Jumat, 22 April 2016

Stress Sebagai Kegelisahan Dalam Fenomena Modern




Ada perbedaan antara kegelisahan dengan rasa takut. Rasa takut adalah sebuah reaksi jiwa terhadap suatu benda atau keadaan yang konkrit, yang secara jelas dapat membahayakan. Misalnya, takut kepada binatang buas, api, dan lainnya.

Adapun rasa gelisah,adalah reaksi jiwa terhadap suatu benda atau suatu keadaan yang abstrak  atau semu. Sehingga si penderita sendiri tidak mampu mengetahui secara jelas apa penyebab sebenarnya dari kegelisahan itu.

Kebanyakan orang yang menderita kegelisahan yang akut ini disebabkan oleh tekanan-tekanan kehidupan yang beragam jenisnya. Ditambah lagi dengan mobilitas dan pergerakan hidup yang menjaddi ciri khas kehidupan modern. Kegelisahan adalah penyakit rohani yang timbul akibat adanya proses fisika dan kimia dalam tubuh, yang memompa sistem tubuh untuk mengeluarkan hormon-hormon tertentu yang dapat melahirkan berbagai perilaku negatif pada dirinya yang tidak biasa terjadi sebelumnya. Karena itulah orang yang terserang rasa gelisah harus memandang kehidupan ini dengan pandangan yang optimis. Namun demikian, obat yang paling agung dalam mengobatinya adalah kitabullah atau alquran, yakni dengan membacanya dengan khusyu’ dan tenang. Dengan izin allah swt, alquran itu akan menjadi balsem baginy, yang ampuh untuk menyembuhkan penyakitnya.

Kegelisahan pun merupakan ungkapan dari perseturuan yang terjadi dalam jiwa seseorang karena alesan yang tidak jelas, bahkan jarang sekali diketahui oleh orang itu sendiri. Perseturuan berbahaya yang dilakoni oleh hati dan perasaan ini akan terlihat jelas efeknya pada setiap sisi dari kehidupannya. Tubuhnya menjadi lesu, semangatnya menghilang, nafsu makannya turun drastis  dan sebagainya.

Esensi kegelisahan
Kegelisahan seseorang akan semakin naik ketika ia menjadi korban krisis kesehatan, terkena krisis keuangan yang berkepanjangan, mendapat sebuah teror yang dapat mengancam nyawa atau nyawa  anak istrinya, atau sedang menghadapi masalah-masalah kehidupan yang rumit. Maka dari itu sangat sulit bagi saya untuk membuat secara lengkap daftar faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kegelisahan pada diri seseorang. Namun, secara umum dapat kami katakan bahwa semua faktor itu tersimpul pada beberapa bagian berikut :

  1.  Faktor-faktor yang berkaitan dengan masa epan atau kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal datang menimpa dalam waktu dekat.
  2.  Faktor-faktor berupa sesuatu yang sifatnya sedang mengancam atau menakutkan.
  3. Ancaman itu sendiri sebagiannya ada yang hakiki (benar-benar membahayakan), namun sebagiannya lagi hanyalah ancaman semu, hanya orang menganggapnya seolah ia benar-benar hakiki.

Dari sini kita dapat mendefinisikan kegelisahan itu dangan: “sebuah reaksi yang diliputi oleh rasa takut dan was-was yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap dapat membahayakan, baik sesuatu itu benar-benar ada maupun hanya fiktif belaka”.

Untuk itu, bahwa kekhawatiran yang ditimbulkan oleh rasa gelisah biasanya hanyalah kekhawatiran semu yang dibuat-buat (dikhayal-khayalkan). Dari situ, sebagian ahli menyebut penyakit ini dengan “perasaan takut yang tak beralasan dan perasaan-perasaan lainnya yang tidak wajar, yang menguasai diri seseorang sehingga darinya muncul sikap-sikap aneh yang tidak bis dimengerti oleh orang lain yang normal”.

Kegelisahan adalah penyakit jiwa yang terbanyak diderita orang dewasa ini. Sekitar 10-15% penduduk dunia saat ini menderita penyakit yang menyengsarakan itu. Dan rata-rata yng terkena olehnya adalah orang-orang yang sedang berada pada fase peralihan dari masa hidupnya, misalnya peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja, peralihan dari masa bekerja ke masa pensiun, dan peralihan dari masa subur ke masa manupouse bagi kaum perempuan. Ketahuilah! Bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah gelisah dalam hidupnya. Sebab, gelisah adalah bagian dari tabiat manusia. Namun, jika kegelisahan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bahkan berkepanjangan pada diri seseorang, maka hal itu tidak bisa dikatakan wajar lagi dan harus segera dicarikan obat dan solusinya.


1.     Pembagian rasa gelisah
Secara umum, rasa gelisah terbagi menjadi dua jenis, yaitu kegelisahan umum dan kegelisahan pribadi :


a.    Kegelisahan umum

Adalah ketakutan dan kekhawatiran berlebihan yang tidak jelas penyebabanya dan telah mendera seseorang selama lebih dari enam bulan, biasanya menyerang orang-orang dewasa, baik laki-laki maupun wanita yang berumur rata-rata antara 20 hingga 30 tahun.


1)    Ciri-ciri kegelisahan umum
a.    Badannya mengeluarkan keringat melebihi biasanya.
b.    Sering mencret dan buang air kecil.
c.    Tempramental atau gampang emosi.
d.    Mulutnya berbuih dan ia terlihat seperti sedang mabuk.
e.    Tidak mampu berpikiran lurus dan jernih.
f.     Badannya bergetar seperti orang menggigil.
g.    Kedua tangannya terasa dingin dan basah.
h.    Suka bergerak dan tak tenang.
i.      Merasa lelah yang berlebihan, dan jantungnya berdenyut kencang.
j.      Mulutnya kering dan susah makanan atau minuman.


2)    Pengobatan terhadap kegelisahan umum
Penyakit ini biasa diberikan pengobatan secara kejiwaan atau dengan perilaku, dan bisa pula pengobatan secara medis atau tradisional. Salah satu jenis obaat yang diberikan adalah buspirone buspar, juga obat-obatan yang termasukdalam jenis benzodiaodiazepines.


b.    Kegelisahan pribadi
Adalah kegelisahan yang muncul akibat tidak mampunya seseorang memecahkan berbagai goncangan (dalam dirinya) secara langsung atau tidak langsung.inilah yang menjadi awal lahirnya berbagai keburukan dalam beradaptasi dan keguncangan pada jiwanya. Dan jika ia semakin kuat maka ia dapat menghalangi kemampuan adaptasi seseorang lalu darinya terlahir sikap-sikap aneh yang tidak biasa ia lakukan sebelumnya.

Stres bisa saja menyakitkan dan menyengsarakan orang yang menderitanya. Padahal tidak semua stres itu merugikan, terkadang ia bisa menjadi sebuah ruh kehidupan dan faktor utama dalam melahirkan prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan.

Jadi, stres terkadang menjadi sebuah hal yang positif bagi seseorang dan boleh jadi juga sebaliknya. Semua itu tergantung pada kekuatan jiwa orang itu sendiri dalam menghadapi dan mangatasinya.

Penyebab-penyebab stres
Stres sangat erat kaitannya dengan tekanan-takanan kehidupan yang hari demi hari kian bertambah, sebagaimana munculnya pada seseorangketika ia merasa terancam oleh sesuatu dari dalam dirinyasendiri maupun dari orang lain, baik sesuatu itu berbentuk kongkrit maupun abstrak.

Dapat kami simpulkan bahwa penyebab utama dari penyakit stres aalah sebagai berikut :


1.    Kekosongan jiwa

Jiwa yang kosong menyebabkan pemiliknya merasa terasing,kehilangan, dan takut akan apa-apa yang menimpa pada hari ini maupun hari yang akan datang.


2.    Tidak mampu mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat

Seseorang yang tidak maampu menampakan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat dan tidak bisa menyaingi mereka dalam hal keduniaan, apalagi jika masyarakat tempat ia berdiam itu memandang seseorang hanya berdasarkan isi kantongnya, maka ia akan merassa malu dan tidak percaya diri berada dilingkungan tersebut.


3.    Tidak mampu mengikuti alurta jalan hidup masyarakat sekitar

Orang yang tidak mampu mengikuti adat kebiasaan serta jalan hidup masyarakat sekitar ia tidak memungkinkan untuk berpindah dari tempat tersebut ke tempat lain yang lebih sesuai dengannya.


4.    Perselisihan, pertentangan, dan pertengkaran yang berkelanjutan yang terjadi dalam sebuah keluarga akan bisa menyebabkan stres pada keuarga tersebut.

Tidak diragukan lagi bahwa tingkat stres berbeda-beda kadarnya pada masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, begitu pula dengan iman dan keyakinan kepada allah swt.

Macam-macam stres
Stres dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :

1.    Stres yang berhubungan dengan alam sadar dan tidak sadar.
2.    Stres yang timbul akibat adanya kekurangan fisik.
3.    Stres yang timbul karena pengaruh khayalan.
4.    Stres yang timbul akibat takut terkena vonis hukuman.
5.    Stres naluri yang timbul akibat sebab-sebab yang wajar, seperti stres yang menimpa seseorang ketika ia sedang mengikuti ujian yang sulit.

Namun demikian ada juga yang membagi stres itu kepada stres biasa dan luar biasa. Stres biasa adalah stres yang timbul akibat adanya perasaan takut terhadap suatu benda atau keadaan yang kongkrit yang memang layak seseorang menjadi stres karenanya. Sedangkan stres luar bisa adalah stres yang timbul akibat adanya perasaan takut terhadap suatu benda atau keadaan yang abstrak yang sebenarnya tidak layak seseorang manjadi stres karenanya.

Mengenal stres lebih lanjut
Kesimpulan yang kita dapatkan dari pembicaraan kebanyakan mereka adalah bahwa penyebab utama dari kesusahan dan kepelikan itu tak lain hanyalah stres.Karena itulah, penyair odien menggambarkan dunia sekarang dalam sya’irnya dangan dunia “dunia stres” atau “dunia derita”. Cuma saja, stres itu pada sebagian orang hanyalah sebuah percobaan dan pengalaman pribadi saja yang justru mendatangkan faedah dan manfaat  tertentu baginya.

Stres juga berbeda-beda  kadar kekuatannya pada diri seseorang dengan orang lainnya. Yang jelas, semakin kuat kadar stres pada diri seseorang, maka akan semakin parah dampaknya pada diri orang terebut.Penderita stres biasanya suka kaget, jiwanya guncang, badannya berkeringat, jantungnya berdenyut kencang, sukar bernafas, alat pencernaannya terganggu, dan susah tidur. Orang yang terkena stres juga sering menderita kelelahan luar biasa karena energi tubuhnya terkuras tanpa ia sadari.

Ciri-ciri pengidap stres
Ciri orang yang sedang stres akan terlihat pada tiga bagian terpenting dari dirinya, yaitu sebagai berikut :


1.    Ciri-ciri dari segi fisik

Perubahan fisik ini diakibatkan oleh adanya gangguan besar pada alat terpenting yang berfungsi untuk menggerakan tubuh ketika menghadapi suatu bahaya. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Perut terasa mual, lalu muntah.
b.    Mulut berbusa.
c.    Mencret.
d.    Pencernaan terasa sakit.
e.    Suara serak.
f.     Pandangan mata tajam.
g.    Kedua tangan bergetar.
h.    Tekanan darah naik.
i.      Sering buang air.
j.      Denyut jantung naik.
k.    Tidak mampu menyelesaikan gerakan-gerakan yang sederhana sekalipun.
l.      Leher terasa tercekik, dada terasa sempit, dan sukar bernafas.


2.    Ciri-ciri dari segi mental, antara lain adalah :
a.    Suka memonopoli atau egois
b.    Gampang tersinggung
c.    Tidak percaya diri
d.    Ragu-ragu mengambil keputusan
e.    Merasa lemah dan gagal
f.     Mudah kaget dan gelisah
g.    Sering mengalami mimpi buruk
h.    Suka bosan dan muak
i.      Susah tidur
j.      Banyak bergerak dan tak tenang diam


3.    Ciri-ciri dari segi pikiran
Seseorang tersebut akan menjadi sering lupa, linglung, sering berubah pikiran, sukar mengatur atau memutuskan sesuatu, tidak sabar untuk menghentikan suatu kegiatan atau urusan, dan sebagainya.

Untuk memeriksa pasien yang sakit stres, perlu diperhatikan hal sebagai berikut :

a.    Tingkat stres yang dideritanya, apakah parah atau tidak.
b.    Sejarah masa silamnya.
c.    Sejarah keluarganya.
d.    Kecerdasannya.
e.    Usia dan tingkat kedewasaannya.
f.     Penyebab dari stresnya itu.

Wajarkah kita terkena stres?
Tak diragukan lagi bahwa stres dan penyakit mental lainnya telah menjadi fenomena dunia sekarang ini. Namun semuanya dapat disimpulkan pada kekhawatiran dan ketakutan luar biasa terhadap sesuatu yang abstrak (semu) atau terhadap kejadian yang akan menimpa di masa mendatang. Biasanya perasaan seperti itu timbul dari orang-orang yang lemah iman, apalagi orang-orang ayang tidak beriman sama sekali. Stres bisa jadi baik dan terpuji, bisa jadi wajar-wajar saja, dan bisa jadi pula tidak baik dan tercela.

Empat kaedah yang menjauhkanmu dari penyakit stres
Empat kaedah yang dapat menyelamatkanmu dari stres, yaitu :


1.    Hadapi saja hari yang sedang engkau jalani!


2.    Tanyailah dirimu!

  • Bayangkan musibah-musibah lain yang jauh lebih berat dari musibah yang engkau hadapi.
  • Khayalkanlah bahwa engkau mampu menghadapi musibah-musibah yang jauh lebih berat itu.
  • Berusahalah meyakinkan dirimu sendiri bahwa engkau sanggup menghadapinya dan takkan menyerah kepadanya.

3.    Ingat kerugian terbesar dari stres!

Betapa stres itu bisa menguruskan badanmu, menjelekkan tampangmu, dan mencabut kesehatanmu.


4.    Istirahatlah dan bersantailah!

Sesungguhnya istirahat dan bersantai sejenak itu banyak pengaruh dan manfaatnya bagi jiwa. Maka sediakanlah waktu yang cukup untuk tidur, dan jangan lupa menyisakannya sedikit untuk bermain-main, bersantai, dan bersenda gurau.


Bagaimanakah menghantam stres sebelum ia menghantammu?
Berikut adalah kiat menghantam stres sebelum stres itu manghantam dirimu :

  1. Jika engkau merasa stres, alihkanlah perhatianmu dengan melakukan kegiatan apa saja yang bermanfaat.
  2. Jangan pedulikan perkara-perkara sepele dan masalah-masalah remeh.
  3. Jika engkau stres, maka katakanlah kepada dirimu sendiri,”bukankah perkara ini akan tetap datang kepadaku, betapa pun aku lari menghindar darinya? Sungguh aku tidak akan dapat mengelak darinya.
  4. Terimalah dengan senang hati apapun yang memang mesti terjadi pada dirimu.

Mengatasi stres


1.    Cara terbaik mengatasi stres

Cara terbaik mangatasi stres adalah dengan menguatkan iman kepada Allah swt. Sebab iman adalah benteng yang sangat kokoh pada diri seseorang yang bisa membuatnya mampu bertahan dari badai problematika kehidupan.


2.    Diantara sikap yang dapat menghilangkan stres

  • Berbuat baik kepada orang lain,baik melalui perkataan maupun perbuatan.
  • Menyibukan diri dengan pekerjaanatau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
  • Memiliki keinginan besar untuk meraih pahala yang banyak dari berbagai macam ibadah,melanggengkan dzikir dengan bacaan-bacaan yang diajarkan oleh Alquran dan Sunnah.
  • Membaca Alquran adalah salah satu diantara ibadah dan dzikir yang paling utama.
  • Memusatkan perhatian kepada pekerjaan hari ini dan tida menghiraukan sama sekali masalah yang akan datang.
  • Sering-sering berdoa kepada Allah karena ia adalah kunci dikabulkannya permintaan.
  • Berpakaianlah dengan pakaian takwa kepada Allah.
  • Memperhatikan maasalah gizi makanan dan kegiatan-kegiatan yang dapat menyegarkan jasmani seperti berolah raga dan bersantai sejenak.
  •   Mempergunakan obat-obatan secara medis. 

Dimana, Islam tidak hanya memberikan teori pengobatan terhadap stres melainkan juga teori pencegahan terhadapnya. Dalam nash-nash Alquran dan Sunah terdapat unsur-unsur pengobatan dan pencegahan tersebut dengan redaksi yang bermacamm-mcam,yang dengan setres akan bisa tercabut dari seseorang dengan akar-akarnya sekaligus.

Sesungguhnya konsep Islam dalam pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit jiwa ini adalah menjadi pertanda kuat dari keistimewaan dan keagungan agama yang lurus itu, dan manusia seluruhnya (tanpa kecuali) sangat berhajat kepadanya dalam menempuh kehidupan dunia yang penuh misteri ini.

Kunci emas mengalahkan stres

  • Pertama,shalat akan menolongnya dalam mengungkap secara jujur apa sebenarnya yang mengganggu jiwa nya dan memberatkan jiwanya itu.
  • Kedua, para dokter ilmu jiwa telah sepakat keguncangan jiwa sangat bergantung oleh pengetahuaan terhadap penyebab dari keguncangan tersebut.
  • Ketiga,shalat. Shalat akan mendorongnya untuk berbuat dan beramal. Bahkan shalat adalah langkah awal dari perbuatan dan amal tersebut.

Berinteraksi dengan stres
Dari sini jelaslah bahwa memahami dengan baik akan jati diri, sifat-sifatnya, serta cara berinteraksi nya dengan orang lain, dan memahami potensi-potensi yang tersimpan d dalamnnya, keduanya merupakan diantara langkah terbaik yang mesti kita jalankan untuk meciptakan pergaulan yang harmonis dan serasi dengan orang laion, di samping berusaha menjaga diri ketika berada d lokasi-lokasi atau kondisi-kondisi yang rentan sebagai penyebab stres.

Sebab, kekuatan dan kemampuan akhlak kita tumbuh bukanlah ketika kita dari orang-orang dan dan menjauh dari lokasi-lokasi atau kondisi-kondisi penyebab stres tersebut. Kekuatan dan kemampuan akhlak menjadi tumbuh, berkembang, dan terlatih setelah berhasil menghadapi berbagai tantangan yang ada.

 Karakter muslim anti stres

Kemudahan
Jika manusia dihadapkan pada masalah sulit, Allah swt telah menjanjikan jalan keluar.kekuatan allah swt tak ada yang menandingi dan membandinginya. Manusia oleh Allah swt telah dibekali akal pikiran hati nurani yang luar biasa. Maka, manusia tidak pantas menyatakan keputusan dalam menghadapi persoalan apapun.karena, Allah swt juga mendatangkan banyak pilihan solusi yang mudah.

Paling takwa
Salah satu kebesaran Allah swt yang diperlihatkannya kepada umat manusia adalah keragaman. Dalam setiap keragaman akan selalu ada persamaan dan perbedaan.
Maka, sebagai mahluk-mahluk-Nya, umat manusia sebetulnya dituntut untuk bersikap bijak terhadap keragaman yang ada.

Semoga, keragaman yang ada tidak menjadi titik-titik bara yang gampang tersulut menjadi perpecahan dan pertengan satu sama lain. Keragaman justru menjadi pemicu seseorang untuk membuktikan diri sebagai orang yang paling takwa di sisi Allah swt  dan terbaik dalam kehidupan sosial umat manusia dengan sumbangsih positifnya.

Hati yang baik
Hati yang baik merupakan pondasi dasar bagi perilaku baik seseorang dalam kehidupannya.karena, hati adalah pusat “kebenaran” yang tidak akan pernah berbohhong.
Itulah hati yang baik. Hati yang selalu menerima petunjuk allah swt. Karena, hakikatnya, ia adalah “bejana-bejana”-nya di dunia. Hati yang selau menjadi pengontrol segala tingkah laku baik manusi dalam kehidupannya.dan, hati yangselalu menempatkan cinta kasih terhadap sesama sebagai bagian penting dalam meniti kehidupan sosial yang baik.

Mencintai ayah-ibu
Dalam sebuah keluarga, sosok ayah memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai kepala keluarga yang berkewajiban memberikan hal yang baik buat istri dan anak-anaknya, ia juga harus memberikan rasa aman, tentram, dan bahagia dalam keluarga. Itulah figur ayah yang akan dicintai dan disaayangi oleh keluarga dan anak-anaknya. Yang bertanggung jawab penuh terhadap masa depan keluarga. Kewajiban dan tanggung jaawab rasulullah saw berikan kepada keluarganya, membuat beliau sangat dicintai dan disayangi.

Sosok ayah,sama tingkatnya dengan sosok ibu, yang harus dihormati dan di cintai.keduanya adalah tambatan keluh-kesah seorang anak saat gundah. keduanya adalah sumber solusi bagi  persoalan yang dihadapi anak.keduanya telah banyak mengenyam pengalaman berharga yang pantas diperhatikan oleh anak-anaknya.

Koreksi tetangga
Mengingat betapa pentingnya peranan tetangga, rasulullah saw seringkali menekankan akan penting nya mengedepankan etika luhur dalam kehidupan bertetangga secara baik.
Dalam hal ini,peran tetangga menjadi sangat penting, tetangga adalah komponen lain,diluar keluarga seseorang, yang terdekat. Konteks hidup dalam bermasyarakat selalu menekankan arti penting keberadaan orang lain.

Ucapan salam
Dalam Al-quran, Allah swt juga menyebutkan nama-nya dengan as-salam,”dia lah Allah. Tidak ada tuhan selain-nya. Ia adalah Maharaja (al-malik), Maha suci(al-quddus), Maha pemberi keselamatan dan kesejahteraan (as-salam), Mahapengarunia keamanan (al-mu’min), Maha pemelihara (al-muhaimin), Maha perkasa (al-aziz), Maha kuasa(al-jabbar), Maha pemilik segala keagungan dan kebesaran (al-mutakabbir). Maha suci allah dari segala yang mereka persekutukan.”(QS. Al-hasyr: 23).

Rasululah saw bersabda, “hendaknya yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang berjalan pada yang saat sedang duduk, dan yang sedikit orang kepada yang lebih banyak orang.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Rumah terindah
Dalam kenyataan,banyak orang yang memiliki rumah,tetapi tidak mampu menikmatinya.yang menikmati justru orang-orang yang diserahi tugas mengurusnya oleh pemiliknya. Tidak hanya itu

Rosululah saw bersabda,“sinarilah rumah-rumah kaliam dengan bacaan alquran. Karena,rumah yang didalam nya dibacakan ayat-ayat alquran akan membuat rumah itu terasa luas/lapang, terlimpah kebaikan,dipenuhi oleh paramalaikat, dan dijauhi oleh para setan.” (hr bukhari-muslim).

Rumah yang tersinari bacan Alqur'an dijamin akan menjadi rumah yang baik, walaupun secara fisik, mungkin saja, tidak layak di sebut sebagai rumah idaman setiap orang. Dengan demikian,hakikat rumah, sebetulnya terletak bagaimana penghuni rumah mengkondisikannya.

Aurat dan peradaban
Dalam agama, masalah aurat merupakan masalah penting untuk di bicarakan.
Aurat, menurut bahasa, artinya cacat, cela, atau hal-hal yang sejatinya tidak layak dan pantas diperlihatkan kepada orang lain.

Wajah sebuah peradaban akan dinilai baik atau buruk,sangat tergantung dengan perilaku aktor-aktor di dalamnya. Jika aktor-aktor didalamnya memperlihatkan sesuatu penampilan yang berlawanan dengan hakikat sejati kemanusiaannya, maka itulah wajah peradaban yang cukup mengkhawatirkan yang harus dihindari.

Putus asa
Sikap ini amat dicela, karena berpotensi membuat orang jadi pasif dan tidak kreatif. Padahal, hidup adalah tantangan. Kegagalan dan kesuksesan adalah dua hal yang bisa saja terjadi. Agama memberikan tuntunan untuk  bersyukur ketika sukses dan oktimis(tawakal) walau gagal.Putus asa mencirikan satu sikap negatif yang tidak meyakini potensi dirinya sendiri.

Etika bergaul
Manusia, dalam kehidupan, tidak bisa hidup sendiri  tanpa ada keterlibatan orang lain. Pergaulan antar sesama manusia adalah kenyataan yang tidk bisa dielakan siapapun.
Pergaulan akan banyak memberikan dampak  positif jika teman pergaulannya senantiasa berperilaku baik yang membuatny layak dicontoh.dari pergaulan yang baik akan tercipta satu kelompok masyarakat yang baik. Kebaikan kolektif, akan dengan mudah menghalau keburukan-keburukan yang ada. Maka, bergaulah dengan orang-orang yang berprilaku baik jika ingin tercipta tata hubungan sosial yang baik.

Tasyaum
Menurut bahasa, seperti ditulis oleh sayyid muhammad nuh dalam bukunya, afatun ‘ala at-thariq, kata tasyaum memiliki tiga arti. Pertama, kesialan atau sesuatu yang menjadi lawan (antonim) keberuntungan. Kedua, menduga-duga akan terjadinya keburukan pada dirinya jika ia melakukan sesuatu. Dan, ketiga, berburuk sangka kepada segala yang ada baik itu kepada Allah swt maupun kepada makhluk-makhluk-nya.

Menurut istilah para ulama, tasyaum adalah memandang, mengira-ngira, meramal atau menyangka bakal terjadi keburukan atau kesialan pada dirinya. Sehingga ia pesimis untuk mengerjakan sesuatu karena dalam pikirannya telah terbesit kegagalan (negatif thinking). Ini mirip dengan istilah tathayyur, yakni memandang keburukan bakal terjadi setelah melihat seekor burung bersuara atau terbang ke arah tertentu dalam tradisi arab jahiliyah.

Tasyaum sangat dilarang oleh agama. Karena ia dapat mencipta manusia-manusia pemalas, pesimis, dan manusia yang berpikiran negatif sebelum ia membuktikan dugaannya terlebih dahulu. Sebagai gantinya, agama membimbing manusia agar bertawakal kepada Allah swt setelah berusaha maksimal. Karena hakikatnya, kesialan dan keberuntungan hanya Allah swt yang Maha Tahu.

Manusia diperintahkan agar selalu berdoa dengan nada optimis,. Tidak boleh berburuk sangka kepada Allah swt, “sesungguhnya, saya (Allah) adalah seperti yang disangkakan oleh hamba-hamba-ku.” (HR Bukhari-Muslim). Jika hamba bersangka baik, maka baik pulalah yang akan allah swt berikan. Demikian pula sebaliknya.

Menurut Sayyid Muhammad Nuh, ada tiga penyebab utama timbulnya tasyaum. Pertama, tidak memahami dan mengetahui Allah swt secara benar. Kedua, tidak mengenal potensi diri secara benar. Dan, ketiga, tidak mengenal alam semesta ciptaan Allah swt secara benar pula.
Manusia sebetulnya, telah Allah swt anugerahi akal budi yang cukup mumpuni untuk menyelesaikan segala persoalan hidupnya, termasuk kegagalan yang bisa jadi justru merupakan awal keberhasilannya.

Jika manusia oleh Allah swt nyatakan sebagai makhluk yang paling hebat di antara makhluk-makhluk ciptaan-nya, alangkah keliru jika manusia justru berpikiran negatif pada diri sendiri dan pesimis menghadapi hidupnya.

Pentingnya kebersihan
Ini yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam alquran,
wahai orang-orang yang beriman, periharalah(jagalah) diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakar nya adalah manusia-manuia durhaka dan bebatuan,”(qs at-tahrim: 6).

Agama senantiasa memberikan tuntunan terhadap umat manusia untuk membiasakan diri dalam kesucian dan kebersihan. Baik itu terhadap aspek lahiriah maupun aspek batiniah.
“wahai orang yang berselimut, berdirilah dan berilah mereka peringatan. Agungkan Tuhan mu. Bersihkanlah(sucikanlah) pakaianmu.”(qs al-mudatsir: 1-4).

Menjauhi kedzaliman
Salah satu perbuatan buruk paling dibenci Allah swt adalah berbuat dzalim terhadap orang lain. Menurut arti bahasa, dzalim berarti perbuatan seseorang yang berakibat menyengsarakan orang lain, sementara ia sendiri diuntungkan dengan perbuatan nya itu.

Perbuatan dzalim hakikatnya akan berakibat buruk bagi dirinya sendiri. Rasululoh saw tegas mengatakan bahwa salah satu doa yang tidak akan ditolak oleh allah swt adalah orang yang didzalimi. Setiap manusia adalah bersaudara yang saling membantu satu sama lain. Karena itu, kedzaliman mutlak mesti dijauhi oleh semuanya. Rasulullah saw bersabda,

Ukhuwah
Setiap manusia, satu sama lain, pada hakikatnya adalah saudara. Karena, selain berasal dari satu nenek moyang yang sama, yakni Adam, manusia adalah ciptaan Allah swt. Manusia mengemban tugas yang sama, yakni menjadi khalifah Allah swt di muka bumi ini. Konsekuensinya, manusia, satu sama lain harus bekerja sama atas landasan tali persaudaraan.

Persaudaraan dalam bahasa agama biasa disebut dengan istilah ukhuwah. Istilah ini berakar dari kata dasar akh yang artinya saudara. Dalam tradisi bangsa arab, kata ini populer untuk memanggil teman atau kawan akrabnya. Rasulullah saw seringkali menyebut para sahabatnya dengan kata akh yang menunjukkan kedekatan dan keakraban.

Ada tiga bentuk ukhuwah yang seyogyanya dilakukan oleh umat manusia untuk membangun tatanan masyarakat yang beradab.

Pertama, ukhuwah islamiyah.  Al-ukhuwah ini adalah ukhuwah yang dilandasi oleh persamaan agama dan keyakinan,  yakni iman dan islam. Allah swt mengisyaratkan hal ini dalam firman-nya, “bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS al-kafirun: 6)

Kedua, ukhuwah wathaniyah. Ukhuwah ini adalah ukhuwh yang dilandasi oleh persamaan kebangsaan (nasionalisme) atau ketanahairan. Allah swt mengisyaratkan hal ini dalam firman-nya, “wahai manusia, sesungguhnya, telah kami ciptakan kalian dalam rupa laki-laki dan perempuan. Lalu, kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.” (QS. al-hujurat: 13)

Dan ketiga, ukhuwah basyariah. Ukhuwah ini adalah ukhuwah yang dilandasi oleh persamaan kemanusiaan.

Ketiga ukhuwah ini, jika ditanamkan dalam diri manusia akan dapat manjadi kekuatan yang dahsyat. Persoalan konflik sosial yang timbul adalah contoh nyata bahwa ukhuwah basyariah dan wathaniyah telah memudar.

Agama senantiasa membimbing umatnya untuk melandasi setiap tingkah laku dalam kehidupan sosial atas tiga landasan ukhuwah itu.

Selain itu, ukhuwah basyariah dan wathaniyah diperlukan agar umat tidak menjadi eksklusif dalam pergaulan sosial. Dalam masalah akidah atau keimanan, umat islam harus eksklusif. Tetapi dalam ranah sosial, umat islam justru harus inklusif. Yakni bekerja sama dengan orang lain guna meningkatkan peranan terbaiknya bagi umat manusia dan bangsa.

Keras kepala
Salah satu watak yang dianggap buruk oleh agama dan harus diubah adalah keras kepala. Terkhusus, keras kepala dalam hal kebatilan atau keburukan. Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya,manusia yang paling dibebci oleh Allah adalah mereka yang berwatak keras kepala lagi suka bertengkar dan mengumbar permusuhan.” (hr muslim dari aisyah).

Keras kepala menunjukan sikap tidak menerima apapun yang datang dari luar dirinya. Ia merasa benar sendiri. Sementara orang lain ia nilai salah. Ia merasa hanya dirinyalah yang berhak bersuara. Sementara itu, orang lain dibungkam untuk tidak berbicara sepatah katapun.

Takdir dan usaha
Bahagia atau sengsara, semua itu bisa semua manusia wujudkan dengan usaha mereka sendiri. Allah swt berfirman, “sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka merubah nasib mereka sendiri.” (qs ar-d:11).

Manusia memiliki harapan dan mimpi untuk hidup bahagia, sejahtera dan sentosa. Allah swt tegas akan menjamin akan memenuhi itu semua jika manusia berusaha keras. Kegagalan adalah rintangan kecil yang Allah swt maksudkan sebagai cobaan, apakah sabar dan tawakal, atau malah putus harapan dan menyerah kalah.

Menengok orang sakit
Sakit, bagi seorang beriman adalah cobaan, ujian, dan alat untuk menghapus dosa-dosanya. Karena itu, salah satu ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika ada saudara kita yang sedang sakit adalah menengoknya, lalu mendoakan agar yang sakit di berikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Seraya memberikan nasihat-nasihat yang baik agar yang sakit tida putus asa.

Menengok orang yang sedang sakit dengan demikian merupakan anjuran Rasulullah saw yang perlu diperhatikan. Hal itu dimaksud agar orang yang sakit merasa bahwa memiliki harapan untuk sembuh karena melihat orang-orang yang menjenguknya dalam keadaan sehat. Semangatnya akan tumbuh. Apalagi jika yang menjenguknya mendorongnya untuk sembuh dengan jalan berdoa kepada Allah swt

Kerukunan bertetangga
Kerukunan hidup bertetangga, jika itu terwujud, justru akan melahirkan dampak yang positif, terutama terkait dengan perkembangan masing-masing individu didalamnya. Salah satunya adalah seseorang akan mengetahui atau mengenal diri sebagai orang baik atau sebaliknya.

Rasulullah saw bersabda, “jika engkau mendengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau telah berbuat baik, maka berarti engkau telah berbuat baik. Tapi, sebaliknya, jika mereka mengatakan bahwa engkau telah berbuat buruk, maka berarti engkau telah berbuat buruk.”(hr hakim).

Inilah manfaat bertetangga yang rukun. Masing-masing akan mengoreksi kesalahan yang ada untuk perbaikan kedepan secara bersama-sama.

Bahaya hilangnya amanah
Setiap manusia oleh Allah swt diciptakan, lalu di tempatkan di atas permukaan bumi sambil mengemban amanah yang besar, yakni mengurus dan memanfaatkan apa yang dihasilkan bumi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan mereka sesuai dengan koridor dan batasan-batasan yang telah Allah swt dan rasul-nya gariskan.

Sebelum amanah itu diberikan kepada manusia, Allah swt telah menawarkannya kepada semua makhluk-nya, namun semuanya enggan. Setelah ditawarkan kepada manusia, ternyata ia merasa sanggup memikul amanah itu.

Rasulullah saw dalam sebuah hadits-nya pernah menggambarkan betapa mudahnya amanah yang diembankan pada manusia hilang.

“sesungguhnya amanah itu turun pada hati terdalam manusia. Kemudian mereka mengetahui hai itu dari alqur’an dan sunah rasulullah. Namun pada saat ia tertidur, amanah yang ada dalam hatinya tiba-tiba hilang lenyap. Yang ada hanyalah titik hitam yang membekas. Kemudian, ketika tertidur lagi, titik-titik itu perlahan juga hilang, tinggal bekas-bekas dari titik itu yang melepuh seperti melepuhnya kaki karena ditempeli bara api. Engkau lihat, ia membengkak, padahal tidak ada isinya selain air. Esok harinya, tidak ada satupun manusia yang menunaikan amanahnya. Amanahnya benar-benar telah hilang.”
(HR bukhari dari khudzaifah bin al-yaman).

Amanah, dengan demikian, sesungguhnya memang cukup berat. Terbukti, semua makhluk Allah swt enggan untuk memikulnya. Namun, umat manusia menerimanya secara enteng dan menggapnya sebagai hal yang remeh. Sehingga, akhirnya melalaikan dan tidak menunaikan.mereka kebanyakan mengkhianati amanah itu. Hanya orang-orang yang membenci kedzaliman dan kebodohan yang menunaikan amanah Allah swt. Mereka adalah orang-orang beriman yang selalu taat dalam menjaga dan menunaikan amanahnya sesuai yang Allah swt perintahkan.    

Baik perkataannya
Akhlak mulia adalah ciri khas yang melekat dan harus terus dipelihara dan dipertahankan pada setiap peribadi mukmin. Baik akhlak mulia itu yang termanifestasikan dalam bentuk perkataan maupun tingkah laku perbuatan sehari-hari. Salah satu akhlak mulia dan sangat penting yang mesti dipertahankan adalah perkataan.  Seorang  beriman yang  komitmen dengan nilai-nilai pesan keimanannya yang terdalam sudah semestinya mengontrol segala macam perkataannya.Seorang beriman hendaknya memberikan teladan yang baik.selalu mengedepankan dan mengembangkan pesan-pesan kebaikan dalam dalam perkataan dan perbuatannya.

Pentingnya kebersihan
Kebersihan adalah bagian dari tuntutan keimanan. Orang-orang yang berprilaku bersih, dan selalu menjaga kebersihannya, mereka itulah peribadi-peribadiyang mengamalkan akhlak Allah swt. Dalam sebuah

Haditsnya yang lain, Rasulullah saw penah berkata, “kebersihan itu adalah sebagian dari iman.” Artinya, kebersihan dan iman adalah dua hal yang saling terkait. Orang beriman sejatinya adalah orang-orang yang mencerminkan peribadi-peribadi bersih. Baik itu kebersihan lahiriah, terlebih batinniah.

Kebersihan batin tercermin dengan ketiadaan sifat-sifat buruk, seperti syirik (menyekutukan-nya), hasad (dengki), bakhil (kikir), dan nifak (bermuka dua) adalah penyakit batin. Sedangkan kebersihan lahir tercermin dalam perilaku nyata, seperti membersihkan lingkungan sekitar dan menjaga tetap asri dan indah, jika kebersihan lahir dan batin tercapai, maka bisa dipastikan bahwa kedamaian batin dan ketenangan hidup akan tercapai pula.

Teman yang baik
Pentingnya memilih dan memperhatikan teman bergaul yang baik oleh Rasulullah SAW disebutkan dalam satu buah haditsnya,“sesungguhnya, agama seseorang itu (kerapkali) mengikuti agama temannya. Maka, hendaknya kalian memperhatikan dengan siapa kalian bergaul atau berteman.” (HR abu dawud).

Banyak manfaat lain yang dapat dipetik dari pergaulan orang-orang yang baik (saleh). Enam manfaat itu. Pertama, dapat merubah diri manusia dari sikap ragu-ragu menjadi yakin. Kedua, dapat merubah sikap riya manusia menjadi ikhlas. Ketiga, dapat merubah lalai menjadi ingat. Keempat, dapat merubah cinta dunia menjadi cinta akhirat. Kelima, dapat merubah sombong menjadi tawadhu. Dan, keenam, dapat merubah perangai buruk menjadi orang yang mau menerima nasehat kebaikan.

Menjauhi hasad
Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak ridha dengan kenikmatan yang orang lain peroleh. Dirinya selalu dirundung oleh selimut kebencian dan kemarahan yang meledak-ledak ketika tetangga dekatnya memperoleh rizki atau kelebihan pada suatu ketika. Dengan demikian orang-orang yang iri pada hakikatnya adalah orang-orang yang merugikan diri sendiri, karena ia selalu dihantui perasaan tertekan melihat tetangganya mendapatkan kelebihan.Karena itu, sifat iri tidak akan membawa kebaikan, tapi justru akan membawa bencana, terutama kepada yang bersangkutan. Hidupnya akan selalu diselimuti dengan keluh kesah dan putus asa. Akhirnya ia melakukan tindakan-tindakan negatif untuk melampiaskan rasa irinya itu.

Realitas di sekitar kita menggambarkan betapa sifat hasad dapat berakibat buruk. Misalnya, adanya kasus-kasus pembunuhan, bunuh diri, yang dilatar belakangi oleh sifat iri hati dan dengki. Mengingat  betapa besarnya mudharat yang akan diakibatkan oleh sifat-sifat buruk ini, rasulullah saw menyamakan hal ini dengan api yang memakan habis kayu bakar, artinya betapa bahayanya sifat iri ini jika dilakukan. Amal-amal kebaikan yang dilakukan habis dalam sekejap dengan munculnya sifat hasad. Semoga Alloh SWT melindungi kita dari sifat-sifat seperti ini, amin.

Menahan pandangan
Salah satu ciri orang yang beriman, terkait dengan rasa syukur terhadap karunia panca indera, adalah berusaha menahan pandangan mata dari melihat hal-hal yang tidak pantas dilihat. Karena, jika itu dilakukan berpotensi menimbulkan maksiat hingga pada gilirannya menjadi dosa.

Menahan pandangan mata dapat menimbulkan hal yang positif bagi seseorang. Ibnu Al-qayyim Ai-Jauziyyah manyebutkan setidaknya ada sembilan hal positif itu. Pertama, membersihkan hati dari penyesalan. Kedua, mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati. Ketiga, mendatangkan kekuatan firasat yang benar. Keempat, membuka pinu dan jalan ilmu. Kelima, mendatangkan kekuatan hati, keteguhan, dan keberanian. Keenam, mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan. Ketujuh, membebaskan hati dari tawanan hawa nafsu yang memabukkan. Kedelapan, menutup pintu neraka. Dan kesembilan, manguatkan dan mengokohkan akal.

Di sinilah letak makna terdalam ajaran agama dalam hal menahan pandangan. Di sisi yang lain, kaum perempuan juga akan berpikir ulang untuk menampakkan sesuatu yang hakikatnya tidak pantas ia perlihatkan kepada orang lain dari bagian-bagian tubuhnya karena itu adalah auratnya.

Nilai hidup manusia
Ada sebagian manusia yang memandang dunia dengan kacamata pesimisme. Tidak ada sedikitpun ruang optimisme dalam diri mereka. Masa depan seakan gelap, mereka tidak percaya diri sendiri. Apalagi orang lain, mereka merasa jalan satu-satunya yang harus dilakukan hanyalah memohon pada Tuhan agar cepat mencabut nyawa mereka. Dengan itu, mereka merasa telah lepas beban. Padahal, justru mereka mewariskan beban itu pada orang-orang dibelakangnya.

Inilah akibatnya jika manusia tidak mau melihat potensi dirinya. Potensi itulah hakikat sejati nilai hidup manusia pemberian Allah swt. Nilai hidup yang membuatnya berbeda dengan makhluk-makhluk Allah swt lainnya.

Jika manusia oleh Allah swt telah diberi nilai hidup yang terbaik, tidak ada alasan apapun bagi mereka untuk putus asa. Juga tidak ada alasan untuk tidak memiliki impian mencipta kehidupan mereka yang lebih baik di masa depan.

Fakir yang mulia
Banyak orang yang memandang bahwa kefakiran, kemiskinan, atau kemelaratan adalah simbol kehinaan manusia. Sebaliknya, banyak orang yang memandang bahwa hanya orang-orang yang memiliki harta benda melimpahlah yang layak dijadikan sebagai teman bergaul dan dihormati serta dijunjung tinggi. Menurut Rasulullah saw, pada haditsnya, orang-orang itu sangat mulia di sisi Allah swt. Kemuliaan itu allah berikan dalam bentuk doa mustajab (manjur). Orang model itu, jika ia berdoa, pasti doanya akan terkabulkan. Karena itu, sekali lagi Rasulullah saw mengingatkan agar manusia tidak meremehkan mereka. (HR.Bukhari-Muslim).

Orang fakir atau miskin yang selalu taat dan bersyukur kepada Allah swt tidak akan pernah mengeluh akan nasibnya. Justru, ia akan menganggap itu sebagai bagian dari ujian hidup yang Allah swt berikan. Mereka akan selalu tawakal dalam setiap usaha yang mereka perbuat.
Jika mereka telah berusaha, tetapi tetap saja belum merubah keadaan mereka, semuanya mereka serahkan kepada Allah swt. Itulah orang fakir yang berderajat mulia di sisi Allah swt. Kita dihimbau untuk tidak meremehkan mereka. Justru, dengan keberadaan mereka, kita dapat beramal sedekah dan meminta doa-doa mereka.

Mengembangkan zuhud
Salah satu arti ‘rahmat’ adalah kasih sayang. Menyebarkan rahmat berarti menyebarkan kasih sayang. Dengan kasih sayang yang ada dalam setiap benak umat manusia, hubungan harmonis antar sesama akan terwujud.

Salah satu sikap dasar yang ditanamkan Rasulullah saw untuk membentuk dan mengawali kemaslahatan manusia pada masa-masa mendatang adalah menumbuhkembangkan sikap dan perilaku zuhud dalam kehidupan sosial.

Zuhud dalam pengertian lain sebagai upaya menghindarkan atau mengasingkan diri dan jiwa dari sikap-sikap buruk baik itu terhadap diri sendiri terlebih kepada manusia lain. Dan berupaya membangun kekuatan spiritual yang mantap lalu menanamkan kekuatan itu kepada manusia yang lain. Zuhud merupakan salah satu bentuk alternatif di antara sekian banyak alternatif lain guna mewujudkan kemaslahatan umat manusia baik secara individu maupun kolektif.

Memanfaatkan hidup
Salah satu hak dasar (asasi) manusia sebagai pemberian Allah swt adalah hak hidup. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan merampas hak itu selain Allah swt sendiri. Hak hidup yang dimiliki oleh manusia pada hakikatnya adalah anugerah Allah swt tiada terkira yang harus disyukuri, bukan disesali. Hal ini sangat penting dijadikan sebagai prinsip. Karena banyak orang yang tidak menghargai hidup orang lain, bahkan hidupnya sendiri. Hingga mereka melakukan tindakan-tindakan yang dilarang oleh agama. Rasa syukur ini, antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk menjaga, memelihara, dan mengarahkan segenap jiwa raga ini di jalan yang positif dan diridhai Allah swt.

Dengan demikian, hidup akan lebih bermakna positif, menjadi kesempatan untuk memberikan hal terbaik bagi umat manusia sebagai wujud konkrit implementasi tugas dan amanah yang allah swt berikan.

Bahaya ujub
Salah satu penyakit hati yang mesti diperhatikan ekstra ketat dalam diri manusia adalah ujub atau membanggakan diri sendiri. Dalam arti lain, manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan atau sikap alamiah untuk ujub.

Ujub yang dimaksud di sini adalah sikap membanggakan diri sendiri, khususnya, yang berkenaan dengan apa yang dirasakan sebagai hasil pekerjaan atau prestasinya, atau kemampuannya, atau juga kecakapannya. Ujub merupakan sikap yang sangat berbahaya jika dilakukan. Karena dapat menyinggung perasaan orang lain. Ia mungkin bangga dengan dirinya. Tetapi, tidak demikian dengan orang lain. Dalam konteks hubungan sosial, ini tentu saja dapat melahirkan hubungan yang tidak sehat. Karena itu, seyogyanya dihindari.

Qanaah
Kata qana’ah berasal dari kata dasar qani’a yang artinya merasa puas, rela atas bagiannya, dan tunduk dengan ketentuan agama yang menganjurkan untuk memanfaatkan harta miliknya. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah saw mangatakan bahwa sifat qana’ah merupakan harta sesungguhnya yang paling berharga dimiliki oleh manusia. Bukan harta yang sifatnya material, tetapi nilai di balik harta miliknya.          

Sifat qana’ah yang dimiliki seseorang akan selalu membawa keberuntungan. Karena, Allah swt menjamin orang yang seperti ini tidak akan pernah merasa kurang. Selain itu qana’ah akan menjadikan seseorang sebagai hamba yang penyukur. Ia tidak akan pernah berkeluh kesah terhadap nasib yang ia anggap buruk pada dirinya. Tetapi ia akan selalu bersyukur karena merasa bahwa apa yang Allah swt berikan adalah yang terbaik.

Manusia utama
Pada hakikatnya, setiap manusia adalah makhluk mulia dan utama di sisi Allah swt. Karena itu, tujuan untuk kembali pada keutamaan hidup sejati, merupakan keharusan dan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Manusia yang utama memiliki ciri yaitu, konsisten memperjuangkan ajaran-ajaran allah swt secara aktif, baik dengan jiwa, raga, maupun pikirannya. Dan, manusia yang mampu menjaga diri dari pengaruh buruk orang lain, lalu bangkit dan mengajak mereka yang demikian, untuk kembali ke jalan Allah swt yang lurus (shiratul mustaqim).

Malu
Rasa malu dalam diri manusia merupakan bagian inheren. Oleh Allah swt diciptakan dengan tujuan sebagai salah satu alat kontrol tingkah laku manusia supaya tidak lepas kendali. Disadari maupun tidak, manusia kerap kali melanggar garis-garis aturan Allah swt dan rasul-nya (agama) demi meraih keinginannya yang tidak terbatas itu. Di sinilah rasa malu menemukan momen-tumnya manusia. Hilangnya rasa malu dalam diri manusia merupakan alamat buruk dan tanda-tanda kehancurannya. 

Dalam satu kesempatan, Al-fudhail bin ‘Iyadh pernah mengatakan bahwa jika dalam diri manusia bersemayam sifat keras hati, bengis tatapan muka, tidak rasa malu, memiliki hasrat super besar (ambisius) terhadap harta dunia, dan lamunan atau khayalan semu tak berujung dan tak ada guna, maka ia akan celaka.  Sebagai bagian inheren manusia, rasa malu sudah seyogyanya diberikan porsi yang selayaknya. Rasa malu mesti ditempatkan dalam koridor ketaatan pada Allah swt dan dalam koridor pembentukan perilaku manusia yang berakhlak mulia (akhlakul karimah).

Memanfaatkan usia
Setiap manusia terlahir sebagai makhluk Allah swt yang bersih suci tidak menanggung dosa apapun dan dari siapapun. Pahala dan dosa kemudian ia dapatkan manakala ia sudah mengerti mana yang baik dan mana yang buruk (baligh). Sepanjang usianya ia akan dihadapkan pada dua tantangan sekaligus: meraih pahala atau meraih dosa.

Pahala akan diraih manusia manakala sepanjang usianya ia isi dengan amaliah positif sesuai dengan tuntunan Allah swt dan rasul-nya. Amaliah yang baik akan mengantarkan manusia pada tingkat kemuliaan di sisi allah swt. Ia akan mendapatkan kebahagiaan, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat kelak, sesuai dengan janji Allah swt.

Sementara itu, dosa akan diraih manusia manakala sepanjang usianya ia isi dengan amaliah buruk (negatif) karena bersebrangan arah, bahkan cenderung bertentangan, dengan tuntunan Allah swt dan rasul-nya. Pada gilirannya, amaliah negatif ini akan mengantarkan manusia pada tingkat kenistaan di sisi Allah swt. Walaupun di dunia mendapatkan kebahagiaan, tetapi di akhirat nanti, ia tidak akan merasakan kebahagiaan apapun seperti yang ia nikmati di dunia.

Dua tantangan inilah yang akan manusia hadapi. Tinggal bagaimana manusia yang akan memilih. Manusia yang percaya bahwa tuntunan Allah swt dan Rasul-nya adalah tuntunan kebenaran hakiki, ia akan memilih untuk melakukan amaliah positif sepanjang usianya. Ia yakun bahwa itu semua akan berbuah manis pada akhirnya. Hidupnya akan didayagunakan untuk mencipta dan menyebarkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Sehingga, tidak terasa, saat ajal menjemput, ia sudah siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt.

Sementara itu, manusia yang membutakan mata, menutup telinga dan batinnya sehingga justru menjadi penentang tuntunan Allah SWT dan rasul-nya, ia akan memilih keburukan sebagai jalan hidupnya. Usianya akan ia habiskan dalam kubangan dosa dan maksiat.

Ia memang akan merasakan kenikmatan di situ, tetapi tetapi kenikmatan itu akan segera sirna manakala maut menjemputnya. Sementara ia belum sempat menghapus dosa-dosanya apalagi berbuat kebaikan. Ia akan merana di akhirat.

Maka, orang yang paling baik, sesungguhnya adalah orang yang mempergunakan sepanjang usianya untuk berbuat kebaikan. Ia akan selalu merasa kurang saat berbuat kebaikan itu sehingga berusaha terus-menerus meningkatkan kebaikan itu. Pendek kata, tak ada waktu untuk untuk berbuat keburuiakan. Itu prinsip hidupnya. Panjang usia akan dimanfaatkan untuk menanam saham kebaikan bukan saham keburukan.


Sikap Seorang Muslim terhadap Cobaan

Sebagai hamba Allah ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.

Kebahagiaan hidup dengan bertakwa Kepada Allah ta’ala
Allah swt dengan ilmu-nya yang maha tinggi dan hikmah-nya yang maha sempurna menurunkan ssyariat-nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.

Allah ta’ala berfirman: “hai orang-orang beriman, penuhilah seruan allah dan seruan rasul-nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu.” (qs. Al-anfal: 24)

Sikap seorang mukmin dalam Menghadapi masalah
Seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada allah swt, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada allah swt membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang allah swt berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.

Baginya berupa ketenangan dan katabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-nya : Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS..at-taghabun:11).

Inilah sikap seorang mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun Allah swt dengan hikmah-nya yang maha sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah swt dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang mukmin.

Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisab. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).

Sungguh Allah swt telah mengingatkan hal ini dalam firman-nya yang artinya: “janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari allah apa yang tidak mereka harapkan” (QS.An-nisa: 104).

Jadi, orang-orang mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan allah swt.”

Hikmah cobaan
Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah swt jadikan dalam setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-nya kepada Allah swt.

Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada allah swt dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.

Dengan sikap ini, Allah swt akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena alla swt memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-nya.

Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:


1. Allah swt menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah swt. Jadi, cobaan dan musibahlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.


2.    Allah swt menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang mukmin kepada-nya, karena Allah swt mencintai hamba-nya yang selalu taat beribadah kepada-nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.


3.    Allah swt menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah swt sediakan bagi hamba-nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan duni, allah swt menjadikan surga-nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah SAW: “jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.”


Sumber : Manajemen akhlakAhmad Badran, Penerbit   Mumtaz, Jakarta, 2012


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *