Jumat, 24 Agustus 2012

KUALITAS PENDIDIKAN DALAM KONTEKS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

oleh :Yohannes Don Bosco Doho, Abdul Rahman, Malesa (mahasiswa program doktoral UNJ)


A.           Pengertian Total Quality Management
Tom Peterson and Nancy Austi, “quality is about passion and pride”.
Quality equals customer satisfaction (Unterbeger, 1991).

Total qulity management merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui penemuan partisipasi karyawan. Di sini TQM merupakan mekanisme formal dan dilembagakan, yang bertujuan untuk memecahkan persoalan dengan menekankan pada partisipasi dan kreativitas antar karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Dalam prakteknya, TQM menuntut pemberlakuan seluruh organisasi, baik vertical maupun horizontal. Karateristik khusus TQM antara lain adalah:
a.            partisipasi aktif dari semua pihak
b.            berorientasi kepada mutu berdasarkan kepuasan pelanggan
c.             dinamika managemen, top down dan bottom up
d.            menanamkan budaya team work dengan baik.
e.            Menanamkan budaya problem solving melalui konsep PDCA (plan, do, check, action).
f.             Perbaikan berkelanjutan sebagai proses pemecahan masalah dalam TQM.
Atas dasar karakteristik di tas maka TQM tidak lain merupakan suatu system dalam managemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.

Total Quality Management menurut (Crocker, 2004) memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
a.         TQM mempunyai tujuan untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara karyawan lini dengan managemen serta mencari dan memecahkan persoalan.
b.         Organisasinya terdiri dari satu orang kepala dengan beberap orang anggota yang berasal dari satu bidang pekerjaan.  TQM juga memiliki seorang kordinator dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan gugus.
c.         Partisipasi anggota dalam gugus bersifat sukarela, sedangkan partisipasi kepala mungkin sukarela, mungkin tidak.
d.         Di dalam dalam ruang lingkup persoalanan yang dianalisis oleh gugus, tidak bisa memilih sendiri persoalan yang akan dibahasnya, persalan itu bukan berasal dari bidangnya sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada mutu, tetapi mencakup produktivitas, biaya keselamatan kerja, moral an lingkungan serta bidang lainnya.
e.         Latihan formal dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya merupaan bagian dari pertemuan gugus.


B.           Total Quality in Education (TQE)
TQE dapat dipahami sebagai managemen mutu total pendidikan, seprti halnya pada produksi mutu total yang berarti mutu total produksi. Mutu Total Pendidikan (TQE) di dalam konsep ini berarti keadaan dimana setiap orang merasa terikat untuk memenuhi atau bahkan melampaui harapan pelanggan pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan maka tidak dapat dipisahkan dari guru dan peserta didik. Kontribusi dari Guru Mutu Total akan diterapkan pada pendidikan dalam bentuk-prinsip pendidikan.

B.1. Apa itu Kualitas Pendidikan
 Jika kualitas dalam konteks TQM disejajarkan dengan kepuasan konsumen maka dalam konteks pendidikan, kualitas dipahami secara lebih praktis. Kata kualitas menurut Dahlan Al-Barry dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia adalah “kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”. Seperti halnya yang dikutip oleh Quraish Shihab yang mengartikan kualitas sebagai tingkat baik buruk sesuatu atau mutu sesuatu.

Sementara itu bila diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan. Kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu. Jadi dalam hal ini kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga, sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu keberhasilan.

Jadi kata kualitas bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik seperti digariskan oleh Guets dan Davis  bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Nah kualitas dalam ranah pendidikan seperti dikemukakan, H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.

Oleh karena itu kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Dengan adanya manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar pembelajaran.

Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UN.

Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau sekolah yang sukses, sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul. Sekolah yang unggul dan bermutu itu adalah sekolah yang mampu bersaing dengan siswa di luar sekolah. Juga memiliki akar budaya serta nilai-nilai etika moral (akhlak) yang baik dan kuat.

B.2. Apa Ukuran Pendidikan Berkualitas
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas atau mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga dan sistem pendidikan dalam memberdayakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan atau tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang efektif.

Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memilki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan bangsa).

Berdasarkan ideal di atas maka prinsip Mutu Total Pendidikan (TQE) adalah sebagai berikut:
a.            Komitmen managemen total. Pada bagian ini langkah yang diperhatikan adalah menentukan apa yang diharapkan oleh pelanggan, lalu menjelaskan dan mencatat setiap kebutuhan ke dalam criteria operasi bagi setiap orang yang terkena dampak.
b.            Selalu mengutamakan pelanggan
Untuk tiap kelas digunakan gambar lintasan kritis untuk mengindikasikan aktivitas dan sasaran penampian bagi harapan pelanggan internal dan eksternal. Harapan tersebut harus diajarkan kepada semua personel mengenai gambar lintasan kritis. Tiap orang yang terlibat yaitu orangtua, murid, guru dan pembantu sekolah, harus memenuhi 100% dari harapannya.
c.             Komitmen terhadap tim kerja
Artinya tiap orang akan mengetahui apa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana pengukuran dan pencatatan dilakukan.
d.            Komitmen terhadap kepemimpinan dan managemen diri
Yang termasuk dalam prinsip ini adalah mengumpulkan dan membagikan serta menunjukkan hasil-hasil seperti ukuran yang menunjukkan trend dalam penampilan.
e.            Komitmen terhadap peningkatan yang berkesinambungan
Hal ini dapat dicapai melalui pelibatan merekayang dapat membantu mengidentifikasi masalah dan menjadi bagian dari solusi ke dalam anggota tim.
f.              Komitmen terhadap keyakinan pada potensi individu dan tim
Untuk mencapai prinsip ini maka dilakukan audit sebagai tindak lanjut untuk menjamin penerapan solusi yang benar. Audit harus memverifikasi efektivitas dari solusi dan dokumen yang masalahnya telah dipecahkan.
g.            Komitmen terhadap mutu.
Komitmen mutu menjadi perhatian pemimpin yang harus memandang semua kegiatan, buka hanya mereka yang mempunyai masalah mutu, sehingga sistem menerima perhatian dan usaha yang tetap.

C.   Karakteristik TQE
Sebuah sistem TQE diperlukan jika usaha yang ada agar dapat bekerja secara sinergis, sistem TQE akan menggunakan prose’s administrasi yang efektif untuk mengelola operasi utama Mutu Total Pendidikan (TQE). Sebuah organisasi yang terdiri dari personil yang bertanggung jawab perlu menjamin bahwa komponen sistemnya diikuti oleh audit mutu, dan kepuasan pelanggan akan menjadi ukuran efektivitas TQE. Beberapa jenis sistem ekonomi berbasis biaya mutu akan menjadi sistem pemandu untuk mengalokasikan segala macam sumber.



Tabel 1.1.

Perbandingan Antara Pendidikan Tradisional dan TQE





Komponen
Pendidikan Tradisional
TQE

Persepsi



Komitmen
Dimiliki oleh para profesional
Dimiliki oleh setiap orang

Ketepatan persepsi
Setiap orang mengetahui kebenaran
Hanya tim yang memiliki data yang



mengetahui kebenarannya

Pemikiran
Deduktif
Induktif dan deduktif

Tanggung jawab atas perilaku
Dimiliki oleh sekolah
Dimiliki oleh semua individu

Masalah itu adalah
Sekolah itu sendiri
Apa pun yang menjadi akar penyebabnya

Pemecahan masalah
Personal sekolah, kadangkala orang tua
Orang - orang yang paling dekat dengan


dan guru
masalah dan solusinya

Tanggungjawab atas mutu
Personal sekolah
Setiap orang

Sumber pengetahuan
Dewan, administrasi, guru
setiap orang

Pelanggan sebenarnya
Setiap orang
Komunitas

adalah



Pelanggan idealnya adalah
Murid
Komunitas

Inovasi
Dugaan
Sangat menarik

Berpikir beda
Dugaan
Sangat menarik

Diatur dengan angka
Normal
Dugaan

Sekolah seperti bisnis
Tidak
Nyata sekali

Mutu plus biaya
Mutu itu mahal
Mutu itu gratis

Jaminan mutu
Tidak ada yang pasti
Kontrol mutu total









Peran



Orang tua
Menghasilkan anak, bereaksi
Melayani guru

Murid
Menghadiri sekolah
Mencari informasi, mendapatkan informasi



membutuhkan , agen jasa

Guru
Mengajar, mengontrol , menjadi
Membimbing, mengajar murid


segalanya


Administrasi
Memonitor penerapan kebijakan dan
Bertindak sebagai nara sumber, menying


mendukung sekolah
kirkan rintangan

Komunitas
Memilih dewan dan menyediakan
Mengenali persyaratan dan menyediakan


sumber - sumber
sumber - sumber





Program - program



Kurikulum
Diputuskan oleh negara bagian dan
Diputuskan oleh keputusan pelanggan


pemerintah federal dan kebutuhan


Intruksi
Kontrak - kontrak guru dan agensi -
Diputuskan oleh keputusan pelanggan


agensi akreditasi


Fiskal
Diputuskan oleh alokasi menurut
Dibagi berdasarkan prioritas kebutuhan


peraturan birokratis
pelanggan dan dikendalikan oleh nilai



tambah

Personel
Diputuskan oleh politik, akreditasi, dan
Diputuskan oleh penilaian penampilan


negara bagian atau peraturan lainnya
kebutuhan pelanggan

Pengelolaan fasilitas
Digerakkan oleh biaya
Digerakkan secara intruksional

Layanan pendukung
Digerakkan secara politik
Digerakkan secara intruksional

Layanan di dalam
Membosannkan dan diperintah
Bersifat menciptakan dan suka rela

Layanan transportasi dan
Diperintah
Biaya mutu

makanan



Penilaian kebutuhan
Diperintah
Fungsionari ( pejabat )





Organisional



Tim
Atletik dan debat
Pemecahan masalah dan sumber

Budaya
Manajemen kritis
Tim tindakan korektif, peningkatan berkesinambungan





Struktur organisasi
Hierarki, politis, respons dan birokratis
Terpadu dan tetap

Perencanaan
1 sampai 5 tahun
4 sampai 12 bulan

Rencana strategis
Mandat negara bagian
Digerakkan dengan bermutu

Pengelolaan sekolah
Prinsip yang terpusat
Dewan mutu terpusat


Sumber: Educational Management, Veithzal dan Murni, 2009: 497-498



D. Jaminan dan Kendali Mutu Pendidikan
Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC) adalah alat untuk mengurangi variasi pada keluaran dan produk. Lebih dalam QA/QC menarik perhatian terhadap pengetahuan mendalam tentang manusi dan proses untuk memulai program.

Ujian akhir pada sekolah menengah dan lanjutan sekarang menekankan peniulaian hasil, yaitu ujian akhir/kompetensi kelulusan sebagai bentuk jaminan mutu ((QA). Demikian juga kenaikan kelas  dan penilaian kelas merupakan bentuk kendali mutu (QC).

QA menfokuskan pada manusia dan hasil akhir suatu proses. Kajian dan npenerapan konsep QA dapat mengarah pada pemahaman yang meningkat dari orang mengelola PBM dan PMB itu sendiri. QC menekankan pada kendali usaha manusia yang sama dan keluaran suatu proses pada obyek yang telah ditugaskan dalam mengembangkan produk dan jasa.

Kendali mutu (QC) merupakan istilah yang digunakan dalam produksi untuk mewakili deteksi dan pencegahan kecacatan. Deteksi kecacatan dalam sebuahy produk atau jasa setelah produksi merupakan aspek tradisional Kendali Mutu (QC) dan Jaminan Mutu (QA) produksi. Deteksi kecacatan dilakukan setelah fakta fase produksi atau setelah produk atau jasa selesai diproduksi.
QC merupakan aktivitas dalam kesempatan terakhir, menjadi penting ketika desain, pengembangan, pemmasokan dan pengoperasian proses tidak dibawah kendali. Aktivitas pendidikan yang mungkin didefinisikan, prosedur laporan birokrasi dan uji pasca pengajaran dilakukan oleh para guru. Banyak proses evaluasi guru adalah setelah fakta dan didasarkan pada fase pelayanan saat ini. Audit kurikulum, aktivitas disipliner staf dan murid, dan pemulihan pengajaran menjadi sangat sering setelah adanya fakta.

Ada beberapa komponen pendamping pendidikan dalam mengendalikan mutu :
1.    Standar mutu produk (standar kelulusan)
2.    Standar dalam proses (standar promosi)
3.    Prosedur standar pengopersian (model pengajaran)
4.    Poin kendali (tes mata pelajaran)
5.    Prosedur kendali (validasi tes dan administrasi)
6.    Kemampuan proses (menjawab pertanyaan)
7.    Aliran proses (seri pengajaran)
8.    Inspeksi dan tes (tinjauan tugas guru, tes murid yang sudah distandarkan guru)
9.    Audit mutu produk (kajian kelulusan)
10.  Audit mutu proses (evaluasi pengajar dalam kelas)
11.  Sistim pencacatan mutu (mempelajari daftar sasaran)
12.  Program mutu pemasok (orang tua terkait kontrak dengan sekolah)
13.  Kendali mutu statistik (tidak dikenal di sekolah)
14.  Biaya mutu (tidak diketahui di sekolah)
15.  Klasifikasi cirri-ciri (tujuan khusu kurikulum)

Ada empat (4) metode kendali mutu yang didasarkan pada deteksi dan pencegahan :
1.    Standar kualitas yang kuat diarahkan untuk kebutuhan pelanggan
2.    Harus ada penilaian penyesuaian diri secara adil dan obyektif terhadap standar.
3.    Tindakan yang jelas harus diterapkan ketika standar terpenuhi.
4.    Harus ada peningkatan standar yang berkelanjutan.
            Mutu Total (TQ) merupakan sikap baru yang merupakan bagian dari setiap murid, orang tua dan guru yang menegakkan standar mutu. TQ tidak hanya berarti setiap orang merasa terikat, tetapi juga mencoba mengendalikan setiap aktivitas dariawal sampai akhir. Kendali efektif untuk factor-faktor yang berdampak pada pendidikan meminta kendali setiap tahap input dan output yang mempengaruhi murid sebagai agen jasa untuk pelanggan.
           
          Mutu kinerja berkaitan dengan para pendidik sebagai hasil pembelajaran berbasis kinerja. Kurikulum, pengajaran dan model-model peniulaian yang digunakan didesai untuk memverifikasi bahwa murid dapat melakukan sasaran kurikulum pada setiap langkah pendidikan. 
           
            Kendali mutu (QC) dimulai dengan pengendalian mutu sumber. Sumber berarti titik awal permulaan. Sumber dapat berupa orang tua, pedagang, lembaga pelatihan, guru, komunitas, dsb. Kendali yang kuat harus diterapkan pada persiapan anak-anak yang dilkukan oleh orang tua, jika QA/QC dapat diterapkan di sekolah.
      
            Indikator pantauan jaminan mutu total belajar murid di beberapa organisasi :
1.    Indikator Orang Tua
       Bukti tanggungjawab pembelajaran pribadi berlanjut dalam bentuk :
a.    Belajar atau membaca setiap hari
b.    Pilihan program TV yang mengandung nilai-nilai pembelajaran secara terus-menerus
c.    Kepemimpinan keluarga menuju pengalaman belajar di luar rumah setiap bulan
d.    Berbagi teknilk pribadi dan pengetahuan filosofis dengan bersama keluarga
e.    Dukungan belajar mengerjakan PR
f.     Kenggotaan dalam kelompok belajar orang tua
g.    Kontak bulanan dengan guru natas inisiatif orang tua
h.    Pengaturan tujuan keluarga yang bersifat kooperatif
i.      Konsultasi karier murid setiap bulan oleh orang tua
j.      Perilaku yang bmengandungb dan membangun terhadap sekolah
k.    Mencari dan menggunakan alternative pemulihan/perbaikan
2.    Indikator Murid
Bukti tanggungjawab pribadi untuk mencari tahu, mendapatkan dan menbutuhkan sekolah dan lingkungan yang lain dalam bentuk :
a.  Informasi baru tentang area pembelajaran inti dasar
b.  Informasi baru yang berhubungan dengan tingkatan kurikulum sekolah yang dapat diterapkan
c.  Informasi baru yang berhubungan dengan pilihan karier
d.  Informasi baru yang berhubungan dengan kebiasaan kerja
e.  Penerapan informasi yang didapat dari dan diindikasikan oleh penelitian tambahan, minat/keterkaitan dan diskusi
f.   Informasi baru dan penerapan keahlian pemecahan masalah
g.  Informasi baru tentang etika pribadi dan menunjukkan etik tersebut
h.  Informasin baru dan berlatih keahlian antar pribadi dan prilaku yang menunjukkan bahwa belajar itu masih dilakukan
i.   Mencari dan menggunakan alternative pemulihan/perbaikan
3.    Indikator Guru
Bukti tanggungjjawab pribadi fasilitator pembelajaran melalui pencarian informasi, pemerolehan, persyaratan dan pennyaranan pribadi :
a.    Mendapatkan informasi baru secara terus-menerus mengenai spesialisasi pelajaran yang mereka kuasai
b.    Mendapatkan informasi baru tentang potensi murid, motivasi murid, pengaturan tujuan murid, dan akses murid menuju informasi baru dan rintangan bagi kemajuan murid
c.    Menilai informasi baru dengan sikap yang obyektif dan perilaku yang membangun
d.    Pengembangan berkelanjutan terhadap kepercayaan diri pribadi
e.    Penguatan focus kendali internal yang berkelanjutan dan kerendahan hati yang berkaitan dengan masalah oraganisasi pengajaran sekolah
f.     Bukti keseharian yang berkelanjutan tentang dukungan murid secara individual dalam membantu mereka memenuhi pencarian informasi yang dilakukan,. Pemerolehan dan persyaratan kebutuhan pengetahuan
g.    Semangat pribadi dalam belajar dan mengajar.

E. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
E.1. Peningkatan Kualitas Guru
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:
1.       Mengikuti Penataran
Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang masing-masing. Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan:
a. Mempertinggi mutu petugas sebagai profesinya masing-masing.
b. Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal.
c. Perkembangan kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.
Jadi penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.
2.      Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan
Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta computer.
3.       Memperbanyak Membaca
Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat.
     4.       Mengadakan Kunjungan Ke sekolah Lain (studi komperatif)
Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.
5.      Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa
Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga.


E.2.   Peningkatan Materi
Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran.

 E.3. Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Selalu berorientasi pada tujuan
2) Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja
3) Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi,   misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab.
Jadi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada peserta didik diera yang semakin modern.

E.4.  Peningkatan Sarana
Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut:
1)  Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan
2) Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam  interaksi belaja mengajar
3)  Pembuatan media harus sederhana dan mudah
4) Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan tentang sarana dan prasarana. Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja, kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannya proses belajar mngajar atau pendidikan di sekolah, sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah.

E.5 Peningkatan Kualitas Belajar
Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha sebagai berikut:

1) Memberi Rangsangan
Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat.

2) Memberikan Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa:
a.      Memberikan penghargaan.
Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baik berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita pendidikan.
b.         Memberikan hukuman.
Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan.
c.      Mengadakan kompetisi dan lomba.
Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa.

F.    Kesimpulan
1. Kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga, sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu keberhasilan.
2.   Mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan diatas, ada delapan (8) hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu: standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan,
3. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat di tempuh dengan beberapa cara antara lain: peningkatan kualitas guru, peningkatan materi, peningkatan dalam pemakaian metode, peningkatan sarana, peningkatan kualitas belajar.

G. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.


Daftar Pustaka

Edward Sallis, Total Quality Management in Education, Third Edition, London: Kogan Page Ltd, 2002
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management: Analisis Teori dan Praket, Bandung: Rajawali Press, 2009
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arloka, Yogyakarta, 2001: 329
Quraish. Shihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, 1999: 280
Jurnal Ilmu Pendidikan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Di Daerah Diseminasi oleh A. Supriyanto, November 1997, Jilid 4, IKIP, 1997: 225
Supranta. J, Metode Riset, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1997: 288
Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa Edisi I Cet II, Andi Offcet, Yogyakarta, 1995: 51
Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993: 159
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Direktur Pendidikan Menengah dan Umum, April, 1999: 4
Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I, Pasal 1.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *