapa yang lebay kata temanku ?”tanya temanku terheran-heran. ”Tahu, ah..gelap”

Sumber :
www.detiknews.com/.
http://www.poskota.co.id/
http://www.antaranews.com/
www.okezone.com
http://www.primaironline.com/

APA SALAHNYA MENANGIS ?

Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.


Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran.


Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).

Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.

Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.

Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.

Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).

Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.

Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)

Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

Jadi apa salahnya menangis?.

sumber : eramuslim

IKHLAS TAK HARUS BERALASAN

Terik siang Cikarang saat syaum  sangat menggoda kekhusuan bulan puasa, ditambah beberapa masalah yang hadir tanpa diundang, saat liburan kampus yang cukup lama membuatku tidak semangat, hanya sekedar menulis dan menulis, termasuk pekerjaan yang biasanya kusuka. Plus setelah hampir satu bulan Setelah bebas dari suatu posisi yang aku katakan musibah selama setahun. jadi pemimpin sebuah musibah, Walau diawali dengan bismillah, hati ini belum bisa tenang untuk memutuskan tidak melanjutkan posisi puncak seorang guru, penuh ujian dan fitnah.

AKU berangkat dengan setengah hati. Tak boleh memang, merenung  tapi itulah yang sedang kulakukan saat perjalanan cikrang-bekasi kota. Tiba-tiba lamunanku dipaksa berhenti, lampu merah Bulak kapal  itu telah mengundang seorang pengamen mendekati mobil yang kutumpangi. Setengah dongkol ku kibaskan tangan dan tampangku mungkin kusut sekali. Waria itu pergi bersungut-sungut, mungkin sambil memaki karena kulihat bibirnya bergerak tak bersahabat. Begitu juga aku "Uh, pemalas banget sih.. ga punya rasa syukur sama sekali, ngemis pula lagi!" Kata-kata itu mengalir dalam hati tanpa bisa ku rem sama sekali.

Di persimpangan berikutnya, kembali aku terhalang oleh lampu merah. Hatiku masih belum bisa kompromi walau telah banyak doa yang kulantunkan. Hingga akhirnya, ada seorang yang kembali mengamen dengan bau lem Aibon yang menyengat dan tubuhnya kurus,  Kembali aku dibuat gerah.

Dengan gerakan yang sama seperti kepada waria tadi, kuisyaratkan untuk tidak meneruskan, tapi dia tak peduli. "Ah, biar saja... toh aku ga nyuruh kok!" Hatiku membatin. Ketika dia minta aku untuk membayar atas jasanya, aku pura-pura tidak mendengar. "Toh, aku ga minta kok". Dia pergi tanpa ekpresi.

Lagi, di persimpangan berikutnya .. lampu merah lagi ! Kali ini, dari kejauhan aku melihat dua anak berusia sekitar dua belas tahun menggendong seorang bayi sedang mengemis.

Entah kenapa, hatiku sangat yakin anak dalam gendongan itu bukan bayi mereka atau adik-adik mereka. Betapa teganya orang memperdagangkan anak di bawah umur. Kaca mobil ku turunkan perlahan, ingin mengamati dengan seksama kedua anak tadi. Ada rasa kesian bercampur kesal. Ah, apakah memang sulit sekali untuk hidup? Tiba-tiba sebuah alunan harmonika membuatku tersentak dari lamunan, renungan .. dan semua bisikan hati.

Seorang laik-laki kurus, berbaju kumal sedang mengesekan suara biolanya. Tak sadar aku terhanyut.. masalahku seakan melayang bersama alunan biolanya. Walaupun gitu, sepeser uang yang diharapkannya tak kunjung ku beri .. karena dari tadi, aku masih mempersoalkan cara mereka mencari nafkah.

Penolakanku dan penumpang lainnya  dijawabnya dengan senyum sembari berkata "Semoga Allah memudahkan semua urusan Ibu dan bapak". Suara itu terdengar begitu tulus.. Ketika tanganku berusaha merogoh uang di kantong dia telah berlalu seiring lampu hijau yang menyala. Tetes air mata tiba-tiba meleleh .. Aku menyesal. "Haruskah keikhlasan dibatasi oleh banyak alasan ?" Uang itu masih ku genggam di tangan.Kita memang banyak pertimbangan kalau ingin sodaqoh, padahal justru uang tak seberapa itulah yang akan menyelamatkan kita dari azab neraka.

Andai aku bisa kembali dan memberikannya, tapi saat itu tidak mungkin karena jalan yang kulalui satu jalur. Senyum dan doa itu begitu tulus.. Hatiku perih, betapa egoisnya aku, hanya memikirkan masalah yang kuhadadapi. Bagaimana dia ? Mungkin bibirnya sudah penat dari tadi menggesekan biolanya ditambah rasa haus di terik siang, tapi bibir itu masih lentur digerakkan untuk tersenyum.

Mungkin putera-puterinya sedang menunggu uang yang dikumpulkannya untuk membayar SPP atau mungkin bayinya sedang haus kehabisan susu. Ah..... Sementara aku, masih bisa berleha-leha dan tertidur di elf. Betapa tidak bersyukurnya aku.

Doanya mungkin diijabah, masalahku seakan terselesaikan begitu saja. "Ya Rabb, ampuni hamba-Mu. Beri aku kesempatan untuk jadi seorang pecinta, seperti cinta yang Kau tebarkan pada seluruh makhluk-Mu."

"Ikhlas itu mencakup dua hal, yaitu menyertakan niat dan membebaskannya dari berbagai noda" (Dr. Yusuf Qhardawy)' ..Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (Q.S Shad [38] : 82-83). Ikhlas tidak dibatasi oleh alasan, karena ikhlas hanya bertujuan untuk mencari keridhaan Allah semata. Semoga aku bisa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *