Sekilas mengenal Pembelajaran
Kontekstual
Dalam manajemen
pembelajaran ada berbagai jenis strategi pembelajaran salah satunya pembeljaran
kontekstual. Urgensi Pembelajaran
Kontekstual me Pembelajaran kontekstual bukan sebuah model dalam pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual lebih dimaksudkan suatu kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang lebih mengedepankan idealitas pendidikan
sehingga benar-benar akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan
efisien. Idealitas pembelajaran dimaksudkan melaksanakan
proses pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada upaya pemberdayaan siswa
bukan penindasan terhadap siswa baik penindasan secara intelektual, social
maupun budaya.
P |
embelajaran
yang efisien Istilah efisien dalam pembelajaran tentunya tidak sama dengan kata
efisien dalam ilmu menejemen. Efisien biasanya seringkali disandingkan dengan
kata efektif. Dalam ilmu menejemen, efektif berarti berhasil guna sedangkan
efisien berarti berdaya guna. Secara terminologis, efisien diartikan sedikitg
biaya atau waktu tetapi memperoleh hasil secara optimal, biaya minimal, hasil
maksimal.
Problem
Pembelajaran Problem dalam kajian ilmu penelitian seringkali didefinisikan
adanya kesenjanagan antara harapan (yang dicita-citakan) dengan kenyataan (yang
dihasilkan). Dengan demikian perlu ada upaya untuk lebih mengarah kepada
sesuatu seperti yang diharapkan. Idealisme pembelajaran adalah ingin memberdayakan
atau membimbing siswa agar memiliki sikap dan perilaku yang baik, jika
pembelajaran justru melahirkan perilaku guru yang kasar, angkuh, manakutkan
bagi siswa serta melahirkan proses penindasan berarti pembelajaran itu
mengandung problem. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan dari seberapa
jauh guru mampu mengeliminir atau menyelesaikan problem pembelajaran. Semakin
sedikit problem pembelajaran yang muncul selama proses pembelajaran akan
semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu sebaliknya Guru dan
Kurikulum Berbicara guru dan kurikulum berarti membicarakan hubungan atau
keterkaitan secara sinergis antara guru dengan proses penyampaian materi
pelajaran. Dalam realitas sistemik kurikulum merupakan komponen dalam
pendidikan atau pembelajaran yang tidak boleh dinafikan. Kurikulum merupakan
acuan (materi) yang perlu dipahamkan kepada siswa sehingga benar-benar terjadi
perubahan dalam diri siswa baik perubahan aspek kognitif, affektif maupun
psikomotorik.
TEORI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Buku ini akan memuat
berbagai hal yang memuat kritik dan solusi proses pembelajaran agar
pembelajaran benar-benar berjalan sebagaimana mestinya sehingga benar-benar
mampu merubah atau memberdayakan potensi yang ada dalam diri siswa baik potensi
intelektual (kognitif), potensi moral kepribadian (affektif) dan potensi
ketrampilan mekanik (psikomotorik). Diakui atau tidak realitas pembelajaran
cenderung berjalan secara statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada
kemandulan intelektual" siswa. Dalam proses pembelajaran seringkali muncul
suasana yang tidak nyaman, menakutkan, stress bagi iowa. Kenyataan menyebabkan
rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya siswa sulit menerima
materipelajaran Ertentu. Sebenarnya tidak ada materi pelajaran yang sulit,
hanya psikologis yang negatif maka siswa akhirnya merasa kesulitan dalam am
memahamai materi pelajaran tertentu
Salah satu kunci
keberhasilan dalam proses pembelajaran tidakaa lain harus dilakukan melalui
pembelajaran kontekstual yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan
cara-cara yang lebih manusiawi dan selalu menyesuaikan dengan dinamika
perkembangan siswa maupun dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemahaman
tentang Sistem ring didefinisikan suatu bangunan atau organisasi/lembaga yang
terdiri dari berbagai sub komponen/ emen, yang saling berinteraksi,
berinterdependensi, dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka
akan menganggu komponen lainnyaserta menganggu kualitas kinerja dari organisasi
tersebut. Yang masuk kategori sistem dianataranya manusia, mobil, rumah,
lembaga sekolah, proses pembelajaran dan amsih banyal lahgi yang tidak mungkin
disebut dalam buku ini. Banyak para ahli pendidikan mengatakan bahwa pendidikan
adalah merupakan sistem terbuka (open system). Artinya proses pendidikan sangat
ditentukan oleh perkembangan atau dinamika perkemban gan dari luar pendidikan.
Oleh sebab itu pendidikan harus mampu merespon perkembangan dan dinamika yang
ada diluar pendidikan, misalnya dinamika budaya, sosial, teknologi dan politik.
Teori Belajar Behavioristik
Proses pembelajaran
dipengaruhi juga oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori belajar. Ada
beberapa jenis aliran atau faham yang dapat dijadiakn inspirasi untuk melakukan
proses pembelajaran. Salah satu aliran teori humanistik kaitannya dalam proses
pembelajararn Secara umum teori humanistik itu lebih melihak sosok atau
kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara
empirik. Inti dari teori behavioristik tereak pada upaya memahami perilaku
secara total yang akhirnya muncullah cabang ilmu pengetahuan Psikologi
Humanistik. Istilah Psikologi humanistik mulai diperkenalkan oleh sekelompok
ahli psikologi sekitar tahun 1960-an dengan bekerja sama dengan tokoh teori
psikoanalisa Abraham Maslow yang terkenal dengan kebutuhan dasar (basic needs).
Tokoh teori humanistik
yang terkenal adalah Abraham maslow dan Carl Roger. Karya monumental Maslow
antara lain : Toward a psikology of
Being (1962), Relegious and Peak Experience (1964), The psikology of Science: A
Reconnaissance (1966), Motivation and personality (1970) diar per Inti pikiran
Maslow antara lain (a) individu sebagai keseluruhan (b) tidak relevan pemahaman
manusia melalui penyelidikan hewan (c) manusia pada dasarnya memiliki pembawaan
(d) pada hakekatnya manusia itu memiliki potensi kreatif (e) Menekankan yan
Sepe kesehatan psikologi manausia.
Pembelajaran Menurut Teori Kognitif
Kognitif
adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi inteletual yang erdiri dari tahapan (a) pengetahuan
(kowledge) (b) Pemahaman (comprehention), (c) Penerapan (aplication), (d)
analisa (analysis), (e) sintesa (sinthesis), (f) Evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional/akal. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau
upaya untuk mengoptimalkan kemamapuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang
lain. Oleh sebab itu teori kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang
lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Teori
kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model
perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih
kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek.
Belajar Menurut Teori Konstruktivisme
Constructivism merupakan teori dari Piaget,
Contructivism juga bagian dari teori kognitif. Teori kognitif dalam belajar
memiliki perbedaan dengan cara pandang teori konstruktivisme. Dimana menurut
cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun
pengetahuan melalui pengalaman nyata dariu lapangan. Artinya siswa akan cepat
memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada
didalam masyarakat. Konsekuensinya pembelajaran harus mampu meemberikan
pengalaman nayata bagi siswa. Sehingga model pembelajarannya dilakukan secara
natural. Penekanan teori kontruksitivisme bukan pada membangun kualitas
kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari
realitas lapangan. Belajar bukanlah proses teknologisasi (robot) bagi siswa,
melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan.
Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat
normatif (tekstual) tetapi hanus juga menyampaikan materi yang bersifat
kontekstual. Contoh ketika guru menyampaikan /mengajar materi sholat, tidak
cukup hanya menjelaskan materi norma-norma tentang sholat semacam syarat dan
rukun sholat, tetapi juga harus menjelaskan dan membangun penghayatan makna
sholat dalam kehidupan. Sehingga akhirnya siswa dan msyarakat benar-benar mampu
memberikan jawabana secata akademik tentang bunyi ayat Inna shilata tanha anil
fakhsa walm ungkar (Sholat adalah mencegah perbuatan daregiatani yang fakhsa'
dan mungkar). Teori kontsruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang
harus bersifat kolektiv atau kelompok. Proses sosial masing- masing siswa harus
bisa diwujudkan. Asri Budiningsih dalam buku Pembelajaran Moral menyatakan
bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada dalam
diri siswa Didalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan,
terdapat tata hubungan, tata tingkah laku dan sikap diantara sesama manusia.
Konsekuensinya, sisiwa harus memiliki ketrampilan untuk menyesuaiakan diri
(adaptasi) secara cepat
Kesimpulan
Berdasarkan dari teori yang saya pelajari dari
buku pembelajaran secara kontekstual
dan hubungan dengan psikolog komunikasi dengan mata kuliah saya yaitu adalah
bahwa peran seorang pengajar sangat penting untuk menerapkan beberapa metode
terbaru dengan cara mengajar yang jauh lebih baik dengan tujuan mengembangkan
pemikiran siswa yang lebih mendukung dengan cara yang baik pula yaitu mengajak
siswa untuk berpikir lebih idealisme dan kritis disamping menjadikan siswa yang
pro-aktif juga mengembangkan daya pikir yang sehat dan mental yang bagus
kedepannya untuk para siswa.
SUMBER ; M. Saekhan
Muchith S.Ag., M.Pd., Pembelajaran
Kontekstual
(Cetakan Pertama, Desember 2007),
RaSAIL media grup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar