Rabu, 28 November 2012

THE ASCENT OF MAN : "LOWER THAN THE ANGELS"

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang diberi kumpulan bakat yang membedakannya dengan hewan, sehingga manusia adalah pencerah dari dunia dan pencari alam serta hewan yang ada dimana-mana.
Setiap hal di dunia penuh dengan adaptasi yang pasti dan menarik dimana mereka menyesuaikan dengan lingkungannya. Tetapi alam sebagaimana jutaan tahun dari evolusi biologis tidak memasukkan manusia pada tiap lingkungan yang spesifik. Manusia adalah satu-satunya yang tidak mengunci ke dalam lingkungannya sendiri. Imajinasinya, alasannya, kehalusan emosionalnya dan pemikirannya membuat hal ini mungkin baginya untuk tidak menerima lingkungan, tetapi melakukan perubahan terhadap lingkungannya.  Terlihat dari serangkaian penemuan, dari waktu ke waktu manusia telah membuat kembali lingkungannya yang menjadi berbeda dari evolusi, hal ini merupakan evolusi budaya.
Manusia membuat rencana dan penemuan-penemuan baru dengan memasukkan bakat-bakat yang berbeda bersama-sama sehingga penemuan-penemuannya menjadi lebih halus dan lebih tajam sebagaimana manusia belajar mengkombinasikan bakatnya ke dalam cara-cara yang lebih komplek dan lebih tepat, sehingga penemuan-penemuan besar dari masa ke masa dan budaya yang berbeda di dalam teknik, ilmu pengetahuan, seni menampilkan peningkatan secara lebih kaya dan lebih komplek dengan segala kemampuan manusia.
Dalam setiap masa atau tingkatan terdapat satu titik tekan (turning poin), yaitu satu cara baru dari melihat dan mengukur koherensi dunia. Tiap budaya berusaha untuk memperbaiki visinya, ketika ditransformasikan oleh suatu konsepsi baru, baik alam maupun manusia.
Sejarah pemikiran manusia merupakan sesuatu yang terbuka dari bakat-bakat yang berbeda. Sehingga hal-hal yang terjadi dalam perjalanan melalui sejarah intelektual merupakan suatu perjalanan individu sampai pada puncak yang tinggi dari peningkatan manusia. Manusia meningkat dengan bakat dan kemampuannya serta apa yang diciptakan pada monumen-monumen untuk tingkatan dalam pemahamannya terhadap alam dan dirinya sendiri.
Cerita masa lalu digunakan untuk memasukkan penciptaan manusia ke dalam satu usia emas dan satu pandangan yang indah dan penuh legenda yang berawal dari penciptaan manusia itu sendiri sebagaimana Charles Darwin menuangkannya dalam The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871). Dimana jutaan tahun yang lalu di Afrika ditemukan fosil dari ciptaan yang telah menjadi manusia, yang ditemukan perbedaan-perbedaan antara kerangka manusia dengan perkembangan dari tengkoraknya, sehingga diharapkan bahwa hewan-hewan dari savana juga berubah secra drastis. Evolusi manusia dimulai ketika iklim Afrika berubah menjadi kering; daun-daun menyusut, hutan-hutan menjadi kurus yang berubah menjadi savana.
Salah satu organ tubuh manusia yang paling informatif pada manusia terletak pada kepalanya. Kepala meninggalkan satu fosil yang tetap, sehingga dapat menjadi bahan penyelidikan, tidak seperti organ-organ tubuh lainnya yang lembut yang telah mengalami perubahan pertumbuhan. Kepala (tengkorak) memberikan beberapa petunjuk jika dilihat dari ukurannya. Jumlah dari tengkorak fosil yang diketemukan di Afrika Selatan dalam lima puluh tahun terakhir telah memberikan karakteristik-karakteristik dari kepala (tengkorak) ketika hal ini telah menjadi seperti manusia. Tengkorak ini merupakan tengkorak sejarah dan dinamakan Taung.
Selain itu dalam penemuan fosil, gigi biasanya selalu sebagai pembuka rahasia.  Dari hal tersebut menunjukkan bahwa tengkorak yang diketemukan telah mencari makan dengan tangannya dan bukan dengan mulutnya. Bukti dari gigi juga telah mengimplementasikan bahwa ia bukan pemakan daging mentah. Selain itu adanya penciptaan tangan merupakan hal yang paling sering dilakukan untuk membuat alat untuk memotong daging dan membunuh hewan.
Dari hasil pemikiran dalam kerja ilmu pengetahuan. Bagaimana bayi menjadi cekatan, pengamat, pemikir, penyadar, mampu untuk memanipulasi dalam pikirannya simbol-simbol bahasa, matematika, seni, geometri serta sajak dan ilmu pengetahuan? Bagaimana perkembangan dan peningkatan  manusia membawa hewan-hewan tersebut mulai meningkatkan penelitian ke dalam kerja alam, ilmu pengetahuan, dimana tidak diketahui bagaimana bayi Taung mulai hidup, walau secara keseluruhan hal ini dapat menjadi penilaian secara keseluruhan dari perjalanan hidup manusia berawal.
Setiap tindakan manusia berawal dari beberapa bagian pada saat manusia itu ada.  Apakah bakat fisik yang membedakan manusia dengan hewan? Contoh ketika seorang atlit berlari atau melompat. Ketika atlit pelari cepat mendengar pistol, respon pertama yang dilakukan sama dengan respon pada rusa  yaitu lari. Tetapi terdapat perbedaan yang utama, pelari tidak dalam keadaan takut, karena suara tembakan adalah pistol permulaan dan dilakukan dengan sengaja dan tindakannya adalah untuk mengeksplorasi batas-batas kekuatan yang dimilikinya.
Kepala lebih dari sekedar symbol imajinasi manusia. Kepala merupakan kumpulan pandangan hidup manusia ke depan yang mengarahkan pada evolusi budaya. Perubahan dalam gigi merupakan tanda terpisahnya garis yang membawa manusia pada awal permulaannya.
Saat ini terdapat kekosongan dalam catatan fosil dari lima sampai 10 juta tahun yang lalu, yang mana kekosongan yang tersembunyi tersebut merupakan bagian yang paling membangkitkan sejarah, ketika garis hominid terpisah dari garis siamang modern, yang mungkin dalam kurun waktu 5 juta tahun tersebut justru yang menghubungkannya dengan manusia.
‘Sepupu manusia’ bukan terdapat dalam garis langsung dengan manusia tetapi pada Australopithecus sebagai vegetarian. Australopithecus Robustus  adalah mirip seperti manusia dan garisnya tidak membawa kepada garis lain, hewan ini telah punah. Bukti bahwa ia tinggal pada tumbuh-tumbuhan terlihat pada giginya, dimana gigi-giginya tersusun dengan baik bahwa ia mengunyah akar-akar yang dimakannya.
Seperti pada garis manusia lebih jelas rahangnya yang mungkin seekor pemakan daging, dan merupakan garis yang terdekat dengan yang disebut ‘missing link’ atau rantai yang hilang, Australopithecus Africanus, satu dari sejumlah kerangka fosil yang diketemukan di Transvaal dan bagian lain di Afrika. Dari hasil temuan-temuan tersebut dikatakan bahwa dua juta tahun yang lalu otak telah lebih besar dibandingkan pada saat itu.
Dengan memiliki otak yang lebih besar, nenek moyang manusia membuat dua penemuan besar, pertama berupa bukti yang dapat dilihat dan kedua bukti inferensia. Penemuan yang dapat dilihat adalah Australopithecus  membuat alat-alat batu yang belum sempurna bagi  pemakan daging untuk menyerang dan memotong binatang, dan untuk jutaan tahun berikutnya, manusia dalam evolusi lebih lanjut tidak merubah jenis alatnya, ini merupakan penemuan fundamental.
Penemuan lain adalah dari sisi sosial, diasumsikan dengan dengan aritmetika yang lebih halus. Tengkorak dan kerangka dari Australopithecus  yang diketemukan saat ini dalam jumlah yang banyak yang menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka mati sebelum menginjak usia dua puluh tahun, artinya terjadi banyak anak yatim. Untuk itu pasti ada organisasi sosialnya, dimana anak-anak diasuh dan diadopsi, dan membuat bagian dari komunitas, juga dalam pemahaman umum dididik. Hal ini merupakan langkah yang besar menuju pada evolusi budaya.
Suatu tempat jutaan tahun yang lalu, manusia telah membuat suatu perubahan dalam alat-alatnya, yang merupakan inti untuk beberapa perbaikan biologis dalam pandangan selama periode ini, khususnya pada otak pusat yang mengontrol tangan, dimana secara biologis dan budaya penciptaannya menjadi lebih menarik dengan membuat alat-alat yang lebih baik dalam proses pembuatan dan pemakaiannya.
Perkembangan dari kemampuan yang lebih baik dalam jenis ini dari penggunaan dari api bukan merupakan fenomena yang tertutup, sebaliknya bahwa riil dari evolusi biologis maupun budaya merupakan elaborasi dari tingkah laku yang baru. Dari hasil peninggalan barang-barang yang berupa peralatan untuk bertindak menunjukkan tampilan tindakan orang tersebut dan adanya perubahan dalam peralatan menampilkan perubahan dalam tingkah laku dan kemampuan.
Tiap hewan dan khususnya manusia merupakan satu struktur yang sangat terintegrasi, semua bagian harus berubah bersama-sama sebagaimana perubahan tingkah lakunya. Evolusi dari otak, mata, kaki, tangan, gigi dan keseluruhan kerangka manusia membuat suatu gambaran dalam satu pemahaman bahwa bagian-bagian tersebut terdapat bakat khusus manusia. Evolusi-evolusi tersebut telah membuatnya seperti apa adanya, lebih cepat dalam evolusi dan lebih kaya serta fleksibel dalam tingkah laku dibandingkan dengan hewan lain. Manusia bukanlah satu-satunya ciptaan yang paling mengagumkan, sebelumnya ada mamalia dan dinosaurus. Tetapi manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh hewan lain, yaitu suatu kemampuan sendiri yang dapat membuatnya lebih kreatif. Setiap hewan pasti meninggalkan bekas dari apa yang di tinggalkan, tapi manusia meninggalkan dari apa  yang diciptakannya.
Perubahan dalam makanan merupakan hal penting dalam mengubah spesies selama lebih dari 50 juta tahun. Berawal dari Australopithecus   yang merubah kebiasaan primata yang vegetarian menuju omnivora yaitu pada homo erectus, Nethertal dan homo sapiens yang memakan beberapa daging.
Konsekuensi dari evolusi manusia adalah pencapaian yang lebih jauh dalam cara-cara yang tidak langsung untuk mendapatkan makanan dari sumber-sumber seperti hewan-hewan besar yang tidak dapat ditangkap dengan serangan yang brutal dan lapar. Hal tersebut membuktikan adanya seleksi alam sehingga hal ini mengembangkan kemampuan penuh manusia untuk menangguhkan kepuasan dari keinginannya dan secara tidak langsung berpengaruh pada perluasan penyediaan makanan, yang tentunya membantu mengembangkan tindakan sosial dan komunikasi.
Kebudayaan manusia yang sifatnya terbesar dimulai pada Zaman Es terakhir, yang mana terjadinya pada ratusan atau bahkan 50.000 tahun, dengan diketemukannya alat-alat yang menunjukkan pada bentuk-bentuk yang mengagumkan dari perburuan.
Manusia memiliki fleksibilitas pemikiran dalam mengetahui penemuan-penemuan kedalam komunitasnya sehingga manusia dapat tetap tegar dalam kerasnya kehidupan di zaman es. Ini terbukti dengan telah terjadinya perubahan besar dimana manusia tidak lagi tergantung pada tumbuhan dan hewan. Kekerasan berburu pada bidang es memaksa manusia untuk mengubah strategi dengan alternative yang lebih baik dengan mempelajari, mengantisipasi dan pada akhirnya mengadopsi kebiasaan. Sebagaimana manusia menjadi kurang atraktif untuk mengejar satu hewan walau besar, alternatifnya mengumpulkan, memindahkan, dipelihara dan disimpan sebagai gudang makanan yang bergerak.
Langkah transhumant dari kehidupan merupakan budaya dari fossil sekarang dan hampir punah. Orang-orang yang masih hidup dengan gaya ini adalah suku Lapps yang terdapat di utara Scandinavia yang mengikuti rusa kutub sebagaimana mereka lakukan selama Zaman Es.
Terdapat perbedaan fundamental antara adaptasi budaya dengan adaptasi biologis. Adaptasi rusa kutub merupakan adaptasi budaya yang dapat Lapps ubah dengn mudah di masa yang akan datang, seperti membangun rumah dari kulit, begitupun Lapps dan garis keturunan manusia pada mereka juga mengalami sejumlah adaptasi biologis. Perbedaan-perbedaan biologis muncul diantara kelompok-kelompok manusia. Kita menamakan perbedaan tersebut dengan perbedaan rasial, dimana mengartikannya bahwa mereka tidak dapat mengubah kebiasaan atau habitat.
Perbedaan biologis diantara komunitas yang berbeda merupakan skala yang sederhana. Lapps tidak tinggal dengan adaptasi biologis, tapi dengan penemuan yang menggunakan imajinasi dari kebiasaan rusa kutub dengan menjadikan rusa kutub sebagai binatang penarik dan dengan hasil ciptaannya, suku Lapps telah berhasil bertahan hidup pada zaman es dengan melakukan penemuan terhadap api.
Api merupakan symbol dari perapian dan ketika homo sapiens mulai meninggalkan tanda berupa cap tangannya tiga puluh ribu tahun  yang lalu, perapian sudah ada gua-gua. Manusia datang ke gua, tinggal di dalamnya kemudian membuat lukisan binatang, tinggal di tempat-tempat yang gelap, rahasia, tersembunyi dan sulit dijangkau, mengapa? Kata yang dapat diungkapkan adalah magis, tp magis bukanlah sebuah kata jawaban, karena magis yang dalam hal ini tidak menjelaskan apapun. Magis hanya menjelaskan bahwa orang yang mempunyai kekuatan, tetapi kekuatan apa? Hal inilah yang ingin diketahui sebenarnya kekuatan apa yang pemburu percaya yang mereka dapatkan dari lukisan-lukisan tersebut.
Lukisan-lukisan gua merupakan hasil cipta ulang dalam hidup pemburu sebagai satu penglihatan sejarah, kita melihatnya ke dalam sejarah masa lalu . bagi pemburu, mereka akan melihat secara keseluruhan kepada masa depan dalam arah yang berbeda. Lukisan-lukisan gua bertindak sebagai satu jenis imajinasi. Mereka mengarahkan pikiran  dari apa yang dilihat pada apa yang diduga. Gambar datar hanya berarti sesuatu pada  mata sebab pemikiran masuk ke dalam gambar tersebut dan bergerak, satu realitas dengan kesimpulan yang mana tidak secara nyata dapat terlihat, tapi terimajinasi.
Seni dan ilmu pengetahuan keduanya merupakan tindakan manusia yang unik, diluar dari jangkauan yang dapat dilakukan oleh binatang. Disini terlihat bahwa mereka diarahkan dari kemampuan manusia yang sama, yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan masa depan, meramalkan apa yang terjadi dan merencanakan untuk mengantisipasinya dan memindahkan isi kepala dari dinding yang gelap di sebuah gua ke layar televisi misalnya.
Orang yang membuat peralatan dan orang yang membuat lukisan adalah melakukan hal  yang sama, mengantisipasi masa depan sebagai cara yang dapat manusia lakukan, menduga apakah yang akan terjadi dimasa yang akan datang dari apa yang ada disini sekarang. Terdapat banyak bakat yang unik pada manusia, tapi pada hakikatnya, dasar dimana semua pengetahuan tumbuh, terbentang kemampuan untuk melukiskan kesimpulan-kesimpulan dari apa yang dilihat pada apa yang kita lihat, untuk memindahkan pemikiran kita melalui ruang dan waktu dan untuk mengetahui diri kita sendiri pada waktu yang lampau pada langka-langkah ke masa sekarang. Semua lukisan dari gua-gua tersebut tercipta dari tangan yang seolah-olah mengatakan “Ini adalah tanda Saya, ini adalah Manusia”
SUMBER :http://nurina-ayuningtyas.blogspot.com/2012/02/ascent-of-man-vol1.html

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *