Mendengar nama negara Finlandia, mungkin yang langsung terbesit di benak anda adalah Nokia, salah satu perusahaan telekomunikasi raksasa di dunia. Kenyataannya Finlandia tidak hanya sukses memasarkan produk Nokia saja.
Berdasarkan hasil tes akademik yang dipelopori oleh OEDC ( Organization for Economic Coorperation and Development) di
tahun 2009, Finlandia juga unggul dalam bidang pendidikan, yakni
menduduki peringkat ketiga dari 65 negara peserta lainnya. Finlandia
muncul sebagai satu-satunya negara non-Asia yang mampu menempati posisi
tiga besar setelah China dan Korea Selatan.
Kurikulum pendidikan Finlandia tidak sepadat kurikulum yang
diberlakukan di negara-negara lainnya, khususnya negara Asia. Anak-anak
di Finlandia menghabiskan waktu lebih sedikit di sekolah dibandingkan
anak-anak di negara lain. Jam istirahat sekolah juga lebih panjang,
yakni 75 menit, dibandingkan dengan negara seperti Amerika yang
membatasi waktu 30 menit istirahat. Mereka juga diberikan tugas yang
lebih sedikit. Selain itu, anak-anak Finlandia memulai pendidikan
akademik di usia 7 tahun, berbeda dengan kebanyakan negara yang memulai
pendidikan akademik anak-anak di usia yang lebih muda. Bagaimana
Finlandia mampu menuai sukses di dunia pendidikan dengan kurikulumnya
yang terkesan “malas”?
Prinsip kurikulum pendidikan Finlandia adalah” Less is More“.
Sekolah berfungsi sebagai tempat belajar dan eksplorasi potensi dimana
sekolah menjadi lingkungan yang relaks dan tidak terlalu mengikat
siswanya dengan jam belajar dan kapasitas tugas yang tidak terlalu
membebani siswa. Di samping itu, tidak ada sistem peringkat untuk
prestasi akademik dan ujian standarisasi dari tingkat sekolah dasar
sampai dengan menengah pertama. Para siswa juga baru diuji dengan ujian
standarisasi pada sekolah menengah tingkat akhir. Ujian ini pun bersifat
optional, hanya bagi mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Bagi yang tidak mengikuti ujian, tetap bisa
melanjutkan ke institusi pendidikan yang berorientasi ke praktek dunia
kerja.
Sistem pendidikan Finlandia sangat menitikberatkan bimbingan bagi
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Finlandia optimis bahwa hasil
terbaik hanya dapat dicapai bila kita lebih memperhatikan siswa yang
kurang daripada terlalu menekankan target kepada siswa yang unggul.
Dengan begitu, tidak ada anak-anak yang merasa tertinggal. Finlandia
terbukti mampu mencetak anak-anak berprestasi di bidang akademik tanpa
harus mengikuti standarisasi akademik konvensional yang kaku.
Pemerintah Finlandia juga menetapkan standar tinggi untuk profesi
guru. Dimana semua tenaga pengajar di Finlandia setidaknya diwajibkan
mempunyai latar belakang pendidikan Master. Proses seleksi tenaga
pengajar pun sangat ketat, hanya 10% dari lulusan perguruan tinggi yang
bisa diterima menjadi guru. Mereka yang lolos seleksi ini pun masih
harus melalui proses training yang kompleks terlebih dahulu
sebelum dinyatakan siap berkecimpung dalam profesi guru. Finlandia
percaya bahwa guru adalah modal utama untuk menghasilkan siswa yang
unggul.
sumber http://mjeducation.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar