Sabtu, 20 Februari 2021

 

          Sekilas mengenal Pembelajaran Kontekstual

Dalam manajemen pembelajaran ada berbagai jenis strategi pembelajaran salah satunya pembeljaran kontekstual. Urgensi Pembelajaran Kontekstual me Pembelajaran kontekstual bukan sebuah model dalam pembelajaran. Pembelajaran kontekstual lebih dimaksudkan suatu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih mengedepankan idealitas pendidikan sehingga benar-benar akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien. Idealitas pembelajaran dimaksudkan melaksanakan proses pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada upaya pemberdayaan siswa bukan penindasan terhadap siswa baik penindasan secara intelektual, social maupun budaya.

 

P

embelajaran yang efisien Istilah efisien dalam pembelajaran tentunya tidak sama dengan kata efisien dalam ilmu menejemen. Efisien biasanya seringkali disandingkan dengan kata efektif. Dalam ilmu menejemen, efektif berarti berhasil guna sedangkan efisien berarti berdaya guna. Secara terminologis, efisien diartikan sedikitg biaya atau waktu tetapi memperoleh hasil secara optimal, biaya minimal, hasil maksimal.

 

Problem Pembelajaran Problem dalam kajian ilmu penelitian seringkali didefinisikan adanya kesenjanagan antara harapan (yang dicita-citakan) dengan kenyataan (yang dihasilkan). Dengan demikian perlu ada upaya untuk lebih mengarah kepada sesuatu seperti yang diharapkan. Idealisme pembelajaran adalah ingin memberdayakan atau membimbing siswa agar memiliki sikap dan perilaku yang baik, jika pembelajaran justru melahirkan perilaku guru yang kasar, angkuh, manakutkan bagi siswa serta melahirkan proses penindasan berarti pembelajaran itu mengandung problem. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan dari seberapa jauh guru mampu mengeliminir atau menyelesaikan problem pembelajaran. Semakin sedikit problem pembelajaran yang muncul selama proses pembelajaran akan semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu sebaliknya Guru dan Kurikulum Berbicara guru dan kurikulum berarti membicarakan hubungan atau keterkaitan secara sinergis antara guru dengan proses penyampaian materi pelajaran. Dalam realitas sistemik kurikulum merupakan komponen dalam pendidikan atau pembelajaran yang tidak boleh dinafikan. Kurikulum merupakan acuan (materi) yang perlu dipahamkan kepada siswa sehingga benar-benar terjadi perubahan dalam diri siswa baik perubahan aspek kognitif, affektif maupun psikomotorik.

 

TEORI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Buku ini akan memuat berbagai hal yang memuat kritik dan solusi proses pembelajaran agar pembelajaran benar-benar berjalan sebagaimana mestinya sehingga benar-benar mampu merubah atau memberdayakan potensi yang ada dalam diri siswa baik potensi intelektual (kognitif), potensi moral kepribadian (affektif) dan potensi ketrampilan mekanik (psikomotorik). Diakui atau tidak realitas pembelajaran cenderung berjalan secara statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada kemandulan intelektual" siswa. Dalam proses pembelajaran seringkali muncul suasana yang tidak nyaman, menakutkan, stress bagi iowa. Kenyataan menyebabkan rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya siswa sulit menerima materipelajaran Ertentu. Sebenarnya tidak ada materi pelajaran yang sulit, hanya psikologis yang negatif maka siswa akhirnya merasa kesulitan dalam am memahamai materi pelajaran tertentu

Salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran tidakaa lain harus dilakukan melalui pembelajaran kontekstual yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan cara-cara yang lebih manusiawi dan selalu menyesuaikan dengan dinamika perkembangan siswa maupun dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemahaman tentang Sistem ring didefinisikan suatu bangunan atau organisasi/lembaga yang terdiri dari berbagai sub komponen/ emen, yang saling berinteraksi, berinterdependensi, dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka akan menganggu komponen lainnyaserta menganggu kualitas kinerja dari organisasi tersebut. Yang masuk kategori sistem dianataranya manusia, mobil, rumah, lembaga sekolah, proses pembelajaran dan amsih banyal lahgi yang tidak mungkin disebut dalam buku ini. Banyak para ahli pendidikan mengatakan bahwa pendidikan adalah merupakan sistem terbuka (open system). Artinya proses pendidikan sangat ditentukan oleh perkembangan atau dinamika perkemban gan dari luar pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan harus mampu merespon perkembangan dan dinamika yang ada diluar pendidikan, misalnya dinamika budaya, sosial, teknologi dan politik.

Teori Belajar Behavioristik

Proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori belajar. Ada beberapa jenis aliran atau faham yang dapat dijadiakn inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran. Salah satu aliran  teori humanistik kaitannya dalam proses pembelajararn Secara umum teori humanistik itu lebih melihak sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik. Inti dari teori behavioristik tereak pada upaya memahami perilaku secara total yang akhirnya muncullah cabang ilmu pengetahuan Psikologi Humanistik. Istilah Psikologi humanistik mulai diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi sekitar tahun 1960-an dengan bekerja sama dengan tokoh teori psikoanalisa Abraham Maslow yang terkenal dengan kebutuhan dasar (basic needs).

Tokoh teori humanistik yang terkenal adalah Abraham maslow dan Carl Roger. Karya monumental Maslow antara lain : Toward a psikology of Being (1962), Relegious and Peak Experience (1964), The psikology of Science: A Reconnaissance (1966), Motivation and personality (1970) diar per Inti pikiran Maslow antara lain (a) individu sebagai keseluruhan (b) tidak relevan pemahaman manusia melalui penyelidikan hewan (c) manusia pada dasarnya memiliki pembawaan (d) pada hakekatnya manusia itu memiliki potensi kreatif (e) Menekankan yan Sepe kesehatan psikologi manausia. 

 

Pembelajaran Menurut Teori Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi inteletual yang erdiri dari tahapan (a) pengetahuan (kowledge) (b) Pemahaman (comprehention), (c) Penerapan (aplication), (d) analisa (analysis), (e) sintesa (sinthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional/akal. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemamapuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu teori kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek.

Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

Constructivism merupakan teori dari Piaget, Contructivism juga bagian dari teori kognitif. Teori kognitif dalam belajar memiliki perbedaan dengan cara pandang teori konstruktivisme. Dimana menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dariu lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada didalam masyarakat. Konsekuensinya pembelajaran harus mampu meemberikan pengalaman nayata bagi siswa. Sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori kontruksitivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan. Belajar bukanlah proses teknologisasi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi hanus juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual. Contoh ketika guru menyampaikan /mengajar materi sholat, tidak cukup hanya menjelaskan materi norma-norma tentang sholat semacam syarat dan rukun sholat, tetapi juga harus menjelaskan dan membangun penghayatan makna sholat dalam kehidupan. Sehingga akhirnya siswa dan msyarakat benar-benar mampu memberikan jawabana secata akademik tentang bunyi ayat Inna shilata tanha anil fakhsa walm ungkar (Sholat adalah mencegah perbuatan daregiatani yang fakhsa' dan mungkar). Teori kontsruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang harus bersifat kolektiv atau kelompok. Proses sosial masing- masing siswa harus bisa diwujudkan. Asri Budiningsih dalam buku Pembelajaran Moral menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada dalam diri siswa Didalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan, tata tingkah laku dan sikap diantara sesama manusia. Konsekuensinya, sisiwa harus memiliki ketrampilan untuk menyesuaiakan diri (adaptasi) secara cepat

Kesimpulan

Berdasarkan dari teori yang saya pelajari dari buku pembelajaran secara kontekstual dan hubungan dengan psikolog komunikasi dengan mata kuliah saya yaitu adalah bahwa peran seorang pengajar sangat penting untuk menerapkan beberapa metode terbaru dengan cara mengajar yang jauh lebih baik dengan tujuan mengembangkan pemikiran siswa yang lebih mendukung dengan cara yang baik pula yaitu mengajak siswa untuk berpikir lebih idealisme dan kritis disamping menjadikan siswa yang pro-aktif juga mengembangkan daya pikir yang sehat dan mental yang bagus kedepannya untuk para siswa.

SUMBER ; M. Saekhan Muchith S.Ag., M.Pd., Pembelajaran Kontekstual (Cetakan Pertama, Desember 2007), RaSAIL media grup  

 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *