Selasa, 05 Juni 2012

Dinamika Kelompok


Tuntutan bahwa dakwah harus dilaksanakan oleh setiap mukmin untuk mewujudkan rahmatan lil alamin tak dapat ditawar-tawar lagi. Proyek dakwah yang besar ini tidak dapat dipikul oleh seorang saja, melainkan dipikirkan dan dilaksanakan secara bersama dalam satu ikatan amal jama’i.

Dalam perkembangannya, pelaksanaan dakwah ilallah ini banyak menemukan masalah-masalah di lapangan. Permasalahan ini tak pelak menyertai setiap aktivis dakwah dalam setiap langkah-langkahnya.

Melihat hal tersebut, makin dirasakan perlunya bekerja dalam tim untuk mengatasi masalah-masalah dalam berbagai bidang. Agar kerja tim dapat berhasil dengan baik, para anggotanya perlu memiliki kemampuan berinteraksi dan mengadakan hubungan antarpribadi yang baik. Kemampuan ini sangat membantu dalam menghidupkan amal jama’I dalam tataran halaqoh atau yang lebih besar dari itu.

Pengertian

Adanya kerja tim dalam ikatan halaqoh tarbiyah memungkinkan terciptanya dinamika kelompok. Di dalam dinamika kelompok inilah setiap anggota akan mengenali perasaan-perasaan anggota timnya, mengenali permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam halaqoh tarbiyah timnya, mengatasi permasalahan-permasalahan dalam aktivitas halaqohnya, dan pada gilirannya mampu mendinamiskan halaqoh timnya sehingga benar-benar halqoh muntijah itu bukan sekadar utopia belaka atau konsep saja.

Di dalam buku Dinamika kelompok oleh Drs. Slamet Santosa, M.Pd., dikemukakan bahwa dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Setiap anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Ciri-ciri nya adalah:
  1. Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi antaranggota dan tertuju dalam tujuan yang sama,
  2. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain,
  3. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka mencapai tujuan bersama, dan
  4. Adanya penegasan dan peneguhan adab-adab tingkah laku antaranggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok.
Dengan demikian, urgensi mengetahui dan melaksanakan dinamika kelompok diantaranya adalah :
  1. Proyek dakwah dari Allah SWT ini tidak dapat dipikul dan dilaksanakan sendiri
  2. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, di mana pun ia berada
  3. Individu tidak dapat bekerja sendiri di dalam kehidupannya
  4. Dalam suatu ikatan halaqoh tarbiayah atau suatu ikatan masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja agar dapat terlaksana sesuai dengan ketentuannya
  5. Mewujudkan amal jama’I yang sehat

Kendala yang terjadi dalam suatu kelompok

Persoalan-persoalan yang ada dalam dinamika kelompok yang dapat dijumpai dalam ikatan halaqoh adalah sebagai berikut:
 
1)   Kohesi/persatuan
 Dalam persoalan kohesi ini akan terlihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokkan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya. Dalam kasus ini misalnya seorang a’dho/anggota merasa bermasalah dengan tingkat kehadiran anggota yang lain sehingga ikut mempengaruhi dirinya dalam menilai kelompok halaqohnya. Kasus lain misalnya, dDia bukan berada dalam satuan pekerjaan yang sama dengan anggota lain, usia anggota sangat berjauhan, dan sebagainya.
 
2)  Motive/dorongan
       persoalan motive atau dorongan ini berkisar kepada ketertarikan anggota terhadap kehidupan kelompok seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok dan sebagainya. Kasus ini misalnya adanya a’dho yang tidak memiliki quwwatul indhifa’ dalam berhalaqoh sehingga selalu mengalami kendala dalam aktivitas halaqohnya
 
3)   Struktur
 Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya. Misalnya, kasus seorang murobbi yang tidak memberikan tugas secara proporsional kepada seluruh anggotanya menyebabkan struktur halaqoh pincang.
 
4)   Pimpinan
       persoalan yang satu ini tidak kalah pentingnya pada kehidupan berkelompok. Hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pemimpin, dan sebagainya. Ada kalanya ketidakcocokan antara murobbi dengan anggotanya lebih disebabkan gaya kepemimpinannya dalam mengelola aktivitas halaqoh yang dianggap tak sesuai dengan harapan anggota
 
5)      Perkembangan kelompok
       persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota kelompok tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti anggota yang sering dipindah-pindah, atau ditinggal murobbi tanpa pengontrolan, keringnya nuansa ukhuwah antaranggota.

Solusi atas Kendala yang terjadi

Sering dalam interaksi antaranggota terjadi konflik antaranggota, anggota dengan murobbinya, anngota dengan keluarganya dan sebagainya. Konflik ini perlu dicarikan solusinya dengan tepat. Dengan solusi yang tepat diharapkan konflik mereda dan hilang sama sekali, sebaliknya bila solusinya tidak tepat, konflik  masih tetap ada bahkan bias jadi membesar dan menyebabkan kefuturan bagi anggota itu karena akumulasi kekecewaan-kekecewaan. Bagaimana mengatasinya :

1)    Tentukan dahulu persoalan dengan tepat
2)    Munculkan perilaku asertif yakni
a.   keberanian dan kejujuran untuk mengungkapkan pendapat,    perasaan, kehendak, dan putusan pribadi seperti apa adanya tanpa merendahkan diri sendiri dan orang lain
b.  kesadaran akan hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain serta berupaya memenuhinya secara timbal balik    
3)  Mengembangkan  sikap mendengar aktif, pesan diri, dan umpan
     balik antar peserta dengan murabbi
4)  Gunakanlah manajemen konflik untuk menyelesaikan persoalan
     secara win-win solution
5)  Mengembangkan hikmah syura dalam halaqoh tarbiyah

Amal Jama’I

Di bagian atas telah dijelaskan dinamika kelompok mulai dari pengertian, arti pentingnya, kendala, dan solusi. Kini akan dijelaskan pula mengenai amal jama’i.
Dakwah secara berjamaah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat bagi gerakan Islam. Sebaliknya, seperti yang sudah diungkapkan pada awal modul ini – dakwah sendirian akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan ajaran Islam pada umat manusia. Atas dasar ini Allah SWT mengisyaratkan dalam AL Quran dengan firman-Nya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru  pada kebaikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imaran : 104)
 
Tampak dalam ayat tersebut Allah SWT mewajibkan pelaksanaan dakwa secara bersama. Sebab ikhtiar perseorangan dengan cara sendiri-sendiri tidak akan mampu memikul segala tugas dan tanggungjawab dakwah dan tidak akan berdaya melaksanakan segala tuntutan perjuangan dakwah dalam rangka memberantas segala kejahatan yang ada di muka bumi dan menghancurkan akar-akar jahiliyah.

Amal jama’I mulai diwujudkan dalam tataran halaqoh tarbiyah. Di sanalah sang murabbi akan menjadi fasilitator bagi terwujudnya amal jama,I bersama para anggotanya.

Urgensi Amal Jama,I

Urgensi amal jama’I dalam Islam adalah :
1)    tuntutan sunnatullah fil alam
2)    tuntutan sunnatul basyar
3)    tuntutan kerja amaliyah dakwah untuk menghadaipi musuh-musuh Allah SWT
4)    tuntutan karakteristik gerakan dakwah

Pokok-pokok Amal Jama’I

Pokok-pokok amal jama’I meliputi :
  1. sehatnya orientasi (ittijah) anggota ( 6 : 75-79) yang meliputi sehat mabdanya (lillah), sehat manhajnya (billah), dan sehat ghoyahnya (ilallah)
  2. sehatnya loyalitas (wala’u) anggota (2: 130-132) yang merupakan penerjemahan dari sehatnya ketaatan kepada Allah, Rasul, dan pemimpin-pemimpinnya
  3. sehatnya amal anggota (2:124) dengan karakter anggota yang berkorban (tadhiyah), bersungguh-sungguh (jiddiyah), dan berkelanjutan (istimroriyah)  untuk menopang jihad di jalan Allah

Sasaran Amal Jama’I

Sasaran amal jama’I pada setiap anggota adalah :
  1.  tercapainya perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan evaluasi atas amal-amal dakwah secara baik dalam halaqoh tarbiyah melalui sarana proyek-proyek kecil hingga berskala besar, baik dalam bentuk kepanitiaan majlis ta’lim, rihlah, pernikahan, badan usaha, dan sebagainya 
  2. tercapainya keterlibatan anggota secara aktif dalam menyukseskan amal jama’I di halaqoh tarbiyahnya  pada skala kecil atau jamaah secara lebih luas.
  3. Tercapainya pemahaman peserta yang shahih tentang amal jama’

Mendinamiskan Halaqoh

Berikut ini disampaikan beberapa upaya untuk mendinamiskan halaqoh tarbiyah :
  1. murobbi mengenali anggota-anggotanya secara baik meliputi pengenalan zhohiri dan ma’nawi
  2. menciptakan iklim halaqoh tarbiyah yang kondusif bagi pemunculan ukhuwah bainal a’dho, ketsiqohan dengan murobbi, dan ketaatan anggota pada murobbinya
  3. menggunakan berbagai sarana tarbiyah secara optimal dan tepat untuk berbagai keperluan  dan mengembangkannya
  4. menjaga keistimroriyahan perjalanan halaqoh tarbiyah untuk mencegah dampak insyilah akibat ketidakhadiran anggota dalam halaqoh tarbiyah

Penutup

Demikianlah modul dinamika kelopok ini dibuat. Dengan harapan akan terwujudlah upaya melatih berdinamika kelompok antaranggota untuk mewujudkan amal jama’I dalam halaqoh tarbiyah. Modul ini akan dilengkapi dengan berbagai metode penyampaian materi ke arah pelatihan hingga sesuai dengan apa yang diharapkan.

Maroji’
  1. Drs. Slamet Santosa, M.Pd. Dinamika Kelompok
  2. Pelatihan Dinamika Kelompok
  3. Mustafa Masyhur, Amal Jama’I
  4. Hildegard Wenzler-Cremer dan Maria Fischer, Proses Pengembangan Diri

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Nama

Email *

Pesan *