Selasa, 30 November 2010

Wahai Dosen, Mana Tulisanmu?

Oleh Amin Musthofa*)

BERGERAK di dunia kepenulisan secara kritis merupakan ciri khas mahasiswa. Semangat menggelora untuk menghasilkan karya tulis yang baik terus menyala dalam diri mahasiswa. Terbukti, karya mahasiswa terus menghiasi dunia media massa. Bahkan tulisan mahasiswa kerap sangat berbeda dari tulisan lain, karena dilakukan dengan motivasi sangat tinggi. Publik pun memberikan sambutan meriah dengan kegemuruhan aktivisme mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis yang baik dan berkualitas.

Karya tulis mahasiswa tidak hanya beredar di berbagai media massa, tetapi juga di buletin, jurnal, dan buku. Tidak sedikit karya mereka berkapasitas tinggi, bahkan sangat inspiratif dalam dunia pergolakan.

Tulisan mahasiswa makin hangat karena mendapatkan apresiasi tinggi dalam berbagai kajian dan wacana perdebatan antara dunia kampus. Jaringan lintas kampus itu yang membuat ide kritis makin menyebar dalam ragam pergerakan sosial yang terjadi.

Pertanyaannya sekarang, mana karya tulis para dosen? Kalau mahasiswa begitu aktif, sedikit sekali dosen yang aktif dalam menulis karya di media, jurnal, bahkan buku. Kerisauan ini bahkan diakui oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang melihat para dosen masih miskin tulisan dan minim kualitas tulisan dalam penelitian.

Rata-rata dosen lebih banyak mengejar setoran, tanpa ada perenungan dan pemaknaan kritis atas fakta sosial di sekeliling.

Kalau kita lihat di media massa, hanya orang-orang itu yang menghiaskan tulisan mereka di media massa. Dosen yang lain mana? Ternyata yang lain lebih banyak mengejar proyek atau sekadar kejar setoran dalam mengajar. Jebakan proyek terlihat sekali dari para dosen sehingga semangat menulis mereka menurun. Jebakan proyek yang menjanjikan kekayaan telah menyita waktu dosen dalam menganalisis keilmuan, sehingga sibuk dengan berbagai pelaporan proyek yang terus dikejar. Selesai satu proyek berganti dengan proyek lain, yang terus berganti-ganti.
 Menggiurkan Di berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, jebakan proyek memang sangat menggiurkan. Tak lain karena perguruan tinggi tekemuka begitu dekat dengan jaringan kekuasaan. Jaringan kekuasaan sangatlah mendekatkan dunia dosen untuk ikut serta dalam berbagai proyek negara. Atau, juga dengan berbagai perusahaan sehingga memanfaatkan jaringan proyek perusahaan besar.

Itu jelas menjanjikan kekayaan melimpah. Terbukti, para dosen lebih banyak berlomba-lomba membeli mobil terbaru.

Areal parkir kampus sekarang dipenuhi mobil baru para dosen yang makin waktu kian banyak.
Ada juga seorang dosen yang hanya menghabiskan waktu untuk mengajar. Mereka tipologi dosen pasif yang pasrah dengan kondisi, tanpa gejolak keilmuan dalam diri. Tipologi itu gampang-susah karena mereka memang pasif dalam dunia pemikiran dan pergerakan.

Dosen model itu masih memegang tradisi normatif bahwa mengajar mendapatkan pahala besar. Hanya dengan mengajar, mereka seolah-olah mendapatkan pahala melimpah. Model dosen itu masih ada di sebagian kampus. Walaupun rata-rata mereka adalah generasi masa lalu yang kebetulan menjadi dosen saat itu.

Melihat kondisi dosen yang miskin karya tulis itulah, layak jika kita menggugat para dosen yang begitu asyik mengajar dan memberikan tugas ke mahasiswa. Seharusnya para dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam menggerakkan dunia keilmuan dan kepenulisan. Tetapi sering kali malah dosen yang harus berguru pada mahasiswa. Itulah yang harus diakui para dosen. Karena, fakta memang berbicara demikian.
Sedikit Sekali Menurut pendapat Eko Prasetyo (2008), para dosen, bahkan yang lulusan luar negeri sekalipun, sedikit sekali yang bisa mengobarkan semangat intelektualisme dan semangat kepenulisan pada mahasiswa. Eko pun merasa kesulitan mencari mitra diskusi ketika diundang dalam berbagai acara seminar di berbagai kampus terkemuka di Indonesia. Dia sedih karena kemandekan intelektualisme dan kepenulisan kampus yang mengakibatkan para mahasiswa makin lesu dalam menggerakkan dunia diskusi dan makin lumpuh dalam menggerakkan semangat pembebasan melalui media kepenulisan.

Beberapa saat terakhir ini, pada saat sertifikasi merebak, para dosen hanya mengejar tulisan untuk syarat sertifikasi. Bukan sebagai gejolak intelektual yang menjadi penyemangat mahasiswa. Itu terbukti karena setelah tulisan terbit atau beredar, tulisan para dosen itu tak lagi terdengar atau bahkan sepi dari gagasan yang pernah dilontarkan. Mereka kembali sibuk dengan berbagai proyek yang menanti. Itu menimbulkan keprihatinan mendalam.

Dalam konteks ini, menarik apa yang dilakukan dosen terkenal, Jalaluddin Rahmat. Dosen satu itu tipe pemikir dan penulis yang mengharuskan diri menulis buku, minimal terbit satu dalam setahun. Target itu selalu dia penuhi, bahkan sering melebihi target. Setahun dia bisa menulis lima buku sekaligus. Itu dia akui dalam berbagai forum diskusi di berbagai kampus di Indonesia untuk membakar semangat menulis para dosen.

Menarik pula yang dilakukan Prof Yudian, yang berani menerbitkan buku dalam bahasa Inggris untuk khalayak kampus di Yogya. Dia juga menerbitkan autobiografi intelektual yang sangat menarik, bahkan yang pertama di dunia kampus di Indonesia. Kini, saatnya dosen berguru kembali.

Menjejakkan kaki di kampus, sekali lagi, bukan untuk menumpuk kekayaan, melainkan menjadi resi keilmuan yang terus mentransformasikan nilai kemanusiaan. (51)

*) esais dan peneliti sosial, tinggal di Pati  

Sabtu, 20 November 2010

PILIHAN SULIT

Silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang hidupmu. Disaat menuju jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa dan mahasiswinya: “Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”
 
Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.
 
DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis. Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.
 
DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting ! Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi! Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi ! Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.
 
Sampai pada akhirnya di atas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya. Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua
 
Mahasiswa dan mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa atau mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu. Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, “Silahkan coret satu lagi!”
 
Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.
 
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
 
Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.
 
Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?
Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.
 
Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.”

SEBENARNYA, KEHIDUPAN BAGAIKAN BAWANG BOMBAI, JIKA DIKUPAS SESIUNG DEMI SESIUNG, ADA KALANYA KITA DAPAT DIBUAT MENANGIS

=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 285-287. ISBN 978-6028-686-938.

Kamis, 18 November 2010

"Kebohongan Seorang Ibu"

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar"

KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, aku tidak penat"

KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!"

KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"

KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya ada duit"

KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : "Aku tak biasa tinggal negara orang"

KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan"

KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu..!" Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi... Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

KISAH TUKANG AIR DAN TEMPAYAN

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang Dari mata air ke rumah majikannya, tempayan itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sunggh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.""Kenapa?" Tanya si tukang air."Kenapa kamu merasa malu?""Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi." Kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya.

Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

SUMBER : REPUBLIKA

"Seandainya Obama...bagi Indonesia dan dunia?"

Bukankah  Jakarta tanpa Obama juga macet, boss!”, ungkapku sambil tersenyum mengejek temanku yang terlehat lelah matanya karena terlalu banyak kampus tempat dia mengajar….”Bukan Obama hebat banget  bisa mempengaruhi pekerjaan kita seharian ini..he..he dan secara ekonomi-pun entah apa yang diuntungkan dengan kehadiran presiden kulit hitam pertama Amerika”

Seandainya Kemitraan sejajar dengan Indonesia?

Kehadiran obama heboh sampai temanku sehabis ngajar berpendapat :” be…sok gila,  ada obama, gua sulit keluar  untuk ngajar ke Uhamka, macrret Jakarta..!!!

Itulah obrolan kecil seiring dengan hari pahlawan  jangan-jangan selain memberi bintang kehormatan kepada Ibunda Obama ini berlanjut memberikan gelar pahlawan dan menyematkannya menjadi jalan dimana keluarga Obma pernah tinggal.  Padahal Pak Harto-pun sedikitpun tidak ada jasanya bagi yang pernah kecewa kepada Orde Baru, padahal orang Indonesia ini terkenal pemaaf seperti kita memaafkan para imperialisme Belanda, Jepang, Spanyol, dll  dan neo-imperialisme AS, atau melupakan dukungannya terhadap zionisme Israel. Jangan –jangan bangsa ini sedang mengalami krisis harga diri dengan bersimpuh dibawah bayang-bayang hegemoni negeri yang punya rencana konspirasi  menancapkan kekuatannya di Asia, kata para analisis media.

Jangan-jangan "Bang Berry" sendiri sedikitpun tidak bermaksud ke jakarta begitu hanya sekedar bernostalgia saja ke jakarta dan ketempat kelahirannya yang juga tidak masuk agenda kunjungannya ke Asia yang batal terus dan civitas akademika UI akan dikunjungi hari ini untuk kuliah umum Obama yang didampigi PM Australia. Bahkan sekedar berkunjung ke SD-nya dulu pernah belajar.

“Barry, singgahlah meski cuma sekejap.” Itulah harapan ratusan murid SDSN Menteng 01 Jakpus dimana Presiden AS Barack Obama pernah bersekolah. Meski hingga kini belum ada pemberitahuan kemungkinan Obama mampir, pihak sekolah tetap melakukan persiapan. Gudangnya para aktivis-pun diam seribu basa mengikuti dunia yang terbungkam oleh pesona Obama yang ingin mencerahkan para calon menteri dan birokrasi Indonesia, bahkan para Rector-pun diundang dan hanya orang tertentu yang bisa hadir dengan orasi ilmiah sang hero dunia ini.

BUKTINYA : Persingkat kunjungannya
Para ahli mengatakan, abu vulkanik dapat mengakibatkan malapetaka pada mesin pesawat jet seperti Air Force One.
 Maka Para pejabat Pemerintah AS, Selasa malam, mengatakan, kunjungan singkat Obama yang tidak sampai 24 jam itu akan dipersingkat lagi dua jam. Acara Obama di Indonesia
  1. Acara peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, terpaksa akan dibatalkan.
  2. Ceramah umum di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, juga akan dimulai sedikit lebih awal.
  3. Berdasarkan rencana semula, agenda Obama pada hari kedua ini adalah berkunjung ke Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, lalu ke Kampus UI dan TMP Kalibata.
  4. Dari Kalibata, Obama langsung ke Bandara Halim PerdanakKusuma untuk kemudian meninggalkan Indonesia menuju Korea Selatan menghadiri KTT G-20. Kunjungan 10 hari Obama ke Asia yang dimulai di India pada 6 Sempter lalu akan berakhir di Jepang pada 14 November mendatang.
BIASA : Pro kontra
Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama ke Tanah Air menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Bahkan sejumlah mahasiswa dan organisasi massa berbasis agama dijadwalkan akan menyambut orang nomor satu Negeri Adidaya ini dengan aksi unjuk rasa.Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani  (detiknews.com, 10/11/2010)  menganggap wajar ada sejumlah kelompok masyarakat yang menolak kedatangan Obama, tentu semua beralasan. "Pro kontra terjadi karena simbolisasi Presiden Amerika yang menimbulkan konflik di Afganistan, Irak, Palestina. Hal ini yang menjadi Amerika ditolak," beber Muzani.

Dengan entengnya,  Duta Besar Amerika Serikat William P Turchrello mengaku bahwa tak mempermasalahkan banjirnya demonstrasi saat kedatangan Barack Obama di Indonesia. "Ini poin demokrasi, sekarang di Indonesia ada demokrasi, beberapa orang suka, beberapa orang tidak suka, tidak apa-apa (Okezone, (8/11/2010) . Mengenai pembakaran Bendera Amerika yang kerap terjadi di Tanah Air, dia juga mengatakan hal tersebut tidak masalah, begitu pula saat ditanya mengenai ancaman aksi terorisme.
"Sekarang Indonesia sudah aman, tidak apa-apa," imbuhnya. Seperti diketahui, Presiden Obama dipastikan akan tiba di Indonesia hari ini, setelah dua kali rencana kunjungannya batal. Obama direncanakan akan berada di Indonesia selama dua hari.
Yang demo, Sehari jelang kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM UI), menggelar demo di depan Stasiun KA Universitas Indonesia, kemarin. Rencananya Obama akan memberikan kuliah umum di kampus ini tepatnya hari ini. Sekitar 50-an mahasiswa terlibat dalam demo  yang diwarnai dengan  aksi menginjak-injak bendera AS dan membakar foto Presiden AS. “Tolak kedatangan Obama ke Indonesia,” teriak Kevin Dian, salah satu demonstran.

Berdasarkan pantauan, penjagaan oleh TNI dan Polri di kampus UI seluas 300 an hektar itu sudah dimulai sejak kemarin. Aparat menutup 16 titik pintu masuk ke UI. Sejumlah senjata berat juga tampak di sudut kampus termasuk di lapangan bola. Kemungkinan Obama akan datang ke kampus ini menggunakan helikopter dan mendarat di lapangan bola. Meski demikian kegiatan belajar mengajar di kampus ini tetap berlangsung.

Sementara HTI dengan Ribuan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi damai menolak kedatangan Presiden Barack Obama, Minggu (7/11/2010). Lokasi demo dari sekitaran Bundaran HI mengarah ke Kedubes AS di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sedari awal telah menolak segala bentuk penjajahan ..untuk mengigatkan silahkan dicek di UUD. Maka untuk seorang obama yang jelas jelas penjajah negeri muslim untuk apa kita menerimanya. Demo ini adalah wujud kesadaran bahwa setiap muslim bersaudara maka kepedulian itu nyata terlihat dari penolakan kedatangan seseorang yang jelas jelas memusuhi umat Islam. Lagi pula HTI dalam aksi damainya tadi siang juga melakukan penggalangan dana untuk saudara saudara di merapi, mentawai inilah bukti bahwa HTI tidak lupa terhadap saudara yg saat ini terkena musibah...Mari beranilah untuk membuka mata dan pikiran , menerima kebenaran lihatlah jangan pura-pura tidak tahu fakta pada kenyataannya amerika telah mengambil banyak kekayaan negeri ini,cepu, blok natuna, freeprot. Kerjasama yang terbentuk hanya merugikan indonesia. jika anda mengaku peduli terhadap negeri ini maka tolak , tolak, tolak obama. Beranilah menerima kebenaran..karena saat kau mnerima kebenaran dirimu bukanlah pengecut tetapi pemberani.

 Lain mahasiswa dan HTI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta agar kaum muslimin Indonesia tidak menolak kedatangan Presiden AS Barack Obama. Penolakan ini bertentangan dengan etika Islam juga etika diplomasi internasional.

"Saya berharap, jangan ada kaum muslimin Indonesia yang menolak kedatangan Obama di Indonesia. Selain bertentangan dengan etika Islam juga bertentangan dengan etika diplomasi internasional," kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi (http://www.detiknews.com/, 15/3/2010). lebih lanjut, Menurut Hasyim, tidak ada aturan dalam Islam untuk menolak tamu, apalagi  dalam kapasitas diplomasi internasional. Rasulullah SAW mengajarkan 'berhubungan diplomatik' dengan agama lain termasuk Yahudi.Lanjut Hasyim, Obama telah menunjukkan kemauan baik dalam memperbaiki hubungan AS dengan dunia Islam, sekalipun hasilnya belum maksimal. Sementara, Hasyim juga mengeritik upaya pemberantasan teroris jika hanya untuk menyenangkan AS. Pemberantasan teroris seharusnya dilakukan untuk kepentingan nasional dan kemanusiaan.

Hasyim menambahkan, belakangan terdengar suara-suara yang mau meminta hadiah dari pemberantasan terorisme. Menurutnya pemberantasan terorisme harus berdasarkan proses hukum, bukan karena iming-iming. "Sungguh merendahkan martabat bangsa, dan dugaan saya Amerika pun akan mencibir kita. Sungguh, sifat cari muka serta sifat inlander harus segera kita tinggalkan demi martabat bangsa," tegasnya.

MIMPI KALI : "Seandainya Obama"
Seandainya kedatangan obama bisa memperbaiki persepsi tentang pengelolaan Freeport yang hanya 9% disumbangkan kenegeri pemiknya, seandainya keberadaan Freeport lebih meningkatkan kesejahteraan penduduk pribumi bumi Papua, bukan tujuan kehadirannya  lain yang ingin merubah ekspor dari AS menjadi no 1 kita ketahui Amerika Serikat hanya mengekspor barang seharga 6 miliar dolar AS (antaranews.com) ke Indonesia setiap tahun, sehingga menjadikannya pasar terbesar ke-37 bagi Amerika, demikian keterangan dari Kamar Dagang AS.

Banyak seandainya Obama yang katanya  mau singgah ke Al-Azhar mengucapkan dua kalimah syahadat seperti Agama ayahandanya  dan seandainya dukungan ke Israel dicabut sebagai bukti ingin memperbaiki hubungan baik dengan kaum muslimin dunia, Obama masih mendapat dukungan kuat di Indonesia, sekalipun kepercayaan pada dia telah merosot di negara Muslim lain sejak ia berpidato di Kairo, Mesir, Juni 2009.

Perang yang lama dilancarkan AS di negara Muslim --Afghanistan dan Irak-- telah telah membuat dia kehilangan dukungan di kalangan umat Muslim, dan tak ada kemajuan dalam perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang juga menggerogoti dukungan buat dia Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya  kembali memberikan nuansa berbeda dan menyejukan umat Islam dengan mengucapkan Assalamualaikum dalam jumpa pers di Istana Merdeka. ketika menjawab CNN tentang bagaimana cara Amerika Serikat merangkul masyarakat muslim. Ditegaskannya, langkah AS tidak akan fokus terhadap masalah keamanan. Namun, kata Obama, untuk merangkul masyarakat muslim adalah lewat tukar-menukar tenaga pengajar dengan negara muslim. Nantinya, lanjut dia, masyarakat AS dan Barat dapat memahami budaya muslim secara lebih komprehensif.

Tentu saja seandainya para petinggi negeri ini tidak mengap-mengap memohon kehadiran ”My hero Obama” untuk pencitraan kalau Indonesia mendunia dalam Konferensi Pers antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dimulai. Bahkan  konfrensi pers kemarin bapak SBY menyebut Rakyat Indonesia menanti kedatangan Obama."Kita kedatangan tamu dari Presiden Obama yang saya undang. Kedatangan Presiden Obama sangat dinantikan rakyat Indonesia," kata SBY dalam pidatonya di Istana Merdeka kemarin, Jakarta, Selasa (9/11). Dalam sambutannya SBY juga menyebut kedatangan Obama yang pertama kali ini merupakan kehormatan bagi rakyat Indonesia. Seperti diketahui, Obama sudah tiga kali merencanakan datang ke Indonesia. Yang ketiga kali inilah akhirnya Obama datang ke Indonesia.

Seandainya penyambutan my hero ini tidak berlebihan sehingga teap harga diri bangsa ini terjaga dan pak SBY-pun masih kebanggaanku karena akupun memilihnya dan aku konsisten dengan pilihanku ini yang terbaik dan tidak mengecewakanku, baik buruk dan mengap-mengap sekalipun tetap pak SBY my heroku, bukan sang Barak. Sekali lagi terlalu berlebihan dibanding menerima presiden atau kepala negara lain saat berkunjung ke Indonesia. Seharusnya, pemerintah Indonesia tidak perlu melakukan hal semacam itu, "Karena semua presiden atau kepala negara itu sama. Pemerintah harus mengoreksi diri," sebagaimana yang dilansir wakil ketua komisi I tubagus Hasanuddin (http://www.primaironline.com/) Perlakuan istimewa oleh pemerintah Indonesia terlihat dari penyambutan Presiden George W Bush tahun 2006. Penyambutan tersebut dilakukan secara berlebihan dan dilakukan di Istana Bogor. Juga pasukan yang dikerahkan untuk berjaga-jaga hampir tiga perempat kekuatan yang dimiliki Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya.

Juga kedatangan Obama di Indonesia hari ini, semua persiapan dilakukan jauh-jauh hari. Di Bandara Halim Perdanakusuma, pasukan pengamanan dan kendaraan tempur disiagakan.Dari sisi peliputan oleh media massa, juga terlihat hal yang mencolok. Wartawan dari berbagai media cetak, elektronik dan televisi dibagi-bagi atau dikelompokkan menjadi beberapa bagian, tidak seperti kedatangan Perdana Menteri Australia Julia Gillard Lalu bagaimana dengan kedatangan Presiden Austria yang dijadwalkan hari ini berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden SBY.

Pemerintah Indonesia tidak seolah tidak peduli dengan segala tetek bengek untuk melakukan penyambutan, pengamanan, peliputan dan sebagainya terhadap kedatangan Presiden Austria tersebut, padahal sama-sama seorang presiden. Apakah Amerika Serikat negara besar, berpengaruh sehingga ada perlakuan khusus atau istimewa dari Indonesia?

Seandainya temanku yang mau mengajar di Uhamka tidak kena macet dan jakarta seperti biasa saja menyambutnya, saya yakin Indonesia teap indonesia siapapun tidak boleh ada yang macam-macam dan tidak lebay dibuatnya. ” siapa yang lebay kata temanku ?”tanya temanku terheran-heran. ”Tahu, ah..gelap”

Sumber :
www.detiknews.com/.
http://www.poskota.co.id/
http://www.antaranews.com/
www.okezone.com
http://www.primaironline.com/

APA SALAHNYA MENANGIS ?

Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.


Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran.


Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).

Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.

Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.

Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.

Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).

Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.

Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)

Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

Jadi apa salahnya menangis?.

sumber : eramuslim

IKHLAS TAK HARUS BERALASAN

Terik siang Cikarang saat syaum  sangat menggoda kekhusuan bulan puasa, ditambah beberapa masalah yang hadir tanpa diundang, saat liburan kampus yang cukup lama membuatku tidak semangat, hanya sekedar menulis dan menulis, termasuk pekerjaan yang biasanya kusuka. Plus setelah hampir satu bulan Setelah bebas dari suatu posisi yang aku katakan musibah selama setahun. jadi pemimpin sebuah musibah, Walau diawali dengan bismillah, hati ini belum bisa tenang untuk memutuskan tidak melanjutkan posisi puncak seorang guru, penuh ujian dan fitnah.

AKU berangkat dengan setengah hati. Tak boleh memang, merenung  tapi itulah yang sedang kulakukan saat perjalanan cikrang-bekasi kota. Tiba-tiba lamunanku dipaksa berhenti, lampu merah Bulak kapal  itu telah mengundang seorang pengamen mendekati mobil yang kutumpangi. Setengah dongkol ku kibaskan tangan dan tampangku mungkin kusut sekali. Waria itu pergi bersungut-sungut, mungkin sambil memaki karena kulihat bibirnya bergerak tak bersahabat. Begitu juga aku "Uh, pemalas banget sih.. ga punya rasa syukur sama sekali, ngemis pula lagi!" Kata-kata itu mengalir dalam hati tanpa bisa ku rem sama sekali.

Di persimpangan berikutnya, kembali aku terhalang oleh lampu merah. Hatiku masih belum bisa kompromi walau telah banyak doa yang kulantunkan. Hingga akhirnya, ada seorang yang kembali mengamen dengan bau lem Aibon yang menyengat dan tubuhnya kurus,  Kembali aku dibuat gerah.

Dengan gerakan yang sama seperti kepada waria tadi, kuisyaratkan untuk tidak meneruskan, tapi dia tak peduli. "Ah, biar saja... toh aku ga nyuruh kok!" Hatiku membatin. Ketika dia minta aku untuk membayar atas jasanya, aku pura-pura tidak mendengar. "Toh, aku ga minta kok". Dia pergi tanpa ekpresi.

Lagi, di persimpangan berikutnya .. lampu merah lagi ! Kali ini, dari kejauhan aku melihat dua anak berusia sekitar dua belas tahun menggendong seorang bayi sedang mengemis.

Entah kenapa, hatiku sangat yakin anak dalam gendongan itu bukan bayi mereka atau adik-adik mereka. Betapa teganya orang memperdagangkan anak di bawah umur. Kaca mobil ku turunkan perlahan, ingin mengamati dengan seksama kedua anak tadi. Ada rasa kesian bercampur kesal. Ah, apakah memang sulit sekali untuk hidup? Tiba-tiba sebuah alunan harmonika membuatku tersentak dari lamunan, renungan .. dan semua bisikan hati.

Seorang laik-laki kurus, berbaju kumal sedang mengesekan suara biolanya. Tak sadar aku terhanyut.. masalahku seakan melayang bersama alunan biolanya. Walaupun gitu, sepeser uang yang diharapkannya tak kunjung ku beri .. karena dari tadi, aku masih mempersoalkan cara mereka mencari nafkah.

Penolakanku dan penumpang lainnya  dijawabnya dengan senyum sembari berkata "Semoga Allah memudahkan semua urusan Ibu dan bapak". Suara itu terdengar begitu tulus.. Ketika tanganku berusaha merogoh uang di kantong dia telah berlalu seiring lampu hijau yang menyala. Tetes air mata tiba-tiba meleleh .. Aku menyesal. "Haruskah keikhlasan dibatasi oleh banyak alasan ?" Uang itu masih ku genggam di tangan.Kita memang banyak pertimbangan kalau ingin sodaqoh, padahal justru uang tak seberapa itulah yang akan menyelamatkan kita dari azab neraka.

Andai aku bisa kembali dan memberikannya, tapi saat itu tidak mungkin karena jalan yang kulalui satu jalur. Senyum dan doa itu begitu tulus.. Hatiku perih, betapa egoisnya aku, hanya memikirkan masalah yang kuhadadapi. Bagaimana dia ? Mungkin bibirnya sudah penat dari tadi menggesekan biolanya ditambah rasa haus di terik siang, tapi bibir itu masih lentur digerakkan untuk tersenyum.

Mungkin putera-puterinya sedang menunggu uang yang dikumpulkannya untuk membayar SPP atau mungkin bayinya sedang haus kehabisan susu. Ah..... Sementara aku, masih bisa berleha-leha dan tertidur di elf. Betapa tidak bersyukurnya aku.

Doanya mungkin diijabah, masalahku seakan terselesaikan begitu saja. "Ya Rabb, ampuni hamba-Mu. Beri aku kesempatan untuk jadi seorang pecinta, seperti cinta yang Kau tebarkan pada seluruh makhluk-Mu."

"Ikhlas itu mencakup dua hal, yaitu menyertakan niat dan membebaskannya dari berbagai noda" (Dr. Yusuf Qhardawy)' ..Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (Q.S Shad [38] : 82-83). Ikhlas tidak dibatasi oleh alasan, karena ikhlas hanya bertujuan untuk mencari keridhaan Allah semata. Semoga aku bisa.

MAAFKANLAH..!!!

Pada hakikatnya, manusia terlahir sebagai makhluk pribadi dan sosial. Dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial, manusia harus berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi ini tentunya tidak selalu berjalan mulus seperti yang diinginkan. Karena friksi tujuan dan harapan, seringkali menimbulkan riak-riak kecil yang kadangkala berubah menjadi ombak besar sehingga bisa memperkeruh suasana hati dan sulit dijernihkan lagi seperti sediakala.

"Aku memaafkanmu". Ini teramat mudah diucapkan di ujung bibir, namun sangat susah dikukuhkan dalam hati. Sulit sekali memaafkan orang yang telah menzalimi kita. Bahkan kadang-kadang kita malah ingin melihat orang itu merasakan hal yang sama. Astaghfirullah, apakah kita pernah seperti itu? Jika pernah, sekali-kali jangan pernah terulangi lagi dan jangan pula mendoakan hal yang buruk padanya. Goresan luka memang meninggalkan bekas, akan tetapi bukankah sakitnya cuma sebentar? Apa keuntungan yang kita peroleh dengan mengungkit-ungkit kesalahan yang telah berlalu?

Adalah Ali bin Abi Thalib r.a. yang gagah berani, sepupu Rasulullah SAW yang tangguh bagai singa dalam peperangan ini ternyata memiliki hati yang lembut dan sangat pemaaf. Ketika Abdurrahman bin Muljam -yang menyebabkan kepalanya luka parah dan akhirnya menghantarkannya ke ajal- berhasil ditangkap dan dihadapkan kepadanya, Ali melihat dendam dan kebencian di mata Hasan dan Husain r.a., kedua putranya serta karib kerabatnya. Tahukah kita apa yang diucapkannya saat itu,

"Perlakukanlah ia dengan sebaik-baiknya. Hormati martabatnya sebagai manusia. Kalau aku masih hidup, maka akulah yang lebih berhak atasnya. Apakah akan menuntut qishash atau memaafkannya. Dan kalau aku mati, maka biarkanlah ia menemaniku, untuk kuhadapi di hadapan pengadilan Rabbul 'Alamin. Janganlah kalian membunuh selainnya karena menuntut balas atas kematianku. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Sekarang marilah kita kenang hari pembebasan Makkah. Setelah kaum kafir Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah, tidak ada alasan lagi untuk menahan Rasulullah dan pasukan Muslimin menduduki Makkah. Penduduk Mekkah kala itu dirundung ketakutan yang teramat sangat mengingat apa yang telah mereka lakukan terhadap Rasulullah. Bukankah mereka yang selama ini menganggapnya orang gila dan telah menghasut orang-orang untuk memusuhinya? Bukankah mereka yang mengejeknya, melempari dengan batu dan kotoran unta? Bukankah mereka yang telah memboikot dia dan keluarganya, Bani Hasyim yang dianggap membangkang dari agama leluhur? Bukankah mereka pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya? Dan bukankah mereka juga yang telah mengusirnya dari kota kelahirannya ini? Mereka pernah menggempurnya habis-habisan dalam berbagai peperangan. Dan di antara mereka juga ada dalang pembunuhan dan penganiayaan keji atas pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib.

Rasanya tak ada lagi alasan untuk membela diri. Sekarang, nyawa mereka terletak pada keputusan dan wewenang Muhammad SAW putra Abdullah atas ribuan balatentara yang bersenjatakan lengkap dan siap meluluhlantakkan Makkah. Mari kita dengar keputusan itu,

"Pergilah kamu sekalian! Kamu sekarang sudah bebas!"

Dibebaskan? Bukan itu saja! Rasulullah juga melarang keras pasukannya berbuat semena-mena terhadap penduduk Makkah walaupun di antara mereka ada yang menyimpan rasa sakit hati terhadap perlakuan orang Makkah dahulu.

Subhanallah! Betapa mudahnya orang-orang ini membuka pintu maaf. Ali bukanlah malaikat. Rasulullah, walaupun diberi beberapa keistimewaan oleh Allah SWT pada dasarnya tetap manusia biasa. Seperti kita, mereka juga punya amarah. Betapa mudah sebetulnya Ali menyuruh Hasan atau Husain r.a. untuk mendera Ibnu Muljam dengan derita. Toh, Ibnu Muljam juga mengaku ingin menghabisinya. Melihat kebencian yang membara di mata anak-anak dan teman-temannya, suami Fathimah r.a. ini sudah membayangkan bagaimana nasib Ibnu Muljam seandainya dia meninggal nanti. Maka timbullah keinginan untuk melindungi pembunuhnya itu dari qishash yang bisa saja berlebihan dan menyimpang dari ajaran agama Islam.

Dan renungkanlah, ahli sejarah mencatat, hari pembebasan Makkah adalah kemenangan besar yang diraih kaum muslimin yang sedikit sekali menelan korban jiwa dan kerugian. Kenapa bisa demikian padahal kita tahu bahwa orang-orang Mekkah itu yang paling bersemangat memusuhinya? Bahkan Hindun binti 'Uthbah, istri Abu Sufyan yang menjadi arsitek pembunuhan Hamzah juga dibiarkan hidup begitu saja. Peristiwa pada Hari Pembebasan Makkah hanyalah salah satu dari sekian banyak bukti pemaafnya. Beliau memang tidak mengenal permusuhan dan selalu bersikap sabar atas perlakuan musuh. Tapi itu tidak berarti lari dan berdiam diri jika diserang oleh kaum kafir. Allah memperbolehkan perang asalkan di jalan Allah dan tidak melampaui batas. Oleh karena itu, Rasulullah tidak pernah memulai peperangan dan tidak pernah menyerang musuh sebelum diserang terlebih dahulu. Beliau juga tidak pernah membunuh orang yang sudah menyerah kalah.

Kita tentu pernah membaca cerita tentang guru sekolah yang menyuruh murid-muridnya membawa kentang sebanyak orang yang mereka benci. Selama seminggu, kentang-kentang itu harus dibawa ke manapun mereka pergi, bahkan juga ke toilet. Hari berganti hari kentang-kentang pun mulai membusuk. Murid-murid mulai mengeluh, selain berat, baunya juga tidak sedap. Pada hari ke-7, murid-murid tersebut merasa lega karena penderitaan mereka bisa berakhir.

Suasana hati kita bisa dianalogikan dengan cerita kentang di atas. Jika hati tidak dibersihkan dari kebencian, kita tidak akan bisa menjalani hidup dengan tentram dan selalu merasa ada beban yang menghimpit. Air susu memang tidak boleh dibalas dengan air tuba. Air tuba pun jangan sampai dibalas dengan air tuba, akan lebih baik dibalas dengan air susu. Betapa indahnya hidup ini tanpa ada perasaan dendam dan benci yang menyelinap di dalam hati.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang luput dari satu kesalahan pun. Jika kita disakiti, anggaplah itu sebagai ujian kesabaran dari Allah yang akan mengangkat kita ke derajat yang lebih tinggi. Terimalah permintaan maaf itu dengan keikhlasan yang bermuara pada Allah semata. Allah Maha Adil pada ciptaan-Nya dan tentu membalas semua perbuatan baik kita dengan balasan yang setimpal. Bukankah kita menginginkan ridha-Nya sebagai balasan itu? Adakah yang lebih membahagiakan dibandingkan memperoleh ridha Allah?

"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah." (Asy-Syura: 40)

Teman, apakah kita masih membawa 'kentang busuk' hari ini? Lebih baik dibuang saja.

Maafkanlah...

Allahu a'lam bish-showab.

Warisan Budaya Tak Benda


HARI ini, 18 November 2010, di Kenya,udara sejuk yang turun dari perkebunan kopi di tepi Kota Nairobi akan Anda rasakan di Indonesia. Hari inilah sidang di Kantor UNESCO akan mengambil putusan resmi bahwa angklung adalah budaya tak benda warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Ia disebut sebagai The intangibles cultural heritage of humanity. Kita perlu mengingatkan kembali para pemimpin bahwa kata intangibles sering tidak dipahami. Sekali lagi,pengakuan ini adalah soal intangibles,bukan tangibles-nya itu sendiri. Tangibles itubisaberupabenda, alat musik yang bernama angklung, atau baju dan kain bernama batik,atau sejenis senjata yang kita kenal dengan keris.Yang terlihat itu adalah yang mudah dipahami, sesuatu yang tangible.

Adapun intangibles adalah apa yang membawa atau mengantarkan sesuatu yang terlihat itu.Ini penting dipahami karena berawal dari paham atau tidaknya para pejabat terhadap makna intangibles akan terlihat ke mana anggaran dialirkan dan menentukan mati hidupnya suatu budaya.

Bukan Koleksi
Orang-orang kaya baru hanya akan mewariskan tangible asset pada anak cucunya. Sawah,tanah,gedung, mobil, perhiasan, dan sebagainya adalah tangible. Ia terlihat, berwujud, dan dapat diperdagangkan. Demikian juga dengan benda-benda koleksi seperti kain batik, keris,alat-alat musik,lukisan, dan barang-barang antik lainnya. Orang-orang yang menaruh perhatian pada hal-hal seperti itu biasanya hanya tertarik pada kekayaan fisik: harta.Harap maklum tak ada harta tangible yang dapat memberikan kemakmuran pada keturunan. Hanya orang bodoh saja yang menaruh perhatian pada warisan bendawi seperti ini.Orangorang yang mampu melihat jauh ke depan memberikan warisan yang jauh lebih bertenaga, yaitu pendidikan, keterampilan, kesenian, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan baik,reputasi,dan seterusnya. Warisan ini tak berbentuk benda. Ia tak dapat dilihat kasatmata karena melekat pada manusia dan tidak dapat diperoleh dalam tempo sekejap. Ia ada dalam memori otot (myelin), memori otak, dan dalam kesatuan hidup manusia. Mampu atau tidaknya ia menghasilkan kesejahteraan akan sangat tergantung pada para penerus untuk mengembangkannya.Maka, meski angklung dan musik dari bambu mengakar kuat dalam budaya Sunda,hanya sedikit orang yang mampu mengembangkannya. 

Angklung yang konon dulu dipakai untuk mengundang Dewi Sri menjaga kesuburan sawah di tanah Sunda juga pernah dikenal sebagai alat pemacu semangat dalam pertempuran. Di Bandung,kalau Anda sedang berlibur,mampirlah ke Saung Angklung Mang Ujo. Setelah keluar dari pintu tol Pasteur,Anda tinggal lurus menembus jembatan layang Pasopati, maka nanti Anda akan menemukan petunjuk jalan ke kiri di sekitar Cicaheum,itulah cara menuju saung yang dilengkapi penginapan dan pusat pertunjukan. Setiap sore ratusan seniman angklung menghibur tamu dengan musik yang pasti membuat Anda terasa berbeda. 

Seniman-seniman cilik, sudah ikut bermain sejak usia limaenam tahun.Angklung adalah alat pendidikan motorik yang merangsang keseimbangan otak manusia. Tetapi saya ingin kembali mengingatkan bahwa warisan intangibles adalah warisan yang sangat mahal. Sama seperti warisan budaya origami yang sampai sekarang terus dipakai di sekolah-sekolah di Jepang, yang tanpa disadari telah membentuk tangan orang-orang Jepang terampil dalam hal-hal kecil dan detail. Saya sangat percaya inilah yang membentuk keahlian para engineer Jepang dalam bidang automotif, bahkan seni merangkai bunga, membuat tanaman bonsai, sampai memotong ikan buntel yang beracun menjadi sashimi yang nikmat. 

Seorang teman yang masa kecilnya sempat mengikuti orang tuanya bertugas di Jepang dan mengecap pendidikan di sana berujar, ”Saya tak bisa melihat selembar kertas menganggur. Ia (kertas itu) bisa berubah menjadi apa saja.” Sekarang dia menjadi dokter bedah kosmetik yang terkenal dan dia mengakui kedokterannya bukan semata-mata diperoleh dari jalur pengetahuan belaka (brain-memory), melainkan juga aliran seni dan detailyang tertanam di memori tangan (myelin) dan pikirannya.Inilah intangibles. 

Sekarang pikirkanlah apa jadinya bila para pejabat dan politisi kita tidak mengerti makna intangibles. Mereka hanya berkampanye untuk menikmati aspek tangibles dari intangibles itu. Mereka hanya memakai baju batik sepanjang hari, mengajak Anda menikmati musik angklung, terlibat dalam pameran-pameran benda-benda purbakala (keris) dan seterusnya. Intangibles jalur untuk membangunnya bukan semata-mata koleksi pameran dan konsumsi. Intangibles dibangun melalui jalur myelin,yaitu latihan.Penghargaan dan pengakuan dari lembaga dunia seperti UNESCO adalah sekadar fakta pemicu untuk menghidupkan kembali tradisi membatik, membuat angklung, dan membuat keris. Soal promosi dan pameran adalah soal pasar.Tetapi apalah artinya pasar bila pasokan di hulunya mati. Ibarat sungai yang dialiri air yang bening,ia butuh mata air yang terus mengalir. Intangibles itu tak kelihatan,ada pada mata air itu. 

Pembinaan di Hulu 
Jadi spirit pengakuan UNESCO adalah spirit menghidupkan kembali mata air. Ia harus terus mengalir karena habitatnya dipelihara. Bagaimana caranya? Kita tentu perlu menghidupkan simpul-simpul yang mengantar masyarakat terbiasa bermain angklung, membatik, atau membuat keris seperti anak-anak di Bali belajar musik dan tarian pada ribuan sanggar atau banjarbanjar di dekat rumah mereka. Angklung dan batik jelas harus kembali dihidupkan di kampungkampung di Jawa Barat dan dijadikan alat musik wajib di berbagai sekolah dasar di seluruh Indonesia.Bukankah di masa kecil Anda dulu juga bermain angklung di sekolah? 

Sekarang ini anak-anak kita telah lebih mengenal alat-alat musik modern bertenaga listrik yang melahirkan kemampuan berteriak dan berbahasa tubuh metal dengan wajah yang garang,mungkin karena itulah life skills anak-anak kita mulai kehilangan aura kehalusan dan budi bahasa yang membentuk karakter mereka. Bagi saya, angklung tetap memikat. Di Rumah Perubahan kami sudah biasa menggunakan angklung bersama putra-putri almarhum Mang Ujo untuk menghidupkan otak kanan para pemimpin. Setelah dianalisis oleh ahli syaraf kami, barulah para peserta menyadari pentingnya fondasi berpikir untuk membangun bangsa ini. 

Angklung mampu membuat Anda riang dan melahirkan wajah yang tulus. Jadi kalau mengerti mengapa negeri ini memperoleh pengakuan angklung sebagai warisan tak benda, anggarkanlah biaya-biaya pendidikan pada aspek intangibles itu sendiri. Dengan menghidupkannya, warisan budaya ini akan terus hidup, bahkan berkembang lebih baik lagi menyambut denyut nadi pasar. Mengapa saya perlu mengingatkan hal ini? Saya sudah sering berkeliling dan diingatkan oleh para pengusaha berbasiskan intangibles tentang hilangnya atau berkurangnya jumlah tenaga pembatik dan pembuat angklung. 

Sementara itu, mohon maaf,Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, serta para kepala dinas pemerintah provinsi dan kabupaten hanya punya program pameran atau promosi ke luar negeri. Berapa bujet untuk menghidupkan kembali intangibles rakyat? Kalau dibilang ada, bisa saja.Tetapi pengamatan saya proporsinya tidak proporsional. Jadi birokrasi kita hobinya jalanjalan saja.Kalau sudah begitu,apa artinya pengakuan UNESCO? Sekali lagi, intangibles tidak dapat diperoleh dalam tempo sekejap. Tetapi ia bisa hilang dalam sekejap kalau Anda asyik bicara dan jalanjalan saja.(*) 

*)  RHENALD KASALI , Ketua Program MM UI

Senin, 15 November 2010

Pengenalan cara belajar "MID-BRAIN" (Otak tengah)


Baru-baru ini di masyarakat marak terdapat fenomena yang membuat orang merasa ingin tahu dan merasa gelisah. Yaitu beberapa anak-anak setelah melalui suatu pelajaran dan pelatihan khusus, dapat melihat benda sambil menutup mata, membaca tulisan dan lain sebagainya. Sehingga membuat banyak orang merasa bingung. Menuai berbagai macam reaksi; ada yang sangat gembira, ada juga yang menganggap sebagai aliran sesat; juga ada yang menganggap sejenis tipu muslihat baru untuk menipu uang orang banyak.

Apakah sebenarnya kejadian seperti ini? Bila merupakan muslihat penipuan, mengapa tidak ada orang yang menguaknya? Bila benar-benar merupakan pengembangan daya otak, mengapa dengan menutup mata dapat melihat benda? Tidak menggunakan mata dapat melihat benda bukankah sebuah fenomena yang menyesatkan?
Untuk memahami fenomena ini, kita perlu terlebih dahulu dijelaskan oleh pendiri yang mengadakan pelajaran-pelajaran tersebut. Diantaranya adalah ahli teknologi ilmiah komputer Amerika serta ahli dari Asosiasi Spesialis Komputer Inggris (MACP) dan juga Pelatih dan Pelaksana Senior Sertifikasi Program Bahasa Internasional. Melalui penelitian lebih dari sepuluh tahun, mereka berhasil menggunakan teknologi komputer untuk membangkitkan fungsi potensial dari otak manusia.
Penelitian mereka dikhususkan untuk memperhatikan fungsi dari mid-brain terletak ditengah-tengah otak kiri dan otak kanan. Fungsi dari midrbrain adalah sebagai jembatan antara otak kiri dengan otak kanan; dalam kondisi tertidur, interbrain manusia tidak dapat berkembang secara maksimal. Oleh karenanya, fungsi interaktif antara otak kiri dan otak kanan mengalami keterbatasan.
Saat ini, banyak ahli meneliti bagaimana membantu keseimbangan operasional otak kanan dan otak kiri. Dari penelitian selama 25 tahun terakhir, terdapat 15 orang yang memperoleh hadiah Nobel dari penelitian terhadap daya otak. Dalam pelatihan dilakukan berbagai pelajaran yang berbeda; seperti mental-aritmatik, pengembangan seluruh otak dan lain sebagainya. Yang mana beberapa hal tersebut merupakan hasil dari penelitian. Tujuannya semua adalah untuk membantu menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan otak kiri serta menggali potensi daya otak; yang mana hasilnya berbeda-beda.
Sebuah penemuan yang baru adalah metode yang berbeda dengan lainnya. Berdasarkan ilmu psikologi yang luar biasa, teknik kegeniusan mutakhir, neurolinguistik, ilmu komunikasi, ilmu tingkah laku dan lain sebagainya serta menggunakan teknologi komputer ilmiah mutakhir, dalam waktu yang sangat pendek yaitu satu setengah hari, dapat berhasil mengaktifkan midbrain anak-anak. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang dikagumi oleh orang-orang di luar dan di dalam negeri dan juga merupakan kehormatan bagi umat manusia modern.
Umumnya, setelah midbrain diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat, daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi anak hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Melalui teknik “Genius Mind”, pelatihan ini disebarluaskan; yang dinamakan dengan “Metode Belajar Midbrain”. Berdasarkan penjelasan para ahli, setelah midbrain diaktifkan, midbrain akan dapat mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda diluar. Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat mengenai benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak “melihat” dengan menutup mata.
PERBEDAAN DASAR FUNGSI OTAK KANAN & KIRI
Dunia medis di jaman dahulu menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri tidaklah besar. Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan tidak hanya menjadi pengetahuan yang diakui bersama oleh para praktisi medis pada umumnya, tetapi juga menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.
Fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat dikatakan juga bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain sebagainya. Otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap emosi (EQ).
Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang kemampuan manajerial.
Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri.
Tetapi, setelah midbrain diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks tidak hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman mereka juga dapat terpelihara. Orang seperti ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia.
BAGAIMANAKAH MIDBRAIN DIAKTIFKAN?
Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan midbrain; masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. GMC menggunakan teknologi komputer yang modern; mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini, dilakukan pelatihan terhadap janin dengan menggunakan musik “Mozart”. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya.
Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah: metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%.
PERANAN ORANGTUA
Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi midbrain, peranan orangtua tidak boleh diabaikan. Midbrain memerlukan perasaan aman dan landasan kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya. Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan belajar perkataan yang terpuji dan pasti.
Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit. Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18 tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.
LANGKAH PERKEMBANGAN POTENSI OTAK
Langkah aktivasi midbrain secara sederhana dapat dibagi menjadi dua bagian – yaitu masa kestabilan awal dan masa pendalaman perkembangan.
1. Masa Kestabilan Awal
Setelah mengikuti pelajaran selama satu setengah hari, midbrain anak akan teraktivasi. Anak dapat merasa sangat gembira juga sangat menarik. Para orang tua juga dapat merasakan kemampuan anak mereka menjadikan mereka merasa bangga. Sangat bersemangat karena ini merupakan penemuan yang baru. Tetapi, ini hanyalah titik awal. Anak-anak dapat melupakan bagaimana mereka memasuki kondisi jalannya midbrain.Lama-kelamaan, sanggup menjadikan midbrain kembali dalam kondisi tertidur dan “tidak melihat”. Jadi, memerlukan latihan setiap hari hingga stabil.
Yang dimaksud dengan stabil adalah anak-anak dapat sewaktu-waktu melakukan menutup mata sambil mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenali benda-benda dan lain sebagainya. Disaat mereka tidak mudah kehilangan kemampuan mereka. Kecuali dalam jangka waktu lama tidak digunakan.
2. Masa Pendalaman
Banyak orang tua berhenti bila mencapai masa stabil. Karena mereka tidak mengetahui bahwa anak masih memiliki potensi yang menunggu untuk dikembangkan. Seorang anak yang benar-benar menggunakan midbrain memiliki karakter yang seimbang, hubungan antar manusia yang baik, suka menolong orang, pandai bergaul, prestasi belajar menonjol dan lain sebagainya. Dan juga, mereka juga dapat menggunakan kemampuan “Extra Sensory Perception / ESP”. Misalkan, mereka dapat memprediksi cuaca besok pagi sehingga dapat merencanakan bagaimana bila keluar rumah.
Potensi ini memerlukan latihan penggunaan midbrain yang terus-menerus dari si anak; dari menutup mata yang dasar berlatih kemampuan menembus pandang; hingga tidak perlu menutup mata, hanya menutup mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; kemudian hingga membuka mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; hingga mencapai indera extra sensory. Pada akhirnya memasuki target dominasi dengan midbrain; memulihkan potensi awal yang seharusnya dimiliki umat manusia. Inilah yang disebut dengan talenta; sehingga mereka berubah menjadi manusia baru dalam jaman modern ini.
HUBUNGAN ANTARA “METODE BELAJAR MENUTUP MATA” & “METODE BELAJAR MIDBRAIN”
Nama “Metode Belajar Menutup Mata” diambil dari sebuah fenomena yang dapat dihasilkan setelah midbrain diaktifkan. Berarti bahwa anak tersebut dapat belajar dengan menutup mata. Tetapi bila ditambah sebuah kata “metode”, maka artinya sama sekali berbeda. “Metode Belajar Menutup Mata” memberikan kesan yang salah bagi banyak orang; bahkan ada beberapa yang salah mengartikan.
Banyak orangtua menanyakan bahwa anak memiliki mata kenapa tidak digunakan malahan belajar sambil menutup mata; sepertinya agak melawan alam atau aliran sesat. Arti yang dimaksudkan adalah “metode” “belajar menutup mata” ini cukup efektif; semenjak itu, anak tidak perlu menggunakan mata dalam belajar; bahkan “memejamkan mata” dalam menjalani hidupnya.
Sebenarnya, tujuan akhir setelah midbrain diaktifkan bukanlah meminta orang untuk belajar sambil menutup mata atau memejamkan mata dalam menjalani hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing mifbrain. Sehingga mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu anak memasuki interbrain. Setelah terbiasa menggunakannya, tidak perlu menutup mata juga dapat menggunakan midbrain; yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri; sehingga otak kanan dan otak kiri berkembang secara seimbang.

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN

Mengapa dapat melihat dengan menutup mata? Dapatkah melihat setan?
Gelombang otak yang dipancarkan oleh midbrain dapat membuat orang melihat dengan menutup mata. Setan tidak memiliki wujud; gelombang otak tidak dapat merasakannya, sehingga setan tidak terlihat.
Mengapa midbrain dapat tertutup?
Karena tekanan dan kesedihan. Kesedihan merusak otak; sedangkan rasa gembira membuka otak. Bila belum memasuki dominasi midbrain, setelah diaktifkan dapat tertutup kembali. Sehingga memerlukan latihan yang sering untuk memasuki kondisi terdominasi oleh midbrain.
Apakah interbrain setiap anak dapat diaktifkan?
Ada hambatan apa saja?Berdasarkan catatan pelajaran GMC, midbrain pada sekitar 70-80% anak, pada pelajaran pertama dapat berhasil diaktifkan. Asalkan anak tersebut memiliki jiwa yang sehat dan bersedia bekerjasama, dengan usia antara 5-12 tahun, midbrain dapat diaktifkan. Hambatan dalam mengaktifkan midbrain antara lain adalah: tekanan, ketakutan, kurang percaya diri, curiga, tidak mau menerima, berpikir yang tidak-tidak dan lain sebagainya.
Bila anak kita memiliki hambatan tersebut diatas, bagaimanakah penanganannya?
Orang tua dan anak perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik; saling membantu mengatasi hambatan. Menyemangati anak untuk secara rileks mengikuti pelajaran aktivasi. Bila diperlukan, dapat meminta wakil dari GMC untuk membantu. Bila aktivasi pertama kali tidak berhasil, mohon tidak langsung putus asa dan terus melanjutkan pelatihan.
Setelah midbrain anak diaktifkan, apakah dapat menyebabkan gegar otak karena terlalu banyak menggunakan daya otak?
Tidak dapat; setelah midbrain teraktivasi, anak akan menggunakan tiga otak secara seimbang; sehingga tidak terjadi gegar otak. Metode untuk mengaktifkannya menggunakan teknik alami seperti suara, musik, warna, suasana dan lain sebagainya; tidak ada faktor dari luar yang dimasukkan kedalam tubuh (seperti minum obat, suntikan, menggunakan gelang listrik kepala dan lain sebagainya). Tubuh dan otak anak masih sama seperti pada awalnya. Sebaliknya, orang yang midbrainnya belum teraktivasi hanya menggunakan sebagain kecil dari otak kirinya; sehingga dapat mengakibatkan terlalu keras menggunakan daya otak.
Pelajaran dan pelatihan kecerdasarn semacam ini meliputi apa saja? Perlu mengeluarkan berapa banyak biaya untuk mengikuti pelatihan kecerdasan ini?
Selain mengaktifkan interbrain, pelajaran satu setengah hari juga mengajarkan “mind mapping”, “speed reading”, “excellence learning” dan lain sebagainya kepada anak; sehingga anak lebih santai dan gembira dalam membaca. Sebenarnya ini merupakan pelajaran yang paling murah di pasaran; pelajaran lainnya (piano, kesenian dan lainnya) memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang banyak. Mengaktifkan midbrain hanya memerlukan satu setengah hari; seumur hidup tetap berguna!

MENGAKTIFKAN OTAK TENGAH

Jalan menuju Genius
1. Apa itu “midbrain” (mesencephalon) dan apa tujuan mengaktifkan otak tengah?
Otak tengah adalah jembatan untuk menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara normal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.
2. Apakah manfaat dari pengaktifan otak tengah?
Ketika otak tengah diaktifkan , anak anda akan memiliki akses yang mudah ke baik otak kiri maupun kanan. Dengan akses mudah ini, mereka akan belajar, membaca dan mengahafal benda-benda dalam kecepatan yang lebih cepat dan dengan demikian meningkatkan keyakinan, minat dan konsentrasi mereka dalam belajar.
3. Apakah tujuan dari penutupan mata dengan kain?
Dapat melihat ketika mata ditutup merupakan fenomena bagi mereka yang otak tengahnya telah diaktifkan.Oleh karenanya BFR adalah cara untuk membuktikan kepada orang tua bahwa otak tengah telah diaktifkan.
4.Bagaimana kursus dilaksanakan?
GMC tidak menggunakan kekuatan supernatural, meditasi dan hipnosis di dalam kelas. Kursus murni pendidikan secara alami.Murid harus bekerjasama untuk memperoleh manfaat darinya. Dalam 1 ? hari materinya adalah:a) Bagaimana masuk ke dalam “Keadaan Genius” dari pembelajaran.b) Pengaktifan otak tengahc) Menggunakan BFRd) Pembinaan keyakinan dan meningkatkan konsentrasie) Membaca cepat dan konsep pemetaan otak dasar.
5. Apakah orang tua diperbolehkan selama kursus?
Murid-murid perlu memberikan konsentrasi dan perhatian penuh dalam kelas. Oleh karenanya, orang tua tidak diijinkan di dalam kelas untuk mengurangi gangguan terhadap anak-anak. Orang tua diundang untuk menghadiri “brifing” pada akhir sesi pada hari kedua.
6. Apakah manfaat mengikuti Metode “Blindfold Reading”?
Sebagian besar anak-anak mengalami peningkatan dalam ingatan, konsentrasi, kreativitas, persepsi dan stabilitas emosi.Ketika mereka tumbuh, hormonnya akan seimbang dan memiliki kesehatan yang baik.
7. Apa peranan orang tua dalam BFR?
Orang tua harus mengarahkan dan mendorong anak-anak mereka untuk latihan selama 10-15 menit tiap hari. Mereka harus positif, mendorong dan melakukan latihan untuk waktu yang menyenangkan bersama. Kebahagiaan merupakan kunci untuk pengaktifan otak tengah. Ini penting untuk dicatat bahwa anak-anak mereka telah latihan sebelum belajar. Latihan BFR akan menjadi kegiatan sepanjang hidup sebab ini jalan menuju genius.
8. Apakah otak tengah ditutup setelah kegiatan?
Untuk mencegah agar otak tengah tidak tertutup, anak-anak membutuhkan latihan 10-15 menit sekurang-kurangnya tiga kali seminggu. Paling baik latihan tiap hari, seperti persiapan latihan sebelum belajar. Bahkan ketika anak-anak masuk universitas, mereka perlu melakukan hal yang sama. Ini tugas sepanjang hidup untuk melatih otak tengah agar tetap aktif.
Apa itu “Blindfold Reading Method?”
“Blindfold Reading Method” merupakan cara yang didisain untuk mengaktifkan kemampuan otak tengah dan kemampuan otak tengah yang dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.

Pangujian Standar Blindfold Method
Selesai kursus 1 ? hari, anak kita akan diuji dengan menutup mata mereka untuk “melihat” dan “membaca” tanpa menggunakan mata telanjang. Ini adalah karena setelah otak tengah diaktifkan satu fenomena akan terjadi yaitu anak-anak kita dapat “melihat” dan “membaca” walaupun mata mereka ditutup dengan kain. Latihan selanjutnya yaitu otot-otot mata dan tangan akan mengaktifkan lagi kemampuan seperti semula. Anda hanya perlu melatih anak-anak anda selama 15 menit saja setiap hari.
Manfaat “Blindfold Reading Method”
Banyak ilmuwan telah memberikan penjelasan teori tentang fungsi-fungsi otak kiri dan otak kanan. Menurut penyelidikan yang mutakhir, manusia yang otak kanan dominan akan memproses informasi dan bereaksi dengan cara yang berlainan.Kebanyakan teori mengataka bahwa siapa saja yang otak kanannya dominan akan bersifat emosional dan bertindak dengan mengikuti perasaan, suka menghayal. Apabila otak kiri yang dominan akan bereaksi secara lebih logis. Murid-murid yang otak kirinya dominan akan menunjukan sifat yang lebih teratur. Mereka akan menganalisa informasi serta memprosesnya secara teratur.Selain dari pada itu, murid-murid yang otak kirinya dominan lebih ber-hati-hati dan mengikuti peraturan, menunjukkan kemampuan yang kuat dalam matematik dan ilmu serta dapat menjawab persoalan dengan cepat.Dengan demikian , kepribadian seseorang itu akan ditentukan oleh jenis dominan otak kita.
Bagaimanakah dengan pelajar yang otak tengahnya dominan?
Mereka akan menunjukkan sifat yang seimbang antara otak kiri dan otak kanan. Maka, kemampuan “otak tengah merupakan rahasia menuju sukses.” Otak tengah berfungsi seperti pusat kendali untuk otak kiri dan otak kanan dan kemampuan seperti semulanya dapat menonjolkan lagi kehebatan otak manusia.
Keistimewaannya adalah:
a) Meningkatkan kemampuan pengingatan
b) Dapat mendorong perhatian
c) Kreatif
d) Mengimbangkan hormone
e) Kestabilan emosi
Menutup mata murid-murid hanyalah untuk menunjukkan bahwa otak tengah seorang murid telah diaktifkan. Tujuan kami bukanlah menutup mata. Menutup mata hanya tahap pertama dimana murid-murid itu belajar konsentrasi. Murid-murid tidak perlu membalut mata apabila telah mencapai tahap yang tinggi.
Dimana Anda bisa memperoleh Pelatihan Mid-Brain?
Pelatihan Aktivasi otak tengah untuk anak usia 5 -12 tahun
Telah Hadir di berbagai kota Pelatihan Aktivasi Otak Tengah yang hasil instannya anak bisa melihat dengan mata ditutup. Tanpa magic benar-benar ilmiah dengan otak tengah seperti kelelawar, berminat hub ARIES 081320543054
Otak Tengah (Mid Brain)
Otak Tengah is an Indonesian word for Mid brain. What is so special in that region of the brain? We can see the phenomenal discovery in mid brain.
Mid brain transmit brainwave. The brain wave is just like a light wave. It can be reflected by object around us. Mid brain can act as receiver too. That is why children that their mid brain already activated can see without their eyes. They see by their mid brain.
Check the video if you don’t believe it. I have seen these ordinary children doing something that only top magician can do. This is done without any spiritual act. This is not a camera trick. This is all scientific.
Children with activated mid brain can utilize their brain more than their friends. Mid brain balance the left and right brain. Instead of controlled by either left or right brain, it is better to be controlled by the well balanced brain.


Training ini akan mengaktifkan otak tengah dari anak anda untuk seumur hidupnya. Investasi yang sangat bermanfaat untuk kehidupan anak kelak di masa depan.
Dengan biaya investasi tidak seberapa, otak tengah anak anda dapat diaktifkan. Training ini hanya memakan waktu 2 hari. Dilatih oleh instruktur yang disiapkan khusus oleh Mr. David Ting (Malaysia). 

Sumber : http://inohonggarut.blogspot.com

Jumat, 12 November 2010

Mahasiswa versus kekuasaan.




Yang pernah mengalami pahitnya belenggu kekuasaan terasakan betapa susahnya dan idealismenya angkatan 66 yang melahirkan tokoh nasional dalam perpolitikan terutama dari HMI dan kita lihat pergerakan mahasiswa era 80-an dimana kekuasaan orde baru masih dominan, tapi militansi gerakan mereka jauh lebih bersemangat dan kemudian dilanjutkan era reformasi tahun 1999 dan berhasilkan merontokan sang penguasa dominan dari tambuk kekuasaan. Suatu pergerakan yang luar biasa yang tertulis dalam sejarah pergerakan mahasiswa walaupun harus
Namun pra reformasi kekuatan itu semakin berkurang, suara mahasiswa nyaris hilang seiring para aktifis tahun 1999 sudah masuk birokrasi kekuasaan dan era kepartaian yang menghilangkan idealisme dan militansinya. Tapi pendewasaan aktiftas mahasiswa terlihat saat mulai keluar dari kancah aktifis kampus dimana idealisme berubah menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa dan rekruitmen dari mantan aktifis yang dilakukan para parpol masa kampanye pemilu 2004 terasa deras, tapi entahlah menjelang pemilu 1999 dimana sisa-sisa mahasiswa yang aktifis mau kemana arahnya. Mahasiswa memang identik dengan kekuasaan dan idealisme harus dipertahankan walaupun bukan lagi aktifis , tapi sikap kritis harus terus pandang mundur.

Mahasiswa dengan perubahan.

Siapa yang tak kenal mahasiswa yang begitu berperan dalam perubahan tatanan kehidupan bernegara. Kita kenal angkatan 66 yang berperan dalam perubahan pada masa orde lama, atau saat terjdinya reformasi dengan mengorbankan mahasiswa Trisakti dengan peristiwa Trisakti yang menorehkan catatan cemerlang peran mahasiswa ternyata bisa merobohkan tembok kokoh Suharto sebagai penguasa orde lama yang sampai sekarang masih belum tuntas masalahnya. Tapi idealisme semasa mahasiswa berubah manakala sudah menjadi seorang birokrat atau ikut andil dalam kancah politik dinegeri ini.

adahal idealisme itulah yang membedakan anak muda dengan generasi sebelumnya tapi perubahan karakter budaya ini sebagian menganggap wajar seiring dengan proses pendewasaan, tapi sisi lain idealisme ini karakter khas seorang pembaharu yang selalu melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan memberikan nuansa perbaikan. Dengan nilai ketulusan tanpa tendensi dan pretensi apa-apa semata-mata keinginan memberikan masukan bagi perbaikan negeri ini yang melenceng dari nilai reformasi yang terlihat kebablasan, tapi banyak perubahan di negeri ini dan tentu saja semangat reformasi ini harus ditindak lanjuti oleh angkatan berikutnya. jangan hanya sekedar mahaswa yang sekedar kuliah, tanpa mau mewarnai aktifitas sosial kemasyarakatan yang ternyata jauh lebih berarti ketika menjadi masyarakat biasa dengan melupakan label mahasiswa, tapi janganlah melupakan label idealisme, walau pendewasaan itu niscaya. Negeri ini begitu membutuhkan orang-orang idealisme yang semakin lama semakin hilang.

3 Mahasiswa RI Borong Medali dari Mercy

Stuttgart - Di tengah kisruh antar-penegak hukum di tanah air, kabar bahagia justru datang dari Jerman. Tiga mahasiswa Indonesia meraih medali dari Daimler AG, produsen Mercedes Benz, dan UNESCO atas inovasi mereka yang cemerlang di bidang teknik.

Penghargaan ini adalah Mondialogo Engineering Award. Daimler AG bersama UNESCO mencari mahasiswa teknik berprestasi di seluruh dunia untuk berinovasi mengentaskan kemiskinan dan mencegah perubahan iklim. Tidak tanggung-tanggung, ketiga anak muda Indonesia ini memborong medali emas sampai perunggu.

Benny, mahasiswa UGM sukses meraih medali emas lewat proyek Zero Waste Production System in Small/Medium Cluster. Benny yang bekerja sama dengan Awqi Gibran, mahasiswa asal Chalmer University of Technology Gothenberg, Swedia, merebut hati dewan juri dengan menciptakan sumber energi alternatif dari limbah industri dan biologi.

Sementara, Fengky Satria Yorestra asal Universitas Andalas meraih medali perak lewat proyek Evacuation Infrastructure from Tsunami for Coastal Communities in West Sumatera. Medali perunggu sukses direbut Nanang Sugianto dari Universitas Udayana lewat proyek Development of a Transportable Bioreactor for Anaerobic Treatment.

Indonesia meraih medali bersama mahasiswa India, Afrika Selatan, Canada, Brazil dan lain-lain. Dalam rilis KBRI Berlin kepada detikcom, Kamis (12/11/2009), penghargaan ini diberikan langsung oleh bos Daimler Dr. Dieter Zetsche didampingi para dubes negara bersangkutan. Pada 9 November 2009 lalu, pembalap F1 Lewis Hamilton juga mendampingi para juara menerima penghargaan.

Rabu, 10 November 2010

Guru dan Semangatnya

Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mendidik, tapi juga mengajarkan. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.

Menjadi guru juga bukan sesuatu yang gampang. Apalagi, menjadi guru bagi anak-anak yang mempunyai “keistimewaan”. Dan saya, merasa beruntung sekali dapat menjadi guru mereka, walau cuma dalam beberapa jam saja. Ada kenikmatan tersendiri, berada di tengah anak-anak dengan latar belakang Cerebral Palsy (sindroma gangguan otak belakang).

Suatu ketika, saya diminta untuk mendampingi seorang guru, di sebuah kelas khusus bagi penyandang cacat. Kelas itu, disebut dengan kelas persiapan, sebuah kelas yang berada dalam tingkatan awal di YPAC Jakarta. Lazimnya, anak-anak disana berumur antara 9-12 tahun, tapi kemampuan mereka setara dengan anak berusia 4-5 tahun, atau kelas 0 kecil.

Saat hadir disana, kelas tampak ramai. Mereka rupanya sedang bermain susun bentuk dan warna. Ada teriak-teriakan ganjil yang parau, dan hentakan-hentakan kepala yang konstan dari mereka. Ada pula tangan-tangan yang kaku, yang sedang menyusun keping-keping diagram. Disana-sini terserak mainan kayu dan plastik. Riuh. Bangku-bangku khusus berderak-derak, bergesek dengan kursi roda sebagian anak yang beradu dengan lantai.

Saya merasa canggung dengan semua itu. Namun, perasaan itu hilang, saat melihat seorang guru yang tampak begitu telaten menemani anak-anak disana. “Mari masuk, duduk sini dekat Si Abang, dia makin pinter lho bikin huruf,” begitu panggilnya kepada saya. Saya berjalan, melewati anak-anak yang masih sibuk dengan tugas mereka. Ah benar saja, si Abang, anak berusia 11 tahun yang mengalami Cerebral Palsy dengan pembesaran kepala itu, tampak tersenyum kepada saya. Badannya melonjak-lonjak, tangannya memanggil-manggil seakan ingin pamer dengan kepandaiannya menyusun huruf.

Subhanallah, si Abang kembali melonjak-lonjak. Saya kaget. Saya tersenyum. Dia tergelak tertawa. Tak lama, kami pun mulai akrab. Dia tak malu lagi dibantu menyusun angka dan huruf. Susun-tempel-susun-tempel, begitu yang kami lakukan. Ah, saya mulai menikmati pekerjaan ini. Dia pun kini tampak bergayut di tangan saya. Tanpa terasa, saya mengelus kepalanya dan mendekatkannya ke dada. Terasa damai dan hangat.

Sementara di sudut lain, sang Ibu guru tetap sabar sekali menemani semua anak disana. Dituntunnya tangan anak-anak itu untuk meniti susunan-susunan gambar. Dibimbingnya setiap jemari dengan tekun, sambil sesekali mengajak mereka tersenyum. Tangannya tak henti mengusap lembut ujung-ujung jemari lemah itu. Namun, tak pernah ada keluh, dan marah yang saya dengar.

Waktu berjalan begitu cepat. Dan kini, waktunya untuk pulang. Setelah membereskan beberapa permainan, anak-anak pun bersiap di bangku masing-masing. Dduh, damai sekali melihat anak-anak itu bersiap dengan posisi serapih-rapihnya. Tangan yang bersedekap diatas meja, dan tatapan polos kearah depan, saya yakin,
membuat setiap orang tersenyum. Ibu guru pun mulai memimpin doa, memimpin setiap anak untuk mengatupkan mata dan memanjatkan harap kepada Tuhan.

Damai. Damai sekali mata-mata yang mengatup itu. Teduh. Teduh sekali melihat mata mereka semua terpejam. Empat jam sudah saya bersama “malaikat-malaikat” kecil itu. Lelah dan penat yang saya rasakan, tampak tak berarti dibanding dengan pengalaman batin yang saya alami. Kini, mereka bergerak, berbaris menuju pintu keluar. Tampak satu persatu kursi roda bergerak menuju ke arah saya. Ddduh, ada apa ini?

Lagi-lagi saya terharu. Setibanya di depan saya, mereka semua terdiam, mengisyaratkan untuk mencium tangan. Ya, mereka mencium tangan saya, sambil berkata, “Selamat siang Pak Guru..” Ah, perkataan yang tulus yang membuat saya melambung. Pak guru…Pak Guru, begitu ucap mereka satu persatu. Kursi roda
mereka berderak-derak setiap kali mereka mengayuhnya menuju ke arah saya. Derak-derak itu kembali membuat saya terharu, membayangkan usaha mereka untuk sekedar mencium tangan saya.

Anak yang terakhir telah mencium tangan saya. Kini, tatapan saya bergerak ke samping, ke arah punggung anak-anak yang berjalan ke pintu keluar. Dalam diam saya berucap, “..selamat jalan anak-anak, selamat jalan malaikat-malaikat kecilku…” Saya membiarkan airmata yang menetes di sela-sela kelopak. Saya biarkan bulir itu jatuh, untuk melukiskan perasaan haru dan bangga saya. Bangga kepada perjuangan mereka, dan juga haru pada semangat yang mereka punya.

***

Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung.

Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan. Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik
mereka.

Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia?

Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru. Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu, dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang berbeda disana. Cobalah. Rasakan.


Sumber: http://www.resensi.net/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *