Selasa, 26 September 2017

Disiplin Diri dan konsep diri Membentuk Kepribdian

Disiplin diri adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali dan secara berkesinambungan sehingga menjadi hal yang biasa untuk  dilakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten akan mampu menciptakan sebuah kebiasaan yang mengarah pada pencapaian keunggulan.

Kebiasaan yang kita lakukan akan menentukan masa depan. Sebuah kebiasaan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik dan sebaliknya. Mendapatkan kebiasaan yang baik itu tidak mudah, karena manusia memiliki sifat-sifat yang mendasar seperti: cenderung bermalas-malasan, ingin hidup santaimengikuti keinginan hatinya, tidak ingin susah,menunda-nunda waktu dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus mampu berdialog dengan diri sendiri, menciptakan komunikasi intrapribadi. Komunikasi yang berlangsung dalam diri pribadi, berbicara dengan diri sendiri.Bertanya kepada diri sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri.Belajar mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berpikir dan berasa,memahami konsep diri, bagaimana kita mengamati, menginterpretasikan dan melakukan tindakan di lingkungan kita.

Semua orang mungkin kagum pada Mark Spitz, bintang Olimpiade tahun 1972 di Munich, Jerman. Waktu itu ia berhasil memperoleh tujuh medali emas serta memecahkan tujuh rekor dunia baru dalam olah raga renang. "We all love to win, but how many people love to train"(Mark Spitz, 1972). Kita semua menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari kita yang menyukai latihan dengan penuh kedisiplinan. Semua orang melihat Mark Spitz menerima medali emas dengan penuh kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan bagaimana Mark Spitz harus melalui kedisiplinan dalam latihan keras?. Ternyata untukmencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui latihan keras secara disiplin hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun.

Disiplin diri merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian dan melaksanakan misi hidup. Kita harus disiplin dalam mengembangkan diri (lifetime improvements) dalam segala aspek, mengelola waktu dan uang, melatih keterampilan dalam setiap bidang yang kita pilih dan menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas.Disiplin diri seperti otot, semakin melatihnya semakin kuat dan semakin tidak melatihnya semakin lemah. Kedisiplinan dalam pengembangan diri harus mulai dari diri sendiri, kesadaran pribadi. Semakin disiplin, hidup akan semakin mudah dijalani.

Disiplin Diri

Disiplin diri adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali dan secara berkesinambungan sehingga menjadi hal yang biasa untuk  dilakukan. Dengan disiplin diri kita mampu mengatasi penundaan, memahami karakter diri, dan melakukan apa yang harus kita lakukan. Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan secara berkesinambungan untuk meraih impian, prestasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. “With self-dicipline most anything is possible” (Theodore Roosevelt 2012:202).

Membangun disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot. Semakin melatihnya, semakin kuat, dan semakin tidak melatihnya semakin lemah. Menurut John C.Maxwell, penulis “Developing The Leader Within You”, ada empat hal yang harus kita perhatikan untuk melakukan pengembangan diri secara disiplin sehingga dapat membangkitkan potensi yang kita miliki. Empat hal tersebut adalah:
a.       Start with yourself   -           mulai dari diri sendiri
b.      Start early                 -           sesegera mungkin
c.       Start small                -           sedikit demi sedikit
d.      Start now                 -           lakukan sekarang

Beberapa faktor yang membangun disiplin diri, antara lain:
1. Pengetahuan Diri. Disiplin berarti berperilaku sesuai dengan apa yang telah diputuskan, terlepas dari apa yang dirasakan saat ini. Proses ini memerlukan instropeksi dan analisis diri, dan yang paling efektif adalah sediakan waktu untuk menulis tujuan, mimpi dan ambisi.
2.   Kesadaran. Disiplin diri tergantung pada kesadaran apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk dilakukan. Ketika mulai membangun disiplin diri, mungkin kita akan mendapati diri berada dalam tindakan yang tidak disiplin, misalnya, bermain game, menghindari hal-hal penting untuk kesenangan, menonton tv terus menerus, dan lain-lain. Mengembangkan disiplin diri membutuhkan waktu dan kuncinya adalah menyadari perilaku tidak disiplin yang kita lakukan. Dengan cara ini memberi kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih baik sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang telah kita buat sebelumnya.
3.  Komitme. Tidaklah cukup hanya menulis tujuan dan nilai-nilai saja, melainkan kita juga harus membuat komitmen internal untuk hal tersebut.
4.      Keberanian. Disiplin diri membutuhkan suasana hati, selera dan gairah sebagai kekuatan untuk melawan gangguan ketidakdisiplinan. Oleh karena itu, disiplin diri sangat tergantung pada keberanian. Jangan berpura-pura mengatakan ini mudah untuk dilakukan namun sebenarnya sangat sulit atau menyakitkan. Tetapi temukan keberanian untuk menghadapi rasa sakit dan kesulitan, ketika telah mengumpulkan kemenangan-kemenangan kecil maka rasa percaya diri akan tumbuh dan keberanian secara alami akan datang mendukung kedisiplinan diri.
5. Komunikasi intrapribadi. Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal Communication) adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan sebagai komunikator maupun komunikan. Dia berbicara dengan dirinya sendiri, dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya sendiri.

   Self-talk (berbicara pada diri sendiri dalam hati) seringkali berbahaya tetapi bisa juga menguntungkan jika mampu mengkontrolnya. Ketika kita merasa sedang diuji oleh Alloh SWT, berbicaralah pada diri sendiri dengan memotivasi dan meyakinkan diri sendiri karena self-talk yang seperti ini memiliki kemampuan untuk mengingatkan tujuan, membentuk keberanian, memperkuat komitmen dan membuat sadar akan tugas dan peran kita. Misalnya, cobalah katakan dalam hati “tidak ada yang turun dari langit secara cuma-cuma tanpa adanya usaha dan do’a” atau kalimat lain yang mampu menggugah jiwa setiap kali kita menemukan diri sedang diuji. “Thoughts are things. If you change your thoughts, you can change your life (Norma Jean Strickland, 2002:23).
  
Konsep diri.
  Konsep diri sering diidentifikasikan dengan istilah penghargaan diri (self esteem) yang sebenarnya sudah ada sejak lahir dengan fitrahnya seperti bayi yang polos dan self esteem kita berkembang seiring berkembangnya interaksi dengan orang lain. Definisi self esteem yang diungkapkan seorang psikolog, Dr.Palladino (1994) secara lengkap mendefinisikan sebagai:
  1. Kepercayaan terhadap diri sendiri.
  2. Kemampuan untuk melihat posisi diri secara realistis dan optimis.
  3. Keyakinan akan kemampuan dalam membuat perubahan dan menghadapi tantangan hidup.
  4. Kapasitas untuk memahami kelemahan diri dan berusaha memperbaiki diri.
  5. Pengetahuan tentang diri sendiri serta penerimaan akan pengetahuan tersebut.Kemampuan untuk mengakui keunikan diri dan berbangga terhadap apa yang membuat diri kita unik.
  6. Kepercayaan akan nilai diri dan penghargaan akan kemampuan yang dimiliki.
  7. Kepercayaan tentang apa yang dapat kita lakukan, cara pandang positif dan keyakinan diri untuk melakukan sesuatu yang baru. Kemampuan untuk menggali dan menerapkan keterampilan dalam perilaku positif.
  8. Pemahaman bahwa kita berharga bagi diri sendiri dan orang lain.
  9. Mengetahui siapakah saya? Apa yang dapat saya lakukan serta bagaimanakah memproyeksikan pengetahuan ini lewat tindakan nyata.

Disiplin diri sangat penting untuk dibentuk sejak dini. Tanpa itu, kita akan menjadi malas, dan menunda-nunda. Ini salah satu bahan yang paling penting dari keberhasilan karena memungkinkan kita untuk tetap berpegang pada jadwal, rencana, fokus pada tujuan, dan itulah yang akan membuat kita sukses di masa depan.

Terkadang untuk mendisiplinkan diri itu sulit, karena banyak sekali hambatan atau rintangan yang terjadi dalam kehidupan. Untuk itu perlu banyak motivasi dan semangat untuk tetap bisa mendisiplinkan diri. Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan, yang diharapkan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya kualitas diri yang lebih baik.


Minggu, 24 September 2017

22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat belajar Anak


Anak bisa menjadi sumber inspirasi. Seorang arsitek pernah mengubah desain jendela rumahnya yang semula bukaanya searah, menjadi terbuka berhadap-hadapan, hanya karena jendela rumahnya sengaja dirancang dengan ukuran kecil, proporsional dengan ukuran sang anak, agar anak bisa memanfaatkannya untuk mengintip, bermain ciluk-ba.

Memperhatikan anak, bukan berarti membiarkannya begitu saja. Jika permainan anak sudah mendekati batas-batas bahaya, orang tua atau orang dewasa yang berada di dekatnya wajib mengintervensi. Namun intervensi yang terlalu berlebihan, seperti perilaku over-protect (perlindungan berlebihan), bukan saja akan menghambat perkembangan kreativitas, tetpi juga membuat orang tua rugi, karena tidak bisa belajar dari hal-hal yang tak terduga yang dilakukan oleh sang anak.
Saat ini banyak ditemukan fenomena orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya, atau ambisinya, kepada anak. Orang tua mengikutsertakan anaknya berbagai macam les, sementara sang anak sebenarnya tidak enjoy dengan les tersebut. Anak-anak yang terlalu berat menanggung teori atau kehendak dari luar seperti “harus ini harus itu, jangan ini jangan itu”, kelak akan kehilangan kepercayaan diri. Mereka akan tumbuh dalam ketidkpercayaan diri karena merasa kemampuan kretifnya bertentangan dengan kehendak orang tua.
Cobalah pahami anak dari cara berfikir mereka, kekhasan dunia mereka. Perhatikan perilaku merek, perhtikan saja, jangan terburu menilai. Biasakan itu, dan anda akan mulai menikmati dan memahami cara berfikir orang dewasa hanya akan membebani anda dan anak anda saja. Pentingnya memahami anak dari sudut pandang anak membuat penulis ingin menulis resume dari buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak.


Setelah pulang sekolah, tiba-tiba seorang anak berkata kepada ibunya, “Mama, aku mau ikut les gambar!”. Walaupun tidak langsung merespons, biasanya di benak sang ibu terbangun beberapa scenario:

  • -          Les dimana sebaiknya;
  • -        Bagaimana mengatur dengan jadwal sekolahnya, dsb.
Ternyata les yang dimaksud anak adalah kegiatan menggambar bersama teman-temannya.
( Perbedaan persepsi antara anak-anak dengan orang tua sering terjadi dalam hidup kita ).

Seorang ibu berkata kepada anaknya, kamu harus berwibawa di depan adikmu!”. Dampaknya iya akan berusaha melakukan semua dengan sempurna, disini justru iya akan terlihat aneh di mata anak-anak lain.(Sebenarnya anak-anak dan orang dewasa memiliki standar yang berbeda, banyak orang dewasa menerapkan standarnya kepada anak-anak).

Ketika menonton televisi, sang anak berkata. “mama aku pengen bisa ngomong pakai bahasa inggris kayak di film.”
Sang ibu lalu mengajarkan beberapa kata yang ia tau, lalu menempatkan sang anak ke lembaga kursus, sang anak sangat senang dengan kursus tersebut, & hari-harinya dilalui dengan gembira. (Disini sang ibu belajar memahami, suatu proses belajar akan disenangi jika motivasi yang tumbuh dari dalam, bukan paksaan).

Betapapun kuat motivasi belajar anak, tetap membutuhkan lingkungan yang kondusif, memberikan keamanan dan kebebasan psikologis pada anak.
Keamanan psikologis dapat terbentuk dengan 3 proses, yaitu:

  •      Orang tua menerima anak sebagaimana anaknya.
  •      Orang tua mengusahakan suasana tanpa ada efek mengancam.
  •      Orang tua dapat memberikan pengertian, dan dapat melihat dari sudut pandang anak.
Kebebasan psikologis dapat diberikan orang tua pada anak dengan cara memberikan kesempatan mengekspresikan pikiran-pikiran anak.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua, dalam menciptakan keamanan dan kebebasan psikologis guna membentuk suasana belajar.

  •      Membangun empati
  •      Menjalin kebersamaan
  •      Membangun rasa memiliki
  •      Mendorong kebebasan berekspresi
  •      Pendampingan
  •      Mengembangkan komunikasi efektif

Banyak hal yang bisa meningkatkan perkembangan anak ketika sedang mengalami proses belajar yang menyenangkan, salah satunya adalah perkembangan kreativitas. Banyak cara untuk  mengoptimalkan kreativitas anak, kreativitas memang membutuhkan imajinasi yang kuat, dan orang tua dapat membantu dengan menciptakan kondisi-kondisi tersebut. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil kreatif. Dan pendapat berbagai pakar, dapat disebutkan beberapa parameter kreativitas yang dimiliki seorang anak, yang dihasilkan dari kesenangan dalam belajar.

  1.        Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru & unik
  2.        Kemempuan untuk mentransformasikan gagasan lama ke dalam bentuk-bentuk baru.
  3.        Kemampuan untuk membangun imajinasi dan fantasi yang terarah
  4.        Kemampuan untuk melihat kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah
  5.        Adanya rasa ingin tahu yang luas & mendalam
  6.        Adanya minat yang luas dan keinginan bereksplorasi
  7.        Adanya perhatian pada proses, bukan sekedar hasil akhir
  8.        Adanya kesenangan dan kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan
  9.        Adanya pengetahuan awal sebagai modal
  10.        Kepekaan akan keindahan (Sense of Beauty)
  11.        Kemampuan berfikir asosiatif & bermain dengan gagasan
  12.        Kepekaan melihat hal yang unik dari lingkungan sekitar dan aktivitas sehari-hari
  13.        Kemampuan mengungkapkan gagasaN
Setiap anak memiliki keunikan sendiri. Cara berfikirnyapun unik dan khas, kebebasan yang diberikan oleh orang tua untuk berkreasi, akan membuat karya-karya unik & menarik.
Bentuk kebebasannya misalnya :
1.      Menghargai apapun hasil kreasi anak
2.      Mendorong anak berkreasi lewat karya yang unik, misalnya menggambar pelangi, dan menceritakan kembali lewat tulisan.
Minat belajar anak bisa ditandai dengan adanya keingintahuan yang luas mengenai suatu hal. Ketika ditanyakan suatu hal,anak mempunyai minat belajar tinggi, mejawab dengan berbagai jawaban. Cara berfikir demikian disebut cara berfikir divergen (meluas, banyak jawaban dalam suatu masalah) dan elaborative  (membangun berbagai kemungkinan jawanab dari satu hal yang ditemukan.
Cara berfikir tersebut, dapat dibiasakan pada anak dengan jalan orang tua menerima apa pun jawaban anak terhadap satu pernyataan tertentu, bisa jadi jawaban anak salah atau tidak logis menurut cara berfikir orang dewasa, namun bisa jadi ada hal-hal menarik dari jawaban itu yang hanya bisa dipahami anak.
Hal yang mengurangi rasa ingin tahu anak atau membuatnya enggan belajar adalah rasa bosan. Kebosanan ini bisa diakibatkan oleh materi pengetahuan yang itu-itu saja & tidak bervariasi. Demikian dengan cerita, orang tua bisa mengemasnya dengan menarik yang menggugah keingintahuan anak tentang materi yang akan disampaikan, contohnya Orang tua sedang mendampingi anak belajar mengenai pasang surut. Orang tua bisa mengawali dengan kalimat, “Mengapa permukaan air laut tiba-tiba meninggi ?”
Sebelum memberikan tugas pada anak untuk melakukan suatu pekerjaan, orang tua hendaknya membimbing anak dengan memberikan penjelasan awal yang bisa menjadi pedoman anak dalam melakukan sesuatu, sehingga ada gambaran awal yang dimiliki anak ketika melakukan pekerjaannya. Menyuruh tanpa memberikan contoh membuat bayangan anak menjadi samar-samar. Hal ini bisa mengakibatkan anak kebingungan dan menjadikannya enggan bertindak.
Alat peraga penting digunakan ketika kita menerangkan sesuatu kepada anak. Alat peraga ini membantu anak membayangkan materi yang tengah disampaikan dan mengarahkan serta membimbing daya imajinasi anak pada materi yang tengah disampaikan. Contoh alat peraga bisa berupa, buku bergambar, poster, model atau miniatur.
            Mengapa harus dengan eksperimen? Ketika anak mengalami kerepotan dalam melakukan eksperimen, anak bisa mendapatkan pengalaman yang unik, bersinggung langsung dengan apa yang diamati. Metode eksperimen bisa melatih anak tentang terjadinya suatu peristiwa. Dari pengamatan kan muncul berbagai hal yang menarik, & membuat rasa ingin tau anak lebih tinggi.
            Anak-anak sering melakukan sesuatu karena spontan. Bisa jadi ia melakukan sesuatu yang baik, namun ia tidak menyadarinya. Disinilah peran orang tua, memberikan ulasan secara keseluruhan tentang apa yang sudah dilakukan, agar anak memahami apa yang dilakukannya. Dengan pemahaman yang lebih terstruktur, anak menjadi lebih terarah dalam mengembangkan daya pikirnya menuju pemahaman yang menyeluruh (holistic).
            Meski anak mempunyai day imajinasi yang kuat, namun usahakan imajinasi itu terkait dengan kehidupan sehari-hari, bukan khayalan yang tak mendasar. Hal ini bisa dilatih dengan cara mengaitkan isi cerita kepada suatu hal yang pernah dilihat atau dialami anak. Keterkaitan ini bisa berupa fenomena yang ada disekitar anak, kegiatan sehari hari anak, atau hal-hal yang berkesan yang pernah dilihat anak sebelumnya. Disini orang tua akan memanfaatkan kerangka pemikiran yang sudah ada pada diri anak, sehingga materi akan mudah diterima karena telah dikenal lebih dulu, agar disini anak mulai beljar berfikir asosiatif, artinya berbagai kejadian yang dilihat dan dirasakan sehari-hari bisa saling terkait jika dipikirkan secara kreatif.
Bagaimana agar bisa lancar berbicara di depan orang lain? Salah satu jawabannya adalah banyak latihan. Latihan ini bisa dimulai ketika masih anak-anak. Orang tua berusaha memberikan kesempatan sebanyak mungkin bagi anak untuk mengungkapkan gagasannya dalam setiap kesempatan. Dan ketika anak sudah mampu menguasai banyak kosa kata, kita dorong anak untuk mau bercerita. Bercerita akan membuat anak belajar mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, tidak saja kepada orang tuanya, tetapi juga kepada orang lain.
            Berbicara dan menjelaskan gagasan dengan baik di depan orang lain memerlukan banyak latihan, membutuhkan pengalaman dan keberanian. Keberanian tampil di depan forum sebaiknya dilatih ketika masih usia kanak-kanak. Hal ini akan berpengaruh terhdap kepercayaan dirinya. Kalau anak sudah mampu menguasai dirinya untuk tampil di depan orang banyak, maka akan meningkat pula keberanian anak menampilkan kemampuannya di depan umum. Dengan bimbingan dan pendamping orang tua, secara perlahan-lahan anak akan membangun keberaniannya tampil di depan banyak orang.
Berkomunikasi dengan baik kepada anak bukan berarti bisa memberi instruksi, atau menyuruh anak melakukan apa yang diinginkan orang tua. Komunikasi yang kita lakukan kepada anak tidk akan efektif jika kita menyampaikan instruksi saja, kemudian membiarkan anak memahami pesan tersebut, tanpa arahan. Ketika anak tengah menjalankan apa yang kita sampaikan, maka pendampingan akan membuat anak merasa aman karena ia merasa ada yang siap memberikan pertolongan jika ia membutuhkan.
            Dunia anak adalah dunia serba ingin tahu. Anak yang normal dan kreatif selalu menanyakan banyak hal sebagai wujud keingintahuannya. Apabila pertanyaan yang disampaikan selalu mendapat respons, maka anak akan merasa terpenuhi keingintahuannya. Hal ini akan mendorong anak untuk lebih berani dan banyak bertanya dalam usaha mengetahui berbagai macam hal. Sebaliknya apabila kita tidak merespons jawaban anak, kemungkinan anak menjadi enggan untuk menyampaikan pertanyaan karena keingintahuannya tidak terpenuhi.
            Maju terus, pantang mundur! Kata-kata mutiara itu mungkin telah menjadi tradisi dalam perjuangan bangsa kita, terutama ketika mempertahankan kemerdekaan dulu. Malu dong, jadi anak Indonesia jika belum apa-apa sudah mundur atau menyerah. Namun anak tetaplah anak, dengan emosi yang masih labil mereka masih harus didampingi agar tidk menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan, sampai dia berhasil menyelesaikannya.
            Ketika anak mengalami kegaglan pertama, kita dorong untuk mencobanya kembali dengan cara-cara baru. Orang tua dapat memberikan semangat, hiburan, sehingga anak terhindar dari rasa putus asa. Maka ketika sudah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, meski harus berulang kali gagal dan bersusah payah mencobanya, orang tua tetap memberikn pujian dari hasil kerja kerasnya.
            Anak akan mudah menjalin komunikasi dengan kita bila ia merasa dekat. Maka, sebaiknya kita menghilangkan jarak dengan anak ketika berkomunikasi sehingga anak bisa merasa bebas untuk mengeluarkan isi hatinya. Dalam berbagai hal lain, kedekatan ini akan mendorong anak melakukan berbagai hal lain, kedekatan ini akan mendorong anak melakukan berbagai hal dengan kreasinya tanpa merasa dipantau dan disalahkan ketika mengeluarkan ide-ide baru.
            “Libatkan saya, dan saya akan memahami apa yang anda ajarkan’, begitu ungkapan Cina kuno. Maka, melibatkan anak secara aktif dalam belajar akan membuat lebih efektif penyampaian materi yang tengah diajarkan. Rasa memiliki terhadap materi yang disampaikan lambat laun akan menumbuhkan minat anak dengan sendirinya untuk memahami dan mengikuti materi yang disampaikan. Ia juga akan bertanggungjawab dalam menjalankannya karena merasa materi itu telah menjadi miliknya.
            Anak akan merasa lebih bersemangat atau menyatu dalam suatu kegiatan bersama orang tua ketika orang tua melibatkan diri dengan kegiatan anak. Anak merasa sejajar dengan orang tua. Anak merasa tidk canggung dan bersemangat untuk berkreasi dalam kegiatan yang dilakukan.

            Dalam suasana yang menyenangkan anak terbebas dari tekanan sehingga mempermudah penerimaan pesan yang disampaikan oleh orang tua. Kondisi dimana anak berada dalam suasana yang menyenangkan juga menjadi syarat penting bagi anak untuk dapat berkreasi (bebas dari tekanan).
Prinsip 18 
Orang tua menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih termotivasi
            Suasana bersemangat harus diciptakan untuk mendorong anak memusatkan perhatiannya pada materi yang sedang disampaikan dan memahami pesannya sehingga anak termotivasi dalam belajar.
            Orang tua bisa membangun semangat anak dengan cara memposisikan diri sebagai partner atau teman bagi anak dalam memahami materi atau mencapai suatu hasil. Jadi anak tidak merasa harus berjuang sendiri ketika menemui materi yang sulit, tetapi ada orang tua yang memosisikan diri sebagai teman untuk bersama-sama mempelajari materi tersebut.
Prinsip 1 
Orang tua menjaga konsentrasi anak, anak efektif dalam mendalami materi
            Bukan anak-anak kalau konsentrasinya tidak mudah terbelah. Sudah menjadi sifat alami anak, jika ia tengah asyik bermain sesuatu, lalu ada mainan lain yang lebih menarik, maka ia meninggalkan permainannya yang lama menuju permainan yang baru. Ini menjadi kendala utama anak dalam menyerap dan memahami suatu hal, konsentrasi. Maka dalam menerima pesan yang disampaikan, perhatian adalah hal yang utama yang harus dijaga anak agar pesan dapat diterima. Untuk itu orang tua hendaknya selalu menjaga perhatian anak dengan berbagai cara agar pesan yang disampaikan dapat diterima.
Prinsip 2 
Orang tua memberikan penghargaan (reward) yang bervariasi, anak mempunyai motivasi untuk menghasilkan karya yang terbaik
            Pemberian penghargaan yang paling sederhana adalah memberikan pujian. Misalnya dalam kegiatan belajar mengenal buah-buahan dalm bahasa inggris. Ketika anak mampu mengelompokkan buah-buahan berdasarkan rasanya, menyebut nama buah dengan bahasa inggris yang benar, kita dapat memberikan penghargaan. Penghargaan dapat diciptakan dalam bentuk kretif, misalnya jika anak dapat memberikan jawaban yang benar, maka ia berhak mendapatkan pin dari buah-buahan itu.
Prinsip 21 
Orang tua mengembangkan cara inovatif dalam mengajar, anak belajar berfikir luas
            Belajar hampir sama dengan makan. Bila makan yang disantap adalah bahan makanan agar menjadi energy untuk pertumbuhan, maka belajar adalah proses menyantap berbagai informasi menjadi pengetahuan yang terstruktur. Jika makanan disajikan tanpa variasi, akan menyebabkan bosan, begitu pula dengan belajar. Anak perlu mendapat perlakuan variatif dalam belajar, agar ia terhindar dari rasa bosan. Orang tua hendaknya mengembangkan cara-cara baru atau inovatif dalam menyampaikan pesannya kepada anak. Hal lain selain untuk menghindari kebosanan anak dalam menerima pesan, juga melatih anak untuk berfikir divergen, tidak terpaku pada satu cara tetapi mampu melihat cara-cara lain yang mungkin diterapkan.
Prinsip 2 
Orang tua menggunakan ekspresi mimik dan gerak, anak belajar untuk menghayati pekerjaan
            Raut muka atau mimik wajah sanggup menceritakan apa isi hati kita, dan tidak pernah bohong. Kita bisa mengetahui anak kita sedih jika raut mukanya ditekuk, mata mulai berair, meski ia tidak mengatakan apa-apa tentang kesedihannya. Sebaliknya ekspresi wajah suka cita juga akan terlihat jelas, misalnya bila anak menerima hadiah dari kita dengan suka cita. Raut wajah, mimik memang bisa memperkuat suasana yang tercipta, dan ini menjadi modal kita dalam berkomunikasi dengan anak. Orang tua dapat menggunakan ekspresi wajah, mimik, dan gerakan, ketika berkomunikasi dengan anak. Ekspresi ini berfungsi untuk membangkitkan suasana, membuat anak memjadi bagian dari komunikasi yang tengah dibangun.

Sumber : Junita, Ekomadyo. 2009. 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media




Speak Up!!!

Life Hard no More Hard
Salah satu cara untuk melihat bagaimana karakter yang ada dalam diri kita adalah seberapa tangguh kita menghadapi permasalahan yang ada dalam hidup ini. Karakter dalam diri kita sedikit banyak akan terbentuk dari guncangan case by case oleh Tuhan kepada kita.

Keluarkan apa yang ada dalam diri kalian. Jadikan masalah sebagai teman hidup kita bersama. Jangan berpikir dalam diri kita ini tidak ada masalah.

Karakter anak muda akan terlihat jelas ketika mereka berjuang untuk menyelesaikan masalah yang ada di depan mata mereka. Bukan malah menutup mata kemudian membuka mulut sibuk untuk mengeluarkan excuses bahwa, “Saya malas berurusan dengan itu karena malah semakin nambah masalah!”

Pilih Dalaman yang Pas
Apa yang kita lihat di depan mata bukan pantas begitu saja. Perlu kita filter. Menjadi diri sendiri adalah langkah yang tepat buat kita. Seringlah bertanya pada dirimu, sebelum bertindak jadikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terhadap kita menjadi dasar dalam bertindak. Jangan pernah gegabah dalam bertindak. Lakukan sesuai porsi yang bisa kita lakukan.

Gunakan gaya kerja, gaya berkomunikasi, dan gaya dalam menyelesaikan permasalahan dengan standar yang sesuai kita saja, jangan pernah memaksakan diri.

Pasang Harga Mahal
Harga mahal akan berkaitan dengan sebuah prinsip. Anak muda harus punya prinsip. Anak muda harus pasang harga mahal pada sebuah prinsip. Ketika anak muda tidak memiliki prinsip maka yang terjadi adalah apa yang dia lihat selalu terkesan baik untuknya, sehingga dampaknya adalah dia akan menjadi orang yang suka “mengekor”. Ke mana pun orang pergi dia akan ikut. Selain itu, “harga mahal” dapat membuat orang lain lebih menghargai siapa kita. Pasang harga mahal pada prinsip, tidak ada yang bisa membeli prinsip kita. Siapa pun!

Itulah sebuah prinsip, yang membuat seseorang tangguh dan kuat serta berani untuk menyuarakan keberanian tersebut.

Produksi Energi Positif
Energi positif harus diciptakan pada kondisi apa pun. Setelah mengetahui gaya apa yang sesuai dengan diri kita, kini kita saatnya melakukan produksi #EnergiPositif.

Rangkaian dari awal. Kita sudah mengetahui bagaimana karakter dalam diri kita, sesuaikan dengan apa yang sesuai porsi dalam diri kita, lalu berikan label yang tinggi pada sebuah prinsip dalam hidup kita.

Mencari Tantangan
Tantangan pasti akan menghasilkan sebuah permasalahan. Begitu juga dengan menantang. Keduanya sama-sama dekat dan menghasilkan sebuah masalah. Lalu, yang membedakan keduanya, apa? Yang membedakan keduanya adalah penyikapan terhadap sebuah masalah, kala masalah itu datang menghampiri anak muda.

Pikir dulu sebelum bertindak, bergegaslah secepat cahaya. Rampungkan apa pun yang harus dirampungkan!

Carilah masalahnya, selesaikan masalahnya dengan gaya pemikiran yang sesuai kalian. Ingat, jangan pernah memaksa yang lain! Jangan setelah mendapatkan masalah, tanpa dikaji dulu, ba-bi-bu sudah berkoar-koar, ngakunya sok peduli, eh, ternyata selesai berkoar-koar hilang deh!

Semua Zona Harus di Coba
Anak muda yang siap dengan tantangan maka dia mau tidak mau harus mencoba seluruh zona kehidupan.

Semua zona? Iya semua zona kehidupan. Zona kehidupan yang saya maksud adalah lapisan kehidupan. Anak muda harus merasakan bagaimana sensasi di setiap lapisan kehidupan, lapisan kehidupan di atas dan bahkan lapisan di bawah.

Kreatif Dong, Jangan Diam Saja
Berjiwa kreatif akan membuat anak muda menjadi lebih mudah bergerak ke sana kemari. Dia akan berpikiran yang easy going! Tidak ada jalan buntu dalam kehidupan ini. Dia akan berusaha mencari celah untuk menemukan solusi. Menjajal semua zona dalam kehidupan akan membuat diri kita sebagai anak muda yang bijak dalam melihat sebuah kehidupan. Setiap zona dalam kehidupan akan memberikan wawasan terhadap kita sebagai anak muda.

Anak Muda itu Lincah
Passion yang akan membuat kita bergerak dan dibumbui dengan kesungguhan. Tidak ada yng bisa menghalangi kita untuk bergerak lincah berdasarkan passion. Dan kita tidak bisa memaksakan kehendak orang lain berdasarkan passion yang kita miliki. Bergerak lincahlah sesuai passion-mu. Jangan pernah menjadi anak muda layaknya sebuah debu. Kamu tahu debu? Kehadirannya selalu tidak diharapkan pleh orang lain. Dia lemah, sekali tiup terbang berhamburan ke sana kemari.

Focus
Mari berpikiran simpel, tapi mendasar dan memahami apa permasalahan utamanya. Lakukan sekarang, jangan tunggu nanti!

Setelah kamu mengetahui bagaimana jiwa anak muda yang sesungguhnya, dengan segala kekuatan passion dalam diri yang harus teroptimalkan dan dibenturkan dengan berbagai permasalahan serta rintangan, maka langkah berikutnya adalah bagaimana caranya menerobos tembok sebagai penghalang kamu untuk menuju pada tahap perubahan yang nyata, yakni belajar menetapkan sebuah target.

Tidak ada target yang terlalu tinggi, lalu yang ada apa? Yang ada adalah target yang tidak diimbangi dengan aktualisasi secara nyata. Hanya berhenti pada sebuah target.

Pembaca, Pembelajar, dan Penulis
Hiduplah sebagai anak muda yang berkualitas dengan banyaknya pengetahuan yang kamu punya. Jangan hanya pandai mengetahui letak alfabet yang ada di dalam gadget kamu, tapi juga hafal dan memahami kondisi apa yang sedang terjadi melalui bacaan buku yang sudah kamu baca. Memiliki gadget yang tercanggih bukanlah kesalahan, namun jangan lupa untuk juga menggunakannya dengan bijak. Banggalah dengan seberapa jauh pengalaman pengetahuan atau wawasan yang sudah kamu punya selama hidup.

Perluas wawasan apa pun yang tidak kita ketahui. Bagilah wawasan yang kamu punya pada siapa pun dan jangan pernah letih untuk terus selalu memahami bagaimana ritme kehidupan.

Visioner
Sibuk belum tentu produktif. Produktif itu tidak harus sibuk yang ekstrem, loncat sana-sini belum tentu dia produktif. Produktif itu kalau aktifitas kita memberikan kebermanfaatan buat diri kita dan sekitar. Produktif itu memberikan kebermanfaatan buat orang lain. Jangan pernah malu untuk kehabisan waktu dan tenaga, namun tidak memberikan manfaat apa pun dalam diri sendiri dan sekitar. Selama kamu masih mengambil jatah oksigen di bumi ini, sedikit atau banyak, berarti kamu harus siap untuk menjalani segala aktifitas yang harus menghasilkan kebermanfaatan.

Tata kembali langkah strategis kita, buat dengan benar target yang strategis dari kita. Jangan membuat target hidup kita dengan asal-asalan, dan perlu diingat tidak semua hal yang ada di depan mata kita harus dimiliki.

Tidak Perlu Menengok Rumput Tetangga
Jalan dan berlarilah sampai tidak terasa capaimu itu hadir. Kalau bisa sampai wajahmu memerah dan degup jantung tidak kamu rasakan kala sebuah target sudah kamu tentukan. Berlari kalau memang itu harus! Berjalan kalau memang kala berlari sedang tidak perlu dilakukan.

Kalau perlu buat orang lain untuk memuji atas prestasimu. Tapi jangan pernah sekali pun berbuat sesuatu hanya sekedar magharapkan berapa banyak pujian yang akan kamu dapatkan atas sesuatu yang telah kamu lakukan.

Cukup menjadi orang yang mampu menempatkan diri dengan cukup baik yakni yakinkan untuk selalu bisa membangkitkan potensi terpendam dalam diri, saatnya eksplor potensimi.

Corat-Coret Wajahmu Sekarang Juga
Penuh dengan pengalaman menjadi poin berikutnya bagi anak muda yang berjiwa #SpeakUp. Hitung sekarang juga seberapa banyak pengalaman pahit yang pernah kamu alami selama kamu hidup di dunia ini.

Lemah itu tercipta karena kita merasa ada orang lain yang lebih kuat dari kita. Berarti kesimpulan sebenarnya kamu bisa kuat sama seperti dia yang kamu anggap lebih kuat sama seperti dia yang kamu anggap lebih kuat dari kamu. Hanya saja kamu terlalu memikirkan apa yang belum kamu lalui. Dia adalah kamu. Kamu adalah dia.

Mencipta Dunia Kontroversi
Kontroversi yang kamu buat jangan sampai melibatkan orang lain untuk menjadi lebih rusak. Gegerkan orang lain dan buat meraka terkejut dengan apa yang sudah kamu lakukan, tentunya yang positif!

Sang Kreator
Di mana-mana anak muda itu akan memulai duluan tanpa menunggu perintah. Berbuat apa yang harus dilakukan. Menciptakan sebuah perubahan tidak harus dimulai dari nol. Saya sangat kurang setuju istilah “semua itu berawal dari nol!” Tidak ada yang dimulai dari nol! Kalau dimulai dari nol, berarti seolah-olah diri ini tidak punya apa-apa.

Ingat, tidak perlu menunggu komando, tidak perlu menunggu siapa yang akan ditunjuk untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, tapi lakukan segera dan bangun prinsip diri yang tangguh.

Ciptakan Medan Magnet
Anak muda adalah sang kreator dengan prinsip yang kuat dan sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah gelombang yang mampu menarik massa untuk melakukan kegiatan positif bersama-sama: ciptakan medan magnet!

Jadilah anak muda yang seperti kacang hijau sempurna secara tumbuhnya. Masalah anggap seperti air, lalu jiwa pemenang anggaplah sebuah paparan sinar matahari. Ketika keduanya dikolaborasikan maka yang terlihat adalah hasil sempurna, kau akan terlihat sempurna kala memadukan sebuah masalah dengan jiwa pemenang!

Menghidupkan naluri magnet dalam diri kita itu mutlak adanya. Jangan mundur, terus maju dan tetap mencari wilayah manakah yang harus membuat kamu berhenti untuk memancarkan medan magnetmu supaya dapat menarik siapa pun yang ada di sekitarmu ke dalam gelombang perubahan positif.

Malu Bukan Tuhan mu
Baru-baru ini jagad media kita digemparkan oleh satu berita yang sebenarnya mematahkan ego tinggi bagi kaum intelektual. Mengaku atau tidak, mostly kamu intelektual di Indonesia sangat meninggikan egonya. Satu berita ini dapat dijadikan sebuah refleksi yang “pas”, bagi kalian yang mengaku kaum intelektual tapi hanya mengedepankan ego. Hari gini masih makan ego? Gak bakalan hidup, deh!

Lakukan apa yang membuat kamu malu. Jangan pernah berhenti melakukan sesuatu selama itu masih bersifat positif, sekalipun rasa malu itu muncul. Ingat, ubah rasa malu menjadi bersifat mutualisme.

No Excuse
Bukan lingkungan yang menyesuaikan kita melainkan kitalah yang seharusnya bisa menyesuaikan dengan lingkungan. Membuat ritme kehidupan dengan lingkungan hingga menghasilkan sebuah irama yang indah dalam kehidupan. Tidak sesuai dengan lingkungan atau keadaan bukan sebuah alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Share Your Passion
Passion yang baik adalah membuat kita mampu mengembangkan diri. Ketika dalam satu kegiatan kamu sudah merasa itu adalah passion mu, tapi setelah cukup lama dalam kegiatan itu, tidak memberikan efek pengembangan diri, namun hanya memberikan kepuasan semata, Tinggalkan! Daripada kamu harus merusak ritme orang lain yang merasa itu adalah passion yang sempurna bagi mereka.

A Deadline is Dead
Mematikan deadline akan membantu kita dekat dengan sifat menghargai waktu. Terlihat mudah, namun kenyataannya akan terasa susah dalam menjalaninya. Buat dirimu berpetualang untuk menikmati dunia tanpa deadline. Kerjakan seawal mungkin dan nikmatilah bagaimana waktu menjadi sangat berharga bagi kamu.

Motivasi Diri dan Percaya Diri
Tunjukkan bahwa kamu adalah sosok yang memiliki jiwa visioner, mandiri (tidak manja), kreatif (berbuat tidak biasa), tidak menjadikan malu sebagai Tuhan, bergerak dengan passion, dan pandai merawat kesempatan.

Buat mereka terpukau dengan kemampuan menarikmu dan buatlah orang sekitarmu mengikuti gerak perubahan yang kamu ciptakan. Sekarang juga!

Merawat Kesempatan
Kesempatan berasa seperti pelengkap dalam kehidupan kita. Benar? Jangan menggelengkan kepala! Coba ingat lagi, apakah ketidakmungkinan bibir kamu tidak mengatakan, “Ini adalah kesempatan emas Saya!” Dari sebuah kondisi terpuruk kemudian setelah kamu mengatakan hal seperti itu kamu merasa ada energi.

Please prepare for keeping your oppurtunities and #SpeakUp, now!

Keberuntungan, Berbedakah Dengan Kesempatan?
Keberuntungan dan kesempatan hanya berbeda tipis. Kalau kata orang ganteng dan cantik, kayak pembaca sekarang yang serius banget mukanya buat baca tulisan pada bagian ini, “Mereka berdua, keberuntungan dan kesempatan, adalah dua hal yang berbeda dan mereka bagaikan sebuah uang logam dengan dua sisi yamg berbeda!”

Tak Semua Kesempatan itu Baik
Siapa bilang semua kesempatan itu baik. Siapa yang menjamin? Tidak ada! Kalau yang menentukan, itu baru ada. Siapa yang menentukan kesempatan itu baik atau buruk? Itu adalah kamu sendiri!

Ketika effort sudah kamu keluarkan matang-matang dan ternyata masih memberikan kesan negatif, maka tinggalkan itu.

Orang lain selain kamu, saya pastikan tidak akan bisa memberikan penilaian apakah kesempatan yang kemungkinan sedang kamu hadapi adalah kesempatan yang memberikan kesan positif atau negatif. It’s depend of you guys! Don’t waste your time and please respect with your mind and yourself.

Awas Di-Black List Kesempatan
Bukan hanya Bank Indonesia atau Financial Office yang memberikan pelayanan kredit barang hingga uang yang bisa mem-block atau black list nama kamu. Tapi, sebuah kesempatan juga akan melakukan sikap yang sama seperti kedua instansi yang telah saya sebutkan di atas kepada kamu, yakni memblock nama kamu supaya kamu berasa susah banget untuk mendapatkan sebuah kesempatan di dunia ini.

Pikir dua kali untuk mengatakan bahwa “kesempatan itu tidak memiliki peran apa pun!

Tidak Ada Kesempatan Kedua
Kesempatan kedua berarti melemahkan kita untuk mati-matian mengejar kesempatan pertama. Hanya ada satu kesempatan bagi seorang pemenang.

Kejar kesempatan pertama, lihat apakah kesempatan itu dapat membuatmu melemparkan gelombang perubahan positif atau masih memberikan kesan negatif, kemudian kamu masih berpotensi untuk mengubahnya hingga membuat kamu bisa melemparkan gelombang perubahan positif.

Hanguslah kesempatan selain kesempatan pertama. Keluarkan daya upaya kita, tunjukkan kepada kesempatan bahwa kita bersedia untuk menjabat tangannya dan memeluknya dalam-dalam.

Respect!
Sangat susah untuk menerapkan satu kata ini dalam kehidupan seseorang. Saya juga masih belajar bagaimana membangun respect kepada siapa pun, termasuk pada sebuah kesempatan. Membangun rasa respect pada sebuah kesempatan itu juga diperlukan dalam diri kita.

Berusaha untuk welcome pada bentuk apa pun kesempatan yang datang dalam kehidupan kita. Jangan pernah membedakan sebuah kesempatan, khususnya pada hal kecil atau besarnya kesempatan yang datang kepada kita. Kecuali kesempatan yang membawa dirimu pada gelombang perubahan negatif.

Kalau itu harus dan wajib kamu tinggalkan, jangan dipilih!

Nihilkan Warn
Betapa menyesalnya kala itu saya tidak bisa memberikan yang terbaik buat dirinya. Satu cerita dan satu pengalaman yang mungkin sampai sekarang tidak bisa saya lupakan. Percayalah, ketika kamu berbuat yang terbaik bersiaplah Tuhan bakal kasih yang terbaik buat kamu! Menegasikan ego adalah satu tindakan yang baik untuk kita, yang bertujuan menyambut lambaian hangat dari sebuah kesempatan yang baik kepada kita!

Strategic Support
Mostly, dari kita tidak bisa melihat kesempatan dengan jernih manakala berbagai masalah menumpuk dalam kehidupan kita. Ketika ada sebuah masalah, tidak jarang diri kita selalu merasa inilah jalan terakhir saya. Tidak ada jalan lain. Tidak ada kesempatan lainnya yang bisa membuat saya lebih baik. Ingat, bukan kesempatan kedua loh ya, tapi kesempatan lainnya!

Perlu strategi yang bisa mendukung kita untuk bisa mencapai zona kesempatan yang unggul bagi diri kita. Bagaimana strategi itu bisa kita buat ?

Tetapkan hati untuk memilih kesempatan mana yang harus kamu pilih. Jadikan permasalahan demi permasalahan sebagai tangga yang nampak dan membuat dirimu bisa memilih dan memilah mana yang harus kamu ambil.

Tetapkan satu bukan dua

Mengingat Visi
Bukan hanya ketika kamu melihat ada sebuah kesempatan, poin yang satu ini semestinya sudah wajib menghiasi kehidupan kita semua. Kalau perlu visi menjadi karakteristik dalam diri kita oleh orang lain. Orang lain mengenal baik siapa kita bukan hanya karena attitude, tapi visi yang kita bawa juga perlu menjadi alasan orang lain mengenal siapa kita.

Don’t Look at Your Past Time
Jangan hanya menghentikan langkah kaki kita hnya sekedar karena bayang-bayang ketakutan akan kegagalan dari masa lalu yang pernah kita alami. Masa lalu tidak punya hak untuk menghentikan kesuksesan kita di masa depan. Dia hanya sebagai alarm kita untuk mengingatkan bahwa jangan sampai melakukan hal yang sama seperti dulu, hal yang salah.

#SpeakUp, now!
Ketika terbangun dari tidur, ada dua pilihan yang harus kamu tahu. Pertama, kembali hanya meneruskan mimpimu, menikmati keindahan mimpi semata. Kedua, atau tidak meneruskan mimpi kembali, tapi langsung merealisasikannya secara konkret, eksekusi, dan evaluasi mimpi-mimpi besarmu! Merasakan mimpi itu sudah sungguh luar biasa. Ketika bermimpi di suatu malam, pasti keesokan paginya sengaja atau tidak, kita bersemangat membagikan bagaimana cerita mimpi kita semalam. Yah, entah itu mimpi kburuk atau bagus. Bagaimana jadinya kalau melakukan mimpi itu dengan aksi secara nyata, pasti sungguh luar biasa bukan?

Buat dirimu mengetahui porsi kekuatanmu yang sebenarnya jelas besar sekali. Buat kepalamu menggeleng dengan keras saat kegagalan menjabat tanganmu!

Sumber : Dimas Nay #SpeakUp Metagraf, Jakarta, 2015
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *