Anak dan Kesenangannya untuk Belajar
Memahami Anak
Setelah pulang sekolah, tiba-tiba seorang anak berkata kepada ibunya,
“Mama, aku mau ikut les gambar!”. Walaupun tidak langsung merespons,
biasanya di benak sang ibu terbangun beberapa scenario:
- Les dimana sebaiknya;
- Bagaimana mengatur dengan jadwal sekolahnya, dsb.
Ternyata les yang dimaksud anak adalah kegiatan menggambar bersama teman-temannya.
( Perbedaan persepsi antara anak-anak dengan orang tua sering terjadi dalam hidup kita ).
Mendidik Anak
Seorang ibu berkata kepada anaknya, kamu harus berwibawa di depan
adikmu!”. Dampaknya iya akan berusaha melakukan semua dengan sempurna,
disini justru iya akan terlihat aneh di mata anak-anak lain.
( Sebenarnya anak-anak dan orang dewasa memiliki standar yang
berbeda, banyak orang dewasa menerapkan standarnya kepada anak-anak).
Menumbuhkan Minat Belajar Anak
Ketika menonton televisi, sang anak berkata. “mama aku pengen bisa ngomong pakai bahasa inggris kayak di film.”
Sang ibu lalu mengajarkan beberapa kata yang ia tau, lalu menempatkan
sang anak ke lembaga kursus, sang anak sangat senang dengan kursus
tersebut, & hari-harinya dilalui dengan gembira.
( Disini sang ibu belajar memahami, suatu proses belajar akan disenangi jika motivasi yang tumbuh dari dalam, bukan paksaan ).
Membentuk Suasana Belajar yang Menyenangkan
Betapapun kuat motivasi belajar anak, tetap membutuhkan lingkungan
yang kondusif, memberikan keamanan dan kebebasan psikologis pada anak.
Keamanan psikologis dapat terbentuk dengan 3 proses, yaitu:
- Orang tua menerima anak sebagaimana anaknya.
- Orang tua mengusahakan suasana tanpa ada efek mengancam.
- Orang tua dapat memberikan pengertian, dan dapat melihat dari sudut pandang anak.
Kebebasan psikologis dapat diberikan orang tua pada anak dengan cara memberikan kesempatan mengekspresikan pikiran-pikiran anak.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua, dalam
menciptakan keamanan dan kebebasan psikologis guna membentuk suasana
belajar.
- Membangun empati
- Menjalin kebersamaan
- Membangun rasa memiliki
- Mendorong kebebasan berekspresi
- Pendampingan
- Mengembangkan komunikasi efektif
Banyak hal yang bisa meningkatkan perkembangan anak ketika sedang
mengalami proses belajar yang menyenangkan, salah satunya adalah
perkembangan kreativitas. Banyak cara untuk mengoptimalkan kreativitas
anak, kreativitas memang membutuhkan imajinasi yang kuat, dan orang tua
dapat membantu dengan menciptakan kondisi-kondisi tersebut.
Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak, semakin baik dasar
untuk mencapai hasil kreatif. Dan pendapat berbagai pakar, dapat
disebutkan beberapa parameter kreativitas yang dimiliki seorang anak,
yang dihasilkan dari kesenangan dalam belajar.
- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru & unik
- Kemempuan untuk mentransformasikan gagasan lama ke dalam bentuk-bentuk baru.
- Kemampuan untuk membangun imajinasi dan fantasi yang terarah
- Kemampuan untuk melihat kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah
- Adanya rasa ingin tahu yang luas & mendalam
- Adanya minat yang luas dan keinginan bereksplorasi
- Adanya perhatian pada proses, bukan sekedar hasil akhir
- Adanya kesenangan dan kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan
- Adanya pengetahuan awal sebagai modal
- Kepekaan akan keindahan (Sense of Beauty)
- Kemampuan berfikir asosiatif & bermain dengan gagasan
- Kepekaan melihat hal yang unik dari lingkungan sekitar dan aktivitas sehari-hari
- Kemampuan mengungkapkan gagasa
Prinsip 1 Orang tua memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya yang unik
Setiap anak memiliki keunikan sendiri. Cara berfikirnyapun unik dan
khas, kebebasan yang diberikan oleh orang tua untuk berkreasi, akan
membuat karya-karya unik & menarik.
Bentuk kebebasannya misalnya :
- Menghargai apapun hasil kreasi anak
- Mendorong anak berkreasi lewat karya yang unik, misalnya menggambar pelangi, dan menceritakan kembali lewat tulisan.
Prinsip 2 Orang tua menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar berfikir luas
Minat belajar anak bisa ditandai dengan adanya keingintahuan yang
luas mengenai suatu hal. Ketika ditanyakan suatu hal,anak mempunyai
minat belajar tinggi, mejawab dengan berbagai jawaban. Cara berfikir
demikian disebut cara berfikir divergen ( meluas, banyak jawaban dalam
suatu masalah ) dan elaborative ( membangun berbagai kemungkinan jawanab
dari satu hal yang ditemukan.
Cara berfikir tersebut, dapat dibiasakan pada anak dengan jalan orang
tua menerima apa pun jawaban anak terhadap satu pernyataan tertentu,
bisa jadi jawaban anak salah atau tidak logis menurut cara berfikir
orang dewasa, namun bisa jadi ada hal-hal menarik dari jawaban itu yang
hanya bisa dipahami anak.
Prinsip 3 Orang tua menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahunya.
Hal yang mengurangi rasa ingin tahu anak atau membuatnya enggan
belajar adalah rasa bosan. Kebosanan ini bisa diakibatkan oleh materi
pengetahuan yang itu-itu saja & tidak bervariasi. Demikian dengan
cerita, orang tua bisa mengemasnya dengan menarik yang menggugah
keingintahuan anak tentang materi yang akan disampaikan, contohnya : Orang tua sedang mendampingi anak belajar mengenai pasang surut.
Orang tua bisa mengawali dengan kalimat, “Mengapa permukaan air laut
tiba-tiba meninggi ?”
Prinsip 4 Orang tua memberikan penjelasan awala secara jelas
sebelum anak memulai pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal secara
efektif
Sebelum memberikan tugas pada anak untuk melakukan suatu pekerjaan,
orang tua hendaknya membimbing anak dengan memberikan penjelasan awal
yang bisa menjadi pedoman anak dalam melakukan sesuatu, sehingga ada
gambaran awal yang dimiliki anak ketika melakukan pekerjaannya. Menyuruh
tanpa memberikan contoh membuat bayangan anak menjadi samar-samar. Hal
ini bisa mengakibatkan anak kebingungan dan menjadikannya enggan
bertindak.
Prinsip 5 Orang tua menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal awal yang lebih terbayang
Alat peraga penting digunakan ketika kita menerangkan sesuatu kepada
anak. Alat peraga ini membantu anak membayangkan materi yang tengah
disampaikan dan mengarahkan serta membimbing daya imajinasi anak pada
materi yang tengah disampaikan. Contoh alat peraga bisa berupa, buku
bergambar, poster, model atau miniatur.
Prinsip 6 Orang tua menerangkan dengan eksperimen, anak
terpacu rasa ingin tahunya dan belajar mengamati terjadinya suatu
fenomena
Mengapa harus dengan eksperimen? Ketika
anak mengalami kerepotan dalam melakukan eksperimen, anak bisa
mendapatkan pengalaman yang unik, bersinggung langsung dengan apa yang
diamati. Metode eksperimen bisa melatih anak tentang terjadinya suatu
peristiwa. Dari pengamatan kan muncul berbagai hal yang menarik, &
membuat rasa ingin tau anak lebih tinggi.
Prinsip 7 Orang tua memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap
apa yang dikerjakan anak, anak memahami maksud pekerjaan dan berpikir
secara utuh
Anak-anak sering melakukan sesuatu
karena spontan. Bisa jadi ia melakukan sesuatu yang baik, namun ia tidak
menyadarinya. Disinilah peran orang tua, memberikan ulasan secara
keseluruhan tentang apa yang sudah dilakukan, agar anak memahami apa
yang dilakukannya. Dengan pemahaman yang lebih terstruktur, anak menjadi
lebih terarah dalam mengembangkan daya pikirnya menuju pemahaman yang
menyeluruh (holistic).
Prinsip 8 Orang tua mengaitkan isi cerita dengan fenomena
yang pernah dilihat anak, anak belajar berfikir mengaitkan satu hal
dengan hal lain
Meski anak mempunyai day imajinasi yang
kuat, namun usahakan imajinasi itu terkait dengan kehidupan sehari-hari,
bukan khayalan yang tak mendasar. Hal ini bisa dilatih dengan cara
mengaitkan isi cerita kepada suatu hal yang pernah dilihat atau dialami
anak. Keterkaitan ini bisa berupa fenomena yang ada disekitar anak,
kegiatan sehari hari anak, atau hal-hal yang berkesan yang pernah
dilihat anak sebelumnya. Disini orang tua akan memanfaatkan kerangka
pemikiran yang sudah ada pada diri anak, sehingga materi akan mudah
diterima karena telah dikenal lebih dulu, agar disini anak mulai beljar
berfikir asosiatif, artinya berbagai kejadian yang dilihat dan dirasakan
sehari-hari bisa saling terkait jika dipikirkan secara kreatif.
Prinsip 9 Orang tua memberikan kesempatan anak untuk
bercerita, anak belajar mengungkapkan apa yang dipikirkan dan
mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur
Bagaimana agar bisa lancar berbicara di depan orang lain? Salah satu
jawabannya adalah banyak latihan. Latihan ini bisa dimulai ketika masih
anak-anak. Orang tua berusaha memberikan kesempatan sebanyak mungkin
bagi anak untuk mengungkapkan gagasannya dalam setiap kesempatan. Dan
ketika anak sudah mampu menguasai banyak kosa kata, kita dorong anak
untuk mau bercerita. Bercerita akan membuat anak belajar mengungkapkan
apa yang ada dalam pikirannya, tidak saja kepada orang tuanya, tetapi
juga kepada orang lain.
Prinsip 10 Orang tua membimbing anak tampil di depan forum, anak belajar berani berkreasi di depan banyak orang
Berbicara dan menjelaskan gagasan dengan baik di depan orang lain
memerlukan banyak latihan, membutuhkan pengalaman dan keberanian.
Keberanian tampil di depan forum sebaiknya dilatih ketika masih usia
kanak-kanak. Hal ini akan berpengaruh terhdap kepercayaan dirinya. Kalau
anak sudah mampu menguasai dirinya untuk tampil di depan orang banyak,
maka akan meningkat pula keberanian anak menampilkan kemampuannya di
depan umum. Dengan bimbingan dan pendamping orang tua, secara
perlahan-lahan anak akan membangun keberaniannya tampil di depan banyak
orang.
Prinsip 11 Orang tua melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi
Berkomunikasi dengan baik kepada anak bukan berarti bisa memberi
instruksi, atau menyuruh anak melakukan apa yang diinginkan orang tua.
Komunikasi yang kita lakukan kepada anak tidk akan efektif jika kita
menyampaikan instruksi saja, kemudian membiarkan anak memahami pesan
tersebut, tanpa arahan. Ketika anak tengah menjalankan apa yang kita
sampaikan, maka pendampingan akan membuat anak merasa aman karena ia
merasa ada yang siap memberikan pertolongan jika ia membutuhkan.
Prinsip 12 Orang tua melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya
Dunia anak adalah dunia serba ingin
tahu. Anak yang normal dan kreatif selalu menanyakan banyak hal sebagai
wujud keingintahuannya. Apabila pertanyaan yang disampaikan selalu
mendapat respons, maka anak akan merasa terpenuhi keingintahuannya. Hal
ini akan mendorong anak untuk lebih berani dan banyak bertanya dalam
usaha mengetahui berbagai macam hal. Sebaliknya apabila kita tidak
merespons jawaban anak, kemungkinan anak menjadi enggan untuk
menyampaikan pertanyaan karena keingintahuannya tidak terpenuhi.
Prinsip 13 Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk
mencoba lagi, anak belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai
inovasi baru
Maju terus, pantang mundur! Kata-kata mutiara itu mungkin telah
menjadi tradisi dalam perjuangan bangsa kita, terutama ketika
mempertahankan kemerdekaan dulu. Malu dong, jadi anak Indonesia jika
belum apa-apa sudah mundur atau menyerah. Namun anak tetaplah anak,
dengan emosi yang masih labil mereka masih harus didampingi agar tidk
menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan, sampai dia berhasil
menyelesaikannya.
Ketika anak mengalami kegaglan pertama, kita dorong untuk mencobanya
kembali dengan cara-cara baru. Orang tua dapat memberikan semangat,
hiburan, sehingga anak terhindar dari rasa putus asa. Maka ketika sudah
berhasil menyelesaikan pekerjaannya, meski harus berulang kali gagal dan
bersusah payah mencobanya, orang tua tetap memberikn pujian dari hasil
kerja kerasnya.
Prinsip 14 Orang tua menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi
Anak akan mudah menjalin komunikasi
dengan kita bila ia merasa dekat. Maka, sebaiknya kita menghilangkan
jarak dengan anak ketika berkomunikasi sehingga anak bisa merasa bebas
untuk mengeluarkan isi hatinya. Dalam berbagai hal lain, kedekatan ini
akan mendorong anak melakukan berbagai hal lain, kedekatan ini akan
mendorong anak melakukan berbagai hal dengan kreasinya tanpa merasa
dipantau dan disalahkan ketika mengeluarkan ide-ide baru.
Prinsip 15 Orang tua melibatkan anak secara aktif dalam belajar, anak merasa ikut memiliki dan tumbuh minat belajarnya
“Libatkan saya, dan saya akan memahami
apa yang anda ajarkan’, begitu ungkapan Cina kuno. Maka, melibatkan anak
secara aktif dalam belajar akan membuat lebih efektif penyampaian
materi yang tengah diajarkan. Rasa memiliki terhadap materi yang
disampaikan lambat laun akan menumbuhkan minat anak dengan sendirinya
untuk memahami dan mengikuti materi yang disampaikan. Ia juga akan
bertanggungjawab dalam menjalankannya karena merasa materi itu telah
menjadi miliknya.
Prinsip 16 Orang tua melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat dalam berkreasi
Anak akan merasa lebih bersemangat atau
menyatu dalam suatu kegiatan bersama orang tua ketika orang tua
melibatkan diri dengan kegiatan anak. Anak merasa sejajar dengan orang
tua. Anak merasa tidk canggung dan bersemangat untuk berkreasi dalam
kegiatan yang dilakukan.
Prinsip 17 Orang tua menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenangi materi dan memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi
Dalam suasana yang menyenangkan anak
terbebas dari tekanan sehingga mempermudah penerimaan pesan yang
disampaikan oleh orang tua. Kondisi dimana anak berada dalam suasana
yang menyenangkan juga menjadi syarat penting bagi anak untuk dapat
berkreasi (bebas dari tekanan).
Prinsip 18 Orang tua menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih termotivasi
Suasana bersemangat harus diciptakan untuk mendorong anak memusatkan
perhatiannya pada materi yang sedang disampaikan dan memahami pesannya
sehingga anak termotivasi dalam belajar.
Orang tua bisa membangun semangat anak dengan cara memposisikan diri
sebagai partner atau teman bagi anak dalam memahami materi atau mencapai
suatu hasil. Jadi anak tidak merasa harus berjuang sendiri ketika
menemui materi yang sulit, tetapi ada orang tua yang memosisikan diri
sebagai teman untuk bersama-sama mempelajari materi tersebut.
Prinsip 19 Orang tua menjaga konsentrasi anak, anak efektif dalam mendalami materi
Bukan anak-anak kalau konsentrasinya tidak mudah terbelah. Sudah
menjadi sifat alami anak, jika ia tengah asyik bermain sesuatu, lalu ada
mainan lain yang lebih menarik, maka ia meninggalkan permainannya yang
lama menuju permainan yang baru. Ini menjadi kendala utama anak dalam
menyerap dan memahami suatu hal, konsentrasi. Maka dalam menerima pesan
yang disampaikan, perhatian adalah hal yang utama yang harus dijaga anak
agar pesan dapat diterima. Untuk itu orang tua hendaknya selalu menjaga
perhatian anak dengan berbagai cara agar pesan yang disampaikan dapat
diterima.
Prinsip 20 Orang tua memberikan penghargaan (reward) yang
bervariasi, anak mempunyai motivasi untuk menghasilkan karya yang
terbaik
Pemberian penghargaan yang paling sederhana adalah memberikan pujian.
Misalnya dalam kegiatan belajar mengenal buah-buahan dalm bahasa
inggris. Ketika anak mampu mengelompokkan buah-buahan berdasarkan
rasanya, menyebut nama buah dengan bahasa inggris yang benar, kita dapat
memberikan penghargaan. Penghargaan dapat diciptakan dalam bentuk
kretif, misalnya jika anak dapat memberikan jawaban yang benar, maka ia
berhak mendapatkan pin dari buah-buahan itu.
Prinsip 21 Orang tua mengembangkan cara inovatif dalam mengajar, anak belajar berfikir luas
Belajar hampir sama dengan makan. Bila makan yang disantap adalah
bahan makanan agar menjadi energy untuk pertumbuhan, maka belajar adalah
proses menyantap berbagai informasi menjadi pengetahuan yang
terstruktur. Jika makanan disajikan tanpa variasi, akan menyebabkan
bosan, begitu pula dengan belajar. Anak perlu mendapat perlakuan
variatif dalam belajar, agar ia terhindar dari rasa bosan. Orang tua
hendaknya mengembangkan cara-cara baru atau inovatif dalam menyampaikan
pesannya kepada anak. Hal lain selain untuk menghindari kebosanan anak
dalam menerima pesan, juga melatih anak untuk berfikir divergen, tidak
terpaku pada satu cara tetapi mampu melihat cara-cara lain yang mungkin
diterapkan.
Prinsip 22 Orang tua menggunakan ekspresi mimik dan gerak, anak belajar untuk menghayati pekerjaan
Raut muka atau mimik wajah sanggup menceritakan apa isi hati kita,
dan tidak pernah bohong. Kita bisa mengetahui anak kita sedih jika raut
mukanya ditekuk, mata mulai berair, meski ia tidak mengatakan apa-apa
tentang kesedihannya. Sebaliknya ekspresi wajah suka cita juga akan
terlihat jelas, misalnya bila anak menerima hadiah dari kita dengan suka
cita. Raut wajah, mimik memang bisa memperkuat suasana yang tercipta,
dan ini menjadi modal kita dalam berkomunikasi dengan anak. Orang tua
dapat menggunakan ekspresi wajah, mimik, dan gerakan, ketika
berkomunikasi dengan anak. Ekspresi ini berfungsi untuk membangkitkan
suasana, membuat anak memjadi bagian dari komunikasi yang tengah
dibangun.
Simpulan
Kurangnya pemahaman pada anak terhadap cara anak berkomunikasi menyebabkan sering terjadinya miss communication. Mulai
dari orang tua yang terlalu memanjakan anaknya, hingga terlalu
mengekangnya tidaklah baik juga. Membebaskannya dalam berekspresi namun
tetap memperhatikan atau memberikan pengawasan apa yang dilakukan, serta
kurang pahamnya orang tua terhadap apa yang anak sebenarnya inginkan.
Dalam buku ini kita banyak membahas tentang kesenangan-kesenangan
anak dalam belajar yang banyak kita salah artikan, bagaimana cara anak
belajar, meskipun terkesan main-main, namun anak sebenarnya banyak
belajar dari apa yang mereka lakukan dan apa kesalahan mereka. Oleh
karena itu, dukungan dari orang tua sangatlah penting terhadap tumbuh
kembang anak. Bukan memanjakan atas apa yang selalu anak inginkan, namun
tetap memberikan pengawasan pada saat anak melakukan sesuatu.
Sumber : Junita, Ekomadyo. 2009. 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar