Sabtu, 30 Juni 2012

PROSEDUR AJUAN BEASISWA BPPS MUDAH

ADA anggapan selama ini kuliah untuk program pasca ini rumit dan biaya sangat mahal dan hal ini dialami penulis sewaktu mengambil program S-2. tapi mata kita baru terbuka kalau pemerintah telah menyediakan kemudahan untuk kuliah lanjut melalui jalur beasiswa, salah satunya ada program beasiswa dari Dikti untuk dosen (BPPS) dan untuk mahasiswa yang baru lulus (Bidik). dengan keinginan berbagi dengan teman dosen lainnya yang belum ada kesempatan karena kurangnya informasi.

Hal yang harus dipersiapkan.
  • Menyelesaikan persyaratan beasiswa khususnya dosen
Hal yang harus dipersiapkan dan agak lama karena anda harus bolak balik mencari informasi tentang waktu ajuan beasiswa biasanya mulai sekitar bulan februari sampai bulan maret dan ajuan biasanya bukan bersifat pribadi tapi harus kampus dimana anda mengajar yang mengajukan.dibawah ini ada beberapa syarat yang harus anda selesaikan
ketentuan pelamar BPPS
  1. Dosen tetap pada perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
  2. Yang dimaksud dosen tetap di lingkungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan adalah:
a)    Dosen tetap pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah;
b)    Dosen pegawai negeri sipil yang dipekerjakan di perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat atau Perguruan Tinggi Swasta (PNS DPK)
c)     Dosen tetap Perguruan Tinggi Swasta dengan ketentuan sebagai berikut:
(1)   Dosen tetap yang diangkat oleh Ketua Yayasan atau Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional;
(2)   Sudah mempunyai Nomor Induk Kepegawaian (NIK) yayasan;
(3)   Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Calon PNS (CPNS) di luar Kemdiknas;
(4)   Tidak berstatus guru PNS dan/atau guru yang sudah disertifikasi;
(5)   Memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN)
3.    Memenuhi persyaratan Tugas Belajar yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009. Surat Keputusan Tugas Belajar (sebagaimana tercantum pada peraturan tersebut) harus diperolehnya maksimal satu tahun sejak diterima sebagai mahasiswa. Segala konsekuensi yang diakibatkan oleh tidak diurusnya SK Tugas Belajar tersebut menjadi tanggung jawab dosen yang bersangkutan dan perguruan tinggi yang mengirimnya.
kelengkapan syarat administrasi
  1.  Fotokopi Surat Keputusan (SK) Pengangkatan pegawai pertama dan terakhir;
  2. Surat Keterangan atau Rekomendasi dari Kopertis tentang Status Dosen Tetap Yayasan;
  3. Fotokopi NIP/Kartu Pegawai/NIDN;
  4. Surat keterangan Angka Kredit/Jabatan Akademik dosen yang dicapai dari Pimpinan Perguruan Tinggi Asal/Kopertis;
  5. Surat Pernyataan penugasan (tersedia dalam formulir pendaftaran)
 Sumber : Pedoman Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS), Tahun 2011.
Setelah ketentuan telah anda penuhi dengan pihak akademis maupun dengan syarat personal seperti legalisisasi ijazah (S1, S2, S3) yang sebelumnya harus ada kepangkatan dosen, tapi tahun ini cukup melampirkan NIDN saja, apakah nama anda sebagai dosen sudah didaftarkan atau belum?
  •  Ajukan berkas persyaratan dan surat ajuan beasiswa ke KOPERTIS
Kemudian semua persyaratan anda ajukan ke kopertis untuk diverfikasi kelengkapan dan kelayakannya dan jangan lupa anda minta surat penyerahan berkas untuk jaga-jaga kalau berkas kita terselip atau belum sampai.(prosesnya cukup lama jadi anda ikuti terus dan berkomunikasi dengan penerima berkas kita di kopertis)

Kemudian anda dapat informasi kalau berkas anda sudah di verifikasi di kopertis dan anda akan mendapatkan SURAT REKOMENDASI dari ketua kopertis setempat untuk mendapatkan beasiswa yang akan anda lampirkan saat anda mendaftar ke BPPS Dikti secara online. ke http://beassiwa.dikti.go.id/bpps  dan anda juga harus lampirkan past photo berwarna dalam bentuk yang telah ditetapkan dan tunggu hasilnya berupa printout bukti anda telah mendaftar online beasiswa BPPS ke Dikti. langkah selanjutnya anda mendaftar ke PPs yang anda tuju sesuaidengan jurusan anda dengan membawa persyaratan
  1. Fotokopi Ijazah Pendidikan terakhir yang telah disahkan oleh yang berwenang; 
  2. Fotokopi Transkrip Akademik yang telah disahkan oleh yang berwenang, 
  3. Lulusan Perguruan Tinggi Swasta harus menyertakan hasil Ujian Negara;
  4.  Fotokopi karya ilmiah terbaik yang dihasilkan selama lima tahun terakhir. Bila penelitian lampirkan ringkasannya; (bagi yang memiliki) 
  5. Rekomendasi akademik dari dua orang dosen yang pernah membimbing dalam studi atau dari atasan (tersedia dalam formulir pendaftaran); 
  6. Pernyataan dukungan/ijin atasan tempat bekerja (tersedia dalam formulir pendaftaran); 
  7. Pas Foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) buah; 
  8. Tanda bukti pembayaran biaya pendaftaran.
 Setelah di verifikasi oleh PTN penyelenggara baru kita mendapatkan NOMOR TEST dan sekitar dua/tiga pekan kita akan mengetahui hasil test PPs kita (LULUS/TIDAK) dan kalau diterima langkah berikutnya anda mendaftar ulang sambil melengkapi persyaratan diatas plus uang pertama, oleh karena kita tidak secara langsung mendapatkan beasiSwa, jadi nombok dulu yang penting anda sudah lulus tes masuk ke PTN yang anda tuju.

Selanjutnya tinggalah sabar menanti dan dari panduan BPPS kita dapat tunjangan bulanan yang suatu waktu berubah :
NO
KOMPONEN BIAYA
JENJANG PENDIDIKAN
S2
S3
1.
Tunjangan baiay hidup
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.500.000,-
2
Tunjangan penelitian
Rp. 425.000,-
Rp. 900.000,-
3
Biaya buku
Rp. 300.000,-
Rp. 325.000,-
4
Biaya penyelenggaraan pendidikan
Maksimal
Rp. 1.250.000,-
Maksimal
Rp. 1.500.000,-
  • Persiapan kuliah dan menunggu beasiswa turun.
Harap-harap cemas menunggu beassiwa turun, walaupun sudah lulus dan mulai kuliah biasanya beberapa bulan setelah perkuliahan dimulai dan dimulai ada mata kuliah martikulasi bagi yang masuk jurusan yang tidak linier.semoga bermanfaat bagi semuanya.

SUMBER : Panduan Beasiswa Dikti

Kurikulum dan dosen

Manajemen Pendidikan

DOSEN
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.
Prof. Dr. Thamrin Abdulah, MM
Prof. Dr. Sutjipto
Prof. Dr. Suparno Eko Widodo
Prof. Dr. Madha Komala, M.Pd
Dr. Dwi Deswary. M.Pd
Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd
Dr. Rugaiyah, M.Pd
Dr. Suryadi, M.Pd.
Dr. Fakhrudin Arbah, M.Pd.
Dr. Nurhalim Sabang, M.Pd.
Dr. Siti Nurjanah, M.Pd.
Dr. Mardi, M.Si..
Dr. Wukir Ragil, M.Ed.
Prof. Dr. Jujun S. Suriasumantri
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni
Prof. Dr. Ch. Soeprapto, MM
Dr. Sudarsono, SH., M.Pd.
Dr. Umaedi
Dr. Basuki Ranto
Dr. Muhanto AQ
Dr. Sutanto
KURIKULUM PROGRAM MAGISTER (S2)
1) Kompetensi Umum
PPs 501 Filsafat Ilmu I
PPs 502 Metodologi Penelitian
PPs 503 Statistika I
2) Kompetensi Utama
MP 501 Kebijakan dan Pengambilan Keputusan
MP 502 Dasar-dasar Perencanaan Strategik
MP 503 Perilaku Organisasi
MP 504 Pembiayaan Pendidikan
MP 505 Supervisi dan Evaluasi Pendidikan
MP 506 Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah
PPs 599 Tesis
3) Kompetensi Pendukung
PPs 504 Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan
PPs 505 Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan
4) Matrikulasi
PPs 401 Landasan Ilmu Pendidikan*
PPs 402 Psikologi Pendidikan*
MP 401 Dasar-dasar Manajemen Pendidikan**
* Mata Kuliah Matrikulasi Kependidikan
** Mata Kuliah Matrikulasi Program Studi
KURIKULUM PROGRAM DOKTOR (S3)
1) Kompetensi Umum
PPs 701 Filsafat Ilmu II
PPs 702 Metodologi Penelitian Lanjut
PPs 703 Statistika II
2) Kompetensi Utama
MP 701 Perencanaan Stratejik Pendidikan
MP 702 Pengambilan Keputusan
MP 703 Manajemen Pendidikan Tinggi
MP 704 Aspek-aspek Politis, Ekonomi, Sosial, dan Budaya dalam Pendidikan
MP 705 Manajemen Sistem Pendidikan
MP 706 Ekonomi Pendidikan
MP 707 Kawasan Penelitian Manajemen Pendidikan
PPs 706 Disertasi
3) Kompetensi Pendukung
PPs 704 Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan 3 sks
PPs 705 Orientasi Baru dalam Pedagogik 3 sks

4) Matrikulasi
PPs 601 Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan*
PPs 602 Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan*
MP 601 Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan**
MP 602 Inovasi dalam Manajemen Pendidikan**
* Mata Kuliah Matrikulasi Kependidikan
** Mata Kuliah Matrikulasi Program Studi

PEMBERLAKUAN SPP TUNGGAL DIPERGURUAN TINGGI, ETISKAH?

Siang ini ada sosialisasi sistem SPP tunggal  di UNJ untuk mahasiswa program pasca dan sebenarnya tampaknya pemerintah akan melakukan pemetaan pembiayaan perguruan tinggi. Dengan adanya SPP tunggal maka besaran pembiayaan rill mahasiswa di setiap daerah dapat lebih jelas terlihat. 


Untuk perguran tinggi wacana penerapan SPP tunggal ini berawal dari rencana Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat biaya pendidikan tinggi di Tanah Air seperti di luar negeri, yakni hanya berupa tuition fee. wacana baru ini kemudian dibahas dalam  Rapat Rektor PTN se-Indonesia tanggal 20 Januari 2012 . Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia kali ini menggulirkan ide penerapan SPP tunggal dan credit earning di PTN se-Indonesia

Lahirnya kebijakan baru ini memungkinkan pemerintah untuk mengatur besaran minimum dan maksimum dari SPP di perguruan tinggi mengingat ketimpangan besaran SPP antarperguruan tinggi sangat besar. Dengan SPP tunggal,  berharap kampus menghitung semua pengeluaran universitas. Kemudian dari hitung-hitungan itu dipisah lagi antara kewajiban pemerintah dengan kewajiban masyarakat atau mahasiswa. Setelah terdata berapa besar tanggungan mahasiswa, baru dilakukan pembagian ke seluruh mahasiswa yang ada di kampus tersebut.

Yang dimaksudkan dengan pembayaran SPP tunggal  adalah SPP yang dibayarkan mahasiswa cukup membayar SPP satu kali dalam satu semester atau satu tahun. Setelah itu tidak ada lagi pungutan atau biaya-biaya lain yang dibebankan kepada mahasiswa. SPP tunggal diterapkan dengan merata-rata pengeluaran mahasiswa untuk komponen biaya pendidikan seperti SPP, biaya praktikum, biaya pengembangan gedung, dan sebagainya. Kemudian dihitung juga berapa kemampuan membayar tiap mahasiswa, termasuk kemampuan per daerah. Di luar rata-rata itu, kelebihannya akan disubsidi oleh Ditjen Dikti,

Selama ini, dalam satu semester mahasiswa banyak membayar biaya pendidikan di luar SPP. Seperti biaya praktikum, biaya laboratorium komputer, dan lainnya sehingga jadi tidak jelas berapa besaran SPP sebenarnya

Paradok 
Fakta yang melatarbelakangi gagasan SPP tunggal adalah kondisi aktual bahwa mahasiswa banyak sekali mengeluarkan uang. Selain uang rutin SPP, ada berbagai pungutan lain seperti uang buku, uang laboratorium, uang perpusatakaan, uang ujian, uang tabungan bimbingan skripsi, biaya wisuda dan KKN dan lain-lain. Dengan SPP tunggal, unit cost mahasiswa sudah dihitung, jadi tidak ada lagi pembayaran lain di luar SPP tunggal. Sekilas, SPP tunggal yang rencananya akan diterapkan tahun 2013 ini solutif, namun realitanya mengandung paradoks bahkan ironi di dalamnya. Bayangkan saja, kebutuhan di setiap unit kampus berbeda, fasilitas yang tersedia pun berbeda. Artinya, sistem SPP tunggal akan mengantarkan setiap PTN, bahkan fakultas, jurusan dan program studi untuk memiliki hitungan unit cost mahasiswa yang tentunya berbeda. Skema pembiayaan pun semakin banyak. Akan ada PTN, fakultas, bahkan jurusan dan program studi dengan SPP tunggal yang tinggi dan menjadi elitis, dan akan ada yang terkesan ‘murahan’. Sebutlah Fakultas Kedokteran dengan berbagai biaya prakteknya, SPP tunggalnya akan sangat tinggi dan sulit diakses mahasiswa miskin. Sementara bisa jadi ada jurusan di ilmu sosial humaniora misalnya yang SPP tunggalnya terjangkau menjadi incaran calon mahasiswa kelas menengah ke bawah. SPP tunggal PTN di pusat kota akan ‘menggila’ sementara PTN di wilayah marginal semakin termarginalkan..

Permasalahan utama pembiayaan di PTN yang dirasakan mahasiswa adalah tingginya biaya kuliah sehingga angka partisipasi pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah, sementara SPP tunggal sama sekali tidak menjamin akan membuat biaya kuliah menjadi terjangkau. Ketika SPP tunggal dianggap menjadi solusi pembiayaan pendidikan di PTN padahal tidak menjamin keterjangkauan biaya kuliah, disinilah paradoks terjadi. Lihat saja implementasi BOP-B di UI, alih-alih bertindak adil dengan memberikan SPP secara proporsional, yang terjadi adalah menzhalimi calon mahasiswa baru dari kalangan tidak mampu dengan sistem pembiayaan yang memberatkan mereka. Skema pembiayaan yang terkesan berpihak pada mahasiswa, ironisnya, justru membebani mahasiswa.

Fakta yang melatarbelakangi gagasan credit earning adalah kualitas unit pendidikan yang tidak merata, sehingga perlu diberi kesempatan mahasiswa dapat mengambil kuliah lintas PTN untuk mempertajam kompetensinya. Atau lebih jauh lagi, untuk menjadikan mahasiswa di PTN memiliki pengetahuan yang sempurna dan berhubungan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sistem ini memungkinkan mahasiswa dari sebuah PTN mengambil kredit mata kuliah tertentu di PTN lainnya tanpa harus membayar di kampus penerima. Selain itu, kredit yang diambil tersebut juga akan diakui kampus asal sebagai mata kuliah pilihan.

Ironisnya, ada beberapa realita yang menjadi tantangan dalam penerapannya. Sinergitas antar PTN misalnya. Lihat saja konflik kepentingan yang mewarnai penyelenggaraan SPMB dan UMPTN beberapa tahun lalu sehingga melahirkan yang disebut SNMPTN sekarang. Bukan tidak mungkin pihak PTN akan menghitung untung rugi, baik secara materi maupun non materi, jika credit earning jadi diterapkan. Dan jangan pula dilupakan bahwa arogansi almamater, terutama di PTN ternama di Indonesia, masih sedemikian kental. Belum lagi bicara tentang kepentingan kampus yang beragam. Perlu diingat bahwa antar PTN tidak selamanya mitra, tetapi juga kompetitor. Paradoks kepentingan. Kurikulum juga belum mendukung dan mungkin mahasiswa juga tidak seantusias yang dibayangkan. Saat ini bukan zamannya mahasiswa memperbanyak SKS yang diambilnya untuk memperdalam keilmuannya. Mungkin sangat sulit dicari mahasiswa sekarang yang mengambil SKS di atas 200 hanya untuk menyempurnakan wawasannya, seperti salah seorang asisten dosen yang pernah mengajar penulis ketika masih di kampus.

 Ironis memang, realitanya mahasiswa cenderung mengejar kelulusan daripada kompetensinya. Apalagi beban akademis dan biaya kuliah semakin berat. Toh jika credit earning jadi diterapkan, hanya segelintir mahasiswa yang dapat merasakan manfaatnya, terutama mahasiswa yang memiliki kelebihan finansial. Ketika sistem Credit Earning dipercaya dapat mempertajam kompetensi mahasiswa PTN yang saat ini lebih banyak berorientasi untuk lulus cepat, disinilah paradoks terjadi
Kebenaran mungkin memang relatif, karenanya berbagai paradoks dan ironi di dunia pendidikan bermunculan seiring dengan lahirnya gagasan-gagasan baru yang memperkaya wacana. Sayangnya, ide-ide tersebut tidak serta merta sejalan dengan optimalisasi upaya pemecahan masalah utama. Tulisan ini tentunya tidak hendak membatasi inovasi dan niat baik untuk berbenah yang merupakan suatu keharusan. Namun pihak pemangku kebijakan sudah seharusnya bijak dalam pemilihan prioritas kebijakan. Jangan sampai terlalu kaya wacana kemudian hilang fokus dan tidak ada perbaikan yang berhasil dilakukan.

Entah kemana ujung pembahasan tentang RUU Perguruan Tinggi, bagaimana pula nasib pengembangan riset dan kewirausahaan mahasiswa yang wacananya sempat mengemuka, atau bagaimana upaya yang telah dilakukan untuk memastikan 20% mahasiswa PTN berasal dari keluarga kurang mampu. Jangan-jangan sepanjang tahun ini masih ramai media menyoroti tentang aksi kekerasan, tawuran, sex bebas, narkoba dan berbagai aksi konyol dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Atau jangan-jangan tahun ajaran baru nanti kita akan kembali disuguhi berita tentang calon mahasiswa miskin dan cerdas yang tidak bisa kuliah di PTN karena tidak mampu membayar SPP. 

Ironis sekali jika sampai ada mahasiswa miskin yang terancam tak bisa membayar biaya kuliah di tengah kemewahan gaya hidup mahasiswa masa kini. Pekerjaan Rumah dunia kampus masih sangat banyak. Kampus memang merupakan tempat bersemainya ide dan wacana, namun jangan sampai hanya sebatas gagasan tanpa realisasi perbaikan. Jangan sampai perbaikan hanya sebatas angan.

Kekhawatiran PT
konsekuensinya adalah pada arus kas universitas. Dia mengilustrasikan, sumbangan pembangunan gedung yang biasanya dibayar dalam dua kali angsuran, melalui sistem SPP tunggal akan dibayarkan hingga delapan kali, sesuai beban semester yang wajib ditempuh mahasiswa. Jika pemerintah telah memberlakukan uang kuliah tunggal, pemerintah akan menanggung biaya-biaya operasional non-investasi antara lain seperti praktikum.

Jumlah biaya operasional setiap program studi dan PTN berbeda sehingga perhitungan uang kuliah tunggalnya pun akan berbeda-beda. Intinya, dengan uang kuliah tunggal mahasiswa hanya perlu bayar satu kali tanpa tambahan bayar ini itu..kemungkinan adanya perguruan tinggi yang akan kekurangan biaya operasional apabila tidak menaikkan uang SPP. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena pemerintah sudah berjanji akan membantu dengan sistem Insentifnya adalah menambah dana subsidi, sedangkan disintensifnya mengurangi subsidi, terutama bagi kampus-kampus ternama dan banyak peminatnya. (dari berbagai sumber)

Penerimaan Siswa Baru Harus Berdasar Kemampuan Akademik

JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, prinsip dasar penerimaan siswa baru harus didasari kemampuan akademik, bukan kemampuan finansial.

”Prinsip dasarnya pada kemampuan akademik, karena ini masuk dalam ranah sekolah. Karena itu, jangan ditafsirkan ada diskriminatif jika ada tes akademis sebelumnya,” ungkap Nuh, di Jakarta, kemarin.

Selain tes akademik, standar ukuran penerimaan juga harus didasari hasil Ujian Nasional (UN) atau nilai rapor. ”Penerimaan yang bagus itu pakai nilai UN dan nilai rapor,” imbuhnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak segan-segan melapor jika mendapati dugaan penyimpangan dalam proses penerimaan peserta didik baru. ”Segera laporkan dan saya minta posko untuk menindaklanjuti. Kalau terbukti harus diberi sanksi,” katanya.

Anggota Komisi X DPR RI Rohmani mengatakan pendapat yang senada. Penerimaan peserta didik baru harus didasari kemampuan akademik, terlebih di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Saat ini RSBI sebagian besar diisi anak-anak yang berasal dari keluarga mampu, bahkan titipan pejabat daerah. Hal itu justru tidak menunjukkan adanya azas keadilan dalam sistem pendidikan di Indonesia. ”Penerimaan itu jangan didasari berapa orang tua murid bisa bayar, sehingga murni anak yang masuk itu benar-benar berpotensi bagus,” tandasnya.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti berpendapat, penerimaan siswa baru dengan sistem online baik untuk diterapkan. Menurutnya, hal itu dapat mengurangi kesempatan terjadinya kecurangan, karena semuanya dapat diketahui secara transparan. ”Kecurangan cenderung bisa diatasi dengan sistem online, karena ada transparansi. Semua bisa mengetahui berapa nilai tes akademik atau ujian nasional seorang siswa, lalu bisa melakukan verifikasi dengan mudah.” (K32-37)


Sumber :http://www.suaramerdeka.com/

Wahai Dosen, Mana Tulisanmu?

 Oleh : Amin Musthofa, Esais dan Peneliti Sosial, tinggal di Pati

BERGERAK di dunia kepenulisan secara kritis merupakan ciri khas mahasiswa. Semangat menggelora untuk menghasilkan karya tulis yang baik terus menyala dalam diri mahasiswa. Terbukti, karya mahasiswa terus menghiasi dunia media massa. Bahkan tulisan mahasiswa kerap sangat berbeda dari tulisan lain, karena dilakukan dengan motivasi sangat tinggi. Publik pun memberikan sambutan meriah dengan kegemuruhan aktivisme mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis yang baik dan berkualitas.

Karya tulis mahasiswa tidak hanya beredar di berbagai media massa, tetapi juga di buletin, jurnal, dan buku. Tidak sedikit karya mereka berkapasitas tinggi, bahkan sangat inspiratif dalam dunia pergolakan.

Tulisan mahasiswa makin hangat karena mendapatkan apresiasi tinggi dalam berbagai kajian dan wacana perdebatan antara dunia kampus. Jaringan lintas kampus itu yang membuat ide kritis makin menyebar dalam ragam pergerakan sosial yang terjadi.

Pertanyaannya sekarang, mana karya tulis para dosen? Kalau mahasiswa begitu aktif, sedikit sekali dosen yang aktif dalam menulis karya di media, jurnal, bahkan buku. Kerisauan ini bahkan diakui oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang melihat para dosen masih miskin tulisan dan minim kualitas tulisan dalam penelitian.

Rata-rata dosen lebih banyak mengejar setoran, tanpa ada perenungan dan pemaknaan kritis atas fakta sosial di sekeliling.

Kalau kita lihat di media massa, hanya orang-orang itu yang menghiaskan tulisan mereka di media massa. Dosen yang lain mana? Ternyata yang lain lebih banyak mengejar proyek atau sekadar kejar setoran dalam mengajar. Jebakan proyek terlihat sekali dari para dosen sehingga semangat menulis mereka menurun. Jebakan proyek yang menjanjikan kekayaan telah menyita waktu dosen dalam menganalisis keilmuan, sehingga sibuk dengan berbagai pelaporan proyek yang terus dikejar. Selesai satu proyek berganti dengan proyek lain, yang terus berganti-ganti.

 Menggiurkan

Di berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, jebakan proyek memang sangat menggiurkan. Tak lain karena perguruan tinggi tekemuka begitu dekat dengan jaringan kekuasaan. Jaringan kekuasaan sangatlah mendekatkan dunia dosen untuk ikut serta dalam berbagai proyek negara. Atau, juga dengan berbagai perusahaan sehingga memanfaatkan jaringan proyek perusahaan besar.

Itu jelas menjanjikan kekayaan melimpah. Terbukti, para dosen lebih banyak berlomba-lomba membeli mobil terbaru.

Areal parkir kampus sekarang dipenuhi mobil baru para dosen yang makin waktu kian banyak.
Ada juga seorang dosen yang hanya menghabiskan waktu untuk mengajar. Mereka tipologi dosen pasif yang pasrah dengan kondisi, tanpa gejolak keilmuan dalam diri. Tipologi itu gampang-susah karena mereka memang pasif dalam dunia pemikiran dan pergerakan.

Dosen model itu masih memegang tradisi normatif bahwa mengajar mendapatkan pahala besar. Hanya dengan mengajar, mereka seolah-olah mendapatkan pahala melimpah. Model dosen itu masih ada di sebagian kampus. Walaupun rata-rata mereka adalah generasi masa lalu yang kebetulan menjadi dosen saat itu.

Melihat kondisi dosen yang miskin karya tulis itulah, layak jika kita menggugat para dosen yang begitu asyik mengajar dan memberikan tugas ke mahasiswa. Seharusnya para dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam menggerakkan dunia keilmuan dan kepenulisan. Tetapi sering kali malah dosen yang harus berguru pada mahasiswa. Itulah yang harus diakui para dosen. Karena, fakta memang berbicara demikian.

Sedikit Sekali

Menurut pendapat Eko Prasetyo (2008), para dosen, bahkan yang lulusan luar negeri sekalipun, sedikit sekali yang bisa mengobarkan semangat intelektualisme dan semangat kepenulisan pada mahasiswa. Eko pun merasa kesulitan mencari mitra diskusi ketika diundang dalam berbagai acara seminar di berbagai kampus terkemuka di Indonesia. Dia sedih karena kemandekan intelektualisme dan kepenulisan kampus yang mengakibatkan para mahasiswa makin lesu dalam menggerakkan dunia diskusi dan makin lumpuh dalam menggerakkan semangat pembebasan melalui media kepenulisan.

Beberapa saat terakhir ini, pada saat sertifikasi merebak, para dosen hanya mengejar tulisan untuk syarat sertifikasi. Bukan sebagai gejolak intelektual yang menjadi penyemangat mahasiswa. Itu terbukti karena setelah tulisan terbit atau beredar, tulisan para dosen itu tak lagi terdengar atau bahkan sepi dari gagasan yang pernah dilontarkan. Mereka kembali sibuk dengan berbagai proyek yang menanti. Itu menimbulkan keprihatinan mendalam.

Dalam konteks ini, menarik apa yang dilakukan dosen terkenal, Jalaluddin Rahmat. Dosen satu itu tipe pemikir dan penulis yang mengharuskan diri menulis buku, minimal terbit satu dalam setahun. Target itu selalu dia penuhi, bahkan sering melebihi target. Setahun dia bisa menulis lima buku sekaligus. Itu dia akui dalam berbagai forum diskusi di berbagai kampus di Indonesia untuk membakar semangat menulis para dosen.

Menarik pula yang dilakukan Prof Yudian, yang berani menerbitkan buku dalam bahasa Inggris untuk khalayak kampus di Yogya. Dia juga menerbitkan autobiografi intelektual yang sangat menarik, bahkan yang pertama di dunia kampus di Indonesia. Kini, saatnya dosen berguru kembali.

Menjejakkan kaki di kampus, sekali lagi, bukan untuk menumpuk kekayaan, melainkan menjadi resi keilmuan yang terus mentransformasikan nilai kemanusiaan. 

Selasa, 26 Juni 2012

Untuk Apa Anak Punya Facebook?

AKHIR-akhir ini saya kerap bertanya-tanya, apa manfaat Facebook untuk anak-anak? Pikiran saya ini mulai berseliwerang semenjak beberapa waktu lalu saya mampir di sebuah warung internet (warnet) di bilangan Cilodong, Jawa Barat, untuk mengirim file ke kantor tempat di mana saya bekerja.

Saat itu, persis di samping kanan saya duduk, seorang bocah dengan sangat serius bermain game di Facebook. Kalau tidak salah, sepertinya dia sedang memainkan game Smurf’s Village. Saya tidak ingat betul pastinya. Pasalnya, memang, sangat banyak jenis permainan di Facebook yang saya pun tak pernah tertarik untuk bergabung meskipun seringkali ada notifikasi undangan untuk bergabung.




“Itu main game sama siapa, kok seru amat,” tanya saya iseng pada bocah itu, sebut saja namanya Rizki.
“Temen,” jawabnya singkat, tanpa tolehan kepala sedikit pun ke arah saya yang bertanya. Dia sedang berkonsentrasi penuh tampaknya.

“Temennya di mana, itu kok banyak yang gerak-gerak,” tanya saya lagi yang agaknya cukup mengganggu keasyikan anak yang sekira masih duduk di kelas 3 SD ini.

Ditanya, tak lama dia malah tiba-tiba berteriak, “bangsat!,” sambil terus menekan-nekan tombol keyboard dengan keras dan kesal.  Saya dianggap seperti tidak pernah ada di sampingnya. Dia keok dalam permainan itu, mungkin karena saya mengganggunya. Dia pun berteriak memaki dengan kesal, entah kepada siapa.
Tapi Rizki belum menjawab pertanyaan saya. Dia terlalu asyik. Saya dicuekin.

Di kesempatan lain, di warnet juga, tepatnya warnet game online, saya mampir untuk sekedar mengecek email. Apa yang saya temukan di sini? Saya seperti menjadi orang yang bersalah dan diadili massa di ruangan yang pengap, pekat dengan asap rokok, lagi penuh caci maki ini. Betapa tidak, kata kata seperti, maaf, “anjing”, “bangsat”, “asu”, “setan”, “bajingan” tumpa ruah di sini. Saya heran, kok ada warnet kayak gini.

Setiap kali ada yang over game atau mungkin telah takluk, tumpahlah kata-kata itu. Bahkan mereka mengumpat-ngumpat dengan menyebut-nyebut nama jenis kelamin.  Dalam amatan saya, sebagian besar dari mereka adalah anak anak sekolah. Anak anak sekolah atau anak-anak warnet, saya tidak tahu. Yang jelas, saat itu adalah jam sekolah dan warnet itu seperti menjadi laboratorium yang disesaki murid-murid.

Saya mengajukan pertanyaan yang sama kepada seorang anak masih duduk di bangku SMP yang duduk di samping saya sambil memainkan game-nya, dia masih pakai baju sekolah. Ternyata dia bermain game online bersama orang lain tapi berada di tempat lain yang dia sendiri tidak tahu di mana, bukan dengan teman-temannya yang ada di warnet itu. Luar biasa, ada jaringannya ternyata.

Sejak dulu saya sering melihat anak anak bermain game online tapi baru kali ini saya sempat bertanya perihal permainan yang dengan riang mereka mainkan itu. Rupanya benar-benar maya, dan itu asyik bagi mereka. Semacam ekstasi. Dan konon kabarnya, permainan game online pada umumnya menggunakan sistem jual beli-beli poin, ada transaksi. Seperti main judi.

Ada kisah lain. Untuk yang ini bukan pengalam saya melainkan sebuah sebuah kejadian yang pernah terjadi di negeri ini, gara-gara Facebook.

Di Bogor, Jawa Barat, seorang anak remaja berusia 18 tahun divonis bersalah oleh pengadilan karena dianggap menghina temannya melalui jejaring sosial Facebook. Pernah juga seorang remaja asal Kota Tangerang harus berurusan dengan aparat kepolisian setempat karena dianggap melakukan pelanggaran hukum terhadap teman perempuannya yang dikenal melalui jejaring Facebook.

Juga belum kita lupa sebuah riset yang dilakukan situs jejaring sosial Yahoo di Indonesia yang melaporkan pengguna terbesar internet di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun yakni sebesar 64%.
Sementara itu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet menyebutkan, tahun lalu pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta, dimana pertumbuhannya setiap tahun rata-rata 25%

Dilaporkan BBC Indonesia bulan Februari 2010 lalu, bahwa Komisi Nasional Perlindungan Anak yang telah menerima 100 laporan anak hilang yang diduga akibat aktivitas pada jaringan pertemanan di situs jejaring sosial.
Sementara itu Sekjen Komisi Perlindungan Anak Nasional Aris Merdeka Sirait mengatakan dari Januari sampai pertengahan Februari tahun tersebut terdapat sekitar 36 kasus terkait Facebook. Sebanyak 21 kasus penjualan seksual komersial melalui Facebook terjadi di Surabaya, katanya.

Sedangkan 11 kasus lainnya, kata Merdeka Sirait, ada di Jakarta juga menggunakan Facebook. Anak-anak berusia 14 tahun dan 15 tahun dijadikan pelampiasan kebutuhan biologis orang, ujar Merdeka Sirait. Ditambahkan pula ada enam kasus lainnya melalui Facebook menjadi korban pelecehan seksual. Dari 36 kasus itu, jelas Sirait, jejaring sosial Facebook banyak dimanfaatkan dalam bentuk negatif dan menjebak anak menjadi korban jejaring sosial Facebook.
Di laman yang sama, Ketua Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi, mengatakan situs jejaring sosial marak digunakan oleh anak-anak maupun remaja sebagai tempat berkeluh kesah. Ini disebutnya lazim terjadi karena mereka merasa tidak diperhatikan oleh sekolah maupun keluarga. Data yang dimiliki Komnas Perlindungan Anak, sekitar 53% pemakai Facebook di Indonesia adalah remaja berusia kurang dari 18 tahun.

Barangkali karena sadar dengan dampak buruk internet terhadap remaja, beberapa waktu lalu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan segera mengusulkan pelarangan waktu operasional warung internet (warnet) selama 24 jam guna menghindari dampak negatif  bagi para pelajar yang akan menghadapi ujian nasional. Operasional warnet selama 24 jam di wilayah itu dinilai perlu ditata kembali karena banyak pelajar terjebak dalam rutinitas hanya untuk bermain games.

Salah Kaprah Teknologi
Ini tentu fenomena yang menarik dan jelas memprihatinkan. Pertanyaan itu kemudian kembali mencuat, apa manfaat teknologi internet untuk anak anak? Buat apa anak anak SD, SMP, SMA, sudah memiliki akun Facebook? Untuk apa program internet masuk desa? Apakah teknologi internet sudah kita manfaatkan dengan baik atau kita yang telah dimanfaatkan? Apakah kita yang telah dipermainkan oleh game-game yang ada, walaupun secara lahir kitalah yang memainkannya? Apakah kita, anak anak belia itu sudah punya cukup filter yang bagus dalam memilah?

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan praktisi parenting dan spesialis kepengasuhan anak Irwan Rinaldi, terungkap bahwa kecenderungan anak menjadikan internet sebagai tempat pelarian favorit karena lemahnya orangtua dan lingkungan sekitarnya memberikan pendampingan. Sehingga tak berlebihan jika kemudian Irwan Rinaldi mengatakan peran masjid sebagai pilar dasar pendidikan dan pembangunan karakter anak anak Muslim mulai hilang.
Saat hari Jum'at misalnya, kata irwan, yang mayoritas jama'ahnya adalah usia anak anak dan remaja, khotib Jum’at nyaris tidak pernah menyapa mereka dengan pesan pesan motivasi dan sapaan yang menyentuh.

Hal itu diungkapkan Irwan sebagaimana pengalaman dia setelah berkeliling melakukan sholat Jum'at di di sejumlah masjid di Jabodatabek. Padahal waktu Jum'at adalah waktu di mana jamaah dengan usia anak dan remaja sedang berkumpul seringkali lebih banyak ketimbang jamaah dewasa.

Hari ini, sarana pendidikan yang paling efektif adalah masjid. Tapi, kata Irwan Rinaldi, ternyata banyak juga pengurus masjid yang tidak atau belum mengerti kepengasuhan anak, sehingga akhirnya anak anak pun lebih suka nongkrong di warnet ketimbang di masjid.

Saya pernah bertemu dengan seorang anak SMP yang dengan sangat bangga sekali mengatakan bahwa dirinya punya Facebook, dia juga mengaku sudah punya email. Tentu saja saya senang ada anak SMP yang mulai melek internet seperti dia apalagi jika membadingkan dengan diri saya yang baru mengenal internet saat baru duduk di bangku kuliah.

Tapi nyatanya, akun email dibuat hanya untuk daftar di Facebook. Setelah itu dia mulai tenggalam dengan hiruk pikuk di jejaring sosial itu dan sama sekali ia tidak tahu bagaimana cara mengirim email atau membuka email. Dia lebih lihai untuk login ke Facebook dan sangat lancar sekali melakukan upload, dan bermain game di sana bersama orang-orang yang mungkin sama sekali belum dikenalnya.

Pertanyaan saya, untuk apa anak-anak punya Facebook selain untuk menumpulkan kepala dan pelan-pelan membuatnya terasing?

Saya mulai merinding membayangkannya jika anak saya kelak sudah punya akun Facebook di usianya yang masih belia. Tentu kita tak boleh apatis dengan perkembangan teknologi yang begitu dinamis hari ini, sementara itu segera kita juga jangan sampai terjerembab karena tak mampu memanfaatkan dengan positif.
Kita berdoa semoga kita, anak-anak kita, tidak terjebak dalam ranah teknologi informasi dan internet yang kini telah menyasar semua generasi. Sebab kalau kita renungkan, kita pun tak mengerti betul manfaat apa yang telah diberikan Facebook, apalagi buat anak-anak belia itu. Wallahu ‘Alam.*/Ainuddin, Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan praktisi Blogger WAH (Work at Home)



Sabtu, 23 Juni 2012

Pendidikan Berbasis Wani Piro?

Mejelang bulan juli (juli 2012) sudah dibuka PSB di beberapa SD sampai SMA negeri bahkan kalau sekolah swasta malah sudah menyetopnya dan mereka berbondong-bondong untuk mendaftarkan anaknya terlebih dahulu ke sekolah negeri sebelum alternatif masuk sekolah swasta baik yang biasa maupun yang ada IT (SDIT=sekolah dasar Islam terpadu) yang diplesetkan terpadu (=termahal) dengan alasan sekolah negeri masih paling berkualitas selain yang salah satunya masuk negeri yang katanya SPP-nya sudah digratiskan sehingga animo ini menyebabkan orang tua siswa kalau berbagai cara melakukan berbagai jalur untuk bisa masuk lewat resmi atau belakang tanpa mempertimbangkan kemampuan anak kelak.

Bagi kita sekarang yang penting, "wani  piro? ", begitu kata ibu-ibu yang pusing dengan sistem PSB disalah satu SMP Negeri yang nampaknya sudah melibatkan siapapun dari pejabat RW, kelurahan dengan berbagai jatah sampai salah satunya dari oknum anggota dewan yang ikut berbisnis ala pendidikan lewat belakang dengan memanfaatkan jatah masuk dengan tarif antara Rp 500-ooo-Rp. 1.000.000,-. 

"Pendidikan macam apa ini, rusak bangsa ini?" keluh bang Togar yang kerjaannya kernet yang punya anak yang baru masuk SMP tapi masih bingung dengan biaya segudang.

Setelah masuk katanya bebas SPP  dan tidak boleh menjual belikan LKS jadi terasa lucu untuk mendapatkan LKS harus diambil di tukang beras atas nama oknum gurunya, begitu juga ada uang untuk pagar dan lain-lain yang tak terduga. Anehnya sebenarnya sudah bukan rahasia umum lagi kalau ada transaksi seperti itu ada dikarenakan di sekolah tidak boleh ada jual beli buku paket.

Semua itu mentalitas rendah dan pendidikan yang dimulai dengan mentalitas pembodohan akan menghasilkan mentalitas yang tak begitu jauh saat mereka lulus dengan UN yang tersistematis tidak jujur, begitu bekerja dan  menjadi pejabat-pun sama sehingga  jangan kaget kalau masuk sekolah dan lulus saja melalui jalur tidak jujur, biasanya diteruskan dengan ketidak jujuran lainnya ketika masuk kerja juga melalui jalur sogok-menyogok sehingga lahirlah generasi Gayus yang cerdas secara intelektual tapi miskin secara moral dan berakhir pada elektabilitas yang tadinya pendidikan dengan tujuan pencerdasan bangsa berubah menjadi pengekkploitasian sekolah oleh berbagai stake holder dan sekolah hanya dijadikan ajang bisnis semata bagi institusi dan ajang gengsi bagi masyarakat pada umumnya dan melupakan nilai moral dan nilai mentalitas yang bobrok dan hasilnya bisa diketahui ranking SDM kita sangat bobrok dibandingkan negara lain.

Menurut data dari Human Development Indeks, Indonesia berada pada peringkat 108 di dunia dari segi Kualitas SDM.

1300081683297927927
Human Development Index (HDI) - 2010 Rankings, SUMBER:hdr.undp.org/en/statistics/
Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) mengklaim indeks pembangunan manusia (IPM), alias kualitas sumber daya manusia (SDM)  Indonesia pada 2011 mengalami kenaikan dari 0,600 pada 2010 menjadi 0,617 pada 2011. Namun pada tingkat ASEAN, rangking SDM  Indonesia berada di bawah Malaysia (61), Singapura (26) dan Brunei Darussalam (33). Negara ASEAN yang rangking IPM-nya di bawah Indonesia adalah Vietnam (128), Timor Leste (147), dan Myanmar (149).

Penelitian UNDP mengamati tingkat rata-rata lama penduduk mengenyam pendidikan (mean years of schooling). Data dari UNDP menyebutkan, tahun ini rata-rata penduduk Indonesia mengenyam pendidikan hanya 5,8 tahun. Itu artinya, versi UNDP banyak penduduk Indonesia yang tidak lulus SD. Sebab, lama belajar di tingkat SD adalah enam tahun.

Siapa yang menolong pendidikan kita selain kita masyarakat dan pelaku pendidikan, jawabannya : Hentikan semua ketidak jujuran yang sistematis ini?

(Sumber : berbagai sumber )

ORANG “BODOH” LEBIH CEPAT SUKSES! INSPIRASI BISNIS ALA LONDON


  A. Kesalahan Sebelum Memulai Bisnis

Kesalahan 1

Terlalu Banyak Ide

Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin terlalu banyak ide, sehingga tidak ada satupun yang menjdi kenyataan.Sebaliknya, orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide,dan satu ide tulah yang menjadi pilihan usahanya.

Bingung tentukan bisnis

Orang yang terlalu banyak ide biasanya sulit untuk menentukan bisnis tetapi orang yang sedikit ide juga sulit untuk menentukan bisnis, jadi idealnya dia mempunyai beberapa ide tetapi dari beberapa ide itu ada satu atau dua yang dapat membuatnya yakin untuk segera memulai bisnis.

Menjadikan Ide sebagai Kenyataan

Tip-tip untuk menentukan ide
  1.matangkan satu ide saja
  2.persiapkan ide cadangan
  3.jangan berpikir beralih ke ide lain

Memaksimalkan Kekayaan Ide

Langka-langka terbaik untuk mengembangkan ide

Langkah terbaik untuk mengembangkan ide yaitu dengan metode GIGIH
·         G-gagasan atau ide.
Begitu mendapatkan ide, kembangkan, matangkan, dan yakinkan diri bahwa inilah ide yang terbaik yang harus segera di laksanakan.
·         I-input atau alasan.
Ide tidak akan berarti apa-apa tanpa input yang terbaik. Kumpulkan informasi baik dari tulisan maupun dari orang lain sebagai modal pendukung modal anda.
·         G-gerakan atau action.
Setelah idenya ditunjang engan berbagai input atau informasi,sederalah bergerak jangan hanya diam menunggu ide lain. Tanpa segera memulai, semua akan sia-sia.
·         I-ibadah.
Ingat semua yang anda lakukan akan bermakna lebih apabila didasari oleh niat ibadah.
·         H-hati.
Setelah perbuatan anda di landasi dengan ibadah, maka semua kembali kepada hati nurani.selalu inget,bahwa dengan bisnis yang bersih, tidak curang, dengan tujuan yang baik, hati akan selalu senang mengerjakan semua kegiatan bisnis.Akhirnya, bisnis berdasarkan ide awal tersebut akan menjadi panggilan jiwa yang sama sekali tidak kan menjadi beban.

Kesalahan 2

Miskin Keberanian Untuk Memulai

Orang “bodoh” biasanya lebih berani di bandingkan dengan orang “pintar:” kenapa? karena orang bodoh sering tidak berfikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia is nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” terlalu banyak pertimbangan.

Kenapa sebagian besar orang takut memulai bisnis sendiri? Ini pertanyan mendasar yang paling banyak faktanya.Mungkin dari sejuta orang yang berniat berwirausaha,990.990 diantaranya takut memulai.Keberanian yang di dengu-dengukanharus di miliki seorang pengusaha,lenyap musnah tanpa bekas, sesaat sebelum memulai. Bahkan mereka yang secara mentalsangat beranipun sempat mengalami ketakutan ini.

Kebalikan dari banyqak ide, yang juga sangat menyesatkan,adalah miskin keberanian untuik memulai. Hal ini sama menyesatkannya. Seseorang tidak aknan pernah memulai berwira usaha jika dia miskin keberanian. Modal keberanian ini sesungguhnya yang menjadi salah satu kunci utama dalam berbisnis. Modal keberanian lebih berharga dari pada modal materi. Misalnya. Anda kaya materi sehingga banyak modal untuk memulai usaha, tetapi tidak akan berarti apapun tanpa keberanian. Sebaliknya, meski anda miskin modal, bisnis akan tetap jalan selama punya keberanian untuk memulai. 

Inilah kesalahan besar yang di buat oleh pengusaha pemula atau calon pengusaha.Belum mengetahui informasi lengkap tetang sebuah bisnis,sudah takut duluan.Mereka miskin keberanian untuk mencoba,menggali informasi,dan mengumpulkan aspek pendukung bisnisnya. Jika di awal sudah miskin keberanian,maka ketika sudah menjalankan usah pun dia tidak akan berani berinovasi. Padahal,inovasi dan perubahan menjadi nyawa dalam berbisnis.

Just Do it

Just do it, ternyata bermakna sangat dalam. Sebelum terjun saja, Anda sebaiknya sudah memiliki info lengkap tentang sebuah usaha.Tanpa itu just do it anda dalah bunuh diri.Pengusaha itu ibarat orang yang memasuki hutan belantara yang gelap gulita,Dia harus berani nyeplung kesana.Kalau tidak berani,ya anda tidak akan pernah menjadi pengusaha.Tentu saja, setelah tahu akan terjun kehutan belantara, anda sebelumnya belajar dulu hutan belantara tersebut, sekedar untuk mengetahui agar anda siap menghadapi segala kemungkinan.

Ini adalah Modal Utama

Modal utama dalam berbisnis bukan dalam bentuk uang atau materi,melainkan sikap mental.Keberanian memulai itulah yang di maksud dengan modal mental.memang tidak mudah, tetapi banyak orang yang sukses dengan bermodalkan keberanian. Modal keberanian ini tidak hanya berguna pada saat memulai, melainkan juga setelah lama berkecimpung dalam bisnis.Dunia bisnis penuh dengan persaingan,anda harus berani bersaing dengan semua orang. Kebernisn sksn membuat anda yakin dengan bisnis, dan selalu berfikir ke depan sebaliknya, jika anda tidak memiliki keberanian, bisnis anda akan berjalan di tempat tanpa ada perubahan.

Takut Gagal

Miskin keberanian di tunjang oleh berbagai bayangan ketakutan terutama takut akan kegagalan seharusnya orang takut gagal itu merasa aneh, karena dia belum pernah melakukan apa pun.Bagaimana mungkin gagal kalau melakukan saja belum? Bagaimana mungkin bisa mengemudi mobil, apabila menaiki mobil saja tidak berani.

Salah satu kelemehan utama

Ternyata miskin keberanian menjadi salah satu kelemahan utama sebagian besar orang indonesia.Padahal sejak jaman dahulu kita sudah di beri contoh oleh para pahlawan, yang berani melawan penjajah hanya dengan modal bambu runcing. Miskin keberanian adalah kelemahan bukan kelebihan.

Kesalahan 3

Terlalu Pandai Menganalisa

Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis dianalisa dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi, sampai titik impasnya (brek event point). Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai berbisnis.

Hitungan di atas kertas belum tentu sama

Dalam berbisnis,hitung-itungan di atas kertas belum tentu sama dengan kenyataan. Apalagi jika anda menggunakan ilmu akuntansi, krena ada beberapa unsur dalam ilmu akuntansi yang tidak klop dengan kenyataan. Misalnya, ntuk penyusutan. Biasanya setiap barang produksi di hitung setiap tahun , dan pada tahun kesikian sampai pada batas usia produksinya.Namun, kenyataannya tidak demikian. Ankot yang berproduksi selama lim tahun, masih mampu beroperasi selama 10 tahun, bahkan lebih.

Menyebabkan Tidak Jadi Berbisnis

Terlalu pandai menganalisis menyebabkan seseorang tidak akan pernah memulai berbisnis.Dia terlalu pandai menganalisis dan terlalu jauh melihat ke depan.Dengan analisis yang “kepintaran” itu, semua yamg ada di depan menjadi negatif. Padahal, seorang pengusaha harus melihat segala sesuatu menjadi positif.Jelas sikap terlalu pandai ini, menjadi kelemahan yang harus di singkirkan. Jika anda mau memulai bisnis, analisislah secukupnya beberapa hal yang memang wajib di analisis.Tidak perlu analisis menyeluruh dan terlalu detai.

Terlalu Banyak Orang Pandai

Hebatnya lagi, ternyata di negara ini terlalu banyak orang yang pandai menganalisis.Sesungguhnya kunci berbisnis terleyak pada langkah pertama. Begitu anda memulai langkah pertama, yaitu memulai berbisnis, maka langkah kedua ketiga dan selanjutnya sydah tidak lagi butuh analisis.Semua akan berjalan dengan sendirinya, dan kesuksesan tinggal menunggu waktu.

Kesalahan 4

Ingin Cepat Sukses(Instant)
Orang “pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya, termasuk mendapatkan hasil dengan sangat cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus memulai jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

Menyesatkan

Sesunguhnya pemikiran instan sangat menyesatkan apalagi dalam dunia bisnis jika pemikirn jalan pintas di kembangkan maka dunia bisnis kan semakin kotor, karena semua oarng berlomba mencari jalan pintas.

Pemikiran instan juga berdampak negatif terhadap spirit of busness seseorang. Hambatan dan kendala bisnis adalah ujian untuk memetangkan. Tanpa hambatan dan kendala akan menjadi tidak sempurna kesuksesannya.

Gunakan Segala Cara

Dampak paling buruk dari perasaan ingin sukses seca instan adalah perbuatan menggunkan segala cara dalam mencapai tujuan. Mental semacam ini hanya cocok untuk mereka yang menamakan diri mafia sicilia, atau Italia Mafioso. Padahal berbisnis butuh proses dan keberhsilan harus melalui proses tersebut.

Cepat Naik Cepat Turun

Cepat naik cepat tunun pula, begitu mendapatkan batu sandunga langsung terkapar. Berbeda dengan mereka yang sudah matang dengan asam garam proses yang matang, mereka relatif lebih tahan terhadab goncangan. Contohnya ketika krisis ekonomi mendera, siapa yang mampu bertahan? Mereka yang berproses secara alami, menjalani naik utrun bisnis dengan sungguh-sungguh, tidak menggunakan fasilitas istimewa atau previlege, dan yang sudah berbisnis dalam jangka yang cukup lama.

Kesalahan 5

Tidak Berani Mimpi Besar

Orang  “pintar” berlogika sehingga bermimipi sesuatu yang secara logika dapat di capai. Orang “bodoh” tidak peduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Pada suatu hari, Masagung menempelkan sebuah gedung bertingkat, di ruang kerjanya.Gedungnya cukup megah tetapi tidak jalas gedung mana, karena gambar itu adalah hasil kreasi Masagung sendiri. Bertahun-tahun Massgung menggantung gambarnya di ruang kantor, sambil berupaya merealisasikan mimpinya. Akan tetapi, lihatlah sekarang! Mimpi masagung sudah menjadi kenyataan. Dia tidak hanya mempunyai satu gedung bertingkat tetepi beberapa.Tengoklah di berbagai kota, Toko Gunung Agung ada di mana-mana.Ternyata, sebesar apa pun mimpi, meski tidak 100 persen tercapai, jika diupayakan mencapainya pasti akan terkabul. Mimipi seperti menjadi patokan jalur hidup seseorang menjadi lebih jelas.

Harus Berani 

Seperti masagung, Anda harus berani bermimpi agar punya patokan yang jelas menjadi sukses. Jangn tanggung-tanggung kalau bermimipi, tetapi juga jangan kelewatan.
Keberanian bermimpi ini ternyata belumlah menjadi kebiasaan kita.Sebagian dari kita masih takut bermimpi. Padahal, sesungguhnya setiap orang pasti mrmpunyai mimpi,mski sebatas angan-angan yang tidak sempat terucap.

Untuk bermimpi tidak perlu modal besar, tidak perlu tekat bulat. Cukup hanya bermimpi Tidak ada syarat macam-macam,kaena mimpi adalah hak setiap ornag. Apakah tercapai atau tidak impian itu bukan masalah. Hal yang terpenting kita sudah bermimipi,mempunyai keinginan mencapai sesuatu.Itu lebih baik dari pada seorang yang pesimis dan apatis, karena mimpi saja tidak punyai.Bahkan, tidak berani bermipi.

Mewujukan Mimpi Menjadi Kenyatan

Impian hanya akan tinggal mimpi apabila tidak dibarengi dengan usaha untuk mencapainya. Lalu langkah seperti apa yang sebaliknya dilakukan agar mimpi kita dapat mendekati atau mencapai kenyataan?

Tip untuk mencapai impian:
1.      Pastikan mimpi anda dapat dicapai
seperti contoh Masagung tadi, meski impiannya sangat tinggi, dia yakin mimpinya dapat tercapai.

2.      Buat rancangan menggapai mimpi
Sebagaian orang menyebutnya sebagai proposal hidup, yang berisi langkah dan tahap mencapai impian. Dapat dibuat detail, dapat juga hanya garis besarnya.

3.      Sampaikan impian anda kepada orang lain.
Apabila impian anda simpan didalam hati dan tidak ada orang lain yang tahu, yakinlah, impian itu akan sulit tercapai atau lama prosesnya. Agar lebih cepat, impian anda harus disampaikan kepada banyak orang. Tentu tidak semua orang, melainkan mereka yang memang berpotensi membantu anda merealisasikan mimpi.

4.      Bergaullah dengan mereka yang sesuai impian anda.

Kesalahan 6

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi

Orang “pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “bodoh” berfikir diapun pasti bisa berbisnis.

Banyak orang yang beranggapan, untuk menjadi pengusaha butuh standar pendidikan tertentu. Makin tinggi, katanya makin baik dan makin mudah menggapai kesuksesan. Benarkah demikian? Jawabannya keliru. Untuk menjadi pengusaha, bahkan tidak dibutuhkan selembar ijazahpun. Modal pengusaha hanya semangat, tekat, keberanian, banyak akal, dan just do it. Pengusaha tidak butuh IQ 180, dia tidak perlu IPK 3,5 keatas, dan pengusahapun tidak harus punya nilai matematika, bahasa inggris, atau fisika minimal 7.
Paradigma yang selama ini bekembang menyebutkan, pengusaha haruslah orang yang terdidik  agar mampu mnjalankan bisnis dengan cerdas. Jika belum punya ijazah sarjana atau diploma, seseorang tidak bisa menjadi pengusaha.

Universitas Kehidupan Lebih Berguna

Mereka para pengusaha sukses, kuliah di UK (Universitas Kehidupan) yang ternyata lebih manjur ketimbang universitas sungguhan dalam mencetak entrepreneur. Dari UK inilah, para pengusaha sukses mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang sangat berharga yang mungkin levelnya lebih tinggi dari pada pendidikan formal.

Kalau Mau jadi Pengusaha Tidak Perlu Sekolah?

Dalam upaya untuk mengubah paradigma tersebut, beberapa pengusaha mengusung tema, “kalau mau jadi pengusaha tidak perlu sekolah”. Betulkah demikian? Mungkin terlalu extrime jika disebut demikian, karena sekolah dapat diartikan sejak pendidikan dasar, yakni TK, SD, dan seterusnya sampai bangku kuliah. Sesungguh, maksud dari pernyataan itu adalah untuk mengubah paradigma bahwa pengusaha tidak butuh pendidikan tinggi.

Kesalahan 7

Berfikir Negatif Sebelum Memulai

Orang “pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berfikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sementara itu, orang “bodoh” tidak sempat berfikir negatif, karena harus segera berbisnis.

Pikiran negatif sebelum melakukan usaha memang wajar muncul dari setiap manusia. Sangat manusiawi, karena kekhawatiran dan ketakutan akan berbagai kemungkinan yang tak pasti. Memilih menjadi pengusaha adalah menjadi tidak pasti. Hanya ada satu kepastian ketika seseorang beralih dari zona karyawan ke pengusaha, yaitu pasti tidak mendapatkan gaji. Sisanya berisai ketidakpastian

Dampak Pikiran Negatif

1.Menghambat Gerak Maju.
Setiap akan melangkah terlalu banyak pertimbangan, karena banyak hal negatif di kepala. Padahal, pada kenyataannya belum tentu demikian.
2.Sulit memulai hal baru
Orang yang sering berfikir negatif sulit mencoba hal baru. Mungkin dia akan menerima saja apapun yang diperolehnya, walaupun yang di perolehnya tidak menyenangkan hati.
       3.Sukar menghadapi perubahan
Seperti poin yang kedua, karenasulit memulai hal baru, orang yang terlalu banyak berfikir negatif, pasti akan sukar menghadapi perubahan. Padahal setiap jam, setiap detik, bahkan setiap desahan nafas,dunia terus berputar dan berubah.

B. Kesalahan Setelah Berbisnis

Kesalahan 8

Maunya dikerjakan sendirian

Orang “pintar” berfikir, “aku bisa mengerjakan semunya.” Sebaliknya, orang”bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus di bantu orang lain.

Setelah berhasil melewati berbagai jebakan sebelum memulai bisnis, ternyata anda masih harus berhadapan dengan berbagai kekeliruan setelah berbisnis. Kekeliruan ini biasanya tidak didasari, atau kalaupun didasari sulit untuk memperbaikinya. Salah satu kesalahan yang sangat biasa dilakukan pengusaha pemula adalah ingin melakukan semuanya sendirian. Dia merasa mampu mengerjakan semuanya, sehingga waktu tenaga dan pikirannya habis di curahkan buat bisnis barunya tersebut.

One man show

Ini yang dinamakan sebagai one man show.Dia punya banyak ide, dia yang mejalankan, dia juga yang mengembangkan dan mempertahankannya. Dia mengnggap dirinya sebagai orang “pintar” sehingga bisa melakukan semua hal dengan baik tidak mungkin dia harus mengurusi seemua hal mulai dari yang sepele kecil-kecil sampai masalah krusial. Kepala manusia dibatasi kemampuan stamina dan daya tahan berfkir, sehingga terlalu banyak masalah dapat mem buat anda stres.

Sulit percaya kepada orang lain

Kendala menggunakan tenaga danpikiran orang lain untuk mengerjakan bisnis salah satunya sulitpercaya pada orang lain. Perasaan sepeti itu sulit dihilangkan begitu saja, krena kekhatian bisnisnya bkl gagal pabila sebagian tanggung jawabnya di berikan kepada orang lain.

Kemampuan manusia terbatas

Semua orang sudah tahu bahwa kemampuan setiap manusia sangat terbatas.dia boleh hli di satu bidang, tetapi sangat mungkin jeblok di bidang yang lain.Dia boleh piawai di banyak bidang, tetapi tenaga dan waktuna yang terbatas.Sema dibatasi ole takdir manusia,bahwa anda memang utuh orang lain.
Beberapa langkah menghindari one man show:
1.Kurangi sifat egois.
2.Mulailah percaya pda orang lain.
3.Anda tidak akan hidup selamanya.

Kolaborasi

Salah satu cara paling jitu agar anda tidak mengerjakan semuanya sendiri adalah dengan berkolaborasi. Kolaborasi artinya bekerja sama dengan saling menguntungkan, yang satu melengkapi yang lain.

Kesalahan 9

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan

Orang “pintar” menganggab mudah mengetahui banyak hal, tetapi sering kali melupakan penjualan Orang “bodoh” berfikir simpel, “Yang penting produknya terjual.”

Analisis beberapa departemen pemerintah,lembaga keuangan yang hobi membantu UKM, dan beberapa pihak lainnya menyimpulkan bahwa salah satu kelemahan pembisnis kita adadah miskin pengetahuan pemasaran dan penjualan. Sebagian besar hanya fokus dengan produk, produk, dan produk, baik dalam bentuk fisik maupun jasa. Akan tetepi mereka lupa akan pemasaran dan penjualannya. Setelah produk di hasilkan, lalu menumpuk digudang karena tidak dapat dipasarkan.Pemasaran dan penjualan sama pentingnya dengan produk itu sendiri.Bahkan, produk itu pun termasuk dalam salah satu bagian dari konsep pemasaran. Kuncinya ternyata sangat sederhana, yaitu segerlah memulai dan jangan pernah berhenti untuk belajar berbagai ilmu yang mendukung bisnis,terutama ilmu marketing dan sales.
Berikut ini beberapa hal penting dari sales dan marketing
  • Buat perencanaan matang
Sebelum memasarkan dan menjual, setiap orang harus punya perencanaan matang, mulai dari hal-hal sepele sampe masalah paling besar. Tanp persiapn dan perencanaan,lebih baik batalkn semu pekerjaan anda.
·         Kenali calon klien
Pelajaran penting yang di peroleh dari sales dan marketing adalah memehami karakter setiap klien.kita berhadapan dengan manusia, yang punya karakter yang berbeda-beda dan khas.Jika ingin berhasil dalan memasarkan dan menjual produk kita,klien atau calon konsumen harus kita peljari dengan seksama.

Kesalahan 10

Tidak fokus

Orang “pintar” sering menganggap remeh kata fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikan. Orang “bodoh” tidak punya keinginan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
Fokus...fokus dan fokus. Itulah saran yang selalu teringat di kepala kami dari mulut penusaha terkenal Amerika, Donald trump. KenapaTrump harus memberikn saran seperti itu? Kenapa harus fokus? Ternyata, saran itu sudah diterima trump juga dari pengusaha sebelumnya. Akan tetapi pengusaha sebesar Trump saja kurang mendengarkan saran tersebut. Dalam beberapa kesempatam, dia tidak fokus mengurusi bisnisnya. Dia merambah banyak bidang, yang bahkan berlainana sama sekali dengan usaha intinya. Sehingga perusahaannya bangkrut.

Terpengaruh banyak ide

Fokus berkaitan erat dengan kemampuan seseorang menelutkan ide. Biasanya mereka yng kaya ide atau malah terlalu kaya ide menjadi tidak fokus. Setelah mengerjakan yang satu, dia lalu tertarik membuka yang baru, memulai lagi yang ketiga dan seterusnya. Syukur-syukur kalau bidang bisnisnya masih berkitan, tetapi kalua berbeda sama sekali? Bersiplah menunggu kehancuran...

Kesalahan 11

Tidak Peduli Konsumen

Orang “pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semua sudah oke berkat kepintaranya sehingga mengabekan suara konsumen. Bagaimana dengan orang “boboh”? Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Konsumen adalah Raja

Apapun yang kita tawarkan baik produk fisik maupan jasa harus sesuai dengan selera  konsumen. Jnagan pernah sekalipun menabaikan keinginana konsumen.Sebiknya, sebelum membuka usaha apapun, pelajari dulu siapa konsumen yang akan di bidik. Apakah anaak-anak? Remaja? Dewasa? Apakah ibu-ibu? Gadis? Atau, orng lanjut usia?Bagaimana gaya hidup mereka? Seperti apa pola hidup mereka?Semia harus di ketahui. Semakin banyak dari hal konsumen yang kita keahui akan semakin baik.Demikian pula dalam al pelayanan, kita harus mengerti benar seoerti apa konsumen harus di layani.Mereka adalah raja, dan kita pelayannya. Jadilah pelayan yang baik agar raja senang.Sudah di sebukn sebelunya bahwa semua bidang bisnis hrus memeberikan pelayanan total dan ikhalas kepada konsumen. Akan tetapi bagaimana ungkin kita dapat melayani mereka, apabila kita tidak pernah tahu seperti apa mereka ingin di layani? Oleh karen itu, pedulilah pada konumen, jangan abaikan mereka, beri pelayanan terbain, serta perlakuan secara total dan ikhlas.Perusahan yang memeperhatikan konsumen dengana sangat baik, biasanya akan menuai keberhasilan yang baaik pula.

Menyetuh Hati Konsumen           

Dalam beberapa tahun terakhir, kian banyak saja perusahaan yang peduli pada konsumen. Bahkan, muncul lembaga khusus yang memberikn penghargaan kepada perusahaan yang sangat peduli konsumen. Istilahny, perusahaan yang memberikan kepuasan pelanggan. Artinya, pelanggan atau konsumen harus menempati salah satu posisi tertinggi di sebuh perusahaan. Dia harus lebih tinggi singgasananya dibandingkan direksi,komisaris atau pemilik perusahaan.

Kesalahan 12

Abaikan Kualias

Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Bagaimana dengan orang “pintar”? Mereka sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembngan wirausaha menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kian banyak orang yang tertarik menjadi seorang wirausaha, dengan motifasi yang beragam. Ada yang sudah mapan sebagai profesional, juga tidak segan-segan membuka usaha sendiri. Apalagi yang pengangguran, alias tidak kebagian pekerjaan, ya apa boleh buat, mereka harus menjadi wirausaha atau sekedar seft-employee. Sayang, karena masih kurangnya bekal menjadi wirausaha, kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan tren.Alhasil, sebagian besar hanya berumur tidak lebih dari jagung muda...rontok di awal jalan. Memang begitulah ceritanya. Mereka yang hanya ikut-ikutan, pasti akan mengabaikan bayanyak hal, terutama kualitas produk, baik produk fisik maupun jasa.Namun ternyata, konsumen bukanlah orang yang dapat di bodohi. Mereka tahu mana yang berkualitas dan mana yng buruk. Tentu saja, yang buruk akan di tinggalkan.

Produk Murah

Cotoh lainnya adalah produk murah asal China. Pada awal beredarnya mereka di Indonesia, begitu laris dan di buru konsumen. Hampir semu dagangan asal China yang harganya lebih dari setengh produk serupa pasti sangat laku. Akan tetapi berapa lama merek sanggup bertahan?. Jika dalam hitung-hitungannya masih untung memebeli poduk murah meski cepat rusak, mereka tentu akan tetap loyal. Sebaliknya, kebayakan hitung-itungnya malah rugi. Lambat laun, sebagian produk murah asal China pun mulai di tinggalkan.Pelajaran buat kita adalah jangan pernah mengabikan kualitas.

Biasa Dilakukan

Kurangnya kualitas mutu memang menjadi penyakit kebanyakan pebisnis pemula. Prinsip mereka adalan terpenting jadi dulu dan di pasarkan.Setelah bisa masuk ke pasar, baru berfikir kualitas.sebuh pemikiran yang keliru 100%.

Kesalahan13

Tidak Tuntas

Orang “pintar” dengan mudah beralih dari suatu bisnis ke bisnis yang lain karena punya bayak kemampun dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menentukan satu bisnisnya saja.
Satu lagi penyakit yang menderita pengusaha pemula, yaitu sering tidak menuntaskan sebuah bidang usaha. Penyebabnya banyak, seperti terlalu cepatnya keinginan untuk berhasil sehingga tidak sabr menghadapi hambatan. Lalu tertarik menggeluti bisnis yang lain dan kembali lagi tidak menuntaskan dengan alasan serupa.Ahhirnya, sampai kapan pun orang semacam ini tidak akan pernah berhasil karen tidak akan pernah menuntaskan pekeraannya.
Penyebab Tidak Tuntas
1.Tidak yakin dengan bisnis yang di jalani. Biasanya, untk ykin dengan bisnis sendiri, butuh waktu yang sangat panjang. Kebanyakan mereka yang lebih yakin dengan bisnisnya adalah yang sudah lama meneuni bidang itu sebagai hobi atau kesenangan atau gaya hidup.
2. Ingin segera mendapatkan hasil.Jangan peenah mengharapkan hasil secara instan karena semua harus di jalani melalui poses. Hanya mereka yang menuntaskan prosesnya yang bakal menuai hasilnya maksimal. Biasanya, mereka yang ingin cepat berhasil begitu mendapatkan sedikit kegagalan akan meninggalkan bisnisnya tersebut sebelum menuntaskan bisnisnya.
3.Beralih kelain hati.Ada kebiasaan buruk pengusaha pemula yang selalu melihat rumput tetangga lebih hijau dari pada milik sendiri. Baru menjalankan bisni menjual bakso dua bulan, sudah beralih ke bisnis menjual martabak.sehingg tidak satupun bidang yang di tuntaskannya. Dijamin pengusaha semacam ini tidak akan mendapatkan kesuksesan maksimal.

Kesalahan 14

Tidak Tahu Prioritas           

Orang  “pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “bodoh”? hal yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan di jadikan prioritas.
Tidak pintarnya menentukan prioritas tidak hanya milik mereka yang mengerjakan semua hal sendirian. Banyak juga pengusaha pemula yang jsru mengabaikn priorits. Dia tidak peduli dengan prioritas, karena yang penting adalah senua berjalan. Padahal, semua tidak akan bisa berjalan apabila kita tidak mampu menyusun prioitas. Harus di ketahui pula bahwa prioritas tidak statis dan kondisi.

Tip Menenutkan Prioritas

1.      Bagi seluruh tugas menjadi beberapa kategori, mulia hal yang sepele sampai pekerjaan berat dan menentukan usaha anda.
2.      pilih salah satu tugas yang paling menguntungkan. Setelah anda membuat kategori,maka anda harus memilih kategori paling berat sebagai tugas utama anda.
3.      Jangan pernah mengabaikan perubahan kondisi kan situsiyang berkaitan dengan bisnis anda.Pergerakan pasar, perubhsn selera konsumen, atau perkembanan pesat dari kompetitor harus da dalam pantauan anda.

Kesalahan 15

Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas

Banyak orang “bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, sukses berbisnis.Kebanyakan orang “pintar” malas untuk bekerja keras dan sok cerdas.
Kerja keras dan kerja cerdas! Sebagian besar sudah menyadari perlunnnya kedua faktor tersebut dalam meraih kesuksesan berbisnis. Sudah banyak contoh bagaimana kerasnya perjuangan seorang pengusaha dalam meraih keberhasilan.bahkan kerasnya perjuangan mereka kerapkali mengundang decak kagum. Akan tetapi, syarat dan contoh konkrit yang sudah di tunjukan tersebut ternyata kurang mendapatkan perhatian serius dari pengusaha pemula.Mereka menganggab kerja keras dan kerja cedas. Bagi mereka, meraih kesuksesan berbisnis itu mudah, tanpa perlu eluar bnyak keringat. Mereka bernggapan setelah menerapkan kerja cerdas, maka tidak butuh kerja keras.biarkan anak buah yang bekerja keras.

Orang Zaman Dulu Andalkan Kerja Keras

Pengusaha zaman dulu banyak yang meraih sukses bekat kerja keras yang tiada henti. Kisah perjalanan bisnis pengusaha semacam Bob Sadiro, penuh dengan liku-liku perjuangan berat neghadapi berbagai perubahan zaman. Kerja keras mereka terbukti membuhkan hasil yang mengagumkan. Tidak ada yang meragukan kerja keras mereka dalam meraih keberhasilan. Mereka mangakui, tanpa kerja kras, tidak mungkin mencapai mimpi.

Kesalahan 16

Mencampur Adukkan Keuangan

Seorang “pintar” sekalipun berperilaku bodoh dengan mencampuradukkan keuangan pribadi dan perusahaan.

Seorang pengusaha mengeluh, sudah hampir sepuluh tahun berbisnis tetapi tidak mencapai kemajuan yang diinginkan. Dia kesulitan berinvestasi, karena selalu kekurangan modal. Setelah dicari dan cermati, akhirnya dia menemukan akar penyebab masalahnya. Dia tidak di siplin mengatur keunangan, terutama antara keuangan bisnis an keuanga keluarganya. Selama ini, uang kantor ya uang keluarga, ehingga selurh kebutuhan rumah tangganya selalu terpenuhi antara lain dengan menggunakan uang kantor. Dia tidak peduli dengan hal tersebut, sehingga lama kelamaan seluruh keuntungan kantor yang tertera di laporan keuangan secara fisik selalu tidak ada.

Kesalahan 17

Mudah Menyerah

Orang ‘pintar” mersa gengsi ketika gagl di satu bidanga sehingga langsung berakih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang”bodoh” sring kali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
Sejumlah pengusaha besar lulusn masa lalu sering kali berujar, banyak orng zaman sekarang yang daya juangnya sangat rendah. Mereka mudah menyerah dan putus asa. Parapengusaha itu menyayangkan sifat semacam itu,krena menurut mereka, justru daya juang tinggilah salah satu modal utama seorang pengusaha tangguh. Tidak mungkin menjadi pengusaha besar yang berhasil, kecuali memiliki semangat pantang menyerah.

Memperbodoh Diri

Biasanya, mereka yang sangat “pintar” justru sangat cepat menyerah dalam mengerjakan sesuatu.karena dia mersa mampu untuk mengerjakan yang lain, sehingga setip satu pekerjaan apabila gagal atau kurang berhasil akan ditinggalkan, dan beralih mencoba yang lain. Demikian seterusnya, sampai dia mendaparkan keberhasilan. Berbeda dengan orang “bodoh” yang akan terus berjuang keras mengerjakan satu hal sampai titik darah penghababisan. Dia tidak mudah menyarah, nyesel, gigih,dan ingin menjadi pemenang.

Kesalahan yang Terabaikan

Kesalahan 18

Melupakan Tuhan                    

Gaya hidup modern terkadang membuat membuat orang terlena. Dia sangat diat bekerja, berkarya, dan berimajinasi sehingga melupakan hal esensial lainnya. Tidak jarang gaya hidup semacam ini menjadi tidak seimbang yang ujung-ujungnya mengganggu kinerja.melupakan Tuhan adalah hal esensial yang sering di sepelekan. Orang zaman sekarang yang lebih mengutamakan material dan artifisial, menganggap Tuhan dengan seadanya. Ingat syukur, tidak ingat pun tidak masalah. Jika anda menelaah dengan jauh, justru mereka yang lebih banyak mengingat Tuhan dan berbuat baik kepada orang lain yang menggapai sukses besar.
Contoh yang menjadi panutan adalah Sido Muncul, perusahaan keluarga. Sebelum istilah Corporate Social Responsibility mengemuka, bos Sido Muncul Irfan Hidayat sudah rajin berbagi dengan sesama. Anda mungkin ingat, belasan tahun silam ada sebuah bantuan mudik gratis buat para jamu gendong. Mereka di kumpulkan di Monas Jakarta, lalu di bawa dengan bus ke tempat tujuan secara gratis. Ketika itu yang melakukan adalah sido Muncul. Kami yakin, akibat dari sebuah tindakan CSR Sido Mincul tersebut berdampat pada hasil kerja mereka sekaran, yang boleh di bilang sebagai masa-masa keemsan perusahaan tersebut.

Lupa Berdoa

Melupakan berdoa dalam berbisnis merupakan kesalahan yang sangat besar, karena doa adalah manifestasi ingat pada Tuhan, manifestasi unjuk penguatan diri karena kata-kata dan ucapan doa akan menjadi penopang mental dan pikiran kita.Sangat mungkin kita akan tetap berhasil meski tanpa doa, karen kenyataannya banyak orang yang jauh dari Tuhan mampu meraup sukses besar. Akan tetapi ingat, dao akan membawa kepada kerendahan hati, bahwa semu yang kita lakukan bukan semata-mata hasil diri-sendiri, melainkan banyak faktor terutama Tuhan. Tanpa doa, usaha kita kurang bermakna.

Lupa Tuhan, Lupa Lingkungan

Biasanya orang yang lupa Tuhan, juga akan lupa darat, laut, dan udara. Dia lupa lingkugan dan alan semesta. Padahal, alam berkaitan erat dengan jalan hidup manusia. Siapayang berhubungan baik dengan lingkungan, maka kemungkinan besar akan mendapatkan dukungan dari alam, dalam berbagai kegiatannya. Sebaliknya juga demikian. Jika alam sudah mendukung, siapa yang mampu menahannya kecuali Tuahan sang pemilik alam.
Beberapa langkah yang dpay di jadikan agar selalu ingat Tuhan
  1. Sadarilah bahwa semua hal hanyalah titipan.
  2. Lihatlah sekeliling, kurangi ego.
  3. Banyaklah memberi

Kesalahan 19

Melupakan Keluarga

Sebelum menjalankan bisnis, sebagian orang mendapatkan motifasi dari keluarga. Dorongan, dukungan, dan sokongan dari keluarga biasanya menjadi vitamin yang sangat manjur.membuat seseorang sangat serius dalam menekuni bisnisnya.
Agar anda selalu ingat bahwa keluarga adalah sumber motivasi utama, lakukanlah beberapa langkah berikut ini:

  1. Libatkan Keluarga. Untuk rusan apa pun, libatkan keluarga. Jangan sampai anda melibatkan orang lain dalam urusan anda, sedang keluarga tidak.
  2. Jadikan keluarga sebagai konsultan utama. Dalm masalah apa pun, jadika keluarga sebagai konsultan utama.
Jadikan keluarga sebagai pihak pertama. Kelurga harus menjadi pihak pertama yang mengetahui perkembanan anda dan perusahaan.

Ingat Orang Tua

Mengingat orang tua merupakan sebuah motivasi yang sangat besar dalam menjalankan bisnis, khusunya seorang ibu. Bayangkan, ibu biasanya sangat halus menggunakan perasaannay, dalam mendukun jegiatan anak-anaknya. Bukan hanya hlus, tetepi juga tajam. Jika kegiatan anaknya kyrang baik, seorang ibu akan merasakan sesuatu yang kurang beres.

Ingat Suami atau Istri

Keluarga akan menjadi motivasi yang berlipat, ketika seseorang mulai berumah tangga. Sebelumnya, seseorang sudah memiliki motivasi tersendiri dari orang tua, adik, kakak, dan saudara-saudaranya. Setelah menikah, sumber motivasi bertambah lagi dari seorang suami atau istri.

Ingat Anak

Biasanya, seorang suami atau istri akan menjadikan seorang anak sebagai sumber motivasi utama. Memang wajar sebuah keluarga menjadikan seorang anak sebagai sumber motivasi utama, karenalah merekalah yang akan menjadi penerus keluaga. Anak menjadi segala hal, sebagai hal, sebagai hal untuk menyokong kehidupannya kelak.

Kesalahan 20

Berperilaku Buruk

Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Oleh karena dia merasa mandiri, maka dia dapat berbuat seenaknya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain.dia merasa berkelebihan di segala bidang, sehingga baginya berbuat sesuatu hal yang untuk orang lain susuh menjadi sangat mudah. Perasaan inilah yang sangat berbahaya.

Merusak Diri Sendiri

Sebagian pengusaha sukses dengan sengaja merusak dirinya sendiri, dengan berbagai jalan. Seorang pengusaha bangkrut gara-gara narkoba, selain dia sendiri harus di sembuhkan melalui terapi khusus yang menyedot biaya sangat tinggi. Pengusaha lainnya harus rela kembali ke titik nol, karena sangat suka dunia malam dan menenggak minuman keras dalam jumlah berlebihan.

Merusak Orang Lain

Perilaku buruk pasti akan berdampak buruk pula bagi seseorang pengusaha. Alhasil, dia menjadi tidak peduli terhadap konsumen, termasuk dalam menberikan produk bermutu. Buat pengusaha semacam ini, yang penting keuntungan besar, tidak peduli apakah kualitasnya baik. Untuk bisnis makanan pun dia tidak peduli akan kesehatan konsumennya.

Merusak Alam

Bagi anda yang punya usaha dengan bahan baku alam, sifat melestarikan alam harus lebih kuat lagi.bahan baku alam memang sudah di sediakan  oleh alam itu sendiri, tetapi jangan sampai kita memanfaatkannya secara seampangan. Apalagi sebagai sumberdaya alam tidak dapt di perbaharui. Kami secara sadar mengingatkan anda agar jangan pernah meremehkan alam, karena mereka bisa membuat anda menyesal apabila melupakannya.     

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *