I. Manajemen Kelas
Spatial Learning (Penataan Ruang Kelas)
- A. Latar Belakang Diperlukan Manajemen Kelas Spatial LearningBerbicara tentang kegiatan mengajar, satu hal yang sangat pasti bahwa tujuan dari pengajaran tidak akan tercapai bilamana kegiatan mengajar dilakukan didalam ruangan kelas yang tidak rapi, berantakan dan tidak dapat membuat siswa merasa nyaman. Ruangan Kelas sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pengajaran.
Hal ini tidak dapat dibantah, karena ruangan kelas merupakan sarana utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Dirungan kelas, guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan, sementara siswa mengambil pemahan secara langsung, bertanya jawab, berdiskusi, dan belajar berkelompok bersama teman-temannya terkait materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Karena begitu pentingnya fungsi ruangan, maka ruangan kelas harus tertata rapi, tidak berantakan, dan mampu membuat siswa yang belajar didalamnya merasa nyaman. Dari sinilah, kemudian muncul ide manajemen kelas spatial learning yang bertujuan untuk menata ruang belajar.
-
B. Pengertian Manajemen Kelas Spatial Learning
Secara umum, manajemen kelas spatial learning dapat diartikan sebagai serangkaian usaha mengelola kelas yang menjadikan ruangan kelas sebagai teng tertata tempat belajar yang tertata rapi, tidak berantakan, dan nyaman bagi siswa.
Adapun secara khusus, manajemen spatial learning dapat diartikan sebagai usaha mengatur atau mengelola kelas menjadi tempat belajar yang nyaman dan mampu menjangkau tujuan belajar bagi siswa.
C. Tujuan Manajemen Kelas Spatial LearningAda dua tujuan penting diterapkannya manajemen kelas spatial learning, yaitu tujuan utama dan tujuan pendukung.Adapun tujuan utamanya adalah menjaga dan meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari materi-materi yang diajarkan didalam kelas.
Tujuan pendukungnya adalah mendukung tercapainya tujuan pengajaran didalam kelas, menciptakan suasana belajar yang kondusif didalam kelas, mencetak siswa-siswa yang handal dan siap bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain, agar siswa dapat memahami dan menguasai seluruh materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, agar siswa bersemangat dalam belajar didalam kelas, agar siswa betah didalam kelas dan konsentrasi.
D. Fokus Manajemen Kelas Spatial LearningFokus atau sasaran utamanya adalah meningkatkan efektivitas pengajaran didalam kelas, meningkatkan penguasaan materi pelajaran bagi siswa , meningkatkan minat a belajar siswa, mencegah penurunan minat belajar siswa, mencegah ketidaknyamanan bagi guru selama proses mengajar, mengoptimalkan fungsi perlengkapan atau peralatan didalam kelas, mengoptimalkan fungsi sekoalah sebagai tempat belajar paling nyaman, mengatasi gangguan-gangguan yang umum terjadi pada siswa.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Spatial LearningAdapun faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas manajemen kelas spatial learning diantaranya ukuran ruang kelas yang tidak memadai atau tidak ideal untuk jumlah siswa, ukuran kelas yang tidak mendukung terciptanya suasana belajar yang harmonis, tidak tersedianya lemari yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menyimpan perlengkapan atau peralatan, tidak tersedianya lubang ventilasi yang cukup, pencahayaan yang kurang terang, lokasi ruangan kelas yang sangat dekat dengan kebisingan, papan tulis atau layar OHP sebagai media pengajaran yang tidak dapat dilihat tampilannya dari seluruh sudut kelas.
F. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaaan Manajemen Kelas Spatial Learning- Menjadikan wilayah sentral kegaduhan menjadi sentral pembelajaran
- Memastikan posisi diri dapat memantau siswa dan dijangkau oleh seluruh siswa
- Memastikan papan tulis atau layar OHP dapat dilihat siswa dengan mudah dan jelas
G. Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Spatial Learning yang Komprehenshif- Dinding didalam kelas hendaknya ditempel poster serta bulletin yang menarik dan bias membangkitkan minat belajar siswa.
- Ruangan lantai hendaknya diatur perlengkapannya, sehingga posisi guru dan papan tulis atau layar OHP yang digunakan untuk presentasi materi pelajaran tetap bisa dilihat dengan mudah oleh seluruh siswa dari setiap sudut ruangan kelas.
- Meja tulis siswa hendaknya diatur secara berkelompok dan tidak berbaris-baris, tetapi tetap menyediakan jalan yang cukup bagi guru untuk berjalan-jalan disela sela meja tulis siswa.
- Apabila ruangan kelas cukup luas, pada sisi kanan menja tulis siswa sebaiknya diberi meja belajar yang dapat digunakan siswa untuk berdiskusi atau belajar kelompok.
- Komputer khusu yang disediakan untuk siswa sebaiknya tidak ditempatkan diruang kelas, malainkan cukup diruang khusus computer saja.
- Lemari yang menyimpan perlengkapan kelas dan buku-buku tugas siswa hendaknya diletakan ditempat yang mudah diakses dan dekat dengan wilayah guru mengajar.
- Disamping meja guru, hendaknya disediakan computer khusus yang telah tersambung dengan layanan internet yang dapat guru pergunakan untuk mencari bahan-bahan materi pelajaran serta menyimpan data-data siswa yang berkaitan dengan latar belakang, daftar kenakalan dan sebagainya.
- Pada dinding ruangan kelas, hendaknya dipasang jam dinding dan kalender yang cukup besar sehingga mudah dilihat oleh seluruh siswa.
- Tampilan kelas dan hiasan dinding hendaknya diganti setiap pertengahan semester.
II. Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room
A. Manajemen Kelas Determination of Regulation in the RoomKeberhasilan sebagai seorang guru bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menciptakan suasana yang nyaman bagis siswa untuk belajar didalam kelas. Oleh karenanya sangat penting bagi seorang guru untuk menerapkan manajemen kelas determination of regulatin in the room guna mendukung terciptanya keberhasilan tersebut.
Manajemen kelas ini tidak bertujuan untuk membatasi gerak siswa, melainkan sebagai penjelas perilaku mereka yang mengarah pada visi dan misi kelas. Manajemen kelas ini juga merupakan syarat bagi terciptanya kelas yang baik, karena berfungsi sebagai pengatur kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan guru pun bisa mengajar dengan baik.
Jika guru tidak menerapkan manajemen ini, manajemen kelas spatial learning yang telah dilaksanan sebelumnya kurang dapata mendorong siswa mencapai tujuan belajar secara maksimal. Jadi kedua manajemen kelas ini harus digabungkan. Bahkan, bukan dua manajemen ini saja, melainkan juga semua manajemen kelas yang dibahas dibuku ini harus digabungkan karena merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.
Dalam manajemen kelas ini seorang guru tidak bisa menjadi hakim yang berhak menentukan segalanya, karena peraturan kelas harus dibuat berdasarkan kesepakatan semua siswa. Namun, apabila dalam penetapannya ada beberapa siswa yang tidak setuju, maka harus tegas dalam mengambil keputusan dengan tetap mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.
B. Pengertian Manajemen Kelas Determination of Regulation in the RoomSecara umum, manajemen kelas ini dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada penetapan dan peraturan dalam ruangan. Adapun secara khusus, manajemen kelas ini dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk mengatur tingkah laku atau perilaku siswa dalam kesehariannya diruang kelas.
Karena pentingnya manajemen kelas ini, maka prinsip terbesar dalam melaksanakannya adalah dengan memperlakukan siswa sebagaimana seorang guru ingin diperlakuakan oleh kepala sekolah. Untuk itu, dalam proses pembuatan dan penentuan peraturannya, siswa perlu dilibatkan sehingga terbentuk suasana kelas yang demokratis.
C. Tujuan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the RoomTujan utama manajemen ini diterapkan adalah untuk memenuhi syarat sebagai kelas yang baik, yang mana didalam kelas tersebut sangat dijunjung tinggi peraturan yang berlaku dan proses berfikir yang dikembangkan.
Adapun tujuan pendukungnya adalah agar menjaga dan menjamin suasana belajar yang kondusif serta jauh dari ketidaktenangan dan ketidaknyamanan, melatih dan membentuk kepribadian siswa yang mengarah pada sikap disiplin dan tanggung jawab, melancarkan proses pengajaran dan pembelajaran didalam kelas serta melatih siswa untuk dapat hidup berdemokrasi dengan baik dan sanggup menaati peraturan-peraturan yang berlaku.
D. Fokus Manajemen Kelas Determination of Regulation in the RoomFokus manajemen kelas ini meliputi:- Peningkatan ketaatan dan kedisiplinan siswa didalam kelas.
- Peningkatan rasa tanggung jawab siswa
- Peningkatan kualitas siswa sebagai siswa yang memberikan contoh atau dapat dijadikan teladan
- Peningkatan kualitas siswa sebagai siswa yang dapat diandalkan dan mampu menjaga amanah
- Pencegahan timbulnya suasana belajar yang tidak kondusif, tidak tenang, dan tidak nyaman
- Pencegahan penurunan kepribadian siswa yang mengarah pada perilaku atau tingkah laku yang menyimpan dari peraturan yang berlaku
- Pengoptimalkan peran guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
- Pengoptimalkan fungsi ruang kelas sebagai tempat yang nyaman untuk belajar
- Pengoptimalan fungsi sekolah yang selalu mengedepankan peraturan dalam bertindak atau berperilaku
- Penanganan berbagai gangguan yang sering timbul didalam kelas saat kegiatan mengajar digelar, seperti siswa asyik mengobrol atau berbicara dengan siswa lain, membuat kegaduhan, usil atau mengganggu siswa lain, dan sebagainya
- Penanganan terhadap siswa-siswa yang enggan atau tidak mau menaati peraturan yang berlaku didalam kelas, dengan cara memberikan hukuman atau sanksi.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Determination of Regulation in the RoomFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi efetivitas manajemen kelas ini antara lain :- Sekolah yang tidak memberlakuakan peraturan yang ketat bagi guru dan siswa-siswanya
- Mutu dan kualitas sekolah yang masih jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah
- Perilaku guru yang tidak mencerminkan sikap menaati peraturan yang berlaku
- Ruang kelas yang tidak dapat memberikan kenyamanan bagi siswa
- Peraturan yang dinilai tidak memihak siswa serta jauh atau menyimpang dari visi dan misi sekolah
- Adanya siswa yang suka memprovokasi siswa lainnya untuk tidak mematuhi peraturan yang berlaku
- Pelayanan sekolah yang masih jauh dari yang diharapkan siswa
- Biaya sekolah yang mahal, namun tidak didukung fasilitas yang memadai
- Tidak ada hadiah, penghargaan, atau semacam nilai khusus bagi siswa yang mematuhi peraturan
- Banyaknya siswa yang kurang memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
F. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room1. Peraturan ditetapkan bersama dan dipatuhi bersama2. Peraturan harus dirumuskan dengan kalimat positif3. Peraturan sebaiknya tidak terlalu banyak dan mudah diingat4. Peraturan tidan boleh memeberatkan siswa5. Peraturan harus disertai sanksi atau hukuman
G. Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Determination of Regulation in the Room yang Komprehenshif1. Semua peraturan yang ditetapkan harus difokuskan untuk membuat kelas menjadi baik.2. Semua Peraturan yang ditetapkan hendaknya meliputi tujuh poin yang menekankan perilaku-perilaku siswa yang budiman diruang kelas antara lain:a. Hormat dan bersiakap sopan dihadapan gurub. Berperilaku baik kepada semua siswac. Berlomba-lomba dalam meraih prestasi yang gemilangd. Bergegas dalam memulai pelajaran dan mengerjakan ulangan/soal ujiane. Bersiap-siap dalam menyambut tugas-tugang yang diberikanf. Menyimak dengan seksama penjelasan materi pelajaran serta komentara dan pertanyaan dari siswa laing. Mematuhi seluruh peraturan sekolah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.3. Setalah peraturan ditetapkan, alangkah baiknya guru mengirimkan sebuah salinanan peraturan tersebut kerumah para siswa untuk ditelaah dan ditandatangani oleh orang tua mereka, dengan maksud agar orang tua juga ikut membantu membimbing anak menaati peraturan kelas.4. Diakhir penetapan peraturan, jangan lupa mencantumkan prosedur-prosedur penggunaan wilayah ruangan, perabotan dan perlengkapan kelas bagi siswa5. Menetapkan batasan-batasn spesifik terkait peraturan yang diberlakukan dan mengkomunikasikan kepada semua siswa agar mereka mengetahui batasan-batasannya dan seberapa jauh mereka harus mematuhinya.6. Peraturan harus didukung dengan kelengkapan-kelengkapannya.III. Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching (Permulaan Pengajaran yang Efektif)
A. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Begining of Effektive TeachingManajemen kelas ini merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan kelas, karena siswa akan mempelajari sikap, perilaku, dan kebiasaan yang harus mereka terapkan disekolah setiap hari. Sangat penting bagi guru untuk melaksanakan manajemen kelas ini guna memperkuat keyakinan para siswa bahawa kesuksesan belajar itu harus dikejar.
Keberhasilan seorang pengajar dalam melakasanakan menajemen ini tergantung pada kemampuan guru dalam menerapkan strategi pengajaran yang efektif. Perlu dipahami bahwa pengajaran merupakan sarana yang dapat membantu siswa memperoleh ide, ketrampilan, cara berpikir dan cara-car belajar sebagaiman mestinya.
Manajemen ini menaruh perhatian pada “ bagaimana mengajarkan sesuatu hal kepada siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajarai siswa”.
B. Pengertian Manajemen Kelas Begining of Effektive TeachingSecara umum dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pengajaran yang efektif dipermulaan tahun ajaran baru dengan maksud untuk memperkuat keyakinan siswa bahwa kesuksesan belajar itu sangat penting untuk dikejar. Secara khusus dapat diartikan sebagai usaha untuk mendorong keberhasilan belajar siswa melalui pengajaran efektif.
Pengajaran efektif ini maksudnya adalah sebuah strategi yang berisi serangkaian peristiwa yang telah dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk membantu proses belajar siswa. Dapat dikatakan pula sebagai strategi pengajaran yang aktif, interaktif, kreatif, edukatif dan menyenangkan.
Pada dasarnya, tidak ada batasan yang tegas terkait ukuran keberhasilan dari manajemen kelas ini. Namun, kebanyakan guru yang pernah melaksanakan manajemen kelas ini menilainya dengan cara melihat interaksi yang baik yang terbentuk dengan siswa, yang mana hasilnya dapat mempengaruhi sikap, perilaku, dan kebiasaan siswa dimasa-masa selanjutnya.
C. Tujuan Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching1. Menjaga semangat siswa dalam mengejar keberhasilan dalam belajar.2. Memperkuat keyakinan siswa bahwa keberhasilan dalam belajar itu penting untuk dikejar3. Membentuk dan memperkuat citra guru sebagai pendidik favorit dikalangan siswa.4. Sebagai media interaksi dan pengakraban diri antara guru dan siswa5. Memberikan rasa nyaman kepada siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan6. Mendorong terciptanya suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan memahamkan7. Membentuk sikap, perilakau, dan kebiasaan siswa yang mengarah pada peraturan yang berlaku di dalam kelas8. Menghasilakan perilaku hasil belajar yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar didalam kelas.
D. Fokus Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching- Meningkatkan semangat siswa dalam belajar didalam kelas
- Meningkatkan semangat siswa dalam mengejar keberhasilan dalam belajar
- Meningkatkan hasil belajar siswa yang diharapkan setelah menempuh proses belajar didalam kelas
- Meningkatkan kebiasaan siswa yang positif, yang akan mempengaruhi hasil belajar dimasa-mas selanjutnya
- Mencegah hubungan yang tidak baik antara guru dan siswa
- Mencegah penurunan semangat belajar siswa diawal tahun ajaran baru dan masa-mas selanjutnya
- Mencegah penurunan mobilitas dan kreativitas siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan didalam kelas
- Mengoptimalkan peran guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
- Mengoptimalkan waktu mengajar materi pelajaran
- Mengoptimalkan strategi-strategi pengajaran yang digunakan untuk mengajar materi pelajaran
- Mengoptimalkan fungsi sekolah sebagai tempat yang paling tepat untuk mencetak siswa yang handal dan siap bersaing
- Mengoptimalkan permulaan tahun ajaran baru sebagai momen yang paling tepat untuk mengubah sikap, perilaku, dan kebiasaan siswa yang mengarah pada peraturan yang berlaku didalam kelas
- Mengatasi gangguan-gangguan yang membuat siswa malas dan tidak suka mempelajari materi pelajaran
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching- Guru sebagai pendidik yang tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam menerapkan strategi pengajaran
- Jam terbang mengajar yang masih sangat rendah, yang sekiranya membuat guru belum berpengalaman dalam menangani siswa
- Tipe kepribadian siswa yang tertutup dan tidak mempunyai semangat belajar yang tinggi
- Adanya paksaan bagi siswa untuk bersekolah atau melanjutkan studi dari orang-orang terdekat
- Banyaknya siswa yang tidak mempunyai minat atau ketertarikan pada materi yang diajarkan
- Suasana belajar yang tidak mendukung, yang sekiranya dapat mengganggu konsentrasi siswa pada materi pelajaran yang diajarkan
- Banyaknya siswa yang tidak suka kepada guru yang mengajar
- Sikap individual siswa yang sulit diatasi
- Suasana kegaduhan didalam kelas yang menjadikan kegiatan belajar-mengajar tidak tenang dan sebagainya
F. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching1. Membuat siswa merasa disambut dan dihargaiUntuk itu, ada banyak hal cara yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :a. Bertanya seputar diri dan keluarga siswa, kemudian membuat lelucon yang sekiranya dapat membuat semua siswa yang didalam kelas tertawab. Sesekali mengajukan pertanyaan yang membuat siswa merasa tahu bahwa seorang guru sedang mendengarkannyac. Menyuruh siswa untuk bercerita seputar diri atau keluarganyad. Memuji atau menghargai siswa bila menurut guru siswa tersebut berhak mendapatkannyae. Bersikap ramah dan menyenangkan saat bertanya serta member pertanyaanf. Royal dalam memberikan senyuman2. Menciptakan iklim yang positif didalam kelas3. Menciptakan suatu perasaan komunitas4. Membangun hubungan yang menyenangkan dengan siswa individual5. Mengajarkan peraturan kelas dengan memberikan teladan atau contoh yang baik6. Memberikan umpan balik dan mengamati sikap siswa secara teratur setiap hari
G. Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Begining of Effektive Teaching1. Dihari pertama tahun ajaran baru, awalilah dengan perkenalan dengan siswa baru, awali dengan melakukan perkenalan dengan siswa baru, dalam perkenalan tidak perlu panjang lebar tatapi cukup dengan hanya sedikit catatan tentang pribadi dan minat anda. Justru yang paling penging disini adalah seorang guru harus meminta siswa memperkenalkan diri secara panjang lebar dan dalam waktu yang cukup. Hal ini dilakukan agar terjalin keakraban.2. Setelah semuanya memperkenalkan diri, diharapkan seorang pengajar memperkenalkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam kelas dengan menjelaskan prosedur-prosedur secara lengkap dan memahamkan.3. Selajutnya, diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan yang sekiranya dapat membuat siswa merasa akrab dengan guru.4. Dihari kedua masuk sekolah, sebaiknya segeralah tetapkan peraturan kelas. Ini khusus bagi kelas yang belum memiliki peraturan didalamnya.5. Sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar, rencanakanlah sebuah permulaan pengajaran yang baik dengan cara memastikan suasana belajar yang hangat dan bersahabat bagi siswa.
Ada beberapa langkah yang dapat guru lakukan untuk menciptakan suasan tersebut, diantaranya sebagai berikut :a. Hadir tepat waktu saat jam pelajaranb. Memeriksa jumlah siswa dan memastikan bahwa semua siswa sudah berada didalam kelasc. Memberi “pujian” kepada siswa yang terlambat masuk kelas dengan menyebut namanya. Misalnya, dengan ucapan “wah, Aris yang paling pintar kok terlambat masuk kelas, ya?Hmmm, dari tadi Aris ke mana saja?”d. Bercerita singkat sebelum memulai pelajaran untuk membuat suasana kelas menjadi rileks atau tenang.6. Pada hari-hari biasa setiap kali memasuki kelas, buatlah suasana kelas menjadi menyenangkan.Berikut ini adalah contoh langkah-langkah kreatif dan inovatif yang guru dapat lakukan :a. Pembukaan (Opening)Dalam proses opening, guru dapat melakukan teknik SSD, yaitu showing something different (menampilkan sesuatu yang berbeda). Dengan teknik ini, siswa akan disuguhkan dengan sesuatu yang baru, yang tentunya berbeda dengan apa yang biasanya mereka lihat dan dengar setiap hari. Misalnya, guru mengucapkan, “Selamat memulai hari baru” untuk proses opening pada hari Senin, “Assalamu’alaikum” untuk proses opening pada hari Selasa, “Good Morning” untuk proses opening pada hari Rabu, “Happy Saturday” untuk opening pada hari Sabtu, dan sebagainya.b. Menumbuhkan Semangat (Ice breaking)Dalam proses menumbuhkan semangat, guru melakukan preview dan review, yaitu memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi pelajaran yang sudah diajarkan dan memberikan umpan-balik untuk meninjau seberapa jauh mereka memahami materi pelajaran.c. Mengajarkan Materi Pelajaran (Presentation)d. Latihan dan Koreksi (Exercises and correction)e. Waktu berbicara siswa (Student talk time)f. Kesimpulan penjelasan dan penutupan (Explanation conclusions)7. Selama beberapa hari pertama diawal tahun ajaran baru, batasilah materi pelajaran hanya pada inti/pokok yang harus guru sampaikan.8. Selama satu bulan pertama diawal tahun ajaran baru, usahakan jangan sampai guru membebani siswa dengan tugas, pekerjaan rumah (PR), atau kegiatan rumit yang tidak terlalu penting.9. Memasuki bulan kedua tahun ajarn baru, guru sudah mulai dianjurkan untuk memberikan tugas, pekerjaan rumah (PR), atau kegiatan yang mudah kepada siswa.IV. Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning (Pelaksanaan Pembelajaran yang Efektif)
A. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Implementation of Effetive LearningBelajar merupakan tugas terpenting yang harus dilakukan oleh setiap siswa di sekolah. Namun, dalam faktanya, siswa memiliki perbedaan cara belajar dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran. Oleh karena itu, setelah memastikan bahwa manajemen-manajemen kelas yang sudah guru terapkan berjalan lancer, guru perlu menyempurnakannnya dengan menerapkan manajemen kelas ini.
Pelaksanaan manajemen kelas ini ditunjukan untuk mengelola metode pembelajaran agar menemui titik temu dengan cara belajar siswa. Tidak dipungkiri, ada berbagai jenis kepribadain siswa yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan metode pembelajaran yang berbeda. Namun, dengan adanya manajemen kelas ini, diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan belajar belajar siswa mengingat jumlah mereka didalam kelas yang terlalu banyak.
B. Pengertian Manajemen Kelas Implementation of Effetive LearningSecara umum dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa menyerap materi pelajaran yang diajarkan dengan segala metode pembelajaran. Manajemen kelas ini merupakan proses yang secara terus menerus membantu menutupi kekurangan siswa dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara sempurna.
Kekurangan siswa bukanlah suatu penyakit, melainkan proses alamiah yang terbentuk karena jenis kepribadain yang dimiliki siswa. Kepribadian siswa merupakan sifat yang mewakili diri seorang siswa yang hakiki dan sangat unik, karena memiliki kecenderungan untuk merespon sesuatu. Kepribadian siswa sudah mulai terbentuk sejak kecil, yakni ketika memasuki masa pendidikan disekolah dasar. Secara garis besar, kepribadian siswa dapat dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu:
- Impeccable (Sempurna). Mencerminkan karakter siswa yang cenderung bersikap patuh, rapi dan sopan.
- Dependable (Teguh). Kepribadian ini mencerminkan karakter siswa yang suka tantangan dan tidak mudah menyerah
- Passively (Pasif). Kepribadian ini mencerminkan karakter siswa yang cenderung diam dan suka mengalah.
- Popular (Senang Menjadi Pusat Perhatian). Siswa dengan kepribadian popular senang menjadi pusat perhatian, ingin dikenal dan disenangi banyak teman, humoris, aktif dan terkadang haus akan prestasi serta penghargaan.
C. Tujuan Manajemen Kelas Implementation of Effetive LearningSecara umum, tujuan utamanya adalah membantu siswa agar mampu menyerap materi pelajaran yang diajarkan dengan berbagai metode pembelajaran. Adapun tujuan pendukungnya adalah1. Mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan2. Mempertajam kemampuan siswa dalam proses berpikir dan menyerap materi pelajaran3. Memberikan rasa nyaman kepada siswa terhadap metode mengajar yang diterapkan4. Mendorong terciptanya suasananya belajar yang kondusif5. Membentuk karakter siswa yang tangguh dan mampu belajar dalam segala kondisi6. Membentuk dan memperkuat citra guru sebagai pendidik yang mengayomi siswa serta mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa7. Menumbuhkan kembali semangat belajar siswa yang sebelumnya pernah menurun8. Membantu siswa mengatasi segala kesulitan dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan dikelas9. Menimilkan timbulnya stress pada diri siswa yang kemungkinan dapat terjadi karena factor ketidakmampuan dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan di kelas.
D. Fokus Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal proses berpikir dan menyerap materi pelajaran2. Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.3. Meningkatkan konsentrasi siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang diterapkan4. Meningkatkan konsentrasi siswa agar dapat belajar dengan nyaman dikelas5. Mencegah penurunan semangat belajar siswa sampai pada titik terendah6. Mencegah timbulnya stress pada diri siswa yang kemungkinan besar dapat mengancam tujuan belajar7. Mencegah kebencian siswa terhadap guru yang dirasa tidak becus mengajar materi pelajaran8. Mencegah penurunan kecerdasan dan hasil belajar siswa dalam jumlah yang besar9. Mengoptimalkan peran guru sebagai pendidik yang mampu mengayomi siswa dan memenuhi kebutuhan belajar siswa10. Mengoptimalkan peranan metode mengajar menjadi metode yang paling efektif bagi semua siswa11. Mengoptimalkan peran siswa sebagai peserta didik yang mampu merespon secara sempurna segala materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.12. Mengoptimalkan kemampuan siswa untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar13. Mengatasi masalah-masalah yang membuat siswa membenci guru dan tidak menyukai materi pelajaran.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning1. Tipe kepribadian siswa yang tidak mau belajar memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru2. Tipe kepribadian siswa yang tidak mau bertumbuh menjadi siswa yang cerdas dan handal3. Tipe kepribadian siswa yang suka menutup diri dari segala informasi yang baru4. Guru yang tidak bisa menerapkan strategi mengajar dengan baik dan memahamkan5. Guru yang tidak bisa mengakrabkan diri dengan siswa dan mengambil hati siswa6. Citra guru yang buruk7. Material dan fasilitas mengajar yang kurang lengkap8. Factor internal siswa yang meliputi factor fisiologis yang sedang bermasalah9. Faktor internal siswa yang meliputi faktor psikologis yang sedang bermasalah10. Sikap siswa yang kurang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang efektif11. Siswa yang tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekat12. Tidak adanya sifat yang positif dan kreatif di dalam diri siswa
F. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning1. Mempertimbangkan kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh2. Melakukan penilaian kegiatan pembelajaran secara berkala3. Menetapkan jadwal spesifik kegiatan pembelajaran4. Memberikan jeda disela-sela pergantian mata pelajaran5. Memiliki kemampuan mengajar yang baik di depan kelas6. Memiliki kepribadian sebagai pengajar dan pendidik yang baik bagi siswa
G. Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Implementation of Effetive Learning1. Untuk setiap materi pelajaran yang diajarkan, guru harus berfokus membantu siswa dalam memperluas pengetahuan dan menerima umpan balik mengenai materi pelajaran yang dipelajari.2. Setiap kali guru mengajar, harus meliputi empat tahapan dasar dalam mengajar yaitu pengembangan konten, diskusi, pengulangan atau penguatan dan umpan balik3. Sebelum beralih topik materi pelajaran, guru harus melakukan resitasi seefektif mungkin.4. Setiap kali kegiatan belajar-mengajar digelar di dalam kelas, guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan.5. Ciptakan suasana yang demokratif didalam kelas.6. Setiap kali mengajar, guru harus menggunakan metode-metode mengajar yang bervariasi.7. Guru harus menumbuhkan interaksi belajar dengan siswa, dalam artian memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari sendiri jawaban dari segala tugas-tugas yang guru berikan dan bertanya langsung seputar kebenarannya.8. Guru diharuskan mengatur kegiatan pembelajaran setiap kali mengajarkan materi pelajaran dengan urutan yaitu resitasi, pengembangkan pemahaman materi pelajaran, pembagian tugas, pembentukan kelompok belajar.9. Apabila guru mendapatkan jatah waktu mengajar materi pelajaran yang lebih lama dari pada biasanya, guru boleh menggunakan urutan kegiatan pembelajaran sebagai berikut yaitu resitasi, pengembangan pemahaman materi pelajaran, pemberian tugas singkat yang langsung dikoreksi, pembahasan tugas dan pengembangan pemahaman materi pelajaran, pemberian tugas singkat yang langsung dikoreksi, peembentukan kelompok belajar.V. Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)A. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)Manajemen kelas ini merupakan salah satu manajemen kelas yang bisa diandalkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait materi pelajaran. Difungsikan untuk menunjang kemampuan siswa dalam belajar.B. Pengertian Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)Secara umum diartikan sebagai serangkaian usaha pengelolaan kelas yang memfokuskan pada pembentukan kolompok belajar.C. Tujuan Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)Tujuan utama diterapkannya manajemen kelas ini adalah untuk memudahkan dan memaksimalkan pencapaian tujuan manajemen-manajemen kelas yang sudah dilaksanakan di dalam kelas.D. Fokus Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan baik2. Meningkatkan mental siswa dalam proses berpikir dan belajar secara mandiri3. Meningkatkan mental siswa dalam membentuk sikap dan kepribadian sebagai individu yang tangguh dan teguh pendirian4. Meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berkomunikasi yang baik5. Meningkatkan day kreasi, daya kreatifitas, serta daya kritis siswaE. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)1. Sikap fanatisme dan egoism2. Adanya profokator3. Tipe kepribadian siswa4. Guru yang tidak bisa mengendalikan cara kerja kelompok5. Adanya siswa yang gaduh, asyik ngobrol dengan siswa lain6. Adanya sekumpulan siswa yang mendominasi kelompok7. Lingkungan kelompok yang tidak membuat siswa nyaman berdiskusi8. Citra guru yang buruk menurut pandangan siswa9. Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung10. Faktor instrumental yang menghambat proses belajar11. Guru yang tidak dapat memberikan kontribusi positif12. Guru yang tidak menguasai materi13. Guru yang kurang memberikan bantuan kepada kelompok siswa yang mengalami kesulitan14. Tingkat inteligensi siswa yang rendahF. Petunjuk-Petunjuk Penting dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)1. Mengatur ruangan yang memudahkan guru memperhatikan siswa2. Membentuk kelompok pasangan siswa terlebih dahulu sebelum membentuk kelompok belajar jenis kooperatif3. Menetapkan prosedur bicara dan pergerakan siswa didalam kelompok4. Dilarang mengubah kelompok belajar siswa ditengah-tengah aktivitas pembelajaran5. Menyediakan waktu istirahat bagi siswa sebelum membentuk kelompok belajar6. Mendorong munculnya semangat kebersamaan dan solidaritas didalam kelompok7. Meningkatkan pertanggungjawaban individualG. Panduan Pelaksanaan Manajemen Kelas Study Groups (Kelompok Belajar)1. Kelompok kooperatif kecil2. Kelompok kooperatif heterogen3. Kelompok pasangan siswaRagam Strategi Pengajaran EfektifStrategi Pengajaran EkspositoriA. PendahuluanStrategi pengajaran ini merupakan strategi pengajaran yang menekankan pada proses yang menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran melalui media ceramah dengan sedetail-detailnya, agar siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan secara maksimal.B. Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Ekspositori1. Keterampilan-keterampilan yang dibangun dari strategi pengajaran ekspositori2. Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran ekspositoris3. Efektivitas strategi pengajaran ekspositori terhadap hasil belajar siswa4. Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengjaran ekspositoris5. Prinsip pengajaran ekspositoris6. Kelebihan penerapan strategi pengajaran ekspositori7. Kekurangan penerapan strategi pengajran ekspositoriC. Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran EkspositoriSejauh ini strategi ekspositori sangat efektif diterapkan dalam mengajar siswa yang memiliki konsep diri rendah. Secara umum, konsep diri rendah dapat diartikan sebagai pemikiran atau perasaan yang menganggap diri sendiri lebih buruk dari pada orang lain.D. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Ekspositori1. Permulaan pengajaran2. Presentasi materi pelajaran3. Pembahasan Lanjutan4. Penyimpulan inti pelajaran5. Pengaplikasikan atau praktikStrategi Pengajaran KooperatifA. PendahuluanStrategi pengajaran kooperatif merupakan salah satu strategi yang dikembangkan dari teori belajar yang dimaksudkan untuk membangun kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan siswa-siswa lainnya dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan. Strategi pengajaran ini sering dikenal dengan instilah pengajaran system kelompok atau tim, yang terdiri dari dua sampai tujuh siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik dan jenis kelamin yang berbeda-beda.B. Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Kooperatif1. Ketampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran kooperatif2. Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran kooperatif3. Efektivitas strategi pengajaran kooperatif terhadap hasil belajar4. Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi kooperatif5. Prinsip pengajararan kooperatif6. Kelebihan penerapan strategi pengajaran kooperatif7. Kekurangan penerapan strategi kooperatifC. Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran KooperatifJangkauan keefektifan strategi pengajar kooperatif berbanding terbalik dengan jangkauan keefektifan strategi pengajaran ekspositori. Penerapan strategi pengajaran kooperatif lebih menekankan keberhasilan pembelajaran di pihak siswa, sementara guru hanya ditugaskan untuk mengawasi jalannya proses pembelajaran.D. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Kooperatif1. Perencanaan pengajaran2. Permulaan pengajaran3. Pengorganisasian kelompok belajar4. Pembimbingan kelompok belajar5. Presentasi materi pelajaran6. Evaluasi pemahaman7. Pemberian penghargaanStrategi Pengajaran KontekstualA. PendahuluanPengajaran merupakan permasalahan yang kompleks karena mencangkup banyak hal, antara lain kurikulum belajar, kemampuan guru dalam mengajar, keaktifan siswa dan kelas yang baik.Dalam perjalanannya, strategi pengajaran kontekstual dikembangkan oleh The Washington Satate Consurtium for Contextual Teaching and Learning yang bekerja sama dengan sebelas perguruan tinggi, dua puluh sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kerja sama ini menghasilkan sebuah kegiatan yang bergerak dalam bidang pelatihan kompetensi guru, yang tugasnya antara lain membantu para guru dari berbagai propinsi di Indonesia untuk mempelajari strategi pengajaran kontekstual di Amerika Serikat.B. Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Kontekstual1. Ketrampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran kontekstual2. Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajar kontekstual3. Efektifitas strategis pengajaran kontekstual terhadap hasil belajar4. Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengajaran kontekstual5. Prinsip pengajaran kontekstual6. Kelebihan penerapan strategi pengajaran kontekstual7. Kekurangan penerapan strategi pengajaran kontekstualC. Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran KontekstualMenurut teori pemahaman, jangkauan keefektifan strategi kontekstual terletak pada kemampuan guru dalam menerapkan strategi pengajaran dengan mengadopsi lima system yang dirumuskan oleh Center of Occupational Research and Development (CORD) yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, transferring.D. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Kontekstual1. Pengembangan pemikiran2. Pelaksanaan Kegiatan Inquiry3. Pengembangan Pemahaman4. Pembentukan kelompok belajar5. Korelasi Materi Pelajaran6. Penilaian AutentikStrategi Pengajaran Bebasis Pemecahan MasalahA. PendahuluanStrategi pengajaran berbasis pemecahan masalah dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas mengajar yang menekankan pada proses pemecahan masalah yang dihadapi dengan penyelidikan autentik.Akhir-akhir ini, strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah sudah mulai banyak diterapkan di berbagai sekolah yang ada di wilayah nusantara, terutama sekolah-sekolah menengah atas.B. Ruang Lingkup Strategi Pengajaran Bebasis Pemecahan Masalah1. Ketrampilan-ketrampilan yang dibangun dari strategi pengajaran berbasisi pemecahan masalah2. Gaya belajar yang dilibatkan dalam strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah3. Efektivitas strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa4. Aspek-aspek pemahaman yang dikembangkan melalui strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah5. Prinsip strategi pengajaran berbasis pemecahan masalah6. Kelebihan penerapan strategi pengajaran berbasis pemecahan masalahC. Jangkauan Keefektifan Strategi Pengajaran Bebasis Pemecahan MasalahHal ini terletak pada kemampuan guru dalam berperan sebagai pemberi tugas, pembimbing kegiatan siswa, dan penuntun arah belajar siswa. Maka dari itu, jika guru ingin menerapkan strategi pengajaran ini, diharapkan guru dapat memosisikan diri dengan benar sehingga tidak menyimpang dari peranan tersebut. Ketika guru memposisikan diri seperti ini, secara otomatis guru telah membantu menjaga keefektifan strategi pengajaran yang sudah guru terapkan, disamping memaksimalkan pencapaian tujuan pengajaran.D. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pengajaran Bebasis Pemecahan Masalah1. Persiapan pemecahan masalah2. Pengorganisasian siswa3. Pembimbingan penyelidikan4. Penyajian produk/karya5. PengevaluasianSumber :Jhon Afifi, Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif, Diva press, 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar