Jumat, 18 Desember 2015

MANAJEMEN KELAS

RAGAM MANAJEMEN KELASI. 

     I. Manajemen Kelas Spatial Learning (Penataan Ruang Kelas)
  • A.   Latar Belakang Diperlukan Manajemen Kelas Spatial Learning
    Berbicara tentang kegiatan mengajar, satu hal yang sangat pasti bahwa tujuan dari pengajaran tidak akan tercapai bilamana kegiatan mengajar dilakukan didalam ruangan kelas yang tidak rapi, berantakan dan tidak dapat membuat siswa merasa nyaman. Ruangan Kelas sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pengajaran. 

    Hal ini tidak dapat dibantah, karena ruangan kelas merupakan sarana utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Dirungan kelas, guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan, sementara siswa mengambil pemahan secara langsung, bertanya jawab, berdiskusi, dan belajar berkelompok bersama teman-temannya terkait materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. 

    Karena begitu pentingnya fungsi ruangan, maka ruangan kelas harus tertata rapi, tidak berantakan, dan mampu membuat siswa yang belajar didalamnya merasa nyaman. Dari sinilah, kemudian muncul ide manajemen kelas spatial learning yang bertujuan untuk menata ruang belajar.

  • B.   Pengertian Manajemen Kelas Spatial Learning

    Secara umum, manajemen kelas spatial learning dapat diartikan sebagai serangkaian usaha mengelola kelas yang menjadikan  ruangan kelas sebagai teng tertata tempat belajar yang tertata rapi, tidak berantakan, dan nyaman bagi siswa.


    Adapun secara khusus, manajemen spatial learning dapat diartikan sebagai usaha mengatur atau mengelola kelas menjadi tempat belajar yang nyaman dan mampu menjangkau tujuan belajar bagi siswa.

    C.   Tujuan Manajemen Kelas Spatial Learning
    Ada dua tujuan penting diterapkannya manajemen kelas spatial learning, yaitu tujuan utama dan tujuan pendukung.Adapun tujuan utamanya adalah menjaga dan meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari materi-materi yang diajarkan didalam kelas.
    Tujuan pendukungnya adalah mendukung tercapainya tujuan pengajaran didalam kelas, menciptakan suasana belajar yang kondusif didalam kelas, mencetak siswa-siswa yang handal dan siap bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain, agar siswa dapat memahami dan menguasai seluruh materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, agar siswa bersemangat dalam belajar didalam kelas, agar siswa betah didalam kelas dan konsentrasi.

    D.   Fokus Manajemen Kelas Spatial Learning
    Fokus atau sasaran utamanya adalah meningkatkan efektivitas pengajaran didalam kelas, meningkatkan penguasaan materi pelajaran bagi siswa , meningkatkan minat a belajar siswa, mencegah penurunan minat belajar siswa, mencegah ketidaknyamanan bagi guru selama proses mengajar, mengoptimalkan fungsi perlengkapan atau peralatan didalam kelas, mengoptimalkan fungsi sekoalah sebagai tempat belajar paling nyaman, mengatasi gangguan-gangguan yang umum terjadi pada siswa.

    E.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Spatial Learning
    Adapun faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas manajemen kelas spatial learning diantaranya ukuran ruang kelas yang tidak memadai atau tidak ideal untuk jumlah siswa, ukuran kelas yang tidak mendukung terciptanya suasana belajar yang harmonis, tidak tersedianya lemari yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menyimpan perlengkapan atau peralatan, tidak tersedianya lubang ventilasi yang cukup, pencahayaan yang kurang terang, lokasi ruangan kelas yang sangat dekat dengan kebisingan, papan tulis atau layar OHP sebagai media pengajaran yang tidak dapat dilihat tampilannya dari seluruh sudut kelas.
    F.    Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaaan Manajemen Kelas Spatial Learning
    1. Menjadikan wilayah sentral kegaduhan menjadi sentral pembelajaran
    2. Memastikan posisi diri dapat memantau siswa dan dijangkau oleh seluruh siswa
    3. Memastikan papan tulis atau layar OHP dapat dilihat siswa dengan mudah dan jelas
    G.   Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Spatial Learning yang Komprehenshif
    1. Dinding didalam kelas hendaknya ditempel poster serta bulletin yang menarik dan bias membangkitkan minat belajar siswa.
    2. Ruangan lantai hendaknya diatur perlengkapannya, sehingga posisi guru dan papan tulis atau layar OHP yang digunakan untuk presentasi materi pelajaran tetap bisa dilihat dengan mudah oleh seluruh siswa dari setiap sudut ruangan kelas.
    3. Meja tulis siswa hendaknya diatur secara berkelompok dan tidak berbaris-baris, tetapi tetap menyediakan jalan yang cukup bagi guru untuk berjalan-jalan disela sela meja tulis siswa.
    4. Apabila ruangan kelas cukup luas, pada sisi kanan menja tulis siswa sebaiknya diberi meja belajar yang dapat digunakan siswa untuk berdiskusi atau belajar kelompok.
    5. Komputer khusu yang disediakan untuk siswa sebaiknya tidak ditempatkan diruang kelas, malainkan cukup diruang khusus computer saja.
    6. Lemari yang menyimpan perlengkapan kelas dan buku-buku tugas siswa hendaknya diletakan ditempat yang mudah diakses dan dekat dengan wilayah guru mengajar.
    7. Disamping meja guru, hendaknya disediakan computer khusus yang telah tersambung dengan layanan internet yang dapat guru pergunakan untuk mencari bahan-bahan materi pelajaran serta menyimpan data-data siswa yang berkaitan dengan latar belakang, daftar kenakalan dan sebagainya.
    8. Pada dinding ruangan kelas, hendaknya dipasang jam dinding dan kalender yang cukup besar sehingga mudah dilihat oleh seluruh siswa.
    9. Tampilan kelas dan hiasan dinding hendaknya diganti setiap pertengahan semester.

    II. Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    A.   Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    Keberhasilan sebagai seorang guru bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menciptakan suasana yang nyaman bagis siswa untuk belajar didalam kelas. Oleh karenanya sangat penting bagi seorang guru untuk menerapkan manajemen kelas determination of regulatin in the room guna mendukung terciptanya keberhasilan tersebut.

    Manajemen kelas ini tidak bertujuan untuk membatasi gerak siswa, melainkan sebagai penjelas perilaku mereka yang mengarah pada visi dan misi kelas. Manajemen kelas ini juga merupakan syarat bagi terciptanya kelas yang baik, karena berfungsi sebagai pengatur kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan guru pun bisa mengajar dengan baik.

    Jika guru tidak menerapkan manajemen ini, manajemen kelas spatial learning yang telah dilaksanan sebelumnya kurang dapata mendorong siswa mencapai tujuan belajar secara maksimal. Jadi kedua manajemen kelas ini harus digabungkan. Bahkan, bukan dua manajemen ini saja, melainkan juga semua manajemen kelas yang dibahas dibuku ini harus digabungkan karena merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.

    Dalam manajemen kelas ini seorang guru tidak bisa menjadi hakim yang berhak menentukan segalanya, karena peraturan kelas harus dibuat berdasarkan kesepakatan semua siswa. Namun, apabila dalam penetapannya ada beberapa siswa yang tidak setuju, maka harus tegas dalam mengambil keputusan dengan tetap mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.
    B.   Pengertian Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    Secara umum, manajemen kelas ini dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada penetapan dan peraturan dalam ruangan. Adapun secara khusus, manajemen kelas ini dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk mengatur tingkah laku atau perilaku siswa dalam kesehariannya diruang kelas.

    Karena pentingnya manajemen kelas ini, maka prinsip terbesar dalam melaksanakannya adalah dengan memperlakukan siswa sebagaimana seorang guru ingin diperlakuakan oleh kepala sekolah. Untuk itu, dalam proses pembuatan dan penentuan peraturannya, siswa perlu dilibatkan sehingga terbentuk suasana kelas yang demokratis.

    C.   Tujuan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    Tujan utama manajemen ini diterapkan adalah untuk memenuhi syarat sebagai kelas yang baik, yang mana didalam kelas tersebut sangat dijunjung tinggi peraturan yang berlaku dan proses berfikir yang dikembangkan.

    Adapun tujuan pendukungnya adalah agar menjaga dan menjamin suasana belajar yang kondusif serta jauh dari ketidaktenangan dan ketidaknyamanan, melatih dan membentuk kepribadian siswa yang mengarah pada sikap disiplin dan tanggung jawab, melancarkan proses pengajaran dan pembelajaran didalam kelas serta melatih siswa untuk dapat hidup berdemokrasi dengan baik dan sanggup menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

    D.   Fokus Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    Fokus manajemen kelas ini meliputi:
    1. Peningkatan ketaatan dan kedisiplinan siswa didalam kelas.
    2. Peningkatan rasa tanggung jawab siswa
    3. Peningkatan kualitas siswa sebagai siswa yang memberikan contoh atau dapat dijadikan teladan
    4. Peningkatan kualitas siswa sebagai siswa yang dapat diandalkan dan mampu menjaga amanah
    5. Pencegahan timbulnya suasana belajar yang tidak kondusif, tidak tenang, dan tidak nyaman
    6.  Pencegahan penurunan kepribadian siswa yang mengarah pada perilaku atau tingkah laku yang menyimpan dari peraturan yang berlaku
    7. Pengoptimalkan peran guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
    8. Pengoptimalkan fungsi ruang kelas sebagai tempat yang nyaman untuk belajar
    9. Pengoptimalan fungsi sekolah yang selalu mengedepankan peraturan dalam bertindak atau berperilaku
    10. Penanganan berbagai gangguan yang sering timbul didalam kelas saat kegiatan mengajar digelar, seperti siswa asyik mengobrol atau berbicara dengan siswa lain, membuat kegaduhan, usil atau mengganggu siswa lain, dan sebagainya
    11. Penanganan terhadap siswa-siswa yang enggan atau tidak mau menaati peraturan yang berlaku didalam kelas, dengan cara memberikan hukuman atau sanksi.
    E.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efetivitas manajemen kelas ini antara lain :
    1. Sekolah yang tidak memberlakuakan peraturan yang ketat bagi guru dan siswa-siswanya
    2. Mutu dan kualitas sekolah yang masih jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah
    3. Perilaku guru yang tidak mencerminkan sikap menaati peraturan yang berlaku
    4. Ruang kelas yang tidak dapat memberikan kenyamanan bagi siswa
    5. Peraturan yang dinilai tidak memihak siswa serta jauh atau menyimpang dari visi dan misi sekolah
    6. Adanya siswa yang suka memprovokasi siswa lainnya untuk tidak mematuhi peraturan yang berlaku
    7. Pelayanan sekolah yang masih jauh dari yang diharapkan siswa
    8. Biaya sekolah yang mahal, namun tidak didukung fasilitas yang memadai
    9. Tidak ada hadiah, penghargaan, atau semacam nilai khusus bagi siswa yang mematuhi peraturan
    10. Banyaknya siswa yang kurang memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. 

    F. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
    1.    Peraturan ditetapkan bersama dan dipatuhi bersama
    2.    Peraturan harus dirumuskan dengan kalimat positif
    3.    Peraturan sebaiknya tidak terlalu banyak dan mudah diingat
    4.    Peraturan tidan boleh memeberatkan siswa
    5.    Peraturan harus disertai sanksi atau hukuman
    G.  Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room yang Komprehenshif
    1.    Semua peraturan yang ditetapkan harus difokuskan untuk membuat kelas menjadi baik.
    2.  Semua Peraturan yang ditetapkan hendaknya meliputi tujuh poin yang menekankan perilaku-perilaku siswa yang budiman diruang kelas antara lain:
    a.    Hormat dan bersiakap sopan dihadapan guru
    b.    Berperilaku baik kepada semua siswa
    c.    Berlomba-lomba dalam meraih prestasi yang gemilang
    d.    Bergegas dalam memulai pelajaran dan mengerjakan ulangan/soal ujian
    e.    Bersiap-siap dalam menyambut tugas-tugang yang diberikan
    f.  Menyimak dengan seksama penjelasan materi pelajaran serta komentara dan pertanyaan dari siswa lain
    g.   Mematuhi seluruh peraturan sekolah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
    3. Setalah peraturan ditetapkan, alangkah baiknya guru mengirimkan sebuah salinanan peraturan tersebut kerumah para siswa untuk ditelaah dan ditandatangani oleh orang tua mereka, dengan maksud agar orang tua juga ikut membantu membimbing anak menaati peraturan kelas.
    4.   Diakhir penetapan peraturan, jangan lupa mencantumkan prosedur-prosedur penggunaan wilayah ruangan, perabotan dan perlengkapan kelas bagi siswa
    5. Menetapkan batasan-batasn spesifik terkait peraturan yang diberlakukan dan mengkomunikasikan kepada semua siswa agar mereka mengetahui batasan-batasannya dan seberapa jauh mereka harus mematuhinya.
    6.    Peraturan harus didukung dengan kelengkapan-kelengkapannya.

    III. Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching (Permulaan Pengajaran yang Efektif)
    A.   Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    Manajemen kelas ini merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan kelas, karena siswa akan mempelajari sikap, perilaku, dan kebiasaan yang harus mereka terapkan disekolah setiap hari. Sangat penting bagi guru untuk melaksanakan manajemen kelas ini guna memperkuat keyakinan para siswa bahawa kesuksesan belajar itu harus dikejar.

    Keberhasilan seorang pengajar dalam melakasanakan menajemen ini tergantung pada kemampuan guru dalam menerapkan strategi pengajaran yang efektif. Perlu dipahami bahwa pengajaran merupakan sarana yang dapat membantu siswa memperoleh ide, ketrampilan, cara berpikir dan cara-car belajar sebagaiman mestinya.

    Manajemen ini menaruh perhatian pada “ bagaimana mengajarkan sesuatu hal kepada siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajarai siswa”.

    B.   Pengertian Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    Secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pengajaran yang efektif dipermulaan tahun ajaran baru dengan maksud untuk memperkuat keyakinan siswa bahwa kesuksesan belajar itu sangat penting untuk dikejar. Secara khusus dapat diartikan sebagai usaha untuk mendorong keberhasilan belajar siswa melalui pengajaran efektif.
    Pengajaran efektif ini maksudnya adalah sebuah strategi yang berisi serangkaian peristiwa yang telah dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk membantu proses belajar siswa. Dapat dikatakan pula sebagai strategi pengajaran yang aktif, interaktif, kreatif, edukatif dan menyenangkan.
    Pada dasarnya, tidak ada batasan yang tegas terkait ukuran keberhasilan dari manajemen kelas ini. Namun, kebanyakan guru yang pernah melaksanakan manajemen kelas ini menilainya dengan cara melihat interaksi yang baik yang terbentuk dengan siswa, yang mana hasilnya dapat mempengaruhi sikap, perilaku, dan kebiasaan siswa dimasa-masa selanjutnya.
    C.   Tujuan Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    1.    Menjaga semangat siswa dalam mengejar keberhasilan dalam belajar.
    2.    Memperkuat keyakinan siswa bahwa keberhasilan dalam belajar itu penting untuk dikejar
    3.    Membentuk dan memperkuat citra guru sebagai pendidik favorit dikalangan siswa.
    4.    Sebagai media interaksi dan pengakraban diri antara guru dan siswa
    5.    Memberikan rasa nyaman kepada siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan
    6.    Mendorong terciptanya suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan memahamkan
    7.   Membentuk sikap, perilakau, dan kebiasaan siswa yang mengarah pada peraturan yang  berlaku di dalam kelas
    8.   Menghasilakan perilaku hasil belajar yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar didalam kelas.
    D.   Fokus Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    1. Meningkatkan semangat siswa dalam belajar didalam kelas
    2. Meningkatkan semangat siswa dalam mengejar keberhasilan dalam belajar
    3. Meningkatkan hasil belajar siswa yang diharapkan setelah menempuh proses belajar didalam kelas
    4. Meningkatkan kebiasaan siswa yang positif, yang akan mempengaruhi hasil belajar dimasa-mas selanjutnya
    5. Mencegah hubungan yang tidak baik antara guru dan siswa
    6. Mencegah penurunan semangat belajar siswa diawal tahun ajaran baru dan masa-mas selanjutnya
    7. Mencegah penurunan mobilitas dan kreativitas siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan didalam kelas
    8. Mengoptimalkan peran guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
    9. Mengoptimalkan waktu mengajar materi pelajaran
    10. Mengoptimalkan strategi-strategi pengajaran yang digunakan untuk mengajar materi pelajaran
    11. Mengoptimalkan fungsi sekolah sebagai tempat yang paling tepat untuk mencetak siswa yang handal dan siap bersaing
    12. Mengoptimalkan permulaan tahun ajaran baru sebagai momen yang paling tepat untuk mengubah sikap, perilaku, dan kebiasaan siswa yang mengarah pada peraturan yang berlaku didalam kelas
    13. Mengatasi gangguan-gangguan yang membuat siswa malas dan tidak suka mempelajari materi pelajaran

    E.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    1. Guru sebagai pendidik yang tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam menerapkan strategi pengajaran
    2. Jam terbang mengajar yang masih sangat rendah, yang sekiranya membuat guru belum berpengalaman dalam menangani siswa
    3. Tipe kepribadian siswa yang tertutup dan tidak mempunyai semangat belajar yang tinggi
    4. Adanya paksaan bagi siswa untuk bersekolah atau melanjutkan studi dari orang-orang terdekat
    5. Banyaknya siswa yang tidak mempunyai minat atau ketertarikan pada materi yang diajarkan
    6. Suasana belajar yang tidak mendukung, yang sekiranya dapat mengganggu konsentrasi siswa pada materi pelajaran yang diajarkan
    7. Banyaknya siswa yang tidak suka kepada guru yang mengajar
    8. Sikap individual siswa yang sulit diatasi
    9. Suasana kegaduhan didalam kelas yang menjadikan kegiatan belajar-mengajar tidak tenang dan sebagainya
    F.    Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching
    1.    Membuat siswa merasa disambut dan dihargai
    Untuk itu, ada banyak hal cara yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
    a.   Bertanya seputar diri dan keluarga siswa, kemudian membuat lelucon yang sekiranya dapat membuat semua siswa yang didalam kelas tertawa
    b.  Sesekali mengajukan pertanyaan yang membuat siswa merasa tahu bahwa seorang guru sedang mendengarkannya
    c.    Menyuruh siswa untuk bercerita seputar diri atau keluarganya
    d. Memuji atau menghargai siswa bila menurut guru siswa tersebut berhak mendapatkannya
    e.    Bersikap ramah dan menyenangkan saat bertanya serta member pertanyaan
    f.     Royal dalam memberikan senyuman
    2.    Menciptakan iklim yang positif didalam kelas
    3.    Menciptakan suatu perasaan komunitas
    4.    Membangun hubungan yang menyenangkan dengan siswa individual
    5.    Mengajarkan peraturan kelas dengan memberikan teladan atau contoh yang baik
    6.    Memberikan umpan balik dan mengamati sikap siswa secara teratur setiap hari
    G.   Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas  Begining of Effektive Teaching
    1.   Dihari pertama tahun ajaran baru, awalilah dengan perkenalan dengan siswa baru, awali dengan melakukan perkenalan dengan siswa baru, dalam perkenalan tidak perlu panjang lebar tatapi cukup dengan hanya sedikit catatan tentang pribadi dan minat anda. Justru yang paling penging disini adalah seorang guru harus meminta siswa memperkenalkan diri secara panjang lebar dan dalam waktu yang cukup. Hal ini dilakukan agar terjalin keakraban.
    2.  Setelah semuanya memperkenalkan diri, diharapkan seorang pengajar memperkenalkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam kelas dengan menjelaskan prosedur-prosedur secara lengkap dan memahamkan.
    3.  Selajutnya, diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan yang sekiranya dapat membuat siswa merasa akrab dengan guru.
    4.  Dihari kedua masuk sekolah, sebaiknya segeralah tetapkan peraturan kelas. Ini khusus bagi kelas yang belum memiliki peraturan didalamnya.
    5.   Sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar, rencanakanlah sebuah permulaan pengajaran yang baik dengan cara memastikan suasana belajar yang hangat dan bersahabat bagi siswa.
    Ada beberapa langkah yang dapat guru lakukan untuk menciptakan suasan tersebut, diantaranya sebagai berikut :
    a.    Hadir tepat waktu saat jam pelajaran
    b.   Memeriksa jumlah siswa dan memastikan bahwa semua siswa sudah berada didalam kelas
    c.  Memberi “pujian” kepada siswa yang terlambat masuk kelas dengan menyebut namanya. Misalnya, dengan ucapan “wah, Aris yang paling pintar kok terlambat masuk kelas, ya?Hmmm, dari tadi Aris ke mana saja?”
    d.   Bercerita singkat sebelum memulai pelajaran untuk membuat suasana kelas menjadi rileks atau tenang.
    6. Pada hari-hari biasa setiap kali memasuki kelas, buatlah suasana kelas menjadi menyenangkan.
    Berikut ini adalah contoh langkah-langkah kreatif dan inovatif yang guru dapat lakukan :
    a.    Pembukaan (Opening)
    Dalam proses opening, guru dapat melakukan teknik SSD, yaitu showing something different (menampilkan sesuatu yang berbeda). Dengan teknik ini, siswa akan disuguhkan dengan sesuatu yang baru, yang tentunya berbeda dengan apa yang biasanya mereka lihat dan dengar setiap hari. Misalnya, guru mengucapkan, “Selamat memulai hari baru” untuk proses opening pada hari Senin, “Assalamu’alaikum” untuk proses opening pada hari Selasa, “Good Morning” untuk proses opening pada hari Rabu, “Happy Saturday” untuk opening pada hari Sabtu, dan sebagainya.
    b.    Menumbuhkan Semangat (Ice breaking)
    Dalam proses menumbuhkan semangat, guru melakukan preview dan review, yaitu memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi pelajaran yang sudah diajarkan dan memberikan umpan-balik untuk meninjau seberapa jauh mereka memahami materi pelajaran.
    c.    Mengajarkan Materi Pelajaran (Presentation)
    d.    Latihan dan Koreksi (Exercises and correction)
    e.    Waktu berbicara siswa (Student talk time)
    f.      Kesimpulan penjelasan dan penutupan (Explanation conclusions)
    7.   Selama beberapa hari pertama diawal tahun ajaran baru, batasilah materi pelajaran hanya pada inti/pokok yang harus guru sampaikan.
    8.  Selama satu bulan pertama diawal tahun ajaran baru, usahakan jangan sampai guru membebani siswa dengan tugas, pekerjaan rumah (PR), atau kegiatan rumit yang tidak terlalu penting.
    9.   Memasuki bulan kedua tahun ajarn baru, guru sudah mulai dianjurkan untuk memberikan tugas, pekerjaan rumah (PR), atau kegiatan yang mudah kepada siswa.

    IV. Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning (Pelaksanaan Pembelajaran yang Efektif)
    A.   Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    Belajar merupakan tugas terpenting yang harus dilakukan oleh setiap siswa di sekolah. Namun, dalam faktanya, siswa memiliki perbedaan cara belajar dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran. Oleh karena itu, setelah memastikan bahwa manajemen-manajemen kelas yang sudah guru terapkan berjalan lancer, guru perlu menyempurnakannnya dengan menerapkan manajemen kelas ini.

    Pelaksanaan manajemen kelas ini ditunjukan untuk mengelola metode pembelajaran agar menemui titik temu dengan cara belajar siswa. Tidak dipungkiri, ada berbagai jenis kepribadain siswa yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan metode pembelajaran yang berbeda. Namun, dengan adanya manajemen kelas ini, diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan belajar belajar siswa mengingat jumlah mereka didalam kelas yang terlalu banyak.
    B.   Pengertian Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    Secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa menyerap materi pelajaran yang diajarkan dengan segala metode pembelajaran. Manajemen kelas ini merupakan proses yang secara terus menerus membantu menutupi kekurangan siswa dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara sempurna.

    Kekurangan siswa bukanlah suatu penyakit, melainkan proses alamiah yang terbentuk karena jenis kepribadain yang dimiliki siswa. Kepribadian siswa merupakan sifat yang mewakili diri seorang siswa yang hakiki dan sangat unik, karena memiliki kecenderungan untuk merespon sesuatu. Kepribadian siswa sudah mulai terbentuk sejak kecil, yakni ketika memasuki masa pendidikan disekolah dasar. Secara garis besar, kepribadian siswa dapat dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu:
    1. Impeccable (Sempurna). Mencerminkan karakter siswa yang cenderung bersikap patuh, rapi dan sopan.
    2. Dependable (Teguh). Kepribadian ini mencerminkan karakter siswa yang suka tantangan dan tidak mudah menyerah
    3. Passively (Pasif). Kepribadian ini mencerminkan karakter siswa yang cenderung diam dan suka mengalah.
    4. Popular (Senang Menjadi Pusat Perhatian). Siswa dengan kepribadian popular senang menjadi pusat perhatian, ingin dikenal dan disenangi banyak teman, humoris, aktif dan terkadang haus akan prestasi serta penghargaan.
     
    C.   Tujuan Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    Secara umum, tujuan utamanya adalah membantu siswa agar mampu menyerap materi pelajaran yang diajarkan dengan berbagai metode pembelajaran. Adapun tujuan pendukungnya adalah
    1.    Mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan
    2.    Mempertajam kemampuan siswa dalam proses berpikir dan menyerap materi pelajaran
    3.    Memberikan rasa nyaman kepada siswa terhadap metode mengajar yang diterapkan
    4.    Mendorong terciptanya suasananya belajar yang kondusif
    5.    Membentuk karakter siswa yang tangguh dan mampu belajar dalam segala kondisi
    6.    Membentuk dan memperkuat citra guru sebagai pendidik yang mengayomi siswa serta mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa
    7.    Menumbuhkan kembali semangat belajar siswa yang sebelumnya pernah menurun
    8.  Membantu siswa mengatasi segala kesulitan dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan dikelas
    9.  Menimilkan timbulnya stress pada diri siswa yang kemungkinan dapat terjadi karena factor ketidakmampuan dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan di kelas.
    D.   Fokus Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    1.  Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran
    2.  Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
    3. Meningkatkan konsentrasi siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang diterapkan
    4.   Meningkatkan konsentrasi siswa agar dapat belajar dengan nyaman dikelas
    5.   Mencegah penurunan semangat belajar siswa sampai pada titik terendah
    6.  Mencegah timbulnya stress pada diri siswa yang kemungkinan besar dapat mengancam tujuan belajar
    7.  Mencegah kebencian siswa terhadap guru yang dirasa tidak becus mengajar materi pelajaran
    8.    Mencegah penurunan kecerdasan dan hasil belajar siswa dalam jumlah yang besar
    9.  Mengoptimalkan peran guru sebagai pendidik yang mampu mengayomi siswa dan memenuhi kebutuhan belajar siswa
    10. Mengoptimalkan peranan metode mengajar menjadi metode yang paling efektif bagi semua siswa
    11. Mengoptimalkan peran siswa sebagai peserta didik yang mampu merespon secara sempurna segala materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
    12. Mengoptimalkan kemampuan siswa untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
    13. Mengatasi masalah-masalah yang membuat siswa membenci guru dan tidak menyukai materi pelajaran.
    E.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    1.  Tipe kepribadian siswa yang tidak mau belajar memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
    2.    Tipe kepribadian siswa yang tidak mau bertumbuh menjadi siswa yang cerdas dan handal
    3.    Tipe kepribadian siswa yang suka menutup diri dari segala informasi yang baru
    4.    Guru yang tidak bisa menerapkan strategi mengajar dengan baik dan memahamkan
    5.    Guru yang tidak bisa mengakrabkan diri dengan siswa dan mengambil hati siswa
    6.    Citra guru yang buruk
    7.    Material dan fasilitas mengajar yang kurang lengkap
    8.    Factor internal siswa yang meliputi factor fisiologis yang sedang bermasalah
    9.    Faktor internal siswa yang meliputi faktor psikologis yang sedang bermasalah
    10.  Sikap siswa yang kurang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang efektif
    11.  Siswa yang tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekat
    12.  Tidak adanya sifat yang positif dan kreatif di dalam diri siswa
    F.  Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning
    1.    Mempertimbangkan kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh
    2.    Melakukan penilaian kegiatan pembelajaran secara berkala
    3.    Menetapkan jadwal spesifik kegiatan pembelajaran
    4.    Memberikan jeda disela-sela pergantian mata pelajaran
    5.    Memiliki kemampuan mengajar yang baik di depan kelas
    6.    Memiliki kepribadian sebagai pengajar dan pendidik yang baik bagi siswa
    G.   Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas  Implementation of Effetive Learning
    1.   Untuk setiap materi pelajaran yang diajarkan, guru harus berfokus membantu siswa dalam memperluas pengetahuan dan menerima umpan balik mengenai materi pelajaran yang dipelajari.
    2.  Setiap kali guru mengajar, harus meliputi empat tahapan dasar dalam mengajar yaitu pengembangan konten, diskusi, pengulangan atau penguatan dan umpan balik
    3.    Sebelum beralih topik materi pelajaran, guru harus melakukan resitasi seefektif mungkin.
    4.  Setiap kali kegiatan belajar-mengajar digelar di dalam kelas, guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan.
    5.    Ciptakan suasana yang demokratif didalam kelas.
    6.    Setiap kali mengajar, guru harus menggunakan metode-metode mengajar yang bervariasi.
    7.  Guru harus menumbuhkan interaksi belajar dengan siswa, dalam artian memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari sendiri jawaban dari segala tugas-tugas yang guru berikan dan bertanya langsung seputar kebenarannya.
    8.  Guru diharuskan mengatur kegiatan pembelajaran setiap kali mengajarkan materi pelajaran dengan urutan yaitu resitasi, pengembangkan pemahaman materi pelajaran, pembagian tugas, pembentukan kelompok belajar.
    9.  Apabila guru mendapatkan jatah waktu mengajar materi pelajaran yang lebih lama dari pada biasanya, guru boleh menggunakan urutan kegiatan pembelajaran sebagai berikut yaitu resitasi, pengembangan pemahaman materi pelajaran, pemberian tugas singkat yang langsung dikoreksi, pembahasan tugas dan pengembangan pemahaman materi pelajaran, pemberian tugas singkat yang langsung dikoreksi, peembentukan kelompok belajar.

    V. Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    A.   Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    Manajemen kelas ini merupakan salah satu manajemen kelas yang bisa diandalkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait materi pelajaran. Difungsikan untuk menunjang kemampuan siswa dalam belajar.
    B.   Pengertian Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    Secara umum diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pembentukan kolompok belajar.
    C.   Tujuan Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    Tujuan utama diterapkannya manajemen kelas ini adalah untuk memudahkan dan memaksimalkan pencapaian tujuan manajemen-manajemen kelas yang sudah dilaksanakan di dalam kelas.
    D.   Fokus Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    1.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan baik
    2.    Meningkatkan mental siswa dalam proses berpikir dan belajar secara mandiri
    3.    Meningkatkan mental siswa dalam membentuk sikap dan kepribadian sebagai individu yang tangguh dan teguh pendirian
    4.    Meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berkomunikasi yang baik
    5.    Meningkatkan day kreasi, daya kreatifitas, serta daya kritis siswa
    E.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    1.    Sikap fanatisme dan egoism
    2.    Adanya profokator
    3.    Tipe kepribadian siswa
    4.    Guru yang tidak bisa mengendalikan cara kerja kelompok
    5.    Adanya siswa yang gaduh, asyik ngobrol dengan siswa lain
    6.    Adanya sekumpulan siswa yang mendominasi kelompok
    7.    Lingkungan kelompok yang tidak membuat siswa nyaman berdiskusi
    8.    Citra guru yang buruk menurut pandangan siswa
    9.    Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung
    10. Faktor instrumental yang menghambat proses belajar
    11. Guru yang tidak dapat memberikan kontribusi positif
    12. Guru yang tidak menguasai materi
    13. Guru yang kurang memberikan bantuan kepada kelompok siswa yang mengalami kesulitan
    14. Tingkat inteligensi siswa yang rendah
    F.    Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)
    1.    Mengatur ruangan yang memudahkan guru memperhatikan siswa
    2.    Membentuk kelompok pasangan siswa terlebih dahulu sebelum membentuk kelompok belajar jenis kooperatif
    3.    Menetapkan prosedur bicara dan pergerakan siswa didalam kelompok
    4.    Dilarang mengubah kelompok belajar siswa ditengah-tengah aktivitas pembelajaran
    5.    Menyediakan waktu istirahat bagi siswa sebelum membentuk kelompok belajar
    6.    Mendorong munculnya semangat kebersamaan dan solidaritas didalam kelompok
    7.    Meningkatkan pertanggungjawaban individual
    G.   Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas  Study Groups (Kelompok Belajar)
    1.    Kelompok kooperatif kecil
    2.    Kelompok kooperatif heterogen
    3.    Kelompok pasangan siswa


    Ragam Strategi Pengajaran Efektif
    Strategi Pengajaran Ekspositori
    A.   Pendahuluan
    Strategi pengajaran ini merupakan strategi pengajaran yang menekankan pada proses yang menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran melalui media ceramah dengan sedetail-detailnya, agar siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan secara maksimal.
    B.   Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Ekspositori
    1.    Keterampilan-keterampilan yang dibangun dari strategi pengajaran ekspositori
    2.    Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran ekspositoris
    3.    Efektivitas strategi pengajaran ekspositori terhadap hasil belajar siswa
    4.    Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengjaran ekspositoris
    5.    Prinsip pengajaran ekspositoris
    6.    Kelebihan penerapan strategi pengajaran ekspositori
    7.    Kekurangan penerapan strategi pengajran ekspositori
    C.   Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran Ekspositori
    Sejauh ini strategi ekspositori sangat efektif diterapkan dalam mengajar siswa yang memiliki konsep diri rendah. Secara umum, konsep diri rendah dapat diartikan sebagai pemikiran atau perasaan yang menganggap diri sendiri lebih buruk dari pada orang lain.
    D.   Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Ekspositori
    1.    Permulaan pengajaran
    2.    Presentasi materi pelajaran
    3.    Pembahasan Lanjutan
    4.    Penyimpulan inti pelajaran
    5.    Pengaplikasikan atau praktik

    Strategi Pengajaran Kooperatif
    A.   Pendahuluan
    Strategi pengajaran kooperatif merupakan salah satu strategi yang dikembangkan dari teori belajar yang dimaksudkan untuk membangun kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan siswa-siswa lainnya dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan. Strategi pengajaran ini sering dikenal dengan instilah pengajaran system kelompok atau tim, yang terdiri dari dua sampai tujuh siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
    B.   Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Kooperatif
    1.    Ketampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran kooperatif
    2.    Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran kooperatif
    3.    Efektivitas strategi pengajaran kooperatif terhadap hasil belajar
    4.    Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi kooperatif
    5.    Prinsip pengajararan kooperatif
    6.    Kelebihan penerapan strategi pengajaran kooperatif
    7.    Kekurangan penerapan strategi kooperatif
    C.   Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran Kooperatif
    Jangkauan keefektifan strategi pengajar kooperatif berbanding terbalik dengan jangkauan keefektifan strategi pengajaran ekspositori. Penerapan strategi pengajaran kooperatif lebih menekankan keberhasilan pembelajaran di pihak siswa, sementara guru hanya ditugaskan untuk mengawasi jalannya proses pembelajaran.
    D.   Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Kooperatif
    1.    Perencanaan pengajaran
    2.    Permulaan pengajaran
    3.    Pengorganisasian kelompok belajar
    4.    Pembimbingan kelompok belajar
    5.    Presentasi materi pelajaran
    6.    Evaluasi pemahaman
    7.    Pemberian penghargaan

    Strategi Pengajaran Kontekstual
    A.   Pendahuluan
    Pengajaran merupakan permasalahan yang kompleks karena mencangkup banyak hal, antara lain kurikulum belajar, kemampuan guru dalam mengajar, keaktifan siswa dan kelas yang baik.
    Dalam perjalanannya, strategi pengajaran kontekstual dikembangkan oleh The Washington Satate Consurtium for Contextual Teaching and Learning yang bekerja sama dengan sebelas perguruan tinggi, dua puluh sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kerja sama ini menghasilkan sebuah kegiatan yang bergerak dalam bidang pelatihan kompetensi guru, yang tugasnya antara lain membantu para guru dari berbagai propinsi di Indonesia untuk mempelajari strategi pengajaran kontekstual di Amerika Serikat.
    B.   Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Kontekstual
    1.    Ketrampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran kontekstual
    2.    Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajar kontekstual
    3.    Efektifitas strategis pengajaran kontekstual terhadap hasil belajar
    4.    Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengajaran kontekstual
    5.    Prinsip pengajaran kontekstual
    6.    Kelebihan penerapan strategi pengajaran kontekstual
    7.    Kekurangan penerapan strategi pengajaran kontekstual
    C.   Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran Kontekstual
    Menurut teori pemahaman, jangkauan keefektifan strategi kontekstual terletak pada kemampuan guru dalam menerapkan strategi pengajaran dengan mengadopsi lima system yang dirumuskan oleh Center of Occupational Research and Development (CORD) yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, transferring.
    D.   Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Kontekstual
    1.    Pengembangan pemikiran
    2.    Pelaksanaan Kegiatan Inquiry
    3.    Pengembangan Pemahaman
    4.    Pembentukan kelompok belajar
    5.    Korelasi Materi Pelajaran
    6.    Penilaian Autentik


    Strategi Pengajaran Bebasis Pemecahan Masalah
    A.   Pendahuluan
    Strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas mengajar yang menekankan pada proses pemecahan masalah yang dihadapi dengan penyelidikan autentik.
    Akhir-akhir ini, strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah sudah mulai banyak diterapkan di berbagai sekolah yang ada di wilayah nusantara, terutama sekolah-sekolah menengah atas.
    B.   Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Bebasis  Pemecahan Masalah
    1.    Ketrampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran berbasisi pemecahan masalah
    2.    Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah
    3.    Efektivitas strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa
    4.    Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah
    5.    Prinsip strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah
    6.    Kelebihan penerapan strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah
    C.   Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran  Bebasis Pemecahan Masalah
    Hal ini terletak pada kemampuan guru dalam berperan sebagai pemberi tugas, pembimbing kegiatan siswa, dan penuntun arah belajar siswa. Maka dari itu, jika guru ingin menerapkan strategi pengajaran ini, diharapkan guru dapat memosisikan diri dengan benar sehingga tidak menyimpang dari peranan tersebut. Ketika guru memposisikan diri seperti ini, secara otomatis guru telah membantu menjaga keefektifan strategi pengajaran yang sudah guru terapkan, disamping memaksimalkan pencapaian tujuan pengajaran.
    D.   Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Bebasis Pemecahan Masalah
    1.    Persiapan pemecahan masalah
    2.    Pengorganisasian siswa
    3.    Pembimbingan penyelidikan
    4.    Penyajian produk/karya
    5.    Pengevaluasian




     Sumber  :
    Jhon Afifi,  Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif, Diva press, 2014. 










Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *