Rabu, 31 Agustus 2016

PSIKOLOGI DALAM DAKWAH




Terciptanya psikologi dakwah tentunya tidak lepas dari sejarah perkembangan psikologi dan dakwah, serta psikologi islam sampai pada psikologi dakwah itu sendiri, yang kemudian berdiri secara otonom.Psikologi dakwah mempunyai teori serta prinsip-prinsip dan sudut pandang khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Psikologi dakwah, sebagai gabungan dari psikologi dan dakwah, mempunyai objek pembahasannya tersendiri yang membedakannya dengan ilmu yang lain, baik objek materialnya maupun formalnya. 

Oleh karena objek kajian yang sangat luas, maka pada kesempatan ini kita akan berusaha menelaah tentang perkembangan psikologi, dakwah, dan psikologi dakwah beserta kedudukan psikologi dakwah dalam ilmu psikologi, dan juga yang tak kalah penting disini kita akan membahas tentang hubungan psikologi dakwah dengan ilmu yang lain, karena diakui atau tidak, kajian yang sangat luas  ini berhubungan dengan ilmu-ilmu yang lain.

A.    Sejarah Perkembangan Psikologi, Dakwah, Psikologi Islam dan Psikologi Dakwah

Sejarah Perkembangan Psikologi

Beberapa abad sebelum Masehi, para ahli pikir Yunani dan Romawi telah berusaha mengetahui hidup kejiwaan manusia dengan cara-cara yang bersifat spekulatif. Pada zaman ini psikologi masih dalam ruang lingkup filsafat, Para ahli menyebutnya filsafat rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa melalui pemikiran pilosofi dan merupakan bagian dari filsafat. Salah satu filsuf pada saat ini plato dan aristoteles.

Sejalan dengan dinamika hidup masyarakat untuk senantiasa mencari pemuasan dalam segala aspek kehidupannya maka pikiran manusia pun mengalami perkembangan yang bertendensi ke arah pemuasan hidup ilmiahnya yang semakin sempurna. Mulai zaman humanisme  (aufklarung), sistem dan metode berpikir manusia tidak lagi bersifat spekulatif , melainkan menuntut sistem dan metode yang bersifat rasionalistis. Di antara ahli pikir pada masa ini adalah Thomas Aquinas dan Jhon Locke.

Sejak permulaan Abad XX, psikologi makin berkembang ke arah pengkhususan studi tentang aspek-aspek kehidupan jiwa manusia yang masing-masing memiiiki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya. Adapun pengkhususan tersebut dapat dikemukakan dalam beberapa aliran sebagai berikut: a. Psiko-analisis, b. Psikologi Individual (ilmu jiwa Pribadi), c. Psikologi analitis.[1]

2. Sejarah Perkembangan Dakwah
a.      Priode Nabi Muhammad dan Khulafa al-Rasyddin
Sejarah dakwah Nabi Muhammad dapat dibagi dalam dua fase, fase Mekkah dan Fase Madinah. Fase mekkah dimulai semenjak Rasullulah menerima wahyu pertama di gua Hira, sedangkan pada fase Madinah  dimulai ketika Nabi Muhammad menerima wahyu untuk berhijrah ke Madinah pada saat orang-orang Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhannad dan para pengikutnya.

b.     Priode umayyah, ‘Abasiyyah, dan utmani
Priode ini adalah masa dinasti Umayyah, ‘Abasiyyah, dan utsmani. Priode ini dimulai dengan berdirinya Dinasti  Bani Umayyah oleh Mu’awiyah bin abi Shafyan pada tahun keempat puluh Hijriyah hingga runtuhnya Dinasti Bani Utsmani pada tahun 1343 H/1924 M.

c.      Priode Zaman Modern
Pada priode ini ada yang mengambil bentuk dakwah yang bermacam-macam, ada yang berdakwah secara personal, ada juga yang bergerak secara berklompok.

3. Pemikiran ke Arah Psikologi islam
Pembicaraan tentang jiwa (ruh) dalam islam sudah di mulai sejak munculnya pemikir-pemikir islam dipanggung islam. Dimulai dengan runtuhnya peradaban Yunani Romawi dan adanya gerakan penerjemahan, komentar serta adanya karya orisinal yang dilakukan oleh para pemikir islam terutama pada masa Daulah Abasiyyah, esensi pemikiran yunani diangkat dan diperkaya. Disisi lain, para fisuf muslim juga terpengaruh oleh pemikiran Yunani dalam membahas nafs (jiwa), sehingga kubu fisafat islam diwakili oleh ibnu Rusyd terlibat perdebatan akademik berkepanjangan dengan Al-Ghazali. Dalam kurun waktu kurang lebih tujuh abad, nafs (jiwa) dibahas dalam dunia islam dalam kajian yang bersifat sufistik dan falsafi. Pembicaraan tentang nafs (jiwa) ini maka sangat memungkinkan, karena islam sendiri telah memiliki konsep sendiri tentang manusia serta unsur-unsurnya, maka sangat wajar bila para pemikir muslim juga berbicara islam dan jiwanya.

4. Pemikiran ke Arah Psikologi Dakwah
Psikologi Dakwah merupakan cabang pengetahuan baru yang merupakan gabungan antara kajian psikologi dengan ilmu dakwah. Psikologi dakwah juga pada hakikatnya merupakan bagian dari psikologi islam, karena dalam psikologi dakwah landasannya Al-Qur’an dan Hadis. Perkembanganpun sejalan dengan perkembangan pemikiran psikologi dalam islam. Ilmu ini dirasakan perlu dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan dakwah dan memaksimalkan hasil dari kegiatan dakwah.

Di Indonesia, ilmu ini dirintis oleh H. M Arifin sekitar tahun 1990. Menurut beliau, pada hakikatnya psikologi dakwah merupakan landasan dimana metodologi dakwah seharusnya dikembangkan. Psikologi dakwah membantu para Da’I dan para penerang agama memahami latar belakang hidup naluri manusia sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk social. 

B. Kedudukan Psikologi Dakwah Dalam Ilmu Psikologi
Psikologi berdasarkan kegunaannya ada dua macam, yang pertama psikologi teoritis, yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala-gejala itu sendiri. Yangkedua psikologi praktis/terapan, yaitu ilmu yang membahas segala sesuatu tentang jiwa untuk digunakan dalam praktek.

Jika dikaitkan dengan psikologi dakwah, yang mana makna secara sepintas dapat kita definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari atau membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
Dari definisi diatas, dapat kita simpulkan  bahwa psikologi dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, karena penggunaannya lebih pada prakteknya.

Disamping itu pula yang dibahas dalam psikologi dakwah ialah mengenai masalah tingkah laku manusia dilihat dari segi interaksi dan interrelasi serta interkomunikasi dengan manusia lain dalam hidup kelompok sosial, disamping masalah hidup individu dengan kelainan- kelainan watak dan personality, mendapat tekanan-tekanan analisis yang mendasar dan menyeluruh, karena tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial.  

C. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu Lain
Untuk memperjelas pembahasa ini, maka kami akan jelaskan satu persatu:

1. Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi
Islam adalah agama dakwah, agama yang menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya,  menumbuhkan pengertian dan kesadaran umat islam agar mampu menjalankan hidup sesuai yang diperintahkan. Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai keragaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain. Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah, karena itulah untuk mengefektifkan seorang dai ketika menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u diperlukan memahami psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.

2. Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana Da’i mengkomunikasikan pesan kepada Mad’u, perseorangan atau kelompok. Secara tehnis dakwah adalah komunikasi antara da’i(komunikator) dan mad’u(komunikan). Dan disini cara kerja psikologi dakwah sama dengan cara kerja psikologi komunikasi, karena manusia yang menjadi pelaku dakwah dan pelaku komuikasi adalah sama manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkeinginan.

3. Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi   agama
Psikologi Agama (ilmu jiwa agama) meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkahlaku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi). Lapangan penelitian psikologi agama adalah kesadaran beragama dan pengalaman beragama. Jika psikologi berusaha menguak apa yang melatarbelakangi tingkah laku manusia yang terkait dengan dakwah, maka psikologi agama mencari seberapa besar keyakinan agama seseorang memenuhi tingkah lakunya.

4. Hubungan psikologi dakwah dengan patologi social
Psikologi dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran agama menuju kepada kesejahteraan jiwa dan raga Mad’u dan Da’i. Sebelum memulai dakwah, para da’i perlu mengetahui lebih jauh apa saja penyakit-penyakit masyarakat yang hal itu dibahas oleh ilmu patologi sosial.

5. Hubungan psikologi dakwah dengan sosiologi
Sosiologi menaruh perhatian pada interaksi sosial. Interaksi sosial akan terjadi apabila terjadinya komunikasi. Demikian juga kegiatan dakwah yang merupakan komunikasi antara Da’i dan Mad’u yang akan melahirkan interaksi sosial.

6. Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual
Manusia adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa di bagi-bagi, terdiri dari jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi individualitas (pribadinya).Bantuan psikologi individual terhadap psikologi dakwah terletak pada pengungkapan tentang hal ihwal hidup kejiwaan individual dengan aspek-aspek dan ciri-cirinya yang mengandung kemungkinan dapat dihampiri secara bijaksana untuk diarahkan kepada tujuan dakwah sesuai dengan kebutuhan pemuasan pribadi masing-masing melalui proses dakwah yang tepat.

7. Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi social
Selain manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan makhluk sosisal. Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwah karena dalam psikologi sosial dipelajari tentang peyesuaian diri manusia yang diitimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial, perubahan tingkah laku sesuai rangsangan-rangsangan sosial.



"MANAJEMEN INTEGRAL PENDIDIKAN"


K
eberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan  pemimpin organisasi sekolah dalam menata dan mengembangkan organisasinya baik ketua yayasan maupun kepala sekolah sebagai manajer operasional sekolah.

Peran kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah tentu saja bukan hanya sekedar memahami administrasi dan kurikulum semata, tetapi juga harus mengembangkan Kemampuan pengembangan dan kemampuan pencapaian misi dan visi sekolah dimasa yang akan datang. Selain kemampuan menyesuaikan sekolah dengan perkembangan teknologi serta mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah dalam mengharmonisasikan dengan pembentukan karakter sekolah yang menjadi differensiasi organisasi sekolah unggul.

Nilai unggul sekolah saat ini berpatokan pada kondisi fisik, gedung yang refresentatif, kurikulum berbasis internasional, bertarif mahal dengan guru dan staf pendidikan bergaji mahal sampai lupa kalau model pendidikan unggul itu tidak bisa dinikmati semua orang dan memberikan pembentukan dan kecerdasan mendasar bagi bangsa yang hanya cerdas pengetahuan tapi tidak berkarakter. 

Bisa dipahami tidak semua sekolah bisa mengembangkan kemampuan itu dan masih banyak menganggap pendidikan karakter itu tidak terbentuk dari awal tapi berkembang diluar ketika siswa mampu menyelesaikan pendidikannya. Padahal pendidikan integral akan mampu meningkatkan karakteristik siswa didik dengan baik. Peran kepala sekolah untuk menciptakan karakter unggul inilah yang menjadi bahan kajian dan penelitian dengan lahirnya sekolah dengan beberapa istilah, sekolah berbasis internasional, sekolah berbasis bisnis, sekolah berbasis Al-Qur’an, sekolah berbasis IT, dll.

Diantara kemampuan seorang pemimpin dalam mengelola sekolah ini tentu saja tak lepas dari peran manajemen yang mampu menata dan mengendalikan dari hal yang kecil sampai hal yang besar yang menyangkut kebijakan dan pengambilan keputusan.

Kemampuan integral seorang pemimpin sangat dibutuhkan, seorang kepala sekolah bukan sekedar memahami kurikulum dan administrasi sekolah semata, tetapi memiliki kemampuan layaknya seorang pebisnis profesional mampu mengembangkan potensi sumber daya dan faktor ekonomi yang dimiliki sekolah.

Kepala sekolah mampu mengembangkan potensi manusia yang dimiliki dan potensi keuangan sekolah yang bisa digali sehingga tidak terlalu tergantung pada kemampuan keuangan konvensional sekolah semata tapi mengembangkan tingkatan produk dan jasa yang dimiliki sekolah.

       Sekolah integral

Sekolah integral mungkin kita ingat kasus sekolah-sekolah di departemen agama, yang memisahkan antara pendidikan umum dan agama,  kita kenal dengan istilah dichotomi,  memilah-milah menjadi dua hal atau dua persona, seperti antara program pesantren dengan sekolah umum.

Fenomena sekolah integral ini bisa dilihat  maraknya sekolah terpadu.  Ada sekolah yang benar-benar integral dalam berbagai sistemnya, ada juga sekolah hanya mencitrakan sekolah dengan erbagai istilah seperti sekolah terpadu, sekolah plus, sekolah unggulan, ’sekolah berbasis’ alam, industri, dwi bahasa, semua ditambahkan agar terlihat beda dan unggul dimata masyarakat yang digunakan sebagai bentuk promosi sekolah dalam merekrut siswa dan meningkatkan kualitas sekolah.

Timbul pertanyaan bagaimana cara menyatukan sebuah sistem sekolah yang beragam model, dan apa kriteria sekolah integral? Apa yang diintegralkan? Beberapa pertanyaan diatas jelas bukan hal yang mudah ketika sistem sekolah dikuasai institusi negara, jelas sulit untuk lepas dari kultur negara menguasai pendidikan. Sekolah integral sudah mempunyai karakter tersendiri walaupun tidak bisa lepas dari kurikulum negara.

Muhammadiyah sebagai salah satu contoh organisasi massa keagamaan yang sudah lama memiliki sistem pendidikan sendiri dan perkembangannya yang luar biasa sekali diseluruh Indonesia. Karakter sekolah Muhammadiyah dapat dilihat dalam penyebaran ideologi organisasi yang menyebar keseluruh Indonesia, artinya dimana ada Muhammadiyah diperkirakan ada sekolah berdiri dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Begitu juga ada fenomena lain, seiring perkembangan politik Islam pasca reformasi tahun 1999 melahirkan sekolah integral yang dirintis para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan mendirikan sekolah terpadu diberbagai lokasi di seluruh Indonesia.dilansir PKS pelopor sekolah terpadu yang membuka tabir sekolah agama tertinggal dan hanya untuk orang tidak mampu.

  Ruang Dan Fokus Manajemen  integral.

Buku sederhana ini terinspirasi oleh manajemen integratif karya guru besar pasca sarjana STIM LPMI Jakarta prof Dr. Bennet silalahi, Ph.D. tentang perlunya integralitas manajemen dalam sebuah organisasi dalam hal ini penulis menempatkan objek sekolah dan kepala sekolah sebagai motor penggerak perubahan sekolah integral. Dalam bahasan penulis membagi menjadi empat bagian :
  •  Bagian Satu Manajemen Integralistik Organisasi Sekolah
  • Bagian  Dua komunikasi Dan Public Relations
  • Bagian Tiga Administrasi Dan Keuangan Sekolah.
  • Bagian Empat Informasi Dan Teknologi Organisasi Sekolah


MIKRO EKSPRESI : SAYA MENGETAHUI ANDA?


Untuk membaca kejujuran atau kebohongan seseorang, membaca ekspresi, membaca eye contact, serta tingkah laku seseorang. Terkadang kita suka khawatir dengan kebenaran atau kejujuran seseorang lalu kita curiga bahwa dia akan berbohong pada kita, tapi dengan kita membaca buku ini kita dapat mengetahui apakah orang terdekat kita berkata jujur atau malah berbohong

Kita mengetahui mulai dari tingkah laku, Karena tingkah laku paling mudah untuk diketahui, mengapa? Karena tingkah laku itu visual atau dapat ditangkap oleh mata dengan mudah. Ini adalah beberapa tingkah laku atau bahasa tubuh seseorang, misalnya anggukan kepala, jika anggukan kepala dengan dinamika pelan mengartikan dorongan dari pendengar agar si pembicara melanjutkan apa yang sedang disampaikannya. Anggukan agak cepat merupakan dorongan dari pendengar untuk memberi tahu bahwa ia mengerti apa yang dikatakan oleh pembicara. 

Kalau anggukan sangat cepat mengartikan bahwa si pendengar ingin menggantikan si pembicara untuk berbicara di depan. Menyentuh atau menutup mulut merupakan parameter yang paling umum, karena menutup mulut merupakan refleks dari tidak mau menjawab pertanyaan. Meletakkan tangan diatas mulut itu berarti mereka menutupi suatu hal yang tidak ingin dikatakannya atau sama saja dia menutupi sebuah kebenaran atau sama halnya dengan berbohong, itu merupakan beberapa hal yang paling mudah untuk di pelajari dari bahasa tubuh. 

 Mikro ekspresi.
Mikro ekspresi merupakan ekspresi singkat yang dinyatakan melalui raut wajah seseorang yang menggambarkan perasaan dan keadaan emosional tentang sesuatu yang terjadi, misalnya kemarahan. ciri-ciri dari ekspresinya adalah alis ke bawah dan menyatu, mata terbuka dan bibir menyempit. Biasanya mikro ekspresi ini digunakan untuk orang - orang yang suka menutup dirinya, kemudian ekspresi menganggap remeh suatu hal seperti ciri - ciri berikut yaitu sisi bibirmengencang dan naik hanya di satu sisi wajah saja. Ekspresi sedih ditandai dengan kelopak mata atas terkulai, kehilangan fokus di mata, dan sedikit di tarik ke bawah sisi bibir. Ekspresi jijik atau muak ditandai dengan ciri-ciri mulut bagian atas terangkat dan melengkung, ada kerutan di bagian hidung. Dan di buku ini dinyatakan 90% orang berbohong dalam mengatakan perasaan yang sedang dirasakan.

  Eye contact. Ternyata eye contact memiliki kekuatan yang besar dalam membangun komunikasi, karena sadar atau tidak eye contact dapat menyampaikan perasaan yang kita sukai ataupun tidak, dan melalui eye contactpun kita dapat mengukur kadar perhatian, juga mendeteksi kejujuran serta ketertarikan lawan bicara kita, apakah dia tertarik atau bahkan merasa bosan. Bahasan tentang durasi tatapan, jika lawan bicara kita sedang berbicara, memalingkan pandangan sebentar lalu kemudian kembali melalukan eye contact mengartikan bahwa ia tertarik dan paham dengan apa yang sedang dibicarakan. Lalu jika sedang mendengarkan tetapi banyak melakukan eye contact berarti agak sedikit tertarik dengan apa yang sedang dibahas. Tetapi jika memalingkan eye contact terus berarti si lawan bicara merasa bosan bahkan tidak setuju dengan apa yang sedang dibicarakan oleh si pembicara. Lalu aktivitas gerakan mata juga mempengaruhi hal tersebut, misalnya gerakan mata bolak balik mengartikan bahwa orang tersebut ingin mengalihkan pembicaraan, tetapi kalau menyipitkan mata berarti orang tersebut sedang fokus terhadap sesuatu yang dilakukannya, namun lain halnya jika mata seseorang membesar atau melotot itu mengartikan bahwa orang ini tidak dapat atau sulit untuk diatur. Aktivitas mata jika orang tersebut sedang berbohong, jika seseorang sedang berbohong biasanya ia jarang sejali mengedipkan matanya, pupil matanya jika dilihat akan lebih membesar dibandingkan oleh orang yang tidak sedang berbohong, dan dia biasanya memperlihatkan eye contact yang lebih jarang karena ada rasa takut atau cemas untuk menatap.

Hal tersebut dapat membongkar perasaan orang lain yang sedang ditutup-tutupi, lalu bagaimana kita dapat mengetahui dia sedang berbohong melalui kata katanya? Biasanya orang yang berbohong akan mengulangi kata atau frasa, membutikkan bahwa mereka sedang gugup karena tidak tahu ingin berkata apa, lalu dia akan menyediakan terlalu banyak informasi, maksudnya ia berkata kata yang tidak sepatutnya dikeluarkan atau ibaratnya "tidak nyambung", dan orang ini cenderung banyak menunjuk dan suka bersumpah.

Mengontrol tatapan seseorang dengan menggunakan sebuah benda sebagai visual, biasanya bisa dengan cara mengangkat benda tersebut dan tahan di antara matanya dan mata kita. Sehingga tanpa sadar akan mengangkat kepala dan akan melihat mata kita. Ada pula beberapa jenis tatapan yang sesuai kondisi dan tujuan seperti, tatapan umum atau tatapan bisnis dengan membayangkan segitiga yang ada pada dahi orang lain. Tatapan sosial ketika kita menurunkan tatapan agak kebawah dan membayangan sebuah segitiga dia antara mata dan mulut lawan bicara kita. Tatapan intim menunjukkan ketertarikan dengna lawan jenis dengan mengarahkan pandangan kita dari mata, dagu, hingga pada bagain leher dan dada.

 Body language atau bahasa tubuh.

Bahasa tubuh selalu dapat mengungkapkan sesuatu, dari yang ingin disampaikan, di tutupi, perasaan menerima, menolak, tertarik, bosan, benci semuanya bisa diungkapkan dengan gerakan dari isyarat yang dikeluarkan leh bahasa tubuh. Dimulai dari klasifikasi non-verbal seperti, pesan fasial yang menggunakan air muka untuk menyampaikan maksud tertentu. Pesan gestural dengang menunjukkan gerakan anggota tubuh untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan postural, berkaitan dengan keseluruhan anggota tubuh. Pesan artifaktual, dapat dikenali melalui penampilan, pakaian, dan kosmetik.

Adapula pesan dalam bahasa tubuh seperti, kepala dan wajah dilihat dari anggukan yang dapat menggali lebih jauh tentang apa yang ingin disampaikan lawan bicara dan dapat memberikan dorongan dan membetuk hubungan yang baik. Selain anggukan adapula memiringkan kepala yang berarti tertarik akan sesuatu, tertunduk yang berarti ketidaksetujuan sesuatu, dan menaikkan kepala yang berarti menunjukkan respon akan sesuatu.Menggaruk wajah berarti seseorang ragu mengambil keputasan. Menggaruk kepala berarti tidak mengerti apa yang lawan bicara atau yang sedang dibicarakan. Mengusap dahi atau telinga berarti ada rasa perasaan tidak nyaman. Mata yang tertutup berarti tindakan seseorang dalam mengingat, membayangkan, dan berpikir secara mendalam. Menyentuh atau menutup mulut berarti refleks klasik dari tidak mau menjawab pertanyaan. Mulut yang terbuka berarti tertarik akan suatu pembicaraan. Mulut yang tersenyum tapi tertutup berati ada seseatu hal yang tidak menyenangkan. Mengulum mulut berarti mengenal pertanyaan, mengganjal pikiran dan ada rasa cemas terhadap sesuatu yang dibicarakan. Memegang dan mengusap dagu berarti sedang melakukan suatu penilaian terhapa apa yang dibicarakan. Menyentuh hidung dan mengusap mata berarti memanipulasi seseorang untuk menyamarkan argumen. Menyentuh telinga dan leher berarti memblokir kata-kata yang di dengarkan dan respon keraguan atau ketidakpastian.

Anggota tubuh tangan
Pada telapak tangan terbuka berarti menerima, telapak tangan tertutup berarti menunjukkan sikap dominan. Tertutup dan menunjuk berati isyarat dari otoritas dan agresi. Tangan menggenggam berati respon dari kekhawatiran. Kedua tangan menempel dan berada dekat mulut bearti seseorang sedang menahan diri dari penolakkan atau ketidaksetujuan. Menggepalkan tangan berati menunjukkan kegelisahan dan frustasi akan suatu hal. Menara tangan menunjukkan sikap percaya diri seseorang. Menyembunyikan tangan berarti seseorang sedang menutupi sesuatu. Menunjukkan ibu jari berarti menunjukkan kekuasaan atua sedang membatasi kekuasaan orang lain. Tangan menyentuh wajah dan bagian kepala berati sedang ada rasa tidak nyaman akan suatu hal. Tangan yang menyentuh bagian kening berarti ada rasa malu yang mendalam. Mencengkeram tangan berati bentuk dari penegndalian diri, mencengkeran lengan berarti seseorang sedang menahan emosi atau kemarahannya  akan sesuatu, mencengkeram pergelangna tangan berarti ada rasa kepercayaan diri atau keyakinan. Meletakkan tangan di wajah berarti sedang mendengarkan sesuatu namun sudah mendaji kurang menarik. Telapak tangan ditekan di paha atau di lutut berati ingin segera mengakhiri pebicaraan dan meninggalkan tempat bicara. Menggosok telapak tangan berarti mengharapkan sesuatu dari kita. Jari yang menutupi mulut disertai ibu jari menekan pipi berari penolakkan atau perbedaan pendapat. Ring dan ‘ok’ gesture berarti mandakan ssetuju. Bermain atau menggugut kuku berarti menunjukkan tidak percaya diri, rendah diri atau ketakuan dan kecemasan akan sesuatu hal.Lengan disilangkan dan mengambil langkah mundur berati mengambil jarak aman atas apa yang mengancam. Menggenggam lengan secara menyilang ada rasa takut atau tidak percaya diri. Bersalaman dan berjabat tangan berarti membangun kedekatan dengan orang lain.

 Anggota tubuh kaki.
Pada bagian ini lebih banyak mengungkap gerakan yang tidak disengaja, karena bagian bawah tubuh cenderung memiliki banyak informasi mengenai perilaku seseorang karena respon atau reflek. Respon yang pertama adalah arah kaki yang keluar, berati seseorang ingin mengakhiri pemebicaraa dan pergi melakukan sesuatu yang lebih penting. Menyilangkan kaki, berarti ia ingin mengatakan bahwa ia memiliki ‘kekuatan’ atau sedang dalam posisi nyaman. Kaki yang bergerak terus, menandakan ketidaknyamana dan kegelisahan sehingga ingin cepat mengakhiri pembicaraan dan cepat pergi. Kaki yang rapat, menunjukkan kesiapan, rasa hormat terhadap lawan bicara dan belum nyaman dengan pembicaraan. Berbicara sambil mengangkat salah satu kaki, menunjukkan respon kenyamanan situasi. Berdiri menyilangkan kaki dan tangan, berarti untuk menjaga diri agar tetap nyama dalam lingkungan yang  kurang menyenangkan.

 Posisi tubuh
Pada posisi terbuka, menandakan seseorang sedang membuka komunikasi dengan kita. Posisi tubuh ke arah luar, berati tidak menaruh perhatian, tidak minat atau meremehkan apa yang dibicarakan. Mengangkat bahu, menunjukkan ketidaktahuan atau seseorang yang tidak mau terlibat dalam pembahasan, membuat batasan, dan menghindari pembahasan. Menarik kerah baju, merupakan respon dari kemarahan, frustasi dan kegelisahan. 

Berdiri dan bertolak pinggang, menunjukkan kesiapan untuk bertindak. Tangan sebagai penopang kepala, berati pendengar lelah mendengarkan, menjadi bosan dan tidak tertarik lagi. Meletakkan tangan disisi pipi dengan telunjuk megarah ke atas menunjukkan seseorang kehilangan minat. Badan codong ke depan, kedua tangan ada di atas paha atau lutut,atau bersandar ke depan dan mencengjeram kursi merupakan bahwa seseorang ingin segera mengakhiri percakapan. Jari telunjuk ke atas pipi dan jempol menyentuh dagu berati pendengar sedang berpikiran negatif atau mengkritisi apa yang dibicarakan.

 Gaya merokok “smoke up” berati postif, percaya diri, dan berkuasa. Gaya merokok “smoke down” berati negatif, dan mencurigakan. Gerakan meletakkan kacamata dimulut berati ingin menunda keputusan. Bersandar pada benda, menempatkan kaki, tangan, atau menyentuh benda atau seseorang menunjukkan daerah kekuasaan. Menaikkan kaki ke atas meja menunjukkan kepemilikan sesuatu. Arah tubuh, menunjukkan arah pikiran kita secara utuh.

Selanjutnya membaca kebohongan melalui bahasa tubuh.
 Kita dapat mengetahuinya saat seseorang sedang berbohong. Yang pertama adalah sinyal kebohongan dengan mengubah posisi kepala dengan cepat, berarti mereka sedang berbohong kepada kita tentang sesuatu. Perubahan pernapasan dan mendadak menari napas dalam, hal ini untuk menenangkan perasaan dan melepaskan beban yang ada. Berdiri diam menandakan ada sesuatu yang salah. Mengulangi kata atau frasa, berarti mereka berusaha untuk meyakinkan kita atau diri mereka tantang suatu hal. Mengulangi pertanyaan yang sama, berarti seseorang sedang mengulur waktu untuk mendapatkan jeda dalam berpikir. Menyediakan terlalu banyak informasi, berarti kemungkinan dia tidak mengatakan yang sebenarnya. Menyentuh atau menutup mulut,  berarti mereka tidak mau berurusan dengan masalah atau tidak mau menjawab pertanyaan. Menutup bagian tubuh yang rentan. Mengocok atau menngiyangkan kaki, berarti pembohong yang tidak nyaman dan gugup. Menatap tanpa banyak berkedip, untuk mempertahankan kontak mata dalam upaya untuk mengontrol dan memanipulasi. Cenderung banyak menunjuk dan suka bersumpah, untuk mengalihkan kesalahan pada kita dan menjadi marah ketika menemukan kebohongannya.
Mendeteksi kebohongan dari bahasa tubuh, yaitu dengan cara:
1.      Temukan baseline lawan bicara
2.      Amati perilaku khusus dan perhatikan
3.      Evaluasi dan perhatikan respon yang ada
4.      Perhatikan bahasa tubuh

Sumber : Daud Antonius,  I Know You,  Loveable, Jakarta, 2014.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *