Adapun rasa gelisah,adalah reaksi jiwa terhadap suatu
benda atau suatu keadaan yang abstrak
atau semu. Sehingga si penderita sendiri tidak mampu mengetahui secara
jelas apa penyebab sebenarnya dari kegelisahan itu.
Kebanyakan orang yang menderita kegelisahan yang akut ini
disebabkan oleh tekanan-tekanan kehidupan yang beragam jenisnya. Ditambah lagi
dengan mobilitas dan pergerakan hidup yang menjaddi ciri khas kehidupan modern.
Kegelisahan adalah penyakit rohani yang timbul akibat adanya proses fisika dan
kimia dalam tubuh, yang memompa sistem tubuh untuk mengeluarkan hormon-hormon
tertentu yang dapat melahirkan berbagai perilaku negatif pada dirinya yang
tidak biasa terjadi sebelumnya. Karena itulah orang yang terserang rasa gelisah
harus memandang kehidupan ini dengan pandangan yang optimis. Namun demikian,
obat yang paling agung dalam mengobatinya adalah kitabullah atau
alquran, yakni dengan membacanya dengan khusyu’ dan tenang. Dengan izin allah
swt, alquran itu akan menjadi balsem baginy, yang ampuh untuk menyembuhkan
penyakitnya.
Kegelisahan pun merupakan ungkapan dari perseturuan yang
terjadi dalam jiwa seseorang karena alesan yang tidak jelas, bahkan jarang
sekali diketahui oleh orang itu sendiri. Perseturuan berbahaya yang dilakoni
oleh hati dan perasaan ini akan terlihat jelas efeknya pada setiap sisi dari
kehidupannya. Tubuhnya menjadi lesu, semangatnya menghilang, nafsu makannya
turun drastis dan sebagainya.
Esensi kegelisahan
Kegelisahan seseorang akan semakin naik ketika ia menjadi
korban krisis kesehatan, terkena krisis keuangan yang berkepanjangan, mendapat
sebuah teror yang dapat mengancam nyawa atau nyawa anak istrinya, atau sedang menghadapi
masalah-masalah kehidupan yang rumit. Maka dari itu sangat sulit bagi saya
untuk membuat secara lengkap daftar faktor-faktor apa saja yang dapat
menimbulkan kegelisahan pada diri seseorang. Namun, secara umum dapat kami katakan
bahwa semua faktor itu tersimpul pada beberapa bagian berikut :
- Faktor-faktor yang berkaitan dengan masa epan atau kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal datang menimpa dalam waktu dekat.
- Faktor-faktor berupa sesuatu yang sifatnya sedang mengancam atau menakutkan.
- Ancaman itu sendiri sebagiannya ada yang hakiki (benar-benar membahayakan), namun sebagiannya lagi hanyalah ancaman semu, hanya orang menganggapnya seolah ia benar-benar hakiki.
Dari sini kita dapat mendefinisikan kegelisahan itu
dangan: “sebuah reaksi yang diliputi oleh rasa takut dan was-was yang
berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap dapat membahayakan, baik sesuatu itu
benar-benar ada maupun hanya fiktif belaka”.
Untuk itu, bahwa kekhawatiran yang ditimbulkan oleh rasa
gelisah biasanya hanyalah kekhawatiran semu yang dibuat-buat
(dikhayal-khayalkan). Dari situ, sebagian ahli menyebut penyakit ini dengan
“perasaan takut yang tak beralasan dan perasaan-perasaan lainnya yang tidak
wajar, yang menguasai diri seseorang sehingga darinya muncul sikap-sikap aneh
yang tidak bis dimengerti oleh orang lain yang normal”.
Kegelisahan adalah penyakit jiwa yang terbanyak diderita
orang dewasa ini. Sekitar 10-15% penduduk dunia saat ini menderita penyakit
yang menyengsarakan itu. Dan rata-rata yng terkena olehnya adalah orang-orang
yang sedang berada pada fase peralihan dari masa hidupnya, misalnya peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa remaja, peralihan dari masa bekerja ke masa
pensiun, dan peralihan dari masa subur ke masa manupouse bagi kaum perempuan.
Ketahuilah! Bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah gelisah
dalam hidupnya. Sebab, gelisah adalah bagian dari tabiat manusia. Namun, jika
kegelisahan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bahkan berkepanjangan
pada diri seseorang, maka hal itu tidak bisa dikatakan wajar lagi dan harus
segera dicarikan obat dan solusinya.
1. Pembagian rasa gelisah
Secara umum, rasa gelisah terbagi menjadi dua jenis,
yaitu kegelisahan umum dan kegelisahan pribadi :
a. Kegelisahan umum
Adalah ketakutan dan kekhawatiran berlebihan
yang tidak jelas penyebabanya dan telah mendera seseorang selama lebih dari
enam bulan, biasanya menyerang orang-orang dewasa, baik laki-laki maupun wanita
yang berumur rata-rata antara 20 hingga 30 tahun.
1) Ciri-ciri kegelisahan umum
a.
Badannya mengeluarkan keringat melebihi
biasanya.
b.
Sering mencret dan buang air kecil.
c.
Tempramental atau gampang emosi.
d.
Mulutnya berbuih dan ia terlihat seperti
sedang mabuk.
e.
Tidak mampu berpikiran lurus dan jernih.
f.
Badannya bergetar seperti orang menggigil.
g.
Kedua tangannya terasa dingin dan basah.
h.
Suka bergerak dan tak tenang.
i.
Merasa lelah yang berlebihan, dan jantungnya
berdenyut kencang.
j.
Mulutnya kering dan susah makanan atau
minuman.
2) Pengobatan terhadap kegelisahan umum
Penyakit ini biasa diberikan pengobatan
secara kejiwaan atau dengan perilaku, dan bisa pula pengobatan secara medis
atau tradisional. Salah satu jenis obaat yang diberikan adalah buspirone
buspar, juga obat-obatan yang termasukdalam jenis benzodiaodiazepines.
b. Kegelisahan pribadi
Adalah kegelisahan yang muncul akibat tidak
mampunya seseorang memecahkan berbagai goncangan (dalam dirinya) secara
langsung atau tidak langsung.inilah yang menjadi awal lahirnya berbagai
keburukan dalam beradaptasi dan keguncangan pada jiwanya. Dan jika ia semakin
kuat maka ia dapat menghalangi kemampuan adaptasi seseorang lalu darinya
terlahir sikap-sikap aneh yang tidak biasa ia lakukan sebelumnya.
Stres bisa saja menyakitkan dan
menyengsarakan orang yang menderitanya. Padahal tidak semua stres itu merugikan,
terkadang ia bisa menjadi sebuah ruh kehidupan dan faktor utama dalam
melahirkan prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan.
Jadi, stres terkadang menjadi sebuah hal yang positif
bagi seseorang dan boleh jadi juga sebaliknya. Semua itu tergantung pada kekuatan
jiwa orang itu sendiri dalam menghadapi dan mangatasinya.
Penyebab-penyebab stres
Stres sangat erat kaitannya dengan tekanan-takanan
kehidupan yang hari demi hari kian bertambah, sebagaimana munculnya pada
seseorangketika ia merasa terancam oleh sesuatu dari dalam dirinyasendiri
maupun dari orang lain, baik sesuatu itu berbentuk kongkrit maupun abstrak.
Dapat kami simpulkan bahwa penyebab utama dari penyakit
stres aalah sebagai berikut :
1. Kekosongan jiwa
Jiwa yang kosong menyebabkan pemiliknya merasa
terasing,kehilangan, dan takut akan apa-apa yang menimpa pada hari ini maupun
hari yang akan datang.
2. Tidak mampu mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat
Seseorang yang tidak maampu menampakan
eksistensinya di tengah-tengah masyarakat dan tidak bisa menyaingi mereka dalam
hal keduniaan, apalagi jika masyarakat tempat ia berdiam itu memandang
seseorang hanya berdasarkan isi kantongnya, maka ia akan merassa malu dan tidak
percaya diri berada dilingkungan tersebut.
3. Tidak mampu mengikuti alurta jalan hidup masyarakat sekitar
Orang yang tidak mampu mengikuti adat
kebiasaan serta jalan hidup masyarakat sekitar ia tidak memungkinkan untuk
berpindah dari tempat tersebut ke tempat lain yang lebih sesuai dengannya.
4. Perselisihan, pertentangan, dan pertengkaran yang berkelanjutan yang terjadi dalam sebuah keluarga akan bisa menyebabkan stres pada keuarga tersebut.
Tidak diragukan lagi bahwa tingkat stres berbeda-beda
kadarnya pada masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, begitu pula
dengan iman dan keyakinan kepada allah swt.
Macam-macam stres
Stres dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya
adalah :
1. Stres yang berhubungan dengan alam sadar dan tidak sadar.
2. Stres yang timbul akibat adanya kekurangan fisik.
3. Stres yang timbul karena pengaruh khayalan.
4. Stres yang timbul akibat takut terkena vonis hukuman.
5. Stres naluri yang timbul akibat sebab-sebab yang wajar, seperti stres yang menimpa seseorang ketika ia sedang mengikuti ujian yang sulit.
Namun
demikian ada juga yang membagi stres itu kepada stres biasa dan luar biasa.
Stres biasa adalah stres yang timbul akibat adanya perasaan takut terhadap
suatu benda atau keadaan yang kongkrit yang memang layak seseorang menjadi
stres karenanya. Sedangkan stres luar bisa adalah stres yang timbul akibat adanya
perasaan takut terhadap suatu benda atau keadaan yang abstrak yang sebenarnya
tidak layak seseorang manjadi stres karenanya.
Mengenal stres lebih lanjut
Kesimpulan yang kita dapatkan dari pembicaraan kebanyakan
mereka adalah bahwa penyebab utama dari kesusahan dan kepelikan itu tak lain
hanyalah stres.Karena itulah, penyair odien menggambarkan dunia sekarang
dalam sya’irnya dangan dunia “dunia stres” atau “dunia derita”. Cuma saja,
stres itu pada sebagian orang hanyalah sebuah percobaan dan pengalaman pribadi
saja yang justru mendatangkan faedah dan manfaat tertentu baginya.
Stres juga berbeda-beda
kadar kekuatannya pada diri seseorang dengan orang lainnya. Yang jelas,
semakin kuat kadar stres pada diri seseorang, maka akan semakin parah dampaknya
pada diri orang terebut.Penderita stres biasanya suka kaget, jiwanya guncang,
badannya berkeringat, jantungnya berdenyut kencang, sukar bernafas, alat
pencernaannya terganggu, dan susah tidur. Orang yang terkena stres juga sering
menderita kelelahan luar biasa karena energi tubuhnya terkuras tanpa ia sadari.
Ciri-ciri pengidap stres
Ciri orang yang sedang stres akan terlihat pada tiga
bagian terpenting dari dirinya, yaitu sebagai berikut :
1. Ciri-ciri dari segi fisik
Perubahan fisik ini diakibatkan oleh adanya
gangguan besar pada alat terpenting yang berfungsi untuk menggerakan tubuh
ketika menghadapi suatu bahaya. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Perut terasa mual, lalu muntah.
b.
Mulut berbusa.
c.
Mencret.
d.
Pencernaan terasa sakit.
e.
Suara serak.
f.
Pandangan mata tajam.
g.
Kedua tangan bergetar.
h.
Tekanan darah naik.
i.
Sering buang air.
j.
Denyut jantung naik.
k.
Tidak mampu menyelesaikan gerakan-gerakan
yang sederhana sekalipun.
l.
Leher terasa tercekik, dada terasa sempit,
dan sukar bernafas.
2. Ciri-ciri dari segi mental, antara lain adalah :
a.
Suka memonopoli atau egois
b.
Gampang tersinggung
c.
Tidak percaya diri
d.
Ragu-ragu mengambil keputusan
e.
Merasa lemah dan gagal
f.
Mudah kaget dan gelisah
g.
Sering mengalami mimpi buruk
h.
Suka bosan dan muak
i.
Susah tidur
j.
Banyak bergerak dan tak tenang diam
3. Ciri-ciri dari segi pikiran
Seseorang tersebut akan menjadi sering lupa,
linglung, sering berubah pikiran, sukar mengatur atau memutuskan sesuatu, tidak
sabar untuk menghentikan suatu kegiatan atau urusan, dan sebagainya.
Untuk memeriksa pasien yang sakit stres, perlu
diperhatikan hal sebagai berikut :
a. Tingkat stres yang dideritanya, apakah parah atau tidak.
b. Sejarah masa silamnya.
c. Sejarah keluarganya.
d. Kecerdasannya.
e. Usia dan tingkat kedewasaannya.
f. Penyebab dari stresnya itu.
Wajarkah kita terkena stres?
Tak diragukan lagi bahwa stres dan penyakit mental
lainnya telah menjadi fenomena dunia sekarang ini. Namun semuanya dapat
disimpulkan pada kekhawatiran dan ketakutan luar biasa terhadap sesuatu yang
abstrak (semu) atau terhadap kejadian yang akan menimpa di masa mendatang.
Biasanya perasaan seperti itu timbul dari orang-orang yang lemah iman, apalagi
orang-orang ayang tidak beriman sama sekali. Stres bisa jadi baik dan terpuji,
bisa jadi wajar-wajar saja, dan bisa jadi pula tidak baik dan tercela.
Empat kaedah yang menjauhkanmu dari penyakit
stres
Empat kaedah yang dapat menyelamatkanmu dari stres, yaitu
:
1. Hadapi saja hari yang sedang engkau jalani!
2. Tanyailah dirimu!
- Bayangkan musibah-musibah lain yang jauh lebih berat dari musibah yang engkau hadapi.
- Khayalkanlah bahwa engkau mampu menghadapi musibah-musibah yang jauh lebih berat itu.
- Berusahalah meyakinkan dirimu sendiri bahwa engkau sanggup menghadapinya dan takkan menyerah kepadanya.
3. Ingat kerugian terbesar dari stres!
Betapa stres itu bisa menguruskan badanmu,
menjelekkan tampangmu, dan mencabut kesehatanmu.
4. Istirahatlah dan bersantailah!
Sesungguhnya istirahat dan bersantai sejenak
itu banyak pengaruh dan manfaatnya bagi jiwa. Maka sediakanlah waktu yang cukup
untuk tidur, dan jangan lupa menyisakannya sedikit untuk bermain-main,
bersantai, dan bersenda gurau.
Bagaimanakah menghantam stres sebelum ia menghantammu?
Berikut adalah kiat menghantam stres sebelum stres itu
manghantam dirimu :
- Jika engkau merasa stres, alihkanlah perhatianmu dengan melakukan kegiatan apa saja yang bermanfaat.
- Jangan pedulikan perkara-perkara sepele dan masalah-masalah remeh.
- Jika engkau stres, maka katakanlah kepada dirimu sendiri,”bukankah perkara ini akan tetap datang kepadaku, betapa pun aku lari menghindar darinya? Sungguh aku tidak akan dapat mengelak darinya.
- Terimalah dengan senang hati apapun yang memang mesti terjadi pada dirimu.
Mengatasi
stres
1. Cara terbaik mengatasi stres
Cara terbaik mangatasi stres adalah dengan
menguatkan iman kepada Allah swt. Sebab iman adalah benteng yang sangat kokoh
pada diri seseorang yang bisa membuatnya mampu bertahan dari badai problematika
kehidupan.
2. Diantara sikap yang dapat menghilangkan stres
- Berbuat baik kepada orang lain,baik melalui perkataan maupun perbuatan.
- Menyibukan diri dengan pekerjaanatau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
- Memiliki keinginan besar untuk meraih pahala yang banyak dari berbagai macam ibadah,melanggengkan dzikir dengan bacaan-bacaan yang diajarkan oleh Alquran dan Sunnah.
- Membaca Alquran adalah salah satu diantara ibadah dan dzikir yang paling utama.
- Memusatkan perhatian kepada pekerjaan hari ini dan tida menghiraukan sama sekali masalah yang akan datang.
- Sering-sering berdoa kepada Allah karena ia adalah kunci dikabulkannya permintaan.
- Berpakaianlah dengan pakaian takwa kepada Allah.
- Memperhatikan maasalah gizi makanan dan kegiatan-kegiatan yang dapat menyegarkan jasmani seperti berolah raga dan bersantai sejenak.
- Mempergunakan obat-obatan secara medis.
Dimana, Islam tidak hanya memberikan teori pengobatan
terhadap stres melainkan juga teori pencegahan terhadapnya. Dalam nash-nash Alquran dan Sunah terdapat unsur-unsur pengobatan dan pencegahan tersebut
dengan redaksi yang bermacamm-mcam,yang dengan setres akan bisa tercabut dari
seseorang dengan akar-akarnya sekaligus.
Sesungguhnya konsep Islam dalam pencegahan dan pengobatan
penyakit-penyakit jiwa ini adalah menjadi pertanda kuat dari keistimewaan dan
keagungan agama yang lurus itu, dan manusia seluruhnya (tanpa kecuali) sangat
berhajat kepadanya dalam menempuh kehidupan dunia yang penuh misteri ini.
Kunci emas mengalahkan stres
- Pertama,shalat akan menolongnya dalam mengungkap secara jujur apa sebenarnya yang mengganggu jiwa nya dan memberatkan jiwanya itu.
- Kedua, para dokter ilmu jiwa telah sepakat keguncangan jiwa sangat bergantung oleh pengetahuaan terhadap penyebab dari keguncangan tersebut.
- Ketiga,shalat. Shalat akan mendorongnya untuk berbuat dan beramal. Bahkan shalat adalah langkah awal dari perbuatan dan amal tersebut.
Berinteraksi
dengan stres
Dari sini jelaslah bahwa memahami dengan baik akan jati
diri, sifat-sifatnya, serta cara berinteraksi nya dengan orang lain, dan
memahami potensi-potensi yang tersimpan d dalamnnya, keduanya merupakan
diantara langkah terbaik yang mesti kita jalankan untuk meciptakan pergaulan
yang harmonis dan serasi dengan orang laion, di samping berusaha menjaga diri
ketika berada d lokasi-lokasi atau kondisi-kondisi yang rentan sebagai penyebab
stres.
Sebab, kekuatan dan kemampuan akhlak kita tumbuh bukanlah
ketika kita dari orang-orang dan dan menjauh dari lokasi-lokasi atau
kondisi-kondisi penyebab stres tersebut. Kekuatan dan kemampuan akhlak menjadi
tumbuh, berkembang, dan terlatih setelah berhasil menghadapi berbagai tantangan
yang ada.
Karakter muslim anti stres
Jika manusia dihadapkan pada masalah sulit, Allah swt
telah menjanjikan jalan keluar.kekuatan allah swt tak ada yang menandingi dan
membandinginya. Manusia oleh Allah swt telah dibekali akal pikiran hati
nurani yang luar biasa. Maka, manusia tidak pantas menyatakan keputusan dalam
menghadapi persoalan apapun.karena, Allah swt juga mendatangkan banyak pilihan
solusi yang mudah.
Paling takwa
Salah satu kebesaran Allah swt yang diperlihatkannya
kepada umat manusia adalah keragaman. Dalam setiap keragaman akan selalu ada
persamaan dan perbedaan.
Maka, sebagai mahluk-mahluk-Nya, umat manusia sebetulnya
dituntut untuk bersikap bijak terhadap keragaman yang ada.
Semoga, keragaman yang ada tidak menjadi titik-titik
bara yang gampang tersulut menjadi perpecahan dan pertengan satu sama lain.
Keragaman justru menjadi pemicu seseorang untuk membuktikan diri sebagai orang
yang paling takwa di sisi Allah swt dan
terbaik dalam kehidupan sosial umat manusia dengan sumbangsih positifnya.
Hati yang baik
Hati yang baik merupakan pondasi dasar bagi perilaku baik
seseorang dalam kehidupannya.karena, hati adalah pusat “kebenaran” yang tidak
akan pernah berbohhong.
Itulah hati yang baik. Hati yang selalu menerima petunjuk
allah swt. Karena, hakikatnya, ia adalah “bejana-bejana”-nya di dunia. Hati
yang selau menjadi pengontrol segala tingkah laku baik manusi dalam
kehidupannya.dan, hati yangselalu menempatkan cinta kasih terhadap sesama
sebagai bagian penting dalam meniti kehidupan sosial yang baik.
Mencintai ayah-ibu
Dalam sebuah keluarga, sosok ayah memiliki peran yang
sangat penting. Selain sebagai kepala keluarga yang berkewajiban memberikan hal
yang baik buat istri dan anak-anaknya, ia juga harus memberikan rasa aman,
tentram, dan bahagia dalam keluarga. Itulah figur ayah yang akan dicintai dan disaayangi oleh
keluarga dan anak-anaknya. Yang bertanggung jawab penuh terhadap masa depan
keluarga. Kewajiban dan tanggung jaawab rasulullah saw berikan
kepada keluarganya, membuat beliau sangat dicintai dan disayangi.
Sosok ayah,sama tingkatnya dengan sosok ibu, yang harus
dihormati dan di cintai.keduanya adalah tambatan keluh-kesah seorang anak saat
gundah. keduanya adalah sumber solusi bagi
persoalan yang dihadapi anak.keduanya telah banyak mengenyam pengalaman
berharga yang pantas diperhatikan oleh anak-anaknya.
Koreksi
tetangga
Mengingat betapa pentingnya peranan tetangga, rasulullah
saw seringkali menekankan akan penting nya mengedepankan etika luhur dalam
kehidupan bertetangga secara baik.
Dalam hal ini,peran tetangga menjadi sangat penting,
tetangga adalah komponen lain,diluar keluarga seseorang, yang terdekat. Konteks
hidup dalam bermasyarakat selalu menekankan arti penting keberadaan orang lain.
Ucapan salam
Dalam Al-quran, Allah swt juga menyebutkan nama-nya dengan
as-salam,”dia lah Allah. Tidak ada tuhan selain-nya. Ia adalah Maharaja
(al-malik), Maha suci(al-quddus), Maha pemberi keselamatan dan
kesejahteraan (as-salam), Mahapengarunia keamanan (al-mu’min), Maha pemelihara (al-muhaimin), Maha perkasa (al-aziz), Maha kuasa(al-jabbar), Maha pemilik segala keagungan dan kebesaran (al-mutakabbir). Maha suci
allah dari segala yang mereka persekutukan.”(QS. Al-hasyr: 23).
Rasululah saw bersabda, “hendaknya yang lebih muda
mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang berjalan pada yang saat sedang
duduk, dan yang sedikit orang kepada yang lebih banyak orang.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Rumah terindah
Dalam kenyataan,banyak orang yang memiliki rumah,tetapi
tidak mampu menikmatinya.yang menikmati justru orang-orang yang diserahi tugas
mengurusnya oleh pemiliknya. Tidak hanya itu
Rosululah saw bersabda,“sinarilah rumah-rumah kaliam dengan bacaan
alquran. Karena,rumah yang didalam nya dibacakan ayat-ayat alquran akan membuat
rumah itu terasa luas/lapang, terlimpah kebaikan,dipenuhi oleh paramalaikat,
dan dijauhi oleh para setan.” (hr bukhari-muslim).
Rumah yang tersinari bacan Alqur'an dijamin akan menjadi
rumah yang baik, walaupun secara fisik, mungkin saja, tidak layak di sebut
sebagai rumah idaman setiap orang. Dengan demikian,hakikat rumah, sebetulnya
terletak bagaimana penghuni rumah mengkondisikannya.
Aurat dan peradaban
Dalam agama, masalah aurat merupakan masalah penting
untuk di bicarakan.
Aurat, menurut bahasa, artinya cacat, cela, atau hal-hal
yang sejatinya tidak layak dan pantas diperlihatkan kepada orang lain.
Wajah sebuah peradaban akan dinilai baik atau buruk,sangat
tergantung dengan perilaku aktor-aktor di dalamnya. Jika aktor-aktor didalamnya
memperlihatkan sesuatu penampilan yang berlawanan dengan hakikat sejati
kemanusiaannya, maka itulah wajah peradaban yang cukup mengkhawatirkan yang
harus dihindari.
Putus asa
Sikap ini amat dicela, karena berpotensi membuat orang
jadi pasif dan tidak kreatif. Padahal, hidup adalah tantangan. Kegagalan dan
kesuksesan adalah dua hal yang bisa saja terjadi. Agama memberikan tuntunan
untuk bersyukur ketika sukses dan oktimis(tawakal)
walau gagal.Putus asa mencirikan satu sikap negatif yang tidak
meyakini potensi dirinya sendiri.
Etika bergaul
Manusia, dalam kehidupan, tidak bisa hidup sendiri tanpa ada keterlibatan orang lain. Pergaulan
antar sesama manusia adalah kenyataan yang tidk bisa dielakan siapapun.
Pergaulan akan banyak memberikan dampak positif jika teman pergaulannya senantiasa
berperilaku baik yang membuatny layak dicontoh.dari pergaulan yang baik akan
tercipta satu kelompok masyarakat yang baik. Kebaikan kolektif, akan dengan
mudah menghalau keburukan-keburukan yang ada. Maka, bergaulah dengan
orang-orang yang berprilaku baik jika ingin tercipta tata hubungan sosial yang
baik.
Tasyaum
Menurut bahasa, seperti ditulis oleh sayyid muhammad nuh
dalam bukunya, afatun ‘ala at-thariq, kata tasyaum memiliki tiga arti. Pertama,
kesialan atau sesuatu yang menjadi lawan (antonim) keberuntungan. Kedua,
menduga-duga akan terjadinya keburukan pada dirinya jika ia melakukan sesuatu.
Dan, ketiga, berburuk sangka kepada segala yang ada baik itu kepada Allah swt maupun kepada makhluk-makhluk-nya.
Menurut istilah para ulama, tasyaum adalah memandang,
mengira-ngira, meramal atau menyangka bakal terjadi keburukan atau kesialan
pada dirinya. Sehingga ia pesimis untuk mengerjakan sesuatu karena dalam
pikirannya telah terbesit kegagalan (negatif thinking). Ini mirip dengan
istilah tathayyur, yakni memandang keburukan bakal terjadi setelah
melihat seekor burung bersuara atau terbang ke arah tertentu dalam tradisi arab
jahiliyah.
Tasyaum sangat dilarang oleh agama. Karena ia dapat
mencipta manusia-manusia pemalas, pesimis, dan manusia yang berpikiran negatif
sebelum ia membuktikan dugaannya terlebih dahulu. Sebagai gantinya, agama
membimbing manusia agar bertawakal kepada Allah swt setelah berusaha maksimal.
Karena hakikatnya, kesialan dan keberuntungan hanya Allah swt yang Maha Tahu.
Manusia diperintahkan agar selalu berdoa dengan nada
optimis,. Tidak boleh berburuk sangka kepada Allah swt, “sesungguhnya, saya
(Allah) adalah seperti yang disangkakan oleh hamba-hamba-ku.” (HR Bukhari-Muslim). Jika hamba bersangka baik, maka baik pulalah yang akan allah
swt berikan. Demikian pula sebaliknya.
Menurut Sayyid Muhammad Nuh, ada tiga penyebab utama
timbulnya tasyaum. Pertama, tidak memahami dan mengetahui Allah swt secara
benar. Kedua, tidak mengenal potensi diri secara benar. Dan, ketiga, tidak
mengenal alam semesta ciptaan Allah swt secara benar pula.
Manusia sebetulnya, telah Allah swt anugerahi akal budi
yang cukup mumpuni untuk menyelesaikan segala persoalan hidupnya, termasuk kegagalan
yang bisa jadi justru merupakan awal keberhasilannya.
Jika manusia oleh Allah swt nyatakan sebagai makhluk yang
paling hebat di antara makhluk-makhluk ciptaan-nya, alangkah keliru jika
manusia justru berpikiran negatif pada diri sendiri dan pesimis menghadapi
hidupnya.
Pentingnya kebersihan
Ini yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam alquran,
“wahai orang-orang yang beriman, periharalah(jagalah)
diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakar nya
adalah manusia-manuia durhaka dan bebatuan,”(qs at-tahrim: 6).
Agama senantiasa memberikan tuntunan terhadap umat
manusia untuk membiasakan diri dalam kesucian dan kebersihan. Baik itu terhadap
aspek lahiriah maupun aspek batiniah.
“wahai orang yang berselimut, berdirilah dan
berilah mereka peringatan. Agungkan Tuhan mu. Bersihkanlah(sucikanlah)
pakaianmu.”(qs al-mudatsir: 1-4).
Menjauhi kedzaliman
Salah satu perbuatan buruk paling dibenci Allah swt adalah
berbuat dzalim terhadap orang lain. Menurut arti bahasa, dzalim berarti
perbuatan seseorang yang berakibat menyengsarakan orang lain, sementara ia
sendiri diuntungkan dengan perbuatan nya itu.
Perbuatan dzalim hakikatnya akan berakibat buruk bagi
dirinya sendiri. Rasululoh saw tegas mengatakan bahwa salah satu doa yang tidak
akan ditolak oleh allah swt adalah orang yang didzalimi. Setiap manusia adalah bersaudara yang saling membantu
satu sama lain. Karena itu, kedzaliman mutlak mesti dijauhi oleh semuanya.
Rasulullah saw bersabda,
Ukhuwah
Setiap manusia, satu sama lain, pada hakikatnya adalah
saudara. Karena, selain berasal dari satu nenek moyang yang sama, yakni Adam,
manusia adalah ciptaan Allah swt. Manusia mengemban tugas yang sama, yakni
menjadi khalifah Allah swt di muka bumi ini. Konsekuensinya, manusia, satu sama
lain harus bekerja sama atas landasan tali persaudaraan.
Persaudaraan dalam bahasa agama biasa disebut dengan
istilah ukhuwah. Istilah ini berakar dari kata dasar akh yang artinya
saudara. Dalam tradisi bangsa arab, kata ini populer untuk memanggil teman atau
kawan akrabnya. Rasulullah saw seringkali menyebut para sahabatnya dengan kata
akh yang menunjukkan kedekatan dan keakraban.
Ada tiga bentuk ukhuwah yang seyogyanya dilakukan oleh
umat manusia untuk membangun tatanan masyarakat yang beradab.
Pertama, ukhuwah islamiyah. Al-ukhuwah ini adalah ukhuwah yang dilandasi
oleh persamaan agama dan keyakinan,
yakni iman dan islam. Allah swt mengisyaratkan hal ini dalam firman-nya,
“bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS al-kafirun: 6)
Kedua, ukhuwah wathaniyah. Ukhuwah ini
adalah ukhuwh yang dilandasi oleh persamaan kebangsaan (nasionalisme) atau
ketanahairan. Allah swt mengisyaratkan hal ini dalam firman-nya, “wahai manusia, sesungguhnya, telah kami
ciptakan kalian dalam rupa laki-laki dan perempuan. Lalu, kami jadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.” (QS.
al-hujurat: 13)
Dan ketiga, ukhuwah basyariah. Ukhuwah ini adalah
ukhuwah yang dilandasi oleh persamaan kemanusiaan.
Ketiga ukhuwah ini, jika ditanamkan dalam diri manusia
akan dapat manjadi kekuatan yang dahsyat. Persoalan konflik sosial yang timbul
adalah contoh nyata bahwa ukhuwah basyariah dan wathaniyah telah
memudar.
Agama senantiasa membimbing umatnya untuk melandasi
setiap tingkah laku dalam kehidupan sosial atas tiga landasan ukhuwah itu.
Selain itu, ukhuwah basyariah dan wathaniyah diperlukan
agar umat tidak menjadi eksklusif dalam pergaulan sosial. Dalam masalah akidah
atau keimanan, umat islam harus eksklusif. Tetapi dalam ranah sosial, umat
islam justru harus inklusif. Yakni bekerja sama dengan orang lain guna
meningkatkan peranan terbaiknya bagi umat manusia dan bangsa.
Keras kepala
Salah satu watak yang dianggap buruk oleh agama dan harus
diubah adalah keras kepala. Terkhusus, keras kepala dalam hal kebatilan atau
keburukan. Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya,manusia yang paling
dibebci oleh Allah adalah mereka yang berwatak keras kepala lagi suka
bertengkar dan mengumbar permusuhan.” (hr muslim dari aisyah).
Keras kepala menunjukan sikap tidak menerima apapun yang
datang dari luar dirinya. Ia merasa benar sendiri. Sementara orang lain ia
nilai salah. Ia merasa hanya dirinyalah yang berhak bersuara. Sementara itu,
orang lain dibungkam untuk tidak berbicara sepatah katapun.
Takdir dan usaha
Bahagia atau sengsara, semua itu bisa semua manusia
wujudkan dengan usaha mereka sendiri. Allah swt berfirman, “sesungguhnya
allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka merubah nasib mereka
sendiri.” (qs ar-d:11).
Manusia memiliki harapan dan mimpi untuk hidup bahagia,
sejahtera dan sentosa. Allah swt tegas akan menjamin akan memenuhi itu semua
jika manusia berusaha keras. Kegagalan adalah rintangan kecil yang Allah swt
maksudkan sebagai cobaan, apakah sabar dan tawakal, atau malah putus harapan
dan menyerah kalah.
Menengok orang sakit
Sakit, bagi seorang beriman adalah cobaan, ujian, dan
alat untuk menghapus dosa-dosanya. Karena itu, salah satu ajaran yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika ada saudara kita yang sedang sakit
adalah menengoknya, lalu mendoakan agar yang sakit di berikan kesabaran dan
kekuatan dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Seraya memberikan
nasihat-nasihat yang baik agar yang sakit tida putus asa.
Menengok orang yang sedang sakit dengan demikian
merupakan anjuran Rasulullah saw yang perlu diperhatikan. Hal itu dimaksud agar
orang yang sakit merasa bahwa memiliki harapan untuk sembuh karena melihat orang-orang
yang menjenguknya dalam keadaan sehat. Semangatnya akan tumbuh. Apalagi jika yang menjenguknya
mendorongnya untuk sembuh dengan jalan berdoa kepada Allah swt
Kerukunan
bertetangga
Kerukunan hidup bertetangga, jika itu terwujud, justru
akan melahirkan dampak yang positif, terutama terkait dengan perkembangan
masing-masing individu didalamnya. Salah satunya adalah seseorang akan
mengetahui atau mengenal diri sebagai orang baik atau sebaliknya.
Rasulullah saw bersabda, “jika engkau mendengar tetanggamu mengatakan
bahwa engkau telah berbuat baik, maka berarti engkau telah berbuat baik. Tapi,
sebaliknya, jika mereka mengatakan bahwa engkau telah berbuat buruk, maka
berarti engkau telah berbuat buruk.”(hr hakim).
Inilah manfaat bertetangga yang rukun. Masing-masing akan
mengoreksi kesalahan yang ada untuk perbaikan kedepan secara bersama-sama.
Bahaya hilangnya amanah
Setiap manusia oleh Allah swt diciptakan, lalu di
tempatkan di atas permukaan bumi sambil mengemban amanah yang besar, yakni
mengurus dan memanfaatkan apa yang dihasilkan bumi untuk kemaslahatan dan
kesejahteraan mereka sesuai dengan koridor dan batasan-batasan yang telah Allah
swt dan rasul-nya gariskan.
Sebelum amanah itu diberikan kepada manusia, Allah swt
telah menawarkannya kepada semua makhluk-nya, namun semuanya enggan. Setelah
ditawarkan kepada manusia, ternyata ia merasa sanggup memikul amanah itu.
Rasulullah saw dalam sebuah hadits-nya pernah
menggambarkan betapa mudahnya amanah yang diembankan pada manusia hilang.
“sesungguhnya amanah itu turun pada hati
terdalam manusia. Kemudian mereka mengetahui hai itu dari alqur’an dan sunah
rasulullah. Namun pada saat ia tertidur, amanah yang ada dalam hatinya
tiba-tiba hilang lenyap. Yang ada hanyalah titik hitam yang membekas. Kemudian,
ketika tertidur lagi, titik-titik itu perlahan juga hilang, tinggal bekas-bekas
dari titik itu yang melepuh seperti melepuhnya kaki karena ditempeli bara api.
Engkau lihat, ia membengkak, padahal tidak ada isinya selain air. Esok harinya,
tidak ada satupun manusia yang menunaikan amanahnya. Amanahnya benar-benar
telah hilang.”
(HR bukhari dari khudzaifah bin al-yaman).
Amanah, dengan demikian, sesungguhnya memang cukup berat.
Terbukti, semua makhluk Allah swt enggan untuk memikulnya. Namun, umat manusia
menerimanya secara enteng dan menggapnya sebagai hal yang remeh. Sehingga,
akhirnya melalaikan dan tidak menunaikan.mereka kebanyakan mengkhianati amanah
itu. Hanya orang-orang yang membenci kedzaliman dan kebodohan yang menunaikan
amanah Allah swt. Mereka adalah orang-orang beriman yang selalu taat dalam
menjaga dan menunaikan amanahnya sesuai yang Allah swt perintahkan.
Baik perkataannya
Akhlak mulia adalah ciri khas yang melekat dan harus
terus dipelihara dan dipertahankan pada setiap peribadi mukmin. Baik akhlak
mulia itu yang termanifestasikan dalam bentuk perkataan maupun tingkah laku
perbuatan sehari-hari. Salah satu akhlak mulia dan sangat penting yang mesti
dipertahankan adalah perkataan. Seorang beriman
yang komitmen dengan nilai-nilai pesan
keimanannya yang terdalam sudah semestinya mengontrol segala macam
perkataannya.Seorang beriman hendaknya memberikan teladan yang baik.selalu
mengedepankan dan mengembangkan pesan-pesan kebaikan dalam dalam perkataan dan
perbuatannya.
Pentingnya kebersihan
Kebersihan adalah bagian dari tuntutan keimanan.
Orang-orang yang berprilaku bersih, dan selalu menjaga kebersihannya, mereka
itulah peribadi-peribadiyang mengamalkan akhlak Allah swt. Dalam sebuah
Haditsnya yang lain, Rasulullah saw penah berkata,
“kebersihan itu adalah sebagian dari iman.” Artinya, kebersihan dan iman adalah
dua hal yang saling terkait. Orang beriman sejatinya adalah orang-orang yang
mencerminkan peribadi-peribadi bersih. Baik itu kebersihan lahiriah, terlebih
batinniah.
Kebersihan batin tercermin dengan ketiadaan sifat-sifat
buruk, seperti syirik (menyekutukan-nya), hasad (dengki), bakhil (kikir), dan
nifak (bermuka dua) adalah penyakit batin. Sedangkan kebersihan lahir tercermin
dalam perilaku nyata, seperti membersihkan lingkungan sekitar dan menjaga tetap
asri dan indah, jika kebersihan lahir dan batin tercapai, maka bisa dipastikan
bahwa kedamaian batin dan ketenangan hidup akan tercapai pula.
Teman yang baik
Pentingnya memilih dan memperhatikan teman bergaul yang
baik oleh Rasulullah SAW disebutkan dalam satu buah haditsnya,“sesungguhnya, agama seseorang itu
(kerapkali) mengikuti agama temannya. Maka, hendaknya kalian memperhatikan
dengan siapa kalian bergaul atau berteman.” (HR abu dawud).
Banyak manfaat lain yang dapat dipetik dari pergaulan
orang-orang yang baik (saleh). Enam manfaat itu. Pertama, dapat merubah
diri manusia dari sikap ragu-ragu menjadi yakin. Kedua, dapat merubah
sikap riya manusia menjadi ikhlas. Ketiga, dapat merubah lalai menjadi
ingat. Keempat, dapat merubah cinta dunia menjadi cinta akhirat. Kelima,
dapat merubah sombong menjadi tawadhu. Dan, keenam, dapat merubah
perangai buruk menjadi orang yang mau menerima nasehat kebaikan.
Menjauhi hasad
Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak ridha
dengan kenikmatan yang orang lain peroleh. Dirinya selalu dirundung oleh
selimut kebencian dan kemarahan yang meledak-ledak ketika tetangga dekatnya
memperoleh rizki atau kelebihan pada suatu ketika. Dengan demikian orang-orang
yang iri pada hakikatnya adalah orang-orang yang merugikan diri sendiri, karena
ia selalu dihantui perasaan tertekan melihat tetangganya mendapatkan kelebihan.Karena itu, sifat iri tidak akan membawa kebaikan, tapi
justru akan membawa bencana, terutama kepada yang bersangkutan. Hidupnya akan
selalu diselimuti dengan keluh kesah dan putus asa. Akhirnya ia melakukan
tindakan-tindakan negatif untuk melampiaskan rasa irinya itu.
Realitas di sekitar kita menggambarkan betapa sifat hasad
dapat berakibat buruk. Misalnya, adanya kasus-kasus pembunuhan, bunuh diri,
yang dilatar belakangi oleh sifat iri hati dan dengki. Mengingat betapa besarnya mudharat yang akan
diakibatkan oleh sifat-sifat buruk ini, rasulullah saw menyamakan hal ini dengan
api yang memakan habis kayu bakar, artinya betapa bahayanya sifat iri ini jika
dilakukan. Amal-amal kebaikan yang dilakukan habis dalam sekejap dengan
munculnya sifat hasad. Semoga Alloh SWT melindungi kita dari sifat-sifat seperti
ini, amin.
Menahan pandangan
Salah satu ciri orang yang beriman, terkait dengan rasa
syukur terhadap karunia panca indera, adalah berusaha menahan pandangan mata
dari melihat hal-hal yang tidak pantas dilihat. Karena, jika itu dilakukan
berpotensi menimbulkan maksiat hingga pada gilirannya menjadi dosa.
Menahan pandangan mata dapat menimbulkan hal yang positif
bagi seseorang. Ibnu Al-qayyim Ai-Jauziyyah manyebutkan setidaknya ada sembilan
hal positif itu. Pertama, membersihkan hati dari penyesalan. Kedua,
mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati. Ketiga, mendatangkan kekuatan
firasat yang benar. Keempat, membuka pinu dan jalan ilmu. Kelima, mendatangkan
kekuatan hati, keteguhan, dan keberanian. Keenam, mendatangkan kegembiraan,
kesenangan dan kenikmatan. Ketujuh, membebaskan hati dari tawanan hawa nafsu
yang memabukkan. Kedelapan, menutup pintu neraka. Dan kesembilan, manguatkan dan
mengokohkan akal.
Di sinilah letak makna terdalam ajaran agama dalam hal
menahan pandangan. Di sisi yang lain, kaum perempuan juga akan berpikir ulang
untuk menampakkan sesuatu yang hakikatnya tidak pantas ia perlihatkan kepada
orang lain dari bagian-bagian tubuhnya karena itu adalah auratnya.
Nilai hidup manusia
Ada sebagian manusia yang memandang dunia dengan kacamata
pesimisme. Tidak ada sedikitpun ruang optimisme dalam diri mereka. Masa depan
seakan gelap, mereka tidak percaya diri sendiri. Apalagi orang lain, mereka
merasa jalan satu-satunya yang harus dilakukan hanyalah memohon pada Tuhan agar
cepat mencabut nyawa mereka. Dengan itu, mereka merasa telah lepas beban.
Padahal, justru mereka mewariskan beban itu pada orang-orang dibelakangnya.
Inilah akibatnya jika manusia tidak mau melihat potensi
dirinya. Potensi itulah hakikat sejati nilai hidup manusia pemberian Allah swt.
Nilai hidup yang membuatnya berbeda dengan makhluk-makhluk Allah swt lainnya.
Jika manusia oleh Allah swt telah diberi nilai hidup yang
terbaik, tidak ada alasan apapun bagi mereka untuk putus asa. Juga tidak ada
alasan untuk tidak memiliki impian mencipta kehidupan mereka yang lebih baik di
masa depan.
Fakir yang mulia
Banyak orang yang memandang bahwa kefakiran, kemiskinan,
atau kemelaratan adalah simbol kehinaan manusia. Sebaliknya, banyak orang yang
memandang bahwa hanya orang-orang yang memiliki harta benda melimpahlah yang
layak dijadikan sebagai teman bergaul dan dihormati serta dijunjung tinggi. Menurut Rasulullah saw, pada haditsnya, orang-orang itu sangat mulia di sisi Allah swt.
Kemuliaan itu allah berikan dalam bentuk doa mustajab (manjur). Orang model
itu, jika ia berdoa, pasti doanya akan terkabulkan. Karena itu, sekali lagi Rasulullah saw mengingatkan agar manusia tidak meremehkan mereka.
(HR.Bukhari-Muslim).
Orang fakir atau miskin yang selalu taat dan bersyukur
kepada Allah swt tidak akan pernah mengeluh akan nasibnya. Justru, ia akan
menganggap itu sebagai bagian dari ujian hidup yang Allah swt berikan. Mereka
akan selalu tawakal dalam setiap usaha yang mereka perbuat.
Jika mereka telah berusaha, tetapi tetap saja belum
merubah keadaan mereka, semuanya mereka serahkan kepada Allah swt. Itulah orang
fakir yang berderajat mulia di sisi Allah swt. Kita dihimbau untuk tidak
meremehkan mereka. Justru, dengan keberadaan mereka, kita dapat beramal sedekah
dan meminta doa-doa mereka.
Mengembangkan zuhud
Salah satu arti ‘rahmat’ adalah kasih sayang. Menyebarkan
rahmat berarti menyebarkan kasih sayang. Dengan kasih sayang yang ada dalam
setiap benak umat manusia, hubungan harmonis antar sesama akan terwujud.
Salah satu sikap dasar yang ditanamkan Rasulullah saw
untuk membentuk dan mengawali kemaslahatan manusia pada masa-masa mendatang
adalah menumbuhkembangkan sikap dan perilaku zuhud dalam kehidupan sosial.
Zuhud dalam pengertian lain sebagai upaya menghindarkan
atau mengasingkan diri dan jiwa dari sikap-sikap buruk baik itu terhadap diri
sendiri terlebih kepada manusia lain. Dan berupaya membangun kekuatan spiritual
yang mantap lalu menanamkan kekuatan itu kepada manusia yang lain. Zuhud
merupakan salah satu bentuk alternatif di antara sekian banyak alternatif lain
guna mewujudkan kemaslahatan umat manusia baik secara individu maupun kolektif.
Memanfaatkan hidup
Salah satu hak dasar (asasi) manusia sebagai pemberian Allah swt adalah hak hidup. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan merampas
hak itu selain Allah swt sendiri. Hak hidup yang dimiliki oleh manusia pada
hakikatnya adalah anugerah Allah swt tiada terkira yang harus disyukuri, bukan
disesali. Hal ini sangat penting dijadikan sebagai prinsip. Karena banyak orang
yang tidak menghargai hidup orang lain, bahkan hidupnya sendiri. Hingga mereka
melakukan tindakan-tindakan yang dilarang oleh agama. Rasa syukur ini, antara
lain dapat diwujudkan dalam bentuk menjaga, memelihara, dan mengarahkan segenap
jiwa raga ini di jalan yang positif dan diridhai Allah swt.
Dengan demikian, hidup akan lebih bermakna positif,
menjadi kesempatan untuk memberikan hal terbaik bagi umat manusia sebagai wujud
konkrit implementasi tugas dan amanah yang allah swt berikan.
Bahaya ujub
Salah satu penyakit hati yang mesti diperhatikan ekstra
ketat dalam diri manusia adalah ujub atau membanggakan diri sendiri. Dalam arti
lain, manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan atau sikap alamiah untuk
ujub.
Ujub yang dimaksud di sini adalah sikap membanggakan diri
sendiri, khususnya, yang berkenaan dengan apa yang dirasakan sebagai hasil
pekerjaan atau prestasinya, atau kemampuannya, atau juga kecakapannya. Ujub
merupakan sikap yang sangat berbahaya jika dilakukan. Karena dapat menyinggung
perasaan orang lain. Ia mungkin bangga dengan dirinya. Tetapi, tidak demikian
dengan orang lain. Dalam konteks hubungan sosial, ini tentu saja dapat
melahirkan hubungan yang tidak sehat. Karena itu, seyogyanya dihindari.
Qanaah
Kata qana’ah berasal dari kata dasar qani’a yang artinya
merasa puas, rela atas bagiannya, dan tunduk dengan ketentuan agama yang
menganjurkan untuk memanfaatkan harta miliknya. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah saw mangatakan bahwa sifat qana’ah merupakan harta sesungguhnya yang
paling berharga dimiliki oleh manusia. Bukan harta yang sifatnya material,
tetapi nilai di balik harta miliknya.
Sifat qana’ah yang dimiliki seseorang akan selalu membawa
keberuntungan. Karena, Allah swt menjamin orang yang seperti ini tidak akan
pernah merasa kurang. Selain itu qana’ah akan menjadikan seseorang sebagai
hamba yang penyukur. Ia tidak akan pernah berkeluh kesah terhadap nasib yang ia
anggap buruk pada dirinya. Tetapi ia akan selalu bersyukur karena merasa bahwa
apa yang Allah swt berikan adalah yang terbaik.
Manusia utama
Pada hakikatnya, setiap manusia adalah makhluk mulia dan
utama di sisi Allah swt. Karena itu, tujuan untuk kembali pada keutamaan hidup
sejati, merupakan keharusan dan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Manusia yang utama memiliki ciri yaitu, konsisten
memperjuangkan ajaran-ajaran allah swt secara aktif, baik dengan jiwa, raga,
maupun pikirannya. Dan, manusia yang mampu menjaga diri dari pengaruh buruk
orang lain, lalu bangkit dan mengajak mereka yang demikian, untuk kembali ke
jalan Allah swt yang lurus (shiratul mustaqim).
Malu
Rasa malu dalam diri manusia merupakan bagian inheren.
Oleh Allah swt diciptakan dengan tujuan sebagai salah satu alat kontrol tingkah
laku manusia supaya tidak lepas kendali. Disadari maupun tidak, manusia kerap
kali melanggar garis-garis aturan Allah swt dan rasul-nya (agama) demi meraih
keinginannya yang tidak terbatas itu. Di sinilah rasa malu menemukan
momen-tumnya manusia. Hilangnya rasa malu dalam diri manusia merupakan alamat
buruk dan tanda-tanda kehancurannya.
Dalam satu kesempatan, Al-fudhail bin
‘Iyadh pernah mengatakan bahwa jika dalam diri manusia bersemayam sifat keras
hati, bengis tatapan muka, tidak rasa malu, memiliki hasrat super besar
(ambisius) terhadap harta dunia, dan lamunan atau khayalan semu tak berujung
dan tak ada guna, maka ia akan celaka.
Sebagai bagian inheren manusia, rasa malu sudah seyogyanya diberikan
porsi yang selayaknya. Rasa malu mesti ditempatkan dalam koridor ketaatan pada Allah swt dan dalam koridor pembentukan perilaku manusia yang berakhlak mulia
(akhlakul karimah).
Memanfaatkan usia
Setiap manusia terlahir sebagai makhluk Allah swt yang
bersih suci tidak menanggung dosa apapun dan dari siapapun. Pahala dan dosa
kemudian ia dapatkan manakala ia sudah mengerti mana yang baik dan mana yang
buruk (baligh). Sepanjang usianya ia akan dihadapkan pada dua tantangan
sekaligus: meraih pahala atau meraih dosa.
Pahala akan diraih manusia manakala sepanjang usianya ia
isi dengan amaliah positif sesuai dengan tuntunan Allah swt dan rasul-nya.
Amaliah yang baik akan mengantarkan manusia pada tingkat kemuliaan di sisi
allah swt. Ia akan mendapatkan kebahagiaan, tidak hanya di dunia, namun juga di
akhirat kelak, sesuai dengan janji Allah swt.
Sementara itu, dosa akan diraih manusia manakala
sepanjang usianya ia isi dengan amaliah buruk (negatif) karena bersebrangan
arah, bahkan cenderung bertentangan, dengan tuntunan Allah swt dan rasul-nya.
Pada gilirannya, amaliah negatif ini akan mengantarkan manusia pada tingkat
kenistaan di sisi Allah swt. Walaupun di dunia mendapatkan kebahagiaan, tetapi
di akhirat nanti, ia tidak akan merasakan kebahagiaan apapun seperti yang ia
nikmati di dunia.
Dua tantangan inilah yang akan manusia hadapi. Tinggal
bagaimana manusia yang akan memilih. Manusia yang percaya bahwa tuntunan Allah
swt dan Rasul-nya adalah tuntunan kebenaran hakiki, ia akan memilih untuk
melakukan amaliah positif sepanjang usianya. Ia yakun bahwa itu semua akan
berbuah manis pada akhirnya. Hidupnya akan didayagunakan untuk mencipta dan
menyebarkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Sehingga, tidak terasa, saat
ajal menjemput, ia sudah siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt.
Sementara itu, manusia yang membutakan mata, menutup
telinga dan batinnya sehingga justru menjadi penentang tuntunan Allah SWT dan
rasul-nya, ia akan memilih keburukan sebagai jalan hidupnya. Usianya akan ia
habiskan dalam kubangan dosa dan maksiat.
Ia memang akan merasakan kenikmatan di situ, tetapi
tetapi kenikmatan itu akan segera sirna manakala maut menjemputnya. Sementara
ia belum sempat menghapus dosa-dosanya apalagi berbuat kebaikan. Ia akan merana
di akhirat.
Maka, orang yang paling baik, sesungguhnya adalah orang
yang mempergunakan sepanjang usianya untuk berbuat kebaikan. Ia akan selalu
merasa kurang saat berbuat kebaikan itu sehingga berusaha terus-menerus
meningkatkan kebaikan itu. Pendek kata, tak ada waktu untuk untuk berbuat
keburuiakan. Itu prinsip hidupnya. Panjang usia akan dimanfaatkan untuk menanam
saham kebaikan bukan saham keburukan.
Sikap Seorang Muslim terhadap Cobaan
Sebagai hamba Allah ta’ala, semua manusia dalam kehidupan
di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan
maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi
setiap insan, yang beriman maupun kafir.
Kebahagiaan hidup dengan bertakwa Kepada Allah ta’ala
Allah swt dengan ilmu-nya yang maha tinggi dan hikmah-nya
yang maha sempurna menurunkan ssyariat-nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan
hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-nyalah
seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.
Allah ta’ala berfirman: “hai orang-orang beriman,
penuhilah seruan allah dan seruan rasul-nya yang mengajak kamu kepada suatu
yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu.” (qs. Al-anfal: 24)
Sikap seorang mukmin dalam Menghadapi masalah
Seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada allah swt,
memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang
dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi
berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada allah swt membuat
dia yakin bahwa apapun ketetapan yang allah swt berlakukan untuk dirinya maka
itulah yang terbaik baginya.
Baginya berupa ketenangan dan katabahan dalam jiwanya.
Inilah yang dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-nya : Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa
(seseorang) kecuali dengan izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah,
niscaya dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu (QS..at-taghabun:11).
Inilah sikap seorang mukmin yang benar dalam menghadapi
musibah yang menimpanya. Meskipun Allah swt dengan hikmah-nya yang maha
sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik
orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan
pengharapan pahala dari Allah swt dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu
saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang
mukmin.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha
dan tidak pula ihtisab. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka
(tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).
Sungguh Allah swt telah mengingatkan hal ini dalam
firman-nya yang artinya: “janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar
mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun
menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu
mengharap dari allah apa yang tidak mereka harapkan” (QS.An-nisa: 104).
Jadi, orang-orang mukmin maupun kafir sama-sama menderita
kesakitan, akan tetapi orang-orang mukmin teristimewakan dengan pengharapan
pahala dan kedekatan dengan allah swt.”
Hikmah cobaan
Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang
bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang mukmin di dunia ini,
yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah swt jadikan dalam
setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-nya yang beriman dan bertakwa.
Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang mukmin akan semakin yakin
bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi
dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-nya
kepada Allah swt.
Semua ini, di samping akan semakin menguatkan
kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik
sangka) kepada allah swt dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.
Dengan sikap ini, Allah swt akan semakin melipatgandakan
balasan kebaikan baginya, karena alla swt memperlakukan seorang hamba sesuai
dengan persangkaan hamba tersebut kepada-nya.
Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:
1. Allah swt menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah swt. Jadi, cobaan dan musibahlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.
2. Allah swt menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang mukmin kepada-nya, karena Allah swt mencintai hamba-nya yang selalu taat beribadah kepada-nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.
3. Allah swt menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah swt sediakan bagi hamba-nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan duni, allah swt menjadikan surga-nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah SAW: “jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.”
Sumber : Manajemen akhlak, Ahmad Badran, Penerbit Mumtaz, Jakarta, 2012