A.ARTI PENTING MANAJEMEN PENDIDIKAN
a.
Arti Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha personal
pendidikan dalam mendayagunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan. Menurut Prof. Dr. H.A.R Tilaar, M.Sc,. Ed,. Manajemen pendidikan
adalah suatu kegiatan yang mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana
pendidikan sekaligus kegiatan implementasinya. Sementara itu Dr. Made Pidarta,
M.Pi., dalam bukunya manajemen pendidikan Indonesia, mengemukakan bahwa dalam
pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas yang memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada dasarnya manajemen pendidikan bertujuan
untuk menentukan, merencanakan, mengimplementasikan serta mengevaluasi program
kegiatan pendidikan. Demi mewujudkan pendidikan yang efektif, efisien serta
berkualitas, diperlukan adanya perencanaan yang harmonis dan terarah. Salah
satu faktor yang menyebabkan banyaknya pengangguran terpelajar serta kurang
berhasilnya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah kualitas manajemen
pendidikan yang tidak mumpuni. Padahal untuk dapat mempertahankan kualitas
manajemen pendidikan, sedikitnya harus memiliki
dua elemen penting, yakni sistem dan kualitas pendidik. Agar pendidikan
dapat berjalan efektif, efisien, dan dapat menghasilkan output yang
berkualitas, manajemen pendidikan harus tertata dengan baik.
b.
Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan
Sebagaimana fungsi manajemen pada
umumnya, manajemen pendidikan juga memiliki fungsi yang sama, yakni:
1.
Perencanaan
Perencanaan
pendidikan adalah proses pemikiran yang sistematis dan analisis rasional
(mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya,
mengapa hal itu harus dilakukan, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan?) untuk
meningkatkan mutu pendidikan agar lebih efektif dan efisien, sehingga proses
pendidikan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dalam perencanaan
pendidikan terdapat beberapa model , antara lain sebagai berikut:
a.
Model perencanaan komprehensif.
Berfungsi sebagai patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik
kearah tujuan-tujuan yang lebih luas.
b.
Model target setting. Digunakan
dalam upaya untuk melakukan proyeksi atau memperkiraka n tingkat perkembangan
dalam kurun waktu tertentu, analisi demografis, memproyeksikan jumlah siswa
terdaftardan kebutuhan tenaga kerja.
c.
Model costing (pembiayaan) dan
keefektifan biaya. Dipakai untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria
efisiensi dan efektivitas ekonomis.
d.
Model planning, programming, dan
budgeting system (PPBS).disebut juga sebagai sistem SP4 (perencanaan,
penyusunan program, dan penganggaran). Hanya diterapkan pada masalah-masalah
yang kompleks.
Keberhasilan
proses pelaksanaan rencana, selain tergantung kepada ketepatan penyusunanan ny,
juga akan ditentukanoleh fungsi-fungsi manajemen pendidikan berikutnya, yaitu
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
2.
Pengorganisasian
Dalam
pengorganisasian, pembagian tugas disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
orang yang memegan tugas. Misalnya, dalam pendidikan, pembagian tugas guru
dalam bidang studi yang diajarkan haruslah sesuai dengan kemapuan dan latar
belakang pendidikan nya.
3.
Pengarahan
Pada dasar
nya pengarahan berkaitan dengan hal-hal berikut:
a.
Motivasi. Dalam bidang pendidikan, kepala
sekoah selaku pimpinan tertinggi selayaknya memahami dan memberi motivasi
kepada semua anak buahnya. Sebab, hal ini akan menjadi kunci agar mereka
bekerja lebih efektif.
b.
Komunikasi. Kepala sekolah harus menjalin
komunikasi yang baik dengan seluruh staf dan lingkungan sekolah demi
tercapainya efisiensi dan efektivitas pendidikan.
c.
Dinamika kelompok. Dalam sebuah organisasi, terdapat kelompok
formal dan informal. Pemimpin harus mengarahkan dan mengefektifkan
kelompok-kelompok tersebut agar dapat mendukung peningkatan pencapaian tujuan
organisasi.
d.
Kepemimpinan. Dalam dunia pendidikan,
kepemimpinan diemban oleh kepala sekolah. Dan, syarat minimalnya adalah harus
mempunyai kemampuan dalam menjalankan tugas serta dalam membina hubungan baik
dengan semua personal sekolah.
4.
Pengawasan
Agar pengawasan pendidikan dapat berfungsi efektif, beberapa hal
berikut harus diperhatikan:
a.
Pengawasan harus dikaitkan dengan
relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktifitas.
b.
Standar yang masih dapat dicapai
harus ditentukan.
c.
Pengawasan harus disesuaikan
dengan sifat dan kebutuhan lembaga pendidikan.
d.
Kuantitas pengawas harus dibatasi.
e.
Sistem pengawasan harus
dikemudikan dan dikontrol.
f.
Pengawasan sebaiknya mengacu pada
tindakan perbaikan.
g.
Pengawasan sebaiknya mengacu pada
prosedur pemecahan masalah.
c.
Operasional Manajemen Pendidikan
Terdapat
beberapa aspek yang perlu mendapat pelayanan manajemen pendidikan dalam suatu
lembaga pendidikan yang berkaitan dengan operasional pendidikan dan pengajaran,
yaitu:
1.
Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah manajemen yang ditujukan untuk keberhasilan
proses pembelajaran secara maksimal dengan menitikberatkan pada kualitas
interaksi proses pembelajaran. Manajemen kurikulum terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a.
Separate subject curriculum. Bahan
pelajaran diberikan terpisah antara mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran yang lain, dengan tema yang satu dengan tema yang lain.
b.
Correlated curriculum. Bahan-bahan
pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lain.
c.
Integrated curriculum. Bahan
pelajaran disajikan dalam bentuk unit yang merupakan satu kesatuan.
2.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM ini dimaksudkan untuk dapat mneingkatkan kualitas guru
dan karyawan, sehingga bisa mendorong tercapainya tujuan pendidikan, serta
untuk membantu dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan.
Perencanaan diawali dengan analisis ketenagakerjaan lembaga pendidikan.
Analisis yang sistematis meliputi dua hal, yaitu:
a)
Job description.
Analisis ini berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh
guru dan karyawan.
b)
Job analysis
Analisis ini berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas.
3.
Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan sistem pengelolaan terhadap siswa, yang
dimulai dari perencanaan, penerimaan siswa baru, pengorganisasian siswa, MOS,
pembinaan dan pelayanan siswa, organisasi siswa, penilaian siswa, mutasi,
hingga perencanaan alumni.
4.
Manajemen Sarana Dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran yang bersifat langsung. Sedangkan prasarana
adalah semua fasilitas yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran
namun bersifat tidak langsung. Manajemen
sarana dan prasarana pendidikan ini meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, dan pemeliharaan, serta penggunaan dan penghapusan.
5.
Manajemen Keuangan
Dalam manajemen keuangan pendidikan, ditentukan dan dicanangkan jumlah
modal yang dibutuhkan dalam upaya operasional pendidikan, asal dana diperoleh,
cara penggunaannya, pemasukan dan penegluaran, serta saldo yang didapat. Semua
hal tersebut ditulis dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah.
6.
Manajemen Sistem Informasi
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang menuntut adanya
persaingan antarlembaga pendidikan, suatu lembaga pendidikan membutuhkan sistem
informasi.
7.
Manajemen Hubungan Masyarakat
Secara umum, humas pendidikan terdiri dari dua macam, yaitu humas internal
yang meliputi kegiatan untuk mengatur hubungan antara kepala sekolah dan para
guru, kepala sekolah dengan murid, kepala sekolah dengan karyawan, guru dengan
murid, dan murid dengan murid. Dan humas eksternal yang meliputi kegiatan
mengatur hubungan sekolah dengan wali murid, dengan BP3, dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta, serta upaya untuk meningkatkan minat masyarakat.
8.
Manajemen Pengembangan Lembaga
Manajemen pengembangan lembaga adalah upaya untuk mengelola dan
mengatur metode perkembangan lenbaga agar bisa terus exis dan survive ditengah
persaingan global.
B.KONSEP-KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN
A.
Total Quality Management (TQM) in Education
TQM in education atau yang lebih dikenal
dengan manajemen mutu terpadu adalah konsep manajemen pendidikan yang diadopsi
dari manajemen industri, yang kemudian dipandang penting untuk dunia
pendidikan. Dalam TQM, kualitas mutlak diutamakan dan harus ada perbaikan yang
berkesinambungan serta terus menerus demi mengoptimalkan kualitas. Pada
prinsipnya TQM mengutamakan kepuasan pelanggan, yang dalam pelaksanaannya
selalu ada penyempurnaan dan perbaikan secara terus menerus. Implementasi TQM
dimaksudkan agar tercapai keunggulan proses pembelajaran yang mengutamakan
hasil sekaligus memberi peluang tinggi bagi guru dan siswa untukn aktif dan
inovatif, dengan pemanfaaatan sarana dan prasarana yang memadai. Jika bisa
diimplementasikan dengan baik, terdapat banyak kelebihan yang dimiliki TQM,
antara lain kualitas tetap selalu diutamakan, perbaikan akan selalu dilakukan,
tidak ada status quo, seluruh staf
dapat bekerja sama, dan masih banyak lagi. Namun juga dalam TQM terdapat
beberapa keurangan, antara lain adalah ketidakpastian dan ketidakjelasan
tentang identifikasi dan spesifikasi pelanggan, ketidakjelasan tentang metode
mendefinisikan kebutuhan pelanggan, ketidakpedulian terhadap
perbedaan-perbedaan pelanggan, dan lain-lain.
B.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
MBS adalah
suatu konsep manajemen pendidikan yang memberikan otoritas kepada sekolah agar
sekolah bisa memberdayakan diri dengan disertai partisipasi masyarakat dalam
prosesnya. Sekolah mempunyai otoritas penuh untuk mendayagunakan segala yang
dimiliki demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sekaligus
meningkatkan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, serta meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan. Dalam proses pembelajaran, konsep
MBS ini menekankan pada pembelajaran aktif (active
learning), pembelajaran efektif (effective
learning), serta pembelajaran yang menyenangkan (joyfull leraning). Tujuan utama MBS adalah meningkatkan mutu,
efisiensi, relevansi, dan pemerataan pendidikan. Dalam pengimplementasian nya
MBS memliki beberapa kelebihan yaitu, otoritas penuh yang dipegang oleh
sekolah, melibatkan orang tua peserta didik, transparansi manajemen, terjalin
hubungan kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia bisnis, dan masih banyak
lagi. Namun MBS juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain mutu yang menjadi
sasaran peningkatan belum jelas, otonomi yang diberikan kepada sekolah kadang
membebani para orang tua peserta didik, rawan korupsi, dan sebagainya.
C.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
Konsep
MPMBS adalah sebuah konsep manajemen pendidikan yang otoritas pengelolaannya
diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dengan penekanan utama nya pada perbaikan
mutu pendidikan, serta pengupayaan segala perbaikan didalam prosesnya. Dalam
implementasinya, MPMBS benar-benar fokus pada kualitas, mengoptimalkan segala
sumber daya sekolah, menekankan manajemen terbuka, strategi yang digunakan
dalam konsep MPMBS ini adalah metode PAKEM, kepemimpinan dalam konteks MPMBS
haruslah bersifat transformasional, dan melibatkan orang tua dan masyarakat
lebih aktif lagi. Masyarakat dan orang tua peserta didik tidak hanya berperan
dalam pembiayaan pendidikan, tapi juga dituntut untuk berpartisipasi dalam
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memantau proses pembelajaran anak
mereka.
D.
Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan (MPBK)
MPBK
merupakan pendekatan pengembangan manajemen pendidikan yang muncul berdasarkan
suatu keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta relevansi
pendidikan, yakni keselarasan antara output
pendidikan dengan segala hal yang dibutuhkan. Konsep MPBK ini memiliki
perpaduan antara ilmu dengan profesi, teori dengan praktik, harapan dengan
kenyataan, serta retorika dengan realitas. Ada beberapa kelebihan yang dapat
diandalkan oleh konsep MPBK, antara lain adalah paradigma yang digunakan
berdasarkan TQM, mengembangkan networking
dan partnership dengan berbagai
instansi, senantiasa menciptakan komunikasi internal yang baik, menggunakan
prinsip good governance sebagai
landasannya, dan lain-lain. Namun konsep ini pun memiliki kekurangan,
diantaranya adalah dalam menentukan instansi yang akan dipilih menjadi mitra
seringkali tidak didasarkan pada keunggulan kompetitif, dalam proses penentuan
program studi customer diabaikan, MBPK hany diperuntukan bagi lembaga
profesional kedinasan.
E.
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008
Penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, berlandaskan pada 8 prinsip manajemen,
yaitu customer focus, leadership, keterlibatan semua orang, pendekatan proses,
pendekatan sistem ke manajemen, perbaikan berkelanjutan, fakta sebagai dasar
pengambilan keputusan, kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok.
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sangat menuntut kepemimpinan yang baik,
kepemimpinan yang transformasional, transpanransi manajemen, dan keterlibatan
semua anggota dan personil organisasi pendidikan dalam pengimplementasiannya.
C.MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
a.
Urgensi Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen
pendidikan Islam pada dasarnya adalah metode pengelolaan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Manajemen pendidikan Islam memiliki manfaat terhadap perkembangan pendidikan,
diantara nya:
1.
Memudahkan pekerjaan adminstratif
dalam pendidikan.
2.
Menciptakan iklim rohaniah,
psikologis, dan sosial dengan dilaksanakannya akidah dan akhlak islam.
3.
Meningkatkan moral dan semangat
angota-anggota lembaga pendidikan.
4.
Menumbuhkan produktivitas
pekerjaan.
5.
Menghubungkan antara proses
pendidikan dengan tujuan pembangunan dalam masyarakat sekaligus mempererat
hubungan lembaga pendidikan dengan lingkungannya.
Manajemen pendidikan Islam juga memiliki beberapa prinsip, yaitu:
a)
Ikhlas
b)
Tanggung jawab
c)
Kejujuran
d)
Dinamis
e)
Amanah
f)
Praktis
g)
Adil, dan
h)
Fleksibel
Pentingnya
manajemen pendidikan Islam bisa dilihat juga dari keberadaan pendidikan Islam
sendiri. Agar tetap eksis, survive, dan terus berkembangan, pendidikan Islam
membutuhkan suatu pengelolaan yang baik, terencana, dan teratur, sehingga mampu
menumbuh-kembangan eksistensi pendidikan islam ditengah-tengah persaingan
global.
b.
Implementasi Manajemen Pendidikan Islam
Di
Indonesia, pendidikan Islam merupakan subsistem dari pendidikan nasional,
sehingga pada dasarnya keberhasilan pendidikan Islam akan membantu keberhasilan
pendidikan nasional begitu juga sebaliknya. Terkait dengan implementasi
manajemen pendidikan Islam di Indonesia, terdapat tiga pola yang telah
berlangsung yang didasarkan dengan perkembangan terkini.
1)
Pola tunggal. Dalam pola ini hanya
berlaku satu jenis sistem, yaitu sentralistis.
2)
Pola ganda. Dalam pola ini berlaku
dua jenis sistem, yaitu sentralistis dan desentralistis.
3)
Pola simbolik. Pola ini merupakan
perluasan dari pola ganda yang memberi pengakuan hak hidup berbagai sistem.
Pola simbolik inilah yang seharusnya diterapkan dalam manajemen pendidikan
Islam.
c.
Manajemen Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Nasional
Sebagai
subsistem dari pendidikan nasional, keberhasilan pendidikan Islam bisa membantu
keberhasilan pendidikan nasional, demikian juga sebaliknya. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa pada kenyataannya, Indonesia dengan pendidikan yang
sentralistik melahirkan suatu dualisme sistem pendidikan yang tergambar dari
Depag dan Diknas yang menangani pendidikan. Manajemen pendidikan islam dan
manajemen pendidikan nasional sejatinya saling menopang dan saling melengkapi,
meskipun terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Manajemen pendidikan Islam
bisa mengadaptasi konsep-konsep bermutu yang dimiliki oleh manajemen pendidikan
nasional untuk diaplikasikan. Begitu juga sebaliknya. Pada tatanan koridor
manajemennya, antara manajemen pendidikan Islam dan manajemen pendidikan
nasional tidaklah jauh berbeda. Hal ini terbukti dari aplikasi keduanya yang
cenderung sama. Manajemen pendidikan Islam berlandaskan kepada Al-Qur’an dan
hadist, sedangkan manajemen pendidikan nasional berlandaskan pada teori-teori
dari manajemen yang ada dan terus memantau perkembangannya.
d.
Meningkatkan Mutu Lembaga dengan Manajemen Pendidikan Islam
Salah satu
hal penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan pelaksana pendidikan terdepan sekaligus menjadi salah
satu tolak ukur terhadap keberhasilan pendidikan sebuah bangsa, selain output
pendidikan, dan hal-hal lainnya. Meningkatkan mutu lembaga pendidikan demi
tercapainya tujuan dan keberhasilan pendidikan nasional memang bukanlah hal
yang mudah. Berbagai partisipasi dari seluruh elemen terkaitpun sangat
diperlukan, dalam hal ini ialah pemerintah, warga sekolah, orang tua siswa,
tokoh agama, dan seluruh tokoh masyarakat harus berperan aktif dalam
meningkatkan mutu lembaga pendidikan melalui kerjasama yang solid.
e.
Konsep Ideal Manajemen Pendidikan Islam
Meskipun
manajemen pendidikan Islam dan konsepnya masih mengikuti konsep manajemen
pendidikan nasional, namun bukan berarti manajemen pendidikan Islam tidak
memiliki acuan yang menjadi bahan baku untuk diolah, dikelola, dan dikembangkan
sendiri oleh seluruh umat manusia. Meskipun dalam konsep manajemen pendidikan
antara nasional dan Islam sama, bersinergi, dan terintegralisasi, namun dalam
hal-hal penentuan visi misi, budaya organisasi, atau kebijakan-kebijakan strategis,
lembaga pendidikan Islam memakai nilai-nilai normatif dari Islam.
f.
Metamorfosis Manajemen Pendidikan Islam
Meskipun
saat ini konsep manajemen pendidikan Islam masih mengikuti konsep manajemen
pendidikan nasional, setidaknya masih cukup ideal untuk saat sekarang, namun
bukan berarti ideal untuk kelak dan selamanya. Konsep tersebut harus terus
berkembang dan berubah agar lebih baik lagi. Adanya metamorfosis manajemen
pendidikan Islam bisa dibaca dari hierarki manajemen pendidikan Islam, yang
secara umum berlaku sebagai berikut:
a)
Manajemen sentralisasi.
b)
Manajemen desentralisasi.
c)
Manajemen fungsional.
ANALISA BUKU
Entri Point
Didalam
buku ini terdapat beberapa point-point penting yang dapat disimpulkan, yakni
terdapat beberapa konsep manajemen yang sesuai utuk diterapkan pada manajemen
pendidikan naisonal di Indonesia. Setiap manajemen itu pun memiliki target nya
masing-masing dan beberapa kelebihan dan kekurangan.
Konsep
Manajemen
|
Target
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Total
Quality Manajemen (TQM) in education
|
Peningkatan
kualitas, mengutamakan pelanggan.
|
Perbaikan senatiasa
dilakukan, seluruh staf dapat bekerja sama, dll.
|
Ketidakpastian dan
ketidakjelasan tentang identitas dan sepesifikasi pelanggan.
|
Manajemen
Berbasis Sekolah
|
Peningkatan
kualitas dengan memberikan otoritas penuh terhadap sekolah
|
Sekolah diberikan
otoritas penuh, melibatkan orang tua peserta didik, transparansi manajemen,
dll.
|
Rawan korupsi,
pelayanan terhadap kelompok kelas menengah, mutu yang jadi sasaran belum
jelas, dll.
|
Manajemen
peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
|
Peningkatan kualitas
|
Proses pembelajaran
menggunakan sistem PAKEM,transparansi manajemen,masyarakat berperan aktif,
dll.
|
Mutu yang menjadi
sasaran belum jelas, rawan korupsi, evaluasi outcome masih rancu, dll.
|
Manajemen
Pendidikan berbasis Kemitraan (MPBK)
|
Peningkatan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan
|
Mengembangkan
networking dan partnership dengan berbagai mitra, menciptakan komunikasi
internal, dll
|
Hanya melibatkan
dua instansi yang bermitra dalam penentuan prodi, tidak berdasarkan pada
keunggulan kompetitif dalam pemilihan mitra, dll.
|
Sistem
Manajemen ISO 9001:2008
|
Peningkatan mutu
|
Mengutamakan
pelanggan, kepemimpinan yang baik dan transformasional, perbaikan yang
berkelanjutan, dll.
|
Definisi dan
spesifikasi pelanggan tidak jelas, membuka jurang perbedaan antarlembaga
pendidikan yang ada, dll.
|
Kelebihan dan
Kekurangan Buku
Jika
dibandingkan dengan buku lain dengan tema yang sama, buku ini memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan antara lain:
·
Kelebihan:
ü Isi yang lengkap
ü Penjelasan baik
ü Kalimat teratur
·
Kekurangan :
ü Isi lengkap namun terlalu padat
Tujuan Penulisan
·
Tujuan penulis buku
Menjelaskan
kepada para pembaca mengenai beberapa teori konsep manajemen pendidikan yang
dapat diterapkan pada pendidikan nasional.
·
Tujuan peresume buku
·
Memenuhi tugas matakuliah
Manajemen.
·
Merangkumkan isi buku agar pembaca
makalah ini dapat sedikit mengetahui keseluruhan isi buku, sehingga pembaca
dapat menilai sendiri buku ini.
·
Sebagai referensi bagi pembaca.
KESIMPULAN
Setelah
saya membaca kesuluruhan isi buku “Buku
Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif” karya S. Shoimatul Ula,
maka dapat saya simpulkan bahwa buku ini berisika teori-teori konsep manajemen pendidikan yang
telah diterapkan pada dunia pendidikan nasional maupun luar negeri.
Konsep-konsep manajemen tersebut antara lain adalah, konsep manajemen TQM,
manajemen berbasis sekolah, manajemen pendidikan berbasis kemitraan, manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah, dan sistem manajemen ISO 9001:20008.
Sumber : S. Shoimatul Ula, Buku Pintar Teori-Teori
Manajemen Pendidikan Efektif, Berlian, Jakarta, Januari 2013.
1 komentar:
contoh kasus tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kelemahan manajemen pendidikan dalam pembinaan calon guru?
Posting Komentar