Disiplin
diri adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali dan secara berkesinambungan
sehingga menjadi hal yang biasa untuk
dilakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan
secara konsisten akan mampu menciptakan sebuah kebiasaan yang mengarah pada
pencapaian keunggulan.
Kebiasaan
yang kita lakukan akan menentukan masa depan. Sebuah kebiasaan yang baik akan menghasilkan
sesuatu yang baik dan sebaliknya. Mendapatkan kebiasaan yang baik itu tidak
mudah, karena manusia memiliki sifat-sifat yang mendasar seperti: cenderung
bermalas-malasan, ingin hidup santaimengikuti
keinginan hatinya, tidak ingin susah,menunda-nunda waktu dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita harus mampu berdialog dengan diri sendiri, menciptakan
komunikasi intrapribadi. Komunikasi yang berlangsung dalam diri pribadi, berbicara
dengan diri sendiri.Bertanya kepada diri sendiri dan dijawab oleh dirinya
sendiri.Belajar
mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berpikir dan berasa,memahami
konsep diri, bagaimana kita mengamati, menginterpretasikan dan melakukan
tindakan di lingkungan kita.
Semua
orang mungkin kagum pada Mark Spitz, bintang Olimpiade tahun 1972 di Munich,
Jerman. Waktu itu ia berhasil memperoleh tujuh medali emas serta memecahkan
tujuh rekor dunia baru dalam olah raga renang. "We all love to win, but how many people love to train"(Mark
Spitz, 1972). Kita semua menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari kita
yang menyukai latihan dengan penuh kedisiplinan. Semua orang melihat Mark Spitz
menerima medali emas dengan penuh kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan
bagaimana Mark Spitz harus melalui kedisiplinan dalam latihan keras?. Ternyata
untukmencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui latihan keras secara
disiplin hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun.
Disiplin diri merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian dan
melaksanakan misi hidup. Kita harus disiplin dalam mengembangkan diri (lifetime improvements) dalam segala
aspek, mengelola waktu dan uang, melatih keterampilan dalam setiap bidang yang
kita pilih dan menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas.Disiplin
diri seperti otot, semakin melatihnya semakin kuat dan semakin tidak melatihnya
semakin lemah. Kedisiplinan dalam pengembangan diri harus mulai dari diri
sendiri, kesadaran pribadi. Semakin disiplin, hidup akan semakin mudah
dijalani.
Disiplin Diri
Disiplin
diri adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali dan secara berkesinambungan
sehingga menjadi hal yang biasa untuk
dilakukan. Dengan disiplin diri kita mampu mengatasi penundaan, memahami
karakter diri, dan melakukan apa yang harus kita lakukan. Disiplin diri berarti
melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan secara berkesinambungan
untuk meraih impian, prestasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. “With self-dicipline most anything is
possible” (Theodore Roosevelt 2012:202).
Membangun
disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot. Semakin
melatihnya, semakin kuat, dan semakin tidak melatihnya semakin lemah. Menurut
John C.Maxwell, penulis “Developing The Leader Within You”, ada empat hal yang
harus kita perhatikan untuk melakukan pengembangan diri secara disiplin
sehingga dapat membangkitkan potensi yang kita miliki. Empat hal tersebut
adalah:
a.
Start with yourself - mulai
dari diri sendiri
b.
Start early - sesegera
mungkin
c.
Start small - sedikit
demi sedikit
d.
Start now - lakukan
sekarang
Beberapa
faktor yang membangun disiplin diri, antara lain:
1. Pengetahuan
Diri. Disiplin
berarti berperilaku sesuai dengan apa yang telah diputuskan, terlepas dari apa
yang dirasakan saat ini. Proses ini memerlukan instropeksi dan analisis diri,
dan yang paling efektif adalah sediakan waktu untuk menulis tujuan, mimpi dan
ambisi.
2. Kesadaran. Disiplin
diri tergantung pada kesadaran apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk
dilakukan. Ketika mulai membangun disiplin diri, mungkin kita akan mendapati
diri berada dalam tindakan yang tidak disiplin, misalnya, bermain game,
menghindari hal-hal penting untuk kesenangan, menonton tv terus menerus, dan
lain-lain. Mengembangkan disiplin diri membutuhkan waktu dan kuncinya adalah
menyadari perilaku tidak disiplin yang kita lakukan. Dengan cara ini memberi
kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih baik sesuai dengan tujuan dan
nilai-nilai yang telah kita buat sebelumnya.
3. Komitme. Tidaklah
cukup hanya menulis tujuan dan nilai-nilai saja, melainkan kita juga harus
membuat komitmen internal untuk hal tersebut.
4. Keberanian. Disiplin
diri membutuhkan suasana hati, selera dan gairah sebagai kekuatan untuk melawan
gangguan ketidakdisiplinan. Oleh karena itu, disiplin diri sangat tergantung
pada keberanian. Jangan berpura-pura mengatakan ini mudah untuk dilakukan namun
sebenarnya sangat sulit atau menyakitkan. Tetapi temukan keberanian untuk
menghadapi rasa sakit dan kesulitan, ketika telah mengumpulkan
kemenangan-kemenangan kecil maka rasa percaya diri akan tumbuh dan keberanian
secara alami akan datang mendukung kedisiplinan diri.
5. Komunikasi
intrapribadi. Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal Communication)
adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan
sebagai komunikator maupun komunikan. Dia berbicara dengan dirinya sendiri, dia
berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh
dirinya sendiri.
Self-talk (berbicara
pada diri sendiri dalam hati) seringkali berbahaya tetapi bisa juga menguntungkan
jika mampu mengkontrolnya. Ketika kita merasa sedang diuji oleh Alloh SWT,
berbicaralah pada diri sendiri dengan memotivasi dan meyakinkan diri sendiri
karena self-talk yang seperti ini
memiliki kemampuan untuk mengingatkan tujuan, membentuk keberanian, memperkuat
komitmen dan membuat sadar akan tugas dan peran kita. Misalnya, cobalah katakan
dalam hati “tidak ada yang turun dari langit secara cuma-cuma tanpa adanya
usaha dan do’a” atau kalimat lain yang mampu menggugah jiwa setiap kali kita
menemukan diri sedang diuji. “Thoughts
are things. If you change your thoughts, you can change your life” (Norma
Jean Strickland, 2002:23).
Konsep diri.
Konsep
diri sering diidentifikasikan dengan istilah penghargaan
diri (self esteem) yang sebenarnya
sudah ada sejak lahir dengan fitrahnya seperti bayi yang polos dan self esteem kita berkembang seiring
berkembangnya interaksi dengan orang lain. Definisi self esteem yang diungkapkan seorang psikolog,
Dr.Palladino (1994) secara lengkap mendefinisikan sebagai:
- Kepercayaan terhadap diri sendiri.
- Kemampuan untuk melihat posisi diri secara realistis dan optimis.
- Keyakinan akan kemampuan dalam membuat perubahan dan menghadapi tantangan hidup.
- Kapasitas untuk memahami kelemahan diri dan berusaha memperbaiki diri.
- Pengetahuan tentang diri sendiri serta penerimaan akan pengetahuan tersebut.Kemampuan untuk mengakui keunikan diri dan berbangga terhadap apa yang membuat diri kita unik.
- Kepercayaan akan nilai diri dan penghargaan akan kemampuan yang dimiliki.
- Kepercayaan tentang apa yang dapat kita lakukan, cara pandang positif dan keyakinan diri untuk melakukan sesuatu yang baru. Kemampuan untuk menggali dan menerapkan keterampilan dalam perilaku positif.
- Pemahaman bahwa kita berharga bagi diri sendiri dan orang lain.
- Mengetahui siapakah saya? Apa yang dapat saya lakukan serta bagaimanakah memproyeksikan pengetahuan ini lewat tindakan nyata.
Disiplin
diri sangat penting untuk dibentuk sejak dini. Tanpa itu, kita akan menjadi
malas, dan menunda-nunda. Ini salah satu bahan yang paling penting dari
keberhasilan karena memungkinkan kita untuk tetap berpegang pada jadwal,
rencana, fokus pada tujuan, dan itulah yang akan membuat kita sukses di masa
depan.
Terkadang untuk mendisiplinkan diri itu sulit, karena banyak
sekali hambatan atau rintangan yang terjadi dalam kehidupan. Untuk itu perlu
banyak motivasi dan semangat untuk tetap bisa mendisiplinkan diri. Disiplin
diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang
dan secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan,
yang diharapkan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya
kualitas diri yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar