Setiap
hal di dunia penuh dengan adaptasi yang pasti dan menarik dimana mereka
menyesuaikan dengan lingkungannya. Tetapi alam sebagaimana jutaan tahun dari
evolusi biologis tidak memasukkan manusia pada tiap lingkungan yang spesifik.
Manusia adalah satu-satunya yang tidak mengunci ke dalam lingkungannya sendiri.
Imajinasinya, alasannya, kehalusan emosionalnya dan pemikirannya membuat hal
ini mungkin baginya untuk tidak menerima lingkungan, tetapi melakukan perubahan
terhadap lingkungannya. Terlihat dari
serangkaian penemuan, dari waktu ke waktu manusia telah membuat kembali
lingkungannya yang menjadi berbeda dari evolusi, hal ini merupakan evolusi
budaya.
Manusia
membuat rencana dan penemuan-penemuan baru dengan memasukkan bakat-bakat yang
berbeda bersama-sama sehingga penemuan-penemuannya menjadi lebih halus dan
lebih tajam sebagaimana manusia belajar mengkombinasikan bakatnya ke dalam
cara-cara yang lebih komplek dan lebih tepat, sehingga penemuan-penemuan besar
dari masa ke masa dan budaya yang berbeda di dalam teknik, ilmu pengetahuan,
seni menampilkan peningkatan secara lebih kaya dan lebih komplek dengan segala kemampuan
manusia.
Dalam
setiap masa atau tingkatan terdapat satu titik tekan (turning poin), yaitu satu
cara baru dari melihat dan mengukur koherensi dunia. Tiap budaya berusaha untuk
memperbaiki visinya, ketika ditransformasikan oleh suatu konsepsi baru, baik
alam maupun manusia.
Sejarah
pemikiran manusia merupakan sesuatu yang terbuka dari bakat-bakat yang berbeda.
Sehingga hal-hal yang terjadi dalam perjalanan melalui sejarah intelektual
merupakan suatu perjalanan individu sampai pada puncak yang tinggi dari
peningkatan manusia. Manusia meningkat dengan bakat dan kemampuannya serta apa
yang diciptakan pada monumen-monumen untuk tingkatan dalam pemahamannya
terhadap alam dan dirinya sendiri.
Cerita
masa lalu digunakan untuk memasukkan penciptaan manusia ke dalam satu usia emas
dan satu pandangan yang indah dan penuh legenda yang berawal dari penciptaan
manusia itu sendiri sebagaimana Charles Darwin menuangkannya dalam The
Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871). Dimana
jutaan tahun yang lalu di Afrika ditemukan fosil dari ciptaan yang telah
menjadi manusia, yang ditemukan perbedaan-perbedaan antara kerangka manusia
dengan perkembangan dari tengkoraknya, sehingga diharapkan bahwa hewan-hewan
dari savana juga berubah secra drastis. Evolusi manusia dimulai ketika
iklim Afrika berubah menjadi kering; daun-daun menyusut, hutan-hutan menjadi
kurus yang berubah menjadi savana.
Salah
satu organ tubuh manusia yang paling informatif pada manusia terletak pada
kepalanya. Kepala meninggalkan satu fosil yang tetap, sehingga dapat menjadi
bahan penyelidikan, tidak seperti organ-organ tubuh lainnya yang lembut yang
telah mengalami perubahan pertumbuhan. Kepala (tengkorak) memberikan beberapa
petunjuk jika dilihat dari ukurannya. Jumlah dari tengkorak fosil yang
diketemukan di Afrika Selatan dalam lima puluh tahun terakhir telah memberikan
karakteristik-karakteristik dari kepala (tengkorak) ketika hal ini telah
menjadi seperti manusia. Tengkorak ini merupakan tengkorak sejarah dan
dinamakan Taung.
Selain
itu dalam penemuan fosil, gigi biasanya selalu sebagai pembuka rahasia. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa tengkorak
yang diketemukan telah mencari makan dengan tangannya dan bukan dengan
mulutnya. Bukti dari gigi juga telah mengimplementasikan bahwa ia bukan pemakan
daging mentah. Selain itu adanya penciptaan tangan merupakan hal yang paling
sering dilakukan untuk membuat alat untuk memotong daging dan membunuh hewan.
Dari
hasil pemikiran dalam kerja ilmu pengetahuan. Bagaimana bayi menjadi cekatan,
pengamat, pemikir, penyadar, mampu untuk memanipulasi dalam pikirannya
simbol-simbol bahasa, matematika, seni, geometri serta sajak dan ilmu
pengetahuan? Bagaimana perkembangan dan peningkatan manusia membawa hewan-hewan tersebut mulai
meningkatkan penelitian ke dalam kerja alam, ilmu pengetahuan, dimana tidak
diketahui bagaimana bayi Taung mulai hidup, walau secara keseluruhan hal ini
dapat menjadi penilaian secara keseluruhan dari perjalanan hidup manusia
berawal.
Setiap
tindakan manusia berawal dari beberapa bagian pada saat manusia itu ada. Apakah bakat fisik yang membedakan manusia
dengan hewan? Contoh ketika seorang atlit berlari atau melompat. Ketika atlit
pelari cepat mendengar pistol, respon pertama yang dilakukan sama dengan respon
pada rusa yaitu lari. Tetapi terdapat
perbedaan yang utama, pelari tidak dalam keadaan takut, karena suara tembakan
adalah pistol permulaan dan dilakukan dengan sengaja dan tindakannya adalah
untuk mengeksplorasi batas-batas kekuatan yang dimilikinya.
Kepala
lebih dari sekedar symbol imajinasi manusia. Kepala merupakan kumpulan
pandangan hidup manusia ke depan yang mengarahkan pada evolusi budaya. Perubahan
dalam gigi merupakan tanda terpisahnya garis yang membawa manusia pada awal
permulaannya.
Saat
ini terdapat kekosongan dalam catatan fosil dari lima sampai 10 juta tahun yang
lalu, yang mana kekosongan yang tersembunyi tersebut merupakan bagian yang paling
membangkitkan sejarah, ketika garis hominid terpisah dari garis siamang modern,
yang mungkin dalam kurun waktu 5 juta tahun tersebut justru yang
menghubungkannya dengan manusia.
‘Sepupu
manusia’ bukan terdapat dalam garis langsung dengan manusia tetapi pada Australopithecus
sebagai vegetarian. Australopithecus Robustus adalah mirip seperti manusia dan garisnya
tidak membawa kepada garis lain, hewan ini telah punah. Bukti bahwa ia tinggal
pada tumbuh-tumbuhan terlihat pada giginya, dimana gigi-giginya tersusun dengan
baik bahwa ia mengunyah akar-akar yang dimakannya.
Seperti
pada garis manusia lebih jelas rahangnya yang mungkin seekor pemakan daging,
dan merupakan garis yang terdekat dengan yang disebut ‘missing link’
atau rantai yang hilang, Australopithecus Africanus, satu dari sejumlah
kerangka fosil yang diketemukan di Transvaal dan bagian lain di Afrika. Dari
hasil temuan-temuan tersebut dikatakan bahwa dua juta tahun yang lalu otak
telah lebih besar dibandingkan pada saat itu.
Dengan
memiliki otak yang lebih besar, nenek moyang manusia membuat dua penemuan
besar, pertama berupa bukti yang dapat dilihat dan kedua bukti inferensia.
Penemuan yang dapat dilihat adalah Australopithecus membuat alat-alat batu yang belum sempurna
bagi pemakan daging untuk menyerang dan
memotong binatang, dan untuk jutaan tahun berikutnya, manusia dalam evolusi
lebih lanjut tidak merubah jenis alatnya, ini merupakan penemuan fundamental.
Penemuan
lain adalah dari sisi sosial, diasumsikan dengan dengan aritmetika yang lebih
halus. Tengkorak dan kerangka dari Australopithecus yang diketemukan saat ini dalam jumlah yang
banyak yang menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka mati sebelum menginjak
usia dua puluh tahun, artinya terjadi banyak anak yatim. Untuk itu pasti ada
organisasi sosialnya, dimana anak-anak diasuh dan diadopsi, dan membuat bagian
dari komunitas, juga dalam pemahaman umum dididik. Hal ini merupakan langkah
yang besar menuju pada evolusi budaya.
Suatu
tempat jutaan tahun yang lalu, manusia telah membuat suatu perubahan dalam
alat-alatnya, yang merupakan inti untuk beberapa perbaikan biologis dalam
pandangan selama periode ini, khususnya pada otak pusat yang mengontrol tangan,
dimana secara biologis dan budaya penciptaannya menjadi lebih menarik dengan
membuat alat-alat yang lebih baik dalam proses pembuatan dan pemakaiannya.
Perkembangan
dari kemampuan yang lebih baik dalam jenis ini dari penggunaan dari api bukan
merupakan fenomena yang tertutup, sebaliknya bahwa riil dari evolusi biologis
maupun budaya merupakan elaborasi dari tingkah laku yang baru. Dari hasil
peninggalan barang-barang yang berupa peralatan untuk bertindak menunjukkan
tampilan tindakan orang tersebut dan adanya perubahan dalam peralatan
menampilkan perubahan dalam tingkah laku dan kemampuan.
Tiap
hewan dan khususnya manusia merupakan satu struktur yang sangat terintegrasi,
semua bagian harus berubah bersama-sama sebagaimana perubahan tingkah lakunya.
Evolusi dari otak, mata, kaki, tangan, gigi dan keseluruhan kerangka manusia
membuat suatu gambaran dalam satu pemahaman bahwa bagian-bagian tersebut
terdapat bakat khusus manusia. Evolusi-evolusi tersebut telah membuatnya
seperti apa adanya, lebih cepat dalam evolusi dan lebih kaya serta fleksibel
dalam tingkah laku dibandingkan dengan hewan lain. Manusia bukanlah
satu-satunya ciptaan yang paling mengagumkan, sebelumnya ada mamalia dan
dinosaurus. Tetapi manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh hewan
lain, yaitu suatu kemampuan sendiri yang dapat membuatnya lebih kreatif. Setiap
hewan pasti meninggalkan bekas dari apa yang di tinggalkan, tapi manusia
meninggalkan dari apa yang
diciptakannya.
Perubahan
dalam makanan merupakan hal penting dalam mengubah spesies selama lebih dari 50
juta tahun. Berawal dari Australopithecus yang merubah kebiasaan primata yang
vegetarian menuju omnivora yaitu pada homo erectus, Nethertal dan
homo sapiens yang memakan beberapa daging.
Konsekuensi
dari evolusi manusia adalah pencapaian yang lebih jauh dalam cara-cara yang
tidak langsung untuk mendapatkan makanan dari sumber-sumber seperti hewan-hewan
besar yang tidak dapat ditangkap dengan serangan yang brutal dan lapar. Hal
tersebut membuktikan adanya seleksi alam sehingga hal ini mengembangkan
kemampuan penuh manusia untuk menangguhkan kepuasan dari keinginannya dan
secara tidak langsung berpengaruh pada perluasan penyediaan makanan, yang
tentunya membantu mengembangkan tindakan sosial dan komunikasi.
Kebudayaan
manusia yang sifatnya terbesar dimulai pada Zaman Es terakhir, yang mana
terjadinya pada ratusan atau bahkan 50.000 tahun, dengan diketemukannya
alat-alat yang menunjukkan pada bentuk-bentuk yang mengagumkan dari perburuan.
Manusia
memiliki fleksibilitas pemikiran dalam mengetahui penemuan-penemuan kedalam
komunitasnya sehingga manusia dapat tetap tegar dalam kerasnya kehidupan di
zaman es. Ini terbukti dengan telah terjadinya perubahan besar dimana manusia
tidak lagi tergantung pada tumbuhan dan hewan. Kekerasan berburu pada bidang es
memaksa manusia untuk mengubah strategi dengan alternative yang lebih baik
dengan mempelajari, mengantisipasi dan pada akhirnya mengadopsi kebiasaan.
Sebagaimana manusia menjadi kurang atraktif untuk mengejar satu hewan walau
besar, alternatifnya mengumpulkan, memindahkan, dipelihara dan disimpan sebagai
gudang makanan yang bergerak.
Langkah
transhumant dari kehidupan merupakan budaya dari fossil sekarang dan hampir
punah. Orang-orang yang masih hidup dengan gaya ini adalah suku Lapps yang
terdapat di utara Scandinavia yang mengikuti rusa kutub sebagaimana mereka
lakukan selama Zaman Es.
Terdapat
perbedaan fundamental antara adaptasi budaya dengan adaptasi biologis. Adaptasi
rusa kutub merupakan adaptasi budaya yang dapat Lapps ubah dengn mudah di masa
yang akan datang, seperti membangun rumah dari kulit, begitupun Lapps dan garis
keturunan manusia pada mereka juga mengalami sejumlah adaptasi biologis.
Perbedaan-perbedaan biologis muncul diantara kelompok-kelompok manusia. Kita
menamakan perbedaan tersebut dengan perbedaan rasial, dimana mengartikannya
bahwa mereka tidak dapat mengubah kebiasaan atau habitat.
Perbedaan
biologis diantara komunitas yang berbeda merupakan skala yang sederhana. Lapps
tidak tinggal dengan adaptasi biologis, tapi dengan penemuan yang menggunakan
imajinasi dari kebiasaan rusa kutub dengan menjadikan rusa kutub sebagai
binatang penarik dan dengan hasil ciptaannya, suku Lapps telah berhasil
bertahan hidup pada zaman es dengan melakukan penemuan terhadap api.
Api
merupakan symbol dari perapian dan ketika homo sapiens mulai meninggalkan tanda
berupa cap tangannya tiga puluh ribu tahun
yang lalu, perapian sudah ada gua-gua. Manusia datang ke gua, tinggal di
dalamnya kemudian membuat lukisan binatang, tinggal di tempat-tempat yang
gelap, rahasia, tersembunyi dan sulit dijangkau, mengapa? Kata yang dapat
diungkapkan adalah magis, tp magis bukanlah sebuah kata jawaban, karena magis
yang dalam hal ini tidak menjelaskan apapun. Magis hanya menjelaskan bahwa
orang yang mempunyai kekuatan, tetapi kekuatan apa? Hal inilah yang ingin
diketahui sebenarnya kekuatan apa yang pemburu percaya yang mereka dapatkan
dari lukisan-lukisan tersebut.
Lukisan-lukisan
gua merupakan hasil cipta ulang dalam hidup pemburu sebagai satu penglihatan
sejarah, kita melihatnya ke dalam sejarah masa lalu . bagi pemburu, mereka akan
melihat secara keseluruhan kepada masa depan dalam arah yang berbeda.
Lukisan-lukisan gua bertindak sebagai satu jenis imajinasi. Mereka mengarahkan
pikiran dari apa yang dilihat pada apa
yang diduga. Gambar datar hanya berarti sesuatu pada mata sebab pemikiran masuk ke dalam gambar
tersebut dan bergerak, satu realitas dengan kesimpulan yang mana tidak secara
nyata dapat terlihat, tapi terimajinasi.
Seni
dan ilmu pengetahuan keduanya merupakan tindakan manusia yang unik, diluar dari
jangkauan yang dapat dilakukan oleh binatang. Disini terlihat bahwa mereka
diarahkan dari kemampuan manusia yang sama, yaitu kemampuan untuk
memvisualisasikan masa depan, meramalkan apa yang terjadi dan merencanakan
untuk mengantisipasinya dan memindahkan isi kepala dari dinding yang gelap di
sebuah gua ke layar televisi misalnya.
Orang
yang membuat peralatan dan orang yang membuat lukisan adalah melakukan hal yang sama, mengantisipasi masa depan sebagai
cara yang dapat manusia lakukan, menduga apakah yang akan terjadi dimasa yang
akan datang dari apa yang ada disini sekarang. Terdapat banyak bakat yang unik
pada manusia, tapi pada hakikatnya, dasar dimana semua pengetahuan tumbuh,
terbentang kemampuan untuk melukiskan kesimpulan-kesimpulan dari apa yang
dilihat pada apa yang kita lihat, untuk memindahkan pemikiran kita melalui
ruang dan waktu dan untuk mengetahui diri kita sendiri pada waktu yang lampau
pada langka-langkah ke masa sekarang. Semua lukisan dari gua-gua tersebut
tercipta dari tangan yang seolah-olah mengatakan “Ini adalah tanda Saya, ini
adalah Manusia”
SUMBER :http://nurina-ayuningtyas.blogspot.com/2012/02/ascent-of-man-vol1.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar